Share

19. Prioritas Utama

Keira membuka matanya perlahan dan mengerjap beberapa kali, mencoba menyesuaikan pandangannya dengan cahaya di sekitarnya. Namun, begitu melihat wajah Bara yang tersenyum tipis di sebelah ranjangnya, rasa kesal langsung menyeruak dari dalam dada. 

“Kenapa sih setiap aku di rumah sakit, orang pertama yang aku lihat pasti Om Bara?!”  keluh Keira, suaranya penuh nada sebal. Ia memicingkan mata tajam menatap pria yang duduk di samping ranjang rawatnya.

Suara tetesan infus yang jatuh satu demi satu dan aroma antiseptik yang khas memenuhi udara, menambah rasa tak nyaman yang sudah menderu dalam dadanya.

Keira memang tak terkejut mengapa ia bisa berada di rumah sakit. Sudah lebih dari semingguan ini Keira merasa mudah lemas, dadanya sesak, dan kepalanya sering pusing berkunang-kunang.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status