Dirinya putri keluarga konglomerat kaya?
Julia terdiam, ekspresi wajahnya berubah untuk sesaat. Pria di depannya terlihat meyakinkan, dia mengenakan setelan jas rapi dan wajahnya tidak kurang, tetapi mengapa otaknya sedikit agak aneh?
Dia tidak terlihat seperti orang gila, tetapi mengapa dia mengatakan kata-kata yang tidak masuk akal?
"Maaf, saya tidak mengerti apa yang anda katakan, dan dokumen ini terlihat seperti anda hendak menipu saya. Saya bukan orang kaya dan tidak memiliki uang, jika anda hendak menipu, maka anda salah orang."
Julia merasa menyesal seharusnya dia tidak membuang-buang waktu untuk berbicara dengan orang aneh, bagaimana mungkin dia percaya bahwa dia adalah putri konglomerat kaya raya?
Julia mulai berpikir apakah ini modus penipuan terbaru? Ataukah orang ini hendak mengajaknya masuk dalam ajaran sesat baru?
Ronald tertegun, mungkin benar bagi Julia dia adalah pria aneh seperti penipu, dia menemuinya dengan terburu-buru dan tiba-tiba mengatakan bahwa Julia adalah putri dari keluarga kaya.
"Nona, saya bukan seorang penipu. 25 tahun yang lalu terjadi penyerangan di mansion, saat itu kami tidak memiliki pilihan selain menyembunyikan anda demi keselamatan. Seorang pelayan membawa anda dengan terburu-buru tetapi kami kehilangan kontak dan menemukan pelayan jika itu sudah mati, kami kehilangan anda dan berpikir bahwa anda juga tidak selamat, itu membuat Tuan dan Nyonya terpuruk sepanjang waktu, tetapi kami juga tidak menyerah dan baru-baru ini kami menemukan bahwa putri keluarga Adrian masih hidup dan dirawat oleh seorang wanita bisu dan itu adalah anda. Nona Julia."
Julia mencoba mencerna situasi, dia melirik sekitaran siapa tau ada kamera tersembunyi.
"Tuan, lelucon anda sangat tidak lucu. Maaf, saya tidak memiliki waktu untuk mendengar semua lelucon anda."
"Saya tidak bercanda, saya bersungguh-sungguh. Anda adalah putri dari Tuan Jones dan Nyonya Elleys, bahkan tidak perlu melakukan tes lagi saya yakin itu adalah anda."
Ronald mengambil secarik foto Elleys dan menyodorkannya di depan Julia. "Siapapun yang melihatnya akan tau bahwa anda adalah putri Nyonya Elleys. Kalian berdua sangat mirip. Saya juga sudah melakukan penyelidikan dan semua bukti mengarah pada anda."
Julia kehilangan kata-katanya. Dia menatap foto seorang wanita cantik berambut pirang seperti dirinya. Di dalam foto, wanita itu tengah duduk dan menggendong seorang bayi di pangkuannya. Senyuman wanita itu terlihat indah, mata birunya sama seperti dirinya.
"Ini foto anda ketika masih kecil, anda mungkin tidak tau, tetapi ini benar-benar anda." Ronald menunjuk bayi yang berada dalam pelukan Elleys. "Nyonya sangat menyayangi anda, ketika Nyonya tau anda hilang, Nyonya jatuh sakit dan pingsan dari waktu ke waktu. Dia tidak lagi tersenyum seperti sebelumnya dan Tuan sama terpuruknya, dia seperti orang gila yang terus-menerus mencari anda kemana-mana."
Julia tertegun, apakah kata-kata pria di depannya ini sebuah kebenaran? Apakah ini ibunya? Benar-benar ibunya? Apa maksudnya itu? Dia selalu mendengar bahwa keluarganya membuangnya, mereka tidak menyukainya karenanya dia dibuang dipinggir jalan, semua orang mengatakan bahwa dia anak sial, pertama orang tuanya membuangnya dan Norma ibu angkatnya juga meninggalkannya. Dia menjadi yatim piatu untuk kedua kalinya. Tetapi apa yang baru saja dia dengar? Dia masih memiliki orang tua dan mereka tidak meninggalkannya?
Jika ini sebuah rekayasa, orang ini sungguh seorang penipu yang handal.
"Tidak, tidak mungkin. Anda pasti salah orang, Ibu dan ayah saya sudah meninggal, ibu hanya pelayan dan ayah hanya pekerja serabutan, saya bukan putri keluarga yang anda maksud."
Pria itu menggelengkan kepala. "Tidak, ini kebenaran, anda lebih tau bahwa anda bukan putri kandung mereka, anda adalah putri dari Jones Adrian. Lagipula, tidakkah anda merasa bahwa anda terlalu mirip dengan Nyonya Elleys? Anda persis seperti Nyonya ketika Nyonya seumuran anda, Semua orang yang melihat akan tau bahwa anda putrinya terutama warna rambut dan mata anda."
Julia terdiam dia masih bingung dengan fakta baru yang dia dengar, sulit baginya untuk percaya bahwa dia putri keluarga kaya, bahwa dia putri dari wanita cantik di foto ini. Dia bingung tidak tau bagaimana dia harus bereaksi.
"Saya tau ini pasti mengejutkan anda, sebenarnya Tuan dan Nyonya ingin menemui anda tetapi mereka takut anda membenci mereka. Jadi mereka mengutus saya untuk berbicara dengan anda terlebih dahulu, mereka ingin meminta maaf karena keputusan yang mereka ambil membuat anda menderita."
Julia masih terdiam, dia bingung dan bingung. Matanya kosong saat dia menatap lurus ke depan. Seolah-olah dunia berhenti di sana Julia merasa seakan pendengarannya mati, dia tidak mendengar apa pun selain keheningan.
Setelah beberapa saat, Julia kembali berbicara. "Anda mungkin salah orang, masih banyak orang lain yang mirip seperti Nyonya itu, itu bukan saya, saya yatim piatu, ibu saya sudah meninggal. Maaf, saya harus pergi sekarang."
Ronald sudah memprediksi reaksi Julia, tetapi tidak berharap Julia akan langsung menolak kebenaran seperti ini.
Ronald menatap Julia yang bangkit dari kursinya. Dia mengerti, Julia pasti masih bingung, jadi dia akan mendekatinya secara perlahan.
"Baiklah, saya akan datang lagi nanti, dan jika anda membutuhkan saya anda bisa menghubungi saya di nomor itu, saya akan menetap di sini sesuai perintah Tuan dan Nyonya. Satu hal yang harus anda tau, Nyonya dan Tuan tidak pernah membuang anda, mereka sangat menyayangi anda. Penyerangan yang terjadi membuat mereka tidak memiliki pilihan selain menyembunyikan anda demi keselamatan. Jadi, saya berharap anda tidak akan begitu membenci keluarga anda karena mereka benar-benar tidak membuang anda."
Julia tidak menjawab, dia pergi dari sana. Dia berjalan di trotoar dengan pikirannya yang kalut dan kusut. Dia tersandung beberapa kali hampir terjatuh. Apa yang baru saja dia dengar?
Selama ini dia berpikir keluarganya membuangnya, awalnya dia berpikir bahwa Norma adalah ibunya tetapi Jenny mengatakan bahwa itu bukan, dia hanya anak yang ditemukan di pinggir jalan, saat itu dia sangat sedih, setiap malam dia selalu menatap bintang dan bertanya-tanya di mana orang tuanya, dan mengapa dia ditinggalkan? Setiap malam dia berdoa hingga dia dewasa, tetapi bahkan doanya yang paling putus asa tidak pernah bisa mencapai langit malam.
Karenanya dia tidak lagi memikirkan orang tua kandungnya, keinginannya untuk bertemu orang tua kandung sudah tidak ada, mungkin karena dia kecewa hingga perasaan itu terkubur jauh di dalam tanah yang perlahan menjadi keras dan beku.
Tetapi sekarang? Kenyataan apa yang baru saja dia dengar?
Julia berjongkok ketika dia melihat bunga liar yang tumbuh di pinggir jalan.
"Aku selalu mengira bahwa aku adalah bunga liar yang tumbuh dipinggir jalan, bunga tanpa nama. Aku selalu merasa bahwa sekeras apa pun aku berusaha aku akan selalu menjadi bunga liar tanpa nama, aku akan selalu menjadi bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Tetapi tiba-tiba, seseorang mengatakan bahwa aku adalah bunga yang tumbuh di rumah kaca. Itu konyol, hingga aku tidak bisa percaya."
Julia mendesah pelan, dia bangkit berdiri. Perasaannya menjadi tidak jelas, entah mimpi atau kenyataan, entah dia harus senang atau sedih, keluarganya masih ada, orang tuanya masih hidup, dia bukan yatim piatu, tetapi hatinya tidak begitu senang seperti yang pernah dia bayangkan.
Julia kembali melangkah dan menjernihkan pikirannya.
Tepat pada waktunya, ponselnya berbunyi. Ibu mertuanya mengirimnya pesan berupa caci maki.
"Kau, di mana kau? Aku memintamu untuk membantu koki di dapur, beraninya kau kabur."
Julia segera membalasnya. "Koki memintaku untuk pergi dan membeli beberapa bahan makanan, aku sedang dalam perjalanan kembali." Setelah mengirim pesan balasan Julia menyimpan kembali ponselnya, bahkan tidak peduli ketika ibu mertuanya kembali mengirimkannya pesan dan menghubunginya. Ketika Julia tiba di rumah, Riley, sudah berdiri di kusen pintu dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Matanya melotot saat dia menatap Julia yang baru saja kembali. "Lihatlah, Nyonya Muda kita baru saja kembali dari bersenang-senang. Aku tidak pernah memberinya izin keluar tetapi dia tidak tahan. Dia bertemu pria di luar ketika putraku sibuk dengan perusahaannya. Betapa tidak tau malunya dia." Julia menghentikan langkahnya dan menatap ibu mertuanya. "Aku baru saja kembali dari membeli bahan makanan, koki memintaku membelinya. Aku tidak bersenang-senang dan tidak bertemu pria di luar." "Kau pikir aku tidak tau?" Riley mendengus saat dia melemparkan foto ke wajah Julia. "Apakah ini yang kau m
"Tuan Muda, anda mau kemana?" Asistennya panik melihat James bergegas pergi."Aku memiliki sesuatu yang harus diurus." Saat James mengatakannya dia bergegas keluar dari ruangan."Tetapi, rapat masih belum selesai dan jadwal anda hari ini sangat padat. Anda masih harus bertemu investor nanti." Asistennya buru-buru berjalan di sisi James dan menyamakan langkahnya hampir seperti berlari."Batalkan semuanya dan ubah untuk jadwal besok.""Tapi …"James tidak peduli, dia pergi menuju mobilnya dan segera kembali ke rumah. Dia mengemudi dengan kecepatan penuh bahkan mengabaikan lampu lalu lintas. Polisi yang berdiri di sisi mengumpatnya dengan keras. "Hey kau, aku sudah membaca nomor mobilmu, lihat bagaimana kamu memperpanjang SIM mu nanti."James melirik belakang mobil melalui kaca spion, dia mengabaikan teriakan polisi dan masih mengemudi dengan kecepatan penuh."Apa-apaan ini?" Beberapa orang menekan klakson dengan amarah."Apa kau bosan hidup?"Banyak pengemudi mengumpat tetapi James tet
James mengambil foto yang disodorkan padanya, matanya memicing, urat sarafnya menegang seketika. "Lihat ini, dia pikir kami bodoh, dia mengatakan bahwa itu orang asing yang hanya bertanya jalan, tetapi apakah orang asing akan berbincang seperti itu? Dia jelas berselingkuh." Riley dengan semangat berbicara. Rieta berseru dengan senang. "Julia, ini akan menjadi akhirmu, kau terus berpura-pura menjadi orang baik tetapi kau tidak lebih dari seorang jalang. Kakakku bekerja keras tetapi kamu pergi bertemu pria lain." Rahang James terkatup rapat, dia memegang erat foto di tangannya. "Hanya sebuah foto, aku juga sering minum dengan klien entah itu wanita atau pria." Riley menatap putranya dengan tidak percaya, dia sengaja meminta seseorang untuk membuntuti Julia dan kebetulan Julia bertemu seorang pria, dia senang fotografer itu mengambil fotonya dan dia menjadikan ini sebagai bukti kepada putranya, dia ingin menunjukkan bahwa Julia bukan wanita yang baik, tetapi putranya seperti orang bod
James kembali ke kantornya dan menangani beberapa masalah. Ketika waktu makan siang tiba, dia melihat adiknya duduk di sofa ruangannya. "Rieta, apa yang kamu lakukan di sini?"Rieta menolehkan kepalanya dan menatap James, dia bangkit dari sofa dan dengan wajah sedihnya berbicara. "Aku diminta Ibu untuk datang padamu."James mengangkat alisnya kemudian duduk di kursinya. "Apa yang ingin kamu bicarakan?"Rieta duduk di kursi dan menyimpan kedua tangannya di atas meja."Ibu memintaku untuk berbicara denganmu. Ini mengenai Julia."Raut wajah James berubah ketika nama Julia disebut. Dia menatap Rieta dengan tatapan dalam."Ada apa dengannya?""Kakak, kamu lihat sendiri bagaimana perlakuannya terhadap kami, kulit kepalaku masih sangat sakit dan ibu terus-menerus menangis. Dia benar-benar wanita yang jahat, bagaimana bisa kamu tertipu oleh wanita seperti itu?"Rieta berbicara dengan raut wajah kesal, dia datang setelah dibujuk oleh ibunya, meskipun kulit kepalanya masih sakit dia tetap perg
Ritea menghentikan langkahnya, dia berbalik dan menatap ke arah Jenny. Dia menyapu tubuh Jenny dan rasa jijik muncul di matanya."Bekerja sama dengan orang rendahan sepertimu? Mengapa aku harus melakukannya?"Rieta kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. Kekesalannya bertambah berkali-kali lipat, sangat sial! Hari ini dia dijambak Julia dan bertengkar dengannya, dan saat dia menemui kakaknya untuk meminta keadilan, kakaknya tetap tidak peduli padanya dan bersikap gigih dengan keputusannya. James terus-menerus membela Julia dan sekarang, dia masih harus bertemu orang sial lainnya.Jenny terkesiap, rahangnya hampir terjatuh, dia tidak berpikir bahwa dia akan langsung ditolak, dia buru-buru pergi dan menyusul Rieta, dia berjalan disisinya menyamakan langkahnya, sementara mulutnya terus berbicara. "Kamu tidak menyukai Julia dan aku juga sama, kita berada di kapal yang sama dan memiliki tujuan yang sama. Bukankah lebih baik jika kita bersatu dan bekerja sama untuk menyingkirkan Julia
Pelayan yang sedang mengelap meja tertegun, dia buru-buru menunduk dan meminta maaf. "Saya minta maaf, lain kali ketika Nyonya pergi saya akan menyampaikannya kepada anda."Pelayan bingung apakah Tuan Muda James marah karena istrinya tidak ada? Tuan Muda James yang tidak pernah mengatakan sepatah katapun ketika makan tiba-tiba mengeluh mengenai rasa masakan padahal dia selalu menyajikan rasa yang sama setiap kali dia masak. Sekarang dia memikirkannya. Apakah itu karena Nyonya Muda? Apakah dia marah karena Nyonya tidak ada?"Apa yang terjadi?" Seorang pelayan lain datang dan membantunya membersihkan meja. "Apakah Tuan Muda tidak menyukainya? Aneh, biasanya Tuan Muda makan dengan lahap.""Tuan Muda tidak puas dengan masakannya.""Tidak puas? Padahal rasanya sama dan bahan makanannya sama, aku sudah bekerja di sini lebih dari satu tahun, bahkan ketika suasana hati Tuan Muda tidak baik, dia masih makan dengan tenang dan teratur.""Itu karena masakan kita kurang, kuahnya terlalu berminyak
Ronald tertegun, awalnya dia berpikir Julia akan sangat senang. Tetapi, dia lebih tenang dari yang dia perkirakan, tatapan Julia tidak seperti tatapan anak hilang, dia tidak seperti sosok anak yang mencari keluarganya, dia penuh dengan pendirian dan keteguhan, sepertinya benar, jika mereka tidak menemukannya Julia juga tidak mengharapkan apapun termasuk sosok orang tua kandung."Saya mengerti apa yang anda rasakan. Tetapi… bagaimanapun anda masih memiliki keluarga. Mereka sangat menyayangi anda dan merindukan anda, mereka juga berharap bisa bertemu dengan anda lagi, Tuan dan Nyonya juga ingin meminta maaf kepada anda, lebih dari apapun mereka ingin menebus semua kesalahan mereka."Julia dengan tenang mengaduk kopi di cangkirnya, dia menjawab. "Aku tau, aku tidak mengatakan bahwa aku tidak ingin bertemu dengan mereka, aku hanya tidak begitu merindukan mereka seperti di masa lalu."Setelah mengalami begitu banyak hal di dalam hidupnya, Julia tidak lagi mengharapkan apa-apa, keluarga yan
Pelayan dengan panik pergi ke sisi lain dan mencoba menghubungi Julia kembali. Setelah lama berlalu dan ketika panggilan hampir berakhir, barulah diseberang sana Julia mengangkat panggilannya."Halo?"Suara Julia terdengar tenang seperti biasa, tetapi dia mendengar keributan di luar sepertinya Julia tengah berada di jalan."Nyonya, Tuan sudah pulang dan terus menunggu anda."Julia yang mendengar hal ini merasa bingung. James adalah suaminya, tetapi dia jenis suami yang acuh dan tidak peduli padanya, James jelas bukan tipe orang yang akan menunggunya pulang ke rumah. Dia tidak akan melakukan itu bahkan jika dunia runtuh. "James menungguku?""Benar, Tuan menunggu anda sejak Tuan kembali dari perusahaan. Saya menghubungi anda berkali-kali sebelumnya tetapi tidak dapat tersambung. Ketika Tuan bertanya kemana anda pergi, saya tidak dapat menjawab."Julia bingung, semakin dia mendengarnya, semakin bingung hatinya. James benar-benar menunggunya tetapi untuk apa? Pernikahan mereka tanpa cin
James menatap Julia dengan tatapan dingin, matanya menyala dengan kemarahan, rahangnya mengeras. Mata hitamnya dipenuhi kegelapan. Julia tertegun, dia terkejut dan tidak menyangka James akan menjawab seperti itu. Dia tidak pernah melihat James yang menatapnya dengan tatapan tajam juga James tidak pernah berbicara begitu lebar. Julia merasa ragu, tetapi dia masih berusaha untuk berbicara. Matanya menatap lurus ke arah mata James. "Itu tidak ada hubungannya dengan aku yang pergi keluar rumah dan tidak ada hubungannya dengan siapa yang aku temui, aku hanya merasa jika pernikahan ini sia-sia. Seperti kata ibumu, aku yatim piatu dari ibu yang bisu, aku tidak bisa memberimu manfaat, kamu bisa bersama wanita yang kamu sukai dan yang ibumu inginkan. Wanita hebat dari garis keturunan terhormat, bukan yatim piatu dari ibu bisu sepertiku. Aku akan menjalani kehidupan yang juga aku inginkan. Ini tidak merugikan siapapun, mengenai permintaan kakekmu bukankah dengan kamu menikahiku maka permint
Julia tertegun, bagaimana James tau? Apakah dia diikuti kembali seperti terakhir kali?"Aku hanya bertemu dengan teman lama. Apa yang salah?"Julia berusaha untuk tetap tenang, dia bingung mengapa dia gugup dan agak takut, dia bahkan tidak berselingkuh. Ronald hanya seseorang yang diutus ayahnya, dia bertemu karena ada beberapa hal yang ingin dia diskusikan, mengapa dia merasa seakan tertangkap basah karena telah melakukan suatu dosa?James menarik dirinya untuk menjauh. Apa yang salah? Benar, apa yang salah? Sedari awal pernikahan mereka juga bukan pernikahan karena cinta tapi karena tanggung jawab, jadi mengapa dia merasa tidak senang dan berperilaku tidak seperti biasanya?"Ini sudah malam dan kamu wanita yang sudah menikah, jika kamu pergi ke suatu tempat, bukankah kau bisa mengatakannya kepada pelayan? Atau kau juga bisa menghubungiku."Dahi Julia berkerut, dia bingung mengapa James bersikap seperti, sejak kapan dia begitu peduli kemana dia pergi dan siapa yang dia temui."Oh,
Pelayan dengan panik pergi ke sisi lain dan mencoba menghubungi Julia kembali. Setelah lama berlalu dan ketika panggilan hampir berakhir, barulah diseberang sana Julia mengangkat panggilannya."Halo?"Suara Julia terdengar tenang seperti biasa, tetapi dia mendengar keributan di luar sepertinya Julia tengah berada di jalan."Nyonya, Tuan sudah pulang dan terus menunggu anda."Julia yang mendengar hal ini merasa bingung. James adalah suaminya, tetapi dia jenis suami yang acuh dan tidak peduli padanya, James jelas bukan tipe orang yang akan menunggunya pulang ke rumah. Dia tidak akan melakukan itu bahkan jika dunia runtuh. "James menungguku?""Benar, Tuan menunggu anda sejak Tuan kembali dari perusahaan. Saya menghubungi anda berkali-kali sebelumnya tetapi tidak dapat tersambung. Ketika Tuan bertanya kemana anda pergi, saya tidak dapat menjawab."Julia bingung, semakin dia mendengarnya, semakin bingung hatinya. James benar-benar menunggunya tetapi untuk apa? Pernikahan mereka tanpa cin
Ronald tertegun, awalnya dia berpikir Julia akan sangat senang. Tetapi, dia lebih tenang dari yang dia perkirakan, tatapan Julia tidak seperti tatapan anak hilang, dia tidak seperti sosok anak yang mencari keluarganya, dia penuh dengan pendirian dan keteguhan, sepertinya benar, jika mereka tidak menemukannya Julia juga tidak mengharapkan apapun termasuk sosok orang tua kandung."Saya mengerti apa yang anda rasakan. Tetapi… bagaimanapun anda masih memiliki keluarga. Mereka sangat menyayangi anda dan merindukan anda, mereka juga berharap bisa bertemu dengan anda lagi, Tuan dan Nyonya juga ingin meminta maaf kepada anda, lebih dari apapun mereka ingin menebus semua kesalahan mereka."Julia dengan tenang mengaduk kopi di cangkirnya, dia menjawab. "Aku tau, aku tidak mengatakan bahwa aku tidak ingin bertemu dengan mereka, aku hanya tidak begitu merindukan mereka seperti di masa lalu."Setelah mengalami begitu banyak hal di dalam hidupnya, Julia tidak lagi mengharapkan apa-apa, keluarga yan
Pelayan yang sedang mengelap meja tertegun, dia buru-buru menunduk dan meminta maaf. "Saya minta maaf, lain kali ketika Nyonya pergi saya akan menyampaikannya kepada anda."Pelayan bingung apakah Tuan Muda James marah karena istrinya tidak ada? Tuan Muda James yang tidak pernah mengatakan sepatah katapun ketika makan tiba-tiba mengeluh mengenai rasa masakan padahal dia selalu menyajikan rasa yang sama setiap kali dia masak. Sekarang dia memikirkannya. Apakah itu karena Nyonya Muda? Apakah dia marah karena Nyonya tidak ada?"Apa yang terjadi?" Seorang pelayan lain datang dan membantunya membersihkan meja. "Apakah Tuan Muda tidak menyukainya? Aneh, biasanya Tuan Muda makan dengan lahap.""Tuan Muda tidak puas dengan masakannya.""Tidak puas? Padahal rasanya sama dan bahan makanannya sama, aku sudah bekerja di sini lebih dari satu tahun, bahkan ketika suasana hati Tuan Muda tidak baik, dia masih makan dengan tenang dan teratur.""Itu karena masakan kita kurang, kuahnya terlalu berminyak
Ritea menghentikan langkahnya, dia berbalik dan menatap ke arah Jenny. Dia menyapu tubuh Jenny dan rasa jijik muncul di matanya."Bekerja sama dengan orang rendahan sepertimu? Mengapa aku harus melakukannya?"Rieta kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. Kekesalannya bertambah berkali-kali lipat, sangat sial! Hari ini dia dijambak Julia dan bertengkar dengannya, dan saat dia menemui kakaknya untuk meminta keadilan, kakaknya tetap tidak peduli padanya dan bersikap gigih dengan keputusannya. James terus-menerus membela Julia dan sekarang, dia masih harus bertemu orang sial lainnya.Jenny terkesiap, rahangnya hampir terjatuh, dia tidak berpikir bahwa dia akan langsung ditolak, dia buru-buru pergi dan menyusul Rieta, dia berjalan disisinya menyamakan langkahnya, sementara mulutnya terus berbicara. "Kamu tidak menyukai Julia dan aku juga sama, kita berada di kapal yang sama dan memiliki tujuan yang sama. Bukankah lebih baik jika kita bersatu dan bekerja sama untuk menyingkirkan Julia
James kembali ke kantornya dan menangani beberapa masalah. Ketika waktu makan siang tiba, dia melihat adiknya duduk di sofa ruangannya. "Rieta, apa yang kamu lakukan di sini?"Rieta menolehkan kepalanya dan menatap James, dia bangkit dari sofa dan dengan wajah sedihnya berbicara. "Aku diminta Ibu untuk datang padamu."James mengangkat alisnya kemudian duduk di kursinya. "Apa yang ingin kamu bicarakan?"Rieta duduk di kursi dan menyimpan kedua tangannya di atas meja."Ibu memintaku untuk berbicara denganmu. Ini mengenai Julia."Raut wajah James berubah ketika nama Julia disebut. Dia menatap Rieta dengan tatapan dalam."Ada apa dengannya?""Kakak, kamu lihat sendiri bagaimana perlakuannya terhadap kami, kulit kepalaku masih sangat sakit dan ibu terus-menerus menangis. Dia benar-benar wanita yang jahat, bagaimana bisa kamu tertipu oleh wanita seperti itu?"Rieta berbicara dengan raut wajah kesal, dia datang setelah dibujuk oleh ibunya, meskipun kulit kepalanya masih sakit dia tetap perg
James mengambil foto yang disodorkan padanya, matanya memicing, urat sarafnya menegang seketika. "Lihat ini, dia pikir kami bodoh, dia mengatakan bahwa itu orang asing yang hanya bertanya jalan, tetapi apakah orang asing akan berbincang seperti itu? Dia jelas berselingkuh." Riley dengan semangat berbicara. Rieta berseru dengan senang. "Julia, ini akan menjadi akhirmu, kau terus berpura-pura menjadi orang baik tetapi kau tidak lebih dari seorang jalang. Kakakku bekerja keras tetapi kamu pergi bertemu pria lain." Rahang James terkatup rapat, dia memegang erat foto di tangannya. "Hanya sebuah foto, aku juga sering minum dengan klien entah itu wanita atau pria." Riley menatap putranya dengan tidak percaya, dia sengaja meminta seseorang untuk membuntuti Julia dan kebetulan Julia bertemu seorang pria, dia senang fotografer itu mengambil fotonya dan dia menjadikan ini sebagai bukti kepada putranya, dia ingin menunjukkan bahwa Julia bukan wanita yang baik, tetapi putranya seperti orang bod
"Tuan Muda, anda mau kemana?" Asistennya panik melihat James bergegas pergi."Aku memiliki sesuatu yang harus diurus." Saat James mengatakannya dia bergegas keluar dari ruangan."Tetapi, rapat masih belum selesai dan jadwal anda hari ini sangat padat. Anda masih harus bertemu investor nanti." Asistennya buru-buru berjalan di sisi James dan menyamakan langkahnya hampir seperti berlari."Batalkan semuanya dan ubah untuk jadwal besok.""Tapi …"James tidak peduli, dia pergi menuju mobilnya dan segera kembali ke rumah. Dia mengemudi dengan kecepatan penuh bahkan mengabaikan lampu lalu lintas. Polisi yang berdiri di sisi mengumpatnya dengan keras. "Hey kau, aku sudah membaca nomor mobilmu, lihat bagaimana kamu memperpanjang SIM mu nanti."James melirik belakang mobil melalui kaca spion, dia mengabaikan teriakan polisi dan masih mengemudi dengan kecepatan penuh."Apa-apaan ini?" Beberapa orang menekan klakson dengan amarah."Apa kau bosan hidup?"Banyak pengemudi mengumpat tetapi James tet