Julia segera membalasnya. "Koki memintaku untuk pergi dan membeli beberapa bahan makanan, aku sedang dalam perjalanan kembali."
Setelah mengirim pesan balasan Julia menyimpan kembali ponselnya, bahkan tidak peduli ketika ibu mertuanya kembali mengirimkannya pesan dan menghubunginya.
Ketika Julia tiba di rumah, Riley, sudah berdiri di kusen pintu dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Matanya melotot saat dia menatap Julia yang baru saja kembali.
"Lihatlah, Nyonya Muda kita baru saja kembali dari bersenang-senang. Aku tidak pernah memberinya izin keluar tetapi dia tidak tahan. Dia bertemu pria di luar ketika putraku sibuk dengan perusahaannya. Betapa tidak tau malunya dia."
Julia menghentikan langkahnya dan menatap ibu mertuanya. "Aku baru saja kembali dari membeli bahan makanan, koki memintaku membelinya. Aku tidak bersenang-senang dan tidak bertemu pria di luar."
"Kau pikir aku tidak tau?" Riley mendengus saat dia melemparkan foto ke wajah Julia. "Apakah ini yang kau maksud dengan pergi berbelanja? Betapa hebatnya dirimu, ini masih pagi dan kau sudah menggoda pria di luaran? Lihat wajah cerahmu saat kau berbincang dengannya, kau masih ingin mengelak bahwa kau tidak bertemu pria di luar?"
Julia menatap foto yang berserakan di bawah kakinya, dia mengambil satu foto dan wajahnya berubah masam. Itu adalah dirinya dengan pria yang dia temui barusan. Ronald, yang baru saja mengatakan kata-kata aneh padanya.
Mengapa ibu mertuanya memiliki foto ini?
Ah, rupanya dia meminta seseorang untuk mengikutinya.
"Ini hanya orang asing yang bertanya mengenai jalan."
"Orang asing? Apakah orang asing yang bertanya jalan akan berbincang denganmu sambil memesan minuman? Kau pasti berusaha keras untuk menggodanya dengan wajahmu itu, katakan padaku berapa banyak yang kau hasilkan? Berapa tarif yang kau pasang untuk satu kali kencan? Ya ampun, putraku pasti sudah disihir sehingga dia mau menikahi wanita jalang sepertimu."
Julia merasakan hatinya sakit, setiap caci maki dan hinaan yang datang dari mulut ibu mertuanya terasa seperti pisau yang menyayat hatinya, dia bukan patung dan hatinya tidak terbuat dari batu.
"Bu, aku tidak pernah menggoda siapa pun." Meski dia orang miskin dia tidak pernah menjual dirinya demi uang.
"Tidak pernah? Lalu bagaimana kau menjelaskan semua foto-foto itu? Kau sangat hebat, putraku baru keluar dari rumah tidak kurang dari satu jam tetapi kau sudah berhasil menggoda pria lainnya."
Julia menggelengkan kepala. "Dia benar-benar hanya orang asing, aku tidak pernah berselingkuh."
"Apakah ada penjahat yang mau mengakui kesalahannya? Aku memintamu untuk membantu koki dan mengerjakan pekerjaan rumah tetapi kau malah pergi untuk menjual dirimu."
"Bu, dia orang miskin, apalagi yang wanita seperti dia lakukan selain menggoda pria-pria lain? Dia tidak memiliki apapun selain tubuhnya untuk dijual. Dengan wajahnya itu dia pasti telah menipu pria sana sini." Rieta muncul di belakang ibunya, suaranya melengkingnya menggema di seluruh rumah. Dia menatap Julia dengan marah. "Bagaimana bisa kakakku menikah dengan wanita sepertimu?"
Riley mencemooh. "Kakakmu dibutakan olehnya, dia pasti sudah disihir. Wanita ini hanya jalang yang mencoba naik status menjadi seorang nyonya kaya. Sayangnya impiannya tidak akan terkabul."
Rieta mengangguk dia menambahkan. "Aku dengar ibunya yang bisu juga pernah merayu majikannya, dia dipukuli saat itu dan dipecat dari pekerjaannya, uang gajinya bahkan tidak keluar. Huh, itulah akibatnya jika dia berusaha memanjat ranjang orang kaya. Memang benar, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Karena ibunya jalang anaknya juga menjadi jalang."
Riley dan Rieta kemudian tertawa terbahak-bahak.
Julia mencengkram kuat foto di tangannya, dia bisa menerima hinaan yang datang untuknya tetapi tidak dengan hinaan untuk ibunya.
Setelah ayahnya meninggal, ibunya bekerja sebagai pelayan di rumah orang kaya, ibunya bisu tetapi dia cantik sehingga menarik perhatian para pria, termasuk majikan ibunya, satu hari majikannya mencoba menggauli ibunya di atas ranjang, untungnya seorang pelayan memergokinya dan membantunya tetapi ibunya dituduh telah menggoda majikannya. Akhirnya ibunya dipukuli, dia dipecat dan bahkan tidak diberi gaji.
"Jangan mengatakan sesuatu yang buruk mengenai ibuku."
Kedua orang itu menghentikan tawa mereka. Riley menatap Julia seperti Julia adalah sampah yang tidak enak dipandang.
"Mengapa? Aku mengatakan yang sebenarnya, ibumu yang bisu itu merayu pria hingga dia dipukuli, dia adalah wanita berdosa, dia seharusnya menyadari siapa dirinya dan hidup dengan baik, bukannya berusaha merayu pria kaya."
"Dia bukan orang seperti itu." Mata Julia berkilat dengan tajam, rahangnya mengeras dan tinjunya mengepal di sisinya. Tidak masalah jika dia dihina tetapi ibunya tidak boleh. "Ibuku adalah wanita terhormat."
Ibunya selalu menjadi orang yang dia hormati, meskipun ibunya bisu tetapi dia adalah orang yang hidup dengan jujur, dia tidak pernah mencuri apalagi merayu seorang pria. Ibunya sangat mencintai ayahnya yang hanya seorang pekerja serabutan. Dia tidak pernah melirik pria lain bahkan meski banyak pria menggodanya.
"Wanita terhormat mana yang merayu pria? Karena ibumu wanita miskin yang hina kau juga mengikuti jejaknya. Ibu dan anak sama saja."
Julia yang marah tiba-tiba datang dan menyerbu, Riley terkejut dan Rieta di depannya berusaha menghalanginya.
"Apa yang kau lakukan? Ahhh…." Rieta menjerit saat rambutnya ditarik.
Riley tercengang, dia berdiri di tempatnya. Tubuhnya bergetar, dia tidak pernah melihat Julia marah dan mengamuk seperti orang gila.
"Ahhh, ibu…."
Teriakan kesakitan dari Rieta membuat Riley tersadar dari keterkejutannya, dia maju dan mencoba memisahkan keduanya.
"Lepaskan putriku.."
Julia seperti orang kerasukan, dia menarik rambut Rieta dengan kekuatan penuhnya. Ibunya adalah orang yang dia sayangi, tidak boleh ada yang menghinanya, bahkan jika ibunya benar-benar seorang pendosa dan bahkan jika ibunya dilempari batu oleh seluruh dunia, demi membela ibunya yang seorang pendosa dia akan pergi mengikutinya hingga ke gerbang neraka.
Dia tidak akan membiarkan siapapun menghina ibunya.
Ketiganya terlibat perkelahian sengit, Riley mendorong Julia hingga terjatuh ke tanah, Rieta menangis di sisinya merasakan rambutnya seakan terlepas dari kulit kepalanya.
Riley maju dan menampar wajah Julia, sementara Rieta bangkit dan buru-buru pergi untuk menghubungi kakaknya.
Ketika panggilan itu tersambung, Rieta buru-buru berbicara. "Kakak, Julia sudah gila, dia menarik rambutku dan bahkan hendak memukul ibu. Kakak, kamu cepat kembali." Rieta mengakhiri ucapannya dengan tangisan.
James berada di tengah-tengah rapat saat dia menerima panggilan adiknya, mendengar tangisan Rieta ruang diantara alisnya segera berkerut.
"Apa? Tidak mungkin Julia berbuat seperti itu!"
"Kakak, aku tidak berbohong, Julia sudah menjadi gila, hari ini ibu memintanya untuk membantu koki memasak tetapi dia malah pergi dan menemui pria kaya, ibu menegurnya tetapi dia marah, dia menarik rambutku dan bahkan hendak memukul ibu."
James bangkit berdiri. "Aku akan kembali!"
"Tuan Muda, anda mau kemana?" Asistennya panik melihat James bergegas pergi."Aku memiliki sesuatu yang harus diurus." Saat James mengatakannya dia bergegas keluar dari ruangan."Tetapi, rapat masih belum selesai dan jadwal anda hari ini sangat padat. Anda masih harus bertemu investor nanti." Asistennya buru-buru berjalan di sisi James dan menyamakan langkahnya hampir seperti berlari."Batalkan semuanya dan ubah untuk jadwal besok.""Tapi …"James tidak peduli, dia pergi menuju mobilnya dan segera kembali ke rumah. Dia mengemudi dengan kecepatan penuh bahkan mengabaikan lampu lalu lintas. Polisi yang berdiri di sisi mengumpatnya dengan keras. "Hey kau, aku sudah membaca nomor mobilmu, lihat bagaimana kamu memperpanjang SIM mu nanti."James melirik belakang mobil melalui kaca spion, dia mengabaikan teriakan polisi dan masih mengemudi dengan kecepatan penuh."Apa-apaan ini?" Beberapa orang menekan klakson dengan amarah."Apa kau bosan hidup?"Banyak pengemudi mengumpat tetapi James tet
James mengambil foto yang disodorkan padanya, matanya memicing, urat sarafnya menegang seketika. "Lihat ini, dia pikir kami bodoh, dia mengatakan bahwa itu orang asing yang hanya bertanya jalan, tetapi apakah orang asing akan berbincang seperti itu? Dia jelas berselingkuh." Riley dengan semangat berbicara. Rieta berseru dengan senang. "Julia, ini akan menjadi akhirmu, kau terus berpura-pura menjadi orang baik tetapi kau tidak lebih dari seorang jalang. Kakakku bekerja keras tetapi kamu pergi bertemu pria lain." Rahang James terkatup rapat, dia memegang erat foto di tangannya. "Hanya sebuah foto, aku juga sering minum dengan klien entah itu wanita atau pria." Riley menatap putranya dengan tidak percaya, dia sengaja meminta seseorang untuk membuntuti Julia dan kebetulan Julia bertemu seorang pria, dia senang fotografer itu mengambil fotonya dan dia menjadikan ini sebagai bukti kepada putranya, dia ingin menunjukkan bahwa Julia bukan wanita yang baik, tetapi putranya seperti orang bod
James kembali ke kantornya dan menangani beberapa masalah. Ketika waktu makan siang tiba, dia melihat adiknya duduk di sofa ruangannya. "Rieta, apa yang kamu lakukan di sini?"Rieta menolehkan kepalanya dan menatap James, dia bangkit dari sofa dan dengan wajah sedihnya berbicara. "Aku diminta Ibu untuk datang padamu."James mengangkat alisnya kemudian duduk di kursinya. "Apa yang ingin kamu bicarakan?"Rieta duduk di kursi dan menyimpan kedua tangannya di atas meja."Ibu memintaku untuk berbicara denganmu. Ini mengenai Julia."Raut wajah James berubah ketika nama Julia disebut. Dia menatap Rieta dengan tatapan dalam."Ada apa dengannya?""Kakak, kamu lihat sendiri bagaimana perlakuannya terhadap kami, kulit kepalaku masih sangat sakit dan ibu terus-menerus menangis. Dia benar-benar wanita yang jahat, bagaimana bisa kamu tertipu oleh wanita seperti itu?"Rieta berbicara dengan raut wajah kesal, dia datang setelah dibujuk oleh ibunya, meskipun kulit kepalanya masih sakit dia tetap perg
Ritea menghentikan langkahnya, dia berbalik dan menatap ke arah Jenny. Dia menyapu tubuh Jenny dan rasa jijik muncul di matanya."Bekerja sama dengan orang rendahan sepertimu? Mengapa aku harus melakukannya?"Rieta kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. Kekesalannya bertambah berkali-kali lipat, sangat sial! Hari ini dia dijambak Julia dan bertengkar dengannya, dan saat dia menemui kakaknya untuk meminta keadilan, kakaknya tetap tidak peduli padanya dan bersikap gigih dengan keputusannya. James terus-menerus membela Julia dan sekarang, dia masih harus bertemu orang sial lainnya.Jenny terkesiap, rahangnya hampir terjatuh, dia tidak berpikir bahwa dia akan langsung ditolak, dia buru-buru pergi dan menyusul Rieta, dia berjalan disisinya menyamakan langkahnya, sementara mulutnya terus berbicara. "Kamu tidak menyukai Julia dan aku juga sama, kita berada di kapal yang sama dan memiliki tujuan yang sama. Bukankah lebih baik jika kita bersatu dan bekerja sama untuk menyingkirkan Julia
Pelayan yang sedang mengelap meja tertegun, dia buru-buru menunduk dan meminta maaf. "Saya minta maaf, lain kali ketika Nyonya pergi saya akan menyampaikannya kepada anda."Pelayan bingung apakah Tuan Muda James marah karena istrinya tidak ada? Tuan Muda James yang tidak pernah mengatakan sepatah katapun ketika makan tiba-tiba mengeluh mengenai rasa masakan padahal dia selalu menyajikan rasa yang sama setiap kali dia masak. Sekarang dia memikirkannya. Apakah itu karena Nyonya Muda? Apakah dia marah karena Nyonya tidak ada?"Apa yang terjadi?" Seorang pelayan lain datang dan membantunya membersihkan meja. "Apakah Tuan Muda tidak menyukainya? Aneh, biasanya Tuan Muda makan dengan lahap.""Tuan Muda tidak puas dengan masakannya.""Tidak puas? Padahal rasanya sama dan bahan makanannya sama, aku sudah bekerja di sini lebih dari satu tahun, bahkan ketika suasana hati Tuan Muda tidak baik, dia masih makan dengan tenang dan teratur.""Itu karena masakan kita kurang, kuahnya terlalu berminyak
Ronald tertegun, awalnya dia berpikir Julia akan sangat senang. Tetapi, dia lebih tenang dari yang dia perkirakan, tatapan Julia tidak seperti tatapan anak hilang, dia tidak seperti sosok anak yang mencari keluarganya, dia penuh dengan pendirian dan keteguhan, sepertinya benar, jika mereka tidak menemukannya Julia juga tidak mengharapkan apapun termasuk sosok orang tua kandung."Saya mengerti apa yang anda rasakan. Tetapi… bagaimanapun anda masih memiliki keluarga. Mereka sangat menyayangi anda dan merindukan anda, mereka juga berharap bisa bertemu dengan anda lagi, Tuan dan Nyonya juga ingin meminta maaf kepada anda, lebih dari apapun mereka ingin menebus semua kesalahan mereka."Julia dengan tenang mengaduk kopi di cangkirnya, dia menjawab. "Aku tau, aku tidak mengatakan bahwa aku tidak ingin bertemu dengan mereka, aku hanya tidak begitu merindukan mereka seperti di masa lalu."Setelah mengalami begitu banyak hal di dalam hidupnya, Julia tidak lagi mengharapkan apa-apa, keluarga yan
Pelayan dengan panik pergi ke sisi lain dan mencoba menghubungi Julia kembali. Setelah lama berlalu dan ketika panggilan hampir berakhir, barulah diseberang sana Julia mengangkat panggilannya."Halo?"Suara Julia terdengar tenang seperti biasa, tetapi dia mendengar keributan di luar sepertinya Julia tengah berada di jalan."Nyonya, Tuan sudah pulang dan terus menunggu anda."Julia yang mendengar hal ini merasa bingung. James adalah suaminya, tetapi dia jenis suami yang acuh dan tidak peduli padanya, James jelas bukan tipe orang yang akan menunggunya pulang ke rumah. Dia tidak akan melakukan itu bahkan jika dunia runtuh. "James menungguku?""Benar, Tuan menunggu anda sejak Tuan kembali dari perusahaan. Saya menghubungi anda berkali-kali sebelumnya tetapi tidak dapat tersambung. Ketika Tuan bertanya kemana anda pergi, saya tidak dapat menjawab."Julia bingung, semakin dia mendengarnya, semakin bingung hatinya. James benar-benar menunggunya tetapi untuk apa? Pernikahan mereka tanpa cin
Julia tertegun, bagaimana James tau? Apakah dia diikuti kembali seperti terakhir kali?"Aku hanya bertemu dengan teman lama. Apa yang salah?"Julia berusaha untuk tetap tenang, dia bingung mengapa dia gugup dan agak takut, dia bahkan tidak berselingkuh. Ronald hanya seseorang yang diutus ayahnya, dia bertemu karena ada beberapa hal yang ingin dia diskusikan, mengapa dia merasa seakan tertangkap basah karena telah melakukan suatu dosa?James menarik dirinya untuk menjauh. Apa yang salah? Benar, apa yang salah? Sedari awal pernikahan mereka juga bukan pernikahan karena cinta tapi karena tanggung jawab, jadi mengapa dia merasa tidak senang dan berperilaku tidak seperti biasanya?"Ini sudah malam dan kamu wanita yang sudah menikah, jika kamu pergi ke suatu tempat, bukankah kau bisa mengatakannya kepada pelayan? Atau kau juga bisa menghubungiku."Dahi Julia berkerut, dia bingung mengapa James bersikap seperti, sejak kapan dia begitu peduli kemana dia pergi dan siapa yang dia temui."Oh,
James menatap Julia dengan tatapan dingin, matanya menyala dengan kemarahan, rahangnya mengeras. Mata hitamnya dipenuhi kegelapan. Julia tertegun, dia terkejut dan tidak menyangka James akan menjawab seperti itu. Dia tidak pernah melihat James yang menatapnya dengan tatapan tajam juga James tidak pernah berbicara begitu lebar. Julia merasa ragu, tetapi dia masih berusaha untuk berbicara. Matanya menatap lurus ke arah mata James. "Itu tidak ada hubungannya dengan aku yang pergi keluar rumah dan tidak ada hubungannya dengan siapa yang aku temui, aku hanya merasa jika pernikahan ini sia-sia. Seperti kata ibumu, aku yatim piatu dari ibu yang bisu, aku tidak bisa memberimu manfaat, kamu bisa bersama wanita yang kamu sukai dan yang ibumu inginkan. Wanita hebat dari garis keturunan terhormat, bukan yatim piatu dari ibu bisu sepertiku. Aku akan menjalani kehidupan yang juga aku inginkan. Ini tidak merugikan siapapun, mengenai permintaan kakekmu bukankah dengan kamu menikahiku maka permint
Julia tertegun, bagaimana James tau? Apakah dia diikuti kembali seperti terakhir kali?"Aku hanya bertemu dengan teman lama. Apa yang salah?"Julia berusaha untuk tetap tenang, dia bingung mengapa dia gugup dan agak takut, dia bahkan tidak berselingkuh. Ronald hanya seseorang yang diutus ayahnya, dia bertemu karena ada beberapa hal yang ingin dia diskusikan, mengapa dia merasa seakan tertangkap basah karena telah melakukan suatu dosa?James menarik dirinya untuk menjauh. Apa yang salah? Benar, apa yang salah? Sedari awal pernikahan mereka juga bukan pernikahan karena cinta tapi karena tanggung jawab, jadi mengapa dia merasa tidak senang dan berperilaku tidak seperti biasanya?"Ini sudah malam dan kamu wanita yang sudah menikah, jika kamu pergi ke suatu tempat, bukankah kau bisa mengatakannya kepada pelayan? Atau kau juga bisa menghubungiku."Dahi Julia berkerut, dia bingung mengapa James bersikap seperti, sejak kapan dia begitu peduli kemana dia pergi dan siapa yang dia temui."Oh,
Pelayan dengan panik pergi ke sisi lain dan mencoba menghubungi Julia kembali. Setelah lama berlalu dan ketika panggilan hampir berakhir, barulah diseberang sana Julia mengangkat panggilannya."Halo?"Suara Julia terdengar tenang seperti biasa, tetapi dia mendengar keributan di luar sepertinya Julia tengah berada di jalan."Nyonya, Tuan sudah pulang dan terus menunggu anda."Julia yang mendengar hal ini merasa bingung. James adalah suaminya, tetapi dia jenis suami yang acuh dan tidak peduli padanya, James jelas bukan tipe orang yang akan menunggunya pulang ke rumah. Dia tidak akan melakukan itu bahkan jika dunia runtuh. "James menungguku?""Benar, Tuan menunggu anda sejak Tuan kembali dari perusahaan. Saya menghubungi anda berkali-kali sebelumnya tetapi tidak dapat tersambung. Ketika Tuan bertanya kemana anda pergi, saya tidak dapat menjawab."Julia bingung, semakin dia mendengarnya, semakin bingung hatinya. James benar-benar menunggunya tetapi untuk apa? Pernikahan mereka tanpa cin
Ronald tertegun, awalnya dia berpikir Julia akan sangat senang. Tetapi, dia lebih tenang dari yang dia perkirakan, tatapan Julia tidak seperti tatapan anak hilang, dia tidak seperti sosok anak yang mencari keluarganya, dia penuh dengan pendirian dan keteguhan, sepertinya benar, jika mereka tidak menemukannya Julia juga tidak mengharapkan apapun termasuk sosok orang tua kandung."Saya mengerti apa yang anda rasakan. Tetapi… bagaimanapun anda masih memiliki keluarga. Mereka sangat menyayangi anda dan merindukan anda, mereka juga berharap bisa bertemu dengan anda lagi, Tuan dan Nyonya juga ingin meminta maaf kepada anda, lebih dari apapun mereka ingin menebus semua kesalahan mereka."Julia dengan tenang mengaduk kopi di cangkirnya, dia menjawab. "Aku tau, aku tidak mengatakan bahwa aku tidak ingin bertemu dengan mereka, aku hanya tidak begitu merindukan mereka seperti di masa lalu."Setelah mengalami begitu banyak hal di dalam hidupnya, Julia tidak lagi mengharapkan apa-apa, keluarga yan
Pelayan yang sedang mengelap meja tertegun, dia buru-buru menunduk dan meminta maaf. "Saya minta maaf, lain kali ketika Nyonya pergi saya akan menyampaikannya kepada anda."Pelayan bingung apakah Tuan Muda James marah karena istrinya tidak ada? Tuan Muda James yang tidak pernah mengatakan sepatah katapun ketika makan tiba-tiba mengeluh mengenai rasa masakan padahal dia selalu menyajikan rasa yang sama setiap kali dia masak. Sekarang dia memikirkannya. Apakah itu karena Nyonya Muda? Apakah dia marah karena Nyonya tidak ada?"Apa yang terjadi?" Seorang pelayan lain datang dan membantunya membersihkan meja. "Apakah Tuan Muda tidak menyukainya? Aneh, biasanya Tuan Muda makan dengan lahap.""Tuan Muda tidak puas dengan masakannya.""Tidak puas? Padahal rasanya sama dan bahan makanannya sama, aku sudah bekerja di sini lebih dari satu tahun, bahkan ketika suasana hati Tuan Muda tidak baik, dia masih makan dengan tenang dan teratur.""Itu karena masakan kita kurang, kuahnya terlalu berminyak
Ritea menghentikan langkahnya, dia berbalik dan menatap ke arah Jenny. Dia menyapu tubuh Jenny dan rasa jijik muncul di matanya."Bekerja sama dengan orang rendahan sepertimu? Mengapa aku harus melakukannya?"Rieta kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya. Kekesalannya bertambah berkali-kali lipat, sangat sial! Hari ini dia dijambak Julia dan bertengkar dengannya, dan saat dia menemui kakaknya untuk meminta keadilan, kakaknya tetap tidak peduli padanya dan bersikap gigih dengan keputusannya. James terus-menerus membela Julia dan sekarang, dia masih harus bertemu orang sial lainnya.Jenny terkesiap, rahangnya hampir terjatuh, dia tidak berpikir bahwa dia akan langsung ditolak, dia buru-buru pergi dan menyusul Rieta, dia berjalan disisinya menyamakan langkahnya, sementara mulutnya terus berbicara. "Kamu tidak menyukai Julia dan aku juga sama, kita berada di kapal yang sama dan memiliki tujuan yang sama. Bukankah lebih baik jika kita bersatu dan bekerja sama untuk menyingkirkan Julia
James kembali ke kantornya dan menangani beberapa masalah. Ketika waktu makan siang tiba, dia melihat adiknya duduk di sofa ruangannya. "Rieta, apa yang kamu lakukan di sini?"Rieta menolehkan kepalanya dan menatap James, dia bangkit dari sofa dan dengan wajah sedihnya berbicara. "Aku diminta Ibu untuk datang padamu."James mengangkat alisnya kemudian duduk di kursinya. "Apa yang ingin kamu bicarakan?"Rieta duduk di kursi dan menyimpan kedua tangannya di atas meja."Ibu memintaku untuk berbicara denganmu. Ini mengenai Julia."Raut wajah James berubah ketika nama Julia disebut. Dia menatap Rieta dengan tatapan dalam."Ada apa dengannya?""Kakak, kamu lihat sendiri bagaimana perlakuannya terhadap kami, kulit kepalaku masih sangat sakit dan ibu terus-menerus menangis. Dia benar-benar wanita yang jahat, bagaimana bisa kamu tertipu oleh wanita seperti itu?"Rieta berbicara dengan raut wajah kesal, dia datang setelah dibujuk oleh ibunya, meskipun kulit kepalanya masih sakit dia tetap perg
James mengambil foto yang disodorkan padanya, matanya memicing, urat sarafnya menegang seketika. "Lihat ini, dia pikir kami bodoh, dia mengatakan bahwa itu orang asing yang hanya bertanya jalan, tetapi apakah orang asing akan berbincang seperti itu? Dia jelas berselingkuh." Riley dengan semangat berbicara. Rieta berseru dengan senang. "Julia, ini akan menjadi akhirmu, kau terus berpura-pura menjadi orang baik tetapi kau tidak lebih dari seorang jalang. Kakakku bekerja keras tetapi kamu pergi bertemu pria lain." Rahang James terkatup rapat, dia memegang erat foto di tangannya. "Hanya sebuah foto, aku juga sering minum dengan klien entah itu wanita atau pria." Riley menatap putranya dengan tidak percaya, dia sengaja meminta seseorang untuk membuntuti Julia dan kebetulan Julia bertemu seorang pria, dia senang fotografer itu mengambil fotonya dan dia menjadikan ini sebagai bukti kepada putranya, dia ingin menunjukkan bahwa Julia bukan wanita yang baik, tetapi putranya seperti orang bod
"Tuan Muda, anda mau kemana?" Asistennya panik melihat James bergegas pergi."Aku memiliki sesuatu yang harus diurus." Saat James mengatakannya dia bergegas keluar dari ruangan."Tetapi, rapat masih belum selesai dan jadwal anda hari ini sangat padat. Anda masih harus bertemu investor nanti." Asistennya buru-buru berjalan di sisi James dan menyamakan langkahnya hampir seperti berlari."Batalkan semuanya dan ubah untuk jadwal besok.""Tapi …"James tidak peduli, dia pergi menuju mobilnya dan segera kembali ke rumah. Dia mengemudi dengan kecepatan penuh bahkan mengabaikan lampu lalu lintas. Polisi yang berdiri di sisi mengumpatnya dengan keras. "Hey kau, aku sudah membaca nomor mobilmu, lihat bagaimana kamu memperpanjang SIM mu nanti."James melirik belakang mobil melalui kaca spion, dia mengabaikan teriakan polisi dan masih mengemudi dengan kecepatan penuh."Apa-apaan ini?" Beberapa orang menekan klakson dengan amarah."Apa kau bosan hidup?"Banyak pengemudi mengumpat tetapi James tet