Share

Buat Dia Menderita!

Setelah meninggalkan pesta pertunangan Reval dengan perasaan campur aduk, Karenina duduk diam di kursi roda, wajahnya tegang dan penuh amarah. Perawat yang mendampinginya bertanya dengan sopan, “Nyonya Nina, apakah Anda ingin segera ke mansion, atau ada tempat lain yang ingin dikunjungi?”

“Langsung ke mansion,” jawab Karenina singkat, suaranya nyaris berbisik, tetapi tajam. 

Meski amarahnya mendidih, Karenina berupaya menahan diri. Tidak ada gunanya meledak sekarang, di depan orang-orang yang ia anggap remeh seperti perawat atau sopir. Itu hanya akan membuat harga dirinya semakin hancur. 

Sepanjang perjalanan pulang, Karenina terdiam. Kedua tangannya mengepal di atas pangkuan sementara matanya memandang kosong keluar jendela mobil. Suasana hening, hanya ada suara mesin mobil yang berderum pelan di antara jalanan malam yang sepi. 

Ia memikirkan semua yang terjadi malam itu. Almeera—wanita yang paling ia benci&md

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status