Share

4. Pertemuan Tak Terduga

Author: Black Rose ink
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tak terasa sang mentari kini mulai menyembul dari tempat persembunyiannya. Semburat warna kuning yang selalu dinantikan oleh semua insan manusia untuk melanjutkan perjalanan hidupnya.

Pagi ini seperti biasa Berli yang selalu bangun lebih awal, memilih untuk menunggu Ibu atau Kakaknya bangun tidur untuk membersihkan dirinya.

"Mengapa Ibu tak kunjung bangun ya? Apakah aku harus mengetuk pintunya? Tetapi bagaimana kalau mereka akan marah?"

Kini kegelisahan menyelimuti hati gadis malang itu. Niat ingin berangkat bekerja pagi, tetapi pintunya belum kunjung terbuka dan masih terkunci.

"Ya Allah, mengapa mereka tidak bangun-bangun? Bagaimana kalau aku berangkat kesiangan? Pasti nanti sudah banyak pemulung yang sudah lebih dulu mengambil alih tempatku." keluh Berli.

CEKLEK!

Tepat saat dia mengeluh pintu pun terbuka lebar, sehingga membuat gadis itu langsung mengembangkan senyumannya.

"Alhamdulillah. Akhirnya Ibu bangun juga. Maafkan Berli, Bu! Berli mohon izin untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum berangkat bekerja." ucap Berli sambil memandangi wajah Ibunya yang masih terlihat malas.

"Ya, ya. Cepatlah dan segera berangkat bekerja! Aku tidak ingin menampung dan memberikanmu makanan gratis tanpa berusaha. Dan ingat baik-baik! Hari ini kamu harus bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan uang. Kalau tidak kamu yang akan aku jual kepada Juragan Anton sebagai pelunas hutang!" celetuk Lusi.

DEGH!

"Ba-baik, Bu. InsyaAllah aku akan mendapatkan uang lebih banyak lagi agar Ibu bisa membayar hutang itu." ucap Berli.

Inilah yang membuat gadis cantik itu giat bekerja. Karena tekanan dan ancaman yang dilontarkan oleh Ibunya, membuat dia harus bekerja keras membanting tulang demi keluarganya.

"Ya sudah. Cepatlah! Dasar lambat!" cetus Lusi.

Entah terbuat dari apa hati Ibu satu ini. Bisa-bisanya dia memperkerjakan putri bungsunya, sedangkan dia dan putri sulungnya hanya menikmati hasil kerja keras Berli.

"Ini baru permulaan, Berlian! Setelah ini kamu akan merasa sangat menyesal karena telah dilahirkan ke dunia ini. Dan aku akan membuat kehidupanmu seperti di neraka, karena rasa sakit hati ini tidak akan pernah bisa aku lupakan dengan mudah!" umpat Lusi sambil menatap tajam ke arah punggung gadis malang itu.

Ada rahasia besar apa yang disembunyikan oleh Lusi? Mengapa dia terlihat sangat membenci Berli? Bukankah dia juga putrinya? Tetapi mengapa gadis malang itu selalu dibedakan?

Pasti banyak sekali pertanyaan yang hinggap di dalam kepala reader 'kan? Pastikan kalian tidak melewati setiap episode terbaru gadis cantik itu ya?

Yuk kembali lagi ke kisah gadis malang itu!

***

Setelah selesai membersihkan diri, Berli segera bersiap-siap untuk memulung kembali dengan melumuri seluruh wajahnya dengan lumpur di samping rumahnya.

Wajah cantiknya yang kini terpaksa harus dia tutupi dengan lumpur, menjadikan dia persis seperti seorang pemulung sungguhan.

"Kamu memang pantas untuk menjadi seorang pemulung, Berli! Lebih baik kamu segera pergi dan membawakan uang yang banyak untuk kami! Cepat!" titah Berta disertai dengan bentakan keras.

Begitulah keseharian seorang Berlian Puspita di saat tempat yang seharusnya menjadi tempat ternyaman dan aman untuknya, kini justru berbanding terbalik dengan keadaan yang dia rasakan.

Pernah sekali gadis itu berpikir, apakah dia bukanlah anak kandung mereka sehingga dia diperlakukan berbeda?

Namun, gadis cantik itu segera menepis pikiran buruknya. Mengingat jika sang Ayah begitu sangat menyayangi dan memperlakukannya sama seperti Kakaknya.

Ya, meskipun Ibunya selalu saja mencari kesalahan-kesalahan kecil darinya, tetapi di saat sang Ayah masih ada gadis itu masih memiliki tameng untuknya berlindung.

"Bismillahirrahmanirrahim. Semoga hari ini aku bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari sebelumnya, agar Ibu tidak marah lagi kepadaku. Semangat Berli!"

Akhirnya gadis itu pun mengayunkan kakinya ke arah jalan raya. Dan baru saja di melangkahkan kakinya ke arah tujuannya. Tiba-tiba dia dihadang oleh seseorang yang beberapa waktu lalu tanpa sengaja bertemu dengannya.

"Lho... Anda?"

Meskipun Berli hanya sekali melihat orang itu, tetapi gadis itu masih mengingat dengan jelas siapa orang yang saat ini berada di depannya.

"Iya, Cantik. Ini aku. Apa kamu sudah ingat?" tanya orang itu.

"Em, ti-tidak, Tuan. Ma-maafkan, Saya!" sahut Berli sambil terbata.

"Terimakasih, Malaikat kecilku." timpal orang itu dengan seulas senyum.

Ya, orang yang baru saja menghadang Berli adalah Revandra atau lebih dikenal dengan Revan si pebisnis muda yang sangat dikenal ke kalangan bisnis.

"Sama-sama, Tuan." sahut Berli.

"Kalau begitu Saya pamit dulu. Saya harus bekerja." imbuh Berli.

"Bisakah sehari ini kamu menemaniku? Anggap saja ini sebagai tanda terimakasih ku karena semalam kamu sudah menolongku." ujar Revan.

"Maaf, Tuan! Bukannya Saya menolak niat baik Anda. Tetapi Saya benar-benar harus bekerja." tolak Berli secara halus.

"Sehari aku akan memberimu lima juta. Apa kamu bersedia?" tawar Revan.

"Hah?!" pekik Berli.

Bagaimana tidak terkejut? Hanya menemani saja dia dibayar sebanyak itu. Benar-benar anak Sultan memang si tampan Revandra ini.

"Iya. Apa masih kurang? Bagaimana kalau aku tambah lagi? Apa kamu mau? Ayolah! Aku hanya ingin meminta waktumu sehari saja, bukannya mengajakmu menikah." celetuk Revan yang merasa gemas dengan ekspresi Berli.

"Eh?"

"Maksud saya bukan begitu, Tuan. Tapi--"

"Aku benar-benar memaksa dan tidak menerima penolakan!" paksa Revan.

Mau tidak mau, akhirnya gadis berpenampilan lusuh itu mengikuti langkah Revan yang memaksanya dengan menarik tangannya menuju ke dalam mobil berwarna hitam.

"Tu-tuan, jangan seperti ini! Saya bisa jalan sendiri." tegur Berli.

Pertemuan tak terduga diantara mereka tentunya akan membawa dampak besar untuk kehidupan seorang Berlian dan Revandra.

Setiap pasang mata bagai CCTV untuk pebisnis muda itu. Bahkan hampir semua orang pasti mengenal pria tampan itu.

"Kita mau kemana, Tuan?" tanya Berli yang memberanikan diri bertanya kepada Revan.

"Ke rumah. Karena ada seseorang yang masih penasaran denganmu." sahut Revan.

"Hah?"

Related chapters

  • Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir    5. Siapa dia?

    Di sebuah mansion milik keluarga Bagaskara disinilah gadis malang itu berada. Tempat yang baru beberapa jam dia singgahi."Assalamu'alaikum?" ucap Berli sambil menundukkan kepalanya saat memasuki rumah bak istana itu."Wa'alaikumsalam. Wah, akhirnya kamu berhasil juga membawanya ke sini, Van. Bunda kira kamu tidak akan bisa menemukannya." ujar Fariza."Bagaimana mungkin aku tidak bisa menemukannya, Bun? Semalam saja dia seperti malaikat kecil yang menolongku dari mautku." timpal Revan sambil terkekeh.Sejenak pria itu melupakan masalahnya. Padahal baru beberapa jam sebelum kecelakaan itu terjadi dia sedang tidak baik-baik saja.Hatinya pun juga masih teramat sangat sakit akibat pengkhianat yang dilakukan oleh kekasihnya itu.Namun, demi permintaan sang Ibunda tercinta. Revan mengesampingkan rasa sakit hatinya demi mencari malaikat penolongnya.'Aku harus bisa melupakan wanita pengkhianat itu. Dan aku harus segera bangkit dari rasa sakit yang baru semalam dia torehkan. Demi Bunda dan A

  • Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir    1. Malaikat Kecil

    Dingin, basah, dan gelap...Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis yang bernasib malang. Berlari membelah derasnya hujan yang disertai dengan suara petir menggelegar.DUAARR!"Astaghfirullahal'adzim!" pekik gadis yang baru akan menginjak usia tujuh belas tahun.Dengan penuh keberanian, gadis cantik dan anggun itu terus berlari untuk mencari tempat yang teduh sebagai perlindungan dari derasnya hujan malam ini."Ayah, Berli takut! Temenin Berli, Yah!" pinta Berlian sambil memeluk dirinya sendiri yang telah basah kuyup diguyur hujan."Dingin, Ya Allah!" rintih Berlian disertai gigi yang bergemeletuk.Sembari menunggu hujan reda. Berli terus saja berdo'a, berharap jika gelapnya malam ini dia tidak sendirian di sebuah halte bus yang sudah sangat sepi.Tepat pukul sepuluh malam, hujan akhirnya reda. Dengan perlahan gadis berparas cantik itu berjalan sambil memeluk dirinya, dan membawa sebuah karung yang selalu menjadi teman kesehariannya.BRAK!Terdengar suara hantaman yang cukup keras te

  • Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir    2. Kagum

    "REVAN?!""Astaghfirullahal'adzim? Apa yang terjadi kepadanya?" pekik wanita cantik yang sudah memasuki kepala empat.Berli yang masih bergeming di tempat, kini hanya bisa menundukkan kepalanya sambil meremas ujung bajunya."Apa ada yang bisa menjelaskannya?" tanya sosok pria paruh baya yang saat ini sedang menatap penuh tanya kepada beberapa orang disekitarnya.Pria jangkung berkumis tipis kini langsung menyenggol lengan Berli. Seketika gadis cantik itu langsung mendongak dan menatap pria di sampingnya.Pak Ridwan adalah nama penjaga pintu masuk perumahan elit itu. "Bicaralah, Neng! Tolong jelaskan kepada orangtua Pak Revandra!" bisik Pak Ridwan yang meminta agar Berli membuka suaranya.Sebelum membuka suaranya sejenak Berli menghirup udara segar untuk mengurangi rasa gugupnya. 'Bantu aku untuk menjelaskan semuanya kepada mereka, Ya Allah!' batin Berli."Ma-maaf, Tu-tuan! Saya yang menemukan Tuan ini saat kecelakaan terjadi...." ucap Berli lirih dan terbata.Sosok pria berpawakan tin

  • Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir    3. Hukuman

    "Bagus ya? Sekarang kamu mulai berani pulang malam, hah?! Apakah kamu menjajakan diri te rlebih dahulu sebelum pulang? Dasar, jalaang kecil!" hardik wanita paruh baya disertai dengan tatapan mata tajam. DEGH! Seketika tubuh gadis itu membeku di tempat dengan mata yang membola sempurna, saat melihat siapa sosok yang selalu membuatnya ketakutan. "A-ampun, Bu! Ma-maafkan, Berli!" pinta Berli lirih. Kini tubuh gadis itu bergetar karena tatapan mematikan dari Ibunya. Melalui sorot matanya yang tajam sosok wanita paruh baya yang bernama Lusiana, selalu menjadi sosok yang sangat menakutkan untuk gadis cantik itu. Bagaimana tidak? Setiap kali Berli pulang terlambat atau tidak memberikan dia uang. Pasti gadis malang itu akan mendapatkan hukuman yang tidak manusiawi. Seperti halnya yang sudah terjadi saat Berli pulang tidak membawa hasil apapun. Tepat di saat itu juga Berli mendapatkan pukulan dari rotan, bahkan terkadang dia sama sekali tidak diberikan makan.Dan lebih parahnya lagi, s

Latest chapter

  • Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir    5. Siapa dia?

    Di sebuah mansion milik keluarga Bagaskara disinilah gadis malang itu berada. Tempat yang baru beberapa jam dia singgahi."Assalamu'alaikum?" ucap Berli sambil menundukkan kepalanya saat memasuki rumah bak istana itu."Wa'alaikumsalam. Wah, akhirnya kamu berhasil juga membawanya ke sini, Van. Bunda kira kamu tidak akan bisa menemukannya." ujar Fariza."Bagaimana mungkin aku tidak bisa menemukannya, Bun? Semalam saja dia seperti malaikat kecil yang menolongku dari mautku." timpal Revan sambil terkekeh.Sejenak pria itu melupakan masalahnya. Padahal baru beberapa jam sebelum kecelakaan itu terjadi dia sedang tidak baik-baik saja.Hatinya pun juga masih teramat sangat sakit akibat pengkhianat yang dilakukan oleh kekasihnya itu.Namun, demi permintaan sang Ibunda tercinta. Revan mengesampingkan rasa sakit hatinya demi mencari malaikat penolongnya.'Aku harus bisa melupakan wanita pengkhianat itu. Dan aku harus segera bangkit dari rasa sakit yang baru semalam dia torehkan. Demi Bunda dan A

  • Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir    4. Pertemuan Tak Terduga

    Tak terasa sang mentari kini mulai menyembul dari tempat persembunyiannya. Semburat warna kuning yang selalu dinantikan oleh semua insan manusia untuk melanjutkan perjalanan hidupnya.Pagi ini seperti biasa Berli yang selalu bangun lebih awal, memilih untuk menunggu Ibu atau Kakaknya bangun tidur untuk membersihkan dirinya."Mengapa Ibu tak kunjung bangun ya? Apakah aku harus mengetuk pintunya? Tetapi bagaimana kalau mereka akan marah?"Kini kegelisahan menyelimuti hati gadis malang itu. Niat ingin berangkat bekerja pagi, tetapi pintunya belum kunjung terbuka dan masih terkunci."Ya Allah, mengapa mereka tidak bangun-bangun? Bagaimana kalau aku berangkat kesiangan? Pasti nanti sudah banyak pemulung yang sudah lebih dulu mengambil alih tempatku." keluh Berli.CEKLEK!Tepat saat dia mengeluh pintu pun terbuka lebar, sehingga membuat gadis itu langsung mengembangkan senyumannya."Alhamdulillah. Akhirnya Ibu bangun juga. Maafkan Berli, Bu! Berli mohon izin untuk membersihkan diri terlebih

  • Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir    3. Hukuman

    "Bagus ya? Sekarang kamu mulai berani pulang malam, hah?! Apakah kamu menjajakan diri te rlebih dahulu sebelum pulang? Dasar, jalaang kecil!" hardik wanita paruh baya disertai dengan tatapan mata tajam. DEGH! Seketika tubuh gadis itu membeku di tempat dengan mata yang membola sempurna, saat melihat siapa sosok yang selalu membuatnya ketakutan. "A-ampun, Bu! Ma-maafkan, Berli!" pinta Berli lirih. Kini tubuh gadis itu bergetar karena tatapan mematikan dari Ibunya. Melalui sorot matanya yang tajam sosok wanita paruh baya yang bernama Lusiana, selalu menjadi sosok yang sangat menakutkan untuk gadis cantik itu. Bagaimana tidak? Setiap kali Berli pulang terlambat atau tidak memberikan dia uang. Pasti gadis malang itu akan mendapatkan hukuman yang tidak manusiawi. Seperti halnya yang sudah terjadi saat Berli pulang tidak membawa hasil apapun. Tepat di saat itu juga Berli mendapatkan pukulan dari rotan, bahkan terkadang dia sama sekali tidak diberikan makan.Dan lebih parahnya lagi, s

  • Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir    2. Kagum

    "REVAN?!""Astaghfirullahal'adzim? Apa yang terjadi kepadanya?" pekik wanita cantik yang sudah memasuki kepala empat.Berli yang masih bergeming di tempat, kini hanya bisa menundukkan kepalanya sambil meremas ujung bajunya."Apa ada yang bisa menjelaskannya?" tanya sosok pria paruh baya yang saat ini sedang menatap penuh tanya kepada beberapa orang disekitarnya.Pria jangkung berkumis tipis kini langsung menyenggol lengan Berli. Seketika gadis cantik itu langsung mendongak dan menatap pria di sampingnya.Pak Ridwan adalah nama penjaga pintu masuk perumahan elit itu. "Bicaralah, Neng! Tolong jelaskan kepada orangtua Pak Revandra!" bisik Pak Ridwan yang meminta agar Berli membuka suaranya.Sebelum membuka suaranya sejenak Berli menghirup udara segar untuk mengurangi rasa gugupnya. 'Bantu aku untuk menjelaskan semuanya kepada mereka, Ya Allah!' batin Berli."Ma-maaf, Tu-tuan! Saya yang menemukan Tuan ini saat kecelakaan terjadi...." ucap Berli lirih dan terbata.Sosok pria berpawakan tin

  • Istri Kecil Kesayangan Tuan Presdir    1. Malaikat Kecil

    Dingin, basah, dan gelap...Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis yang bernasib malang. Berlari membelah derasnya hujan yang disertai dengan suara petir menggelegar.DUAARR!"Astaghfirullahal'adzim!" pekik gadis yang baru akan menginjak usia tujuh belas tahun.Dengan penuh keberanian, gadis cantik dan anggun itu terus berlari untuk mencari tempat yang teduh sebagai perlindungan dari derasnya hujan malam ini."Ayah, Berli takut! Temenin Berli, Yah!" pinta Berlian sambil memeluk dirinya sendiri yang telah basah kuyup diguyur hujan."Dingin, Ya Allah!" rintih Berlian disertai gigi yang bergemeletuk.Sembari menunggu hujan reda. Berli terus saja berdo'a, berharap jika gelapnya malam ini dia tidak sendirian di sebuah halte bus yang sudah sangat sepi.Tepat pukul sepuluh malam, hujan akhirnya reda. Dengan perlahan gadis berparas cantik itu berjalan sambil memeluk dirinya, dan membawa sebuah karung yang selalu menjadi teman kesehariannya.BRAK!Terdengar suara hantaman yang cukup keras te

DMCA.com Protection Status