Jantung Alexandra berpacu kencang seperti berada di medan perang, menunggu hasil dari tes kehamilan itu. Alexandra menggigit bibir bawahnya karena cemas.
Jika dia memang benar-benar hamil adalah hal yang patut disyukuri. Bahagia? Tentu saja, Alexandra sangat bahagia karena akan memiliki buah hati, apalagi itu adalah anak dari Christian Hoover, pria yang amat sangat dia cintai.Pikiran tiba-tiba berkecamuk mengingat perjanjian pernikahannya dengan Christian, mereka akan berpisah sebentar lagi.Lalu bagaimana dengan nasib anaknya? Apakah Christian akan memisahkan dirinya dengan anaknya? Christian akan mengambil hak asuh anaknya dengan total lalu membuang dirinya begitu saja.Membayangkan hal itu saja tiba-tiba membuat hati Alexandra bersedih. Alexandra kembali memfokuskan diri pada alat tes kehamilan itu.Alexandra menggunakan tiga alat sekaligus. Detik demi detik berlalu, air itu mulai naik dan garis pertama telah terlihat kemudian garisSemenjak kepergian Alexandra, Christian menjadi gila kerja dan kembali mengalami insomnia.Tubuh yang sudah kelelahan itu akhirnya merasakan sedikit ketidaknyamanan. Berapa lama Christian tidak tidur dengan nyenyak dan nyaman? Bahkan obat tidur pun tidak bekerja dengan baik di tubuhnya.Tak dapat dipungkiri jika Alexandra mendominasi pikirannya di setiap malam.“Brengsek!” umpat Christian.“Bisa-bisanya aku selalu memikirkan wanita itu, apa hebatnya pengkhianat itu sampai bisa membuatku seperti ini,” geram Christian kemudian menyugar rambutnya dengan kasar.Lewat tengah malam Christian mendapatkan sebuah informasi dari salah satu anak buahnya dari perbatasan.Di pesan itu diinformasikan jika David baru saja memasuki batas wilayah kota, entah dari mana berasal.Christian menyeringai mendapatkan informasi itu, dia langsung memberi komando pada anak buahnya untuk segera menangkap David.“Sepertinya aku bisa tidur dengan tenang sekarang, aku tak akan membiarkanmu lolos, David.”Christian
Christian menyeringai, “jadi seperti ini cara mainnya,” ucapnya.“Iya, Tuan. Cukup rapi tapi kurang teliti,” Dave menimpali.“Baiklah kalau begitu, kita ikuti saja permainan mereka.”Sebuah panggilan telepon masuk ke dalam ponsel Christian, memecah keseriusan dua pria dewasa itu.Telepon dari ayahnya, melihat nama itu membuat Christian enggan mengangkat panggilan tersebut.“Tidak di angkat, Tuan?” tanya Dave.“Kita lanjutkan saja pembicaraan kita.”Tak habis akal, Anthony Hoover pun menghubungi Eric.Eric mengetuk pintu ruang kerja Christian.“Pak, Tuan Anthony menghubungi saya, beliau meminta Anda untuk mengangkat telepon darinya,” kata Eric setelah dipersilakan masuk oleh Christian.“Katakan padanya aku sedang sibuk, jika sudah selesai pembicaraan kami, aku yang akan teleponnya.”“Baik, Pak.” Eric pun kembali keluar dan menutup pintu.“Sepertinya ini akan semakin seru, Dave.
Ketegangan mulai terasa saat dua pria itu saling bertatapan. Mungkin itu mengapa orang-orang menganggap Christian adalah cucu kesayangan seorang James Hoover, mereka memiliki sifat dan tatapan yang hampir sama, dingin dan tajam.Suasana di ruangan itu terasa semakin dingin dan tegang.“Apa kalian ingin mengatakan sesuatu lebih dulu sebelum aku yang berkata-kata?”James Hoover sengaja membuat forum di malam pertemuan itu sekaligus memberi sinyal pada Christian jika pertemuan malam itu bukanlah murni kemauannya.Christian tersenyum miring, menunggu dalang dari semua itu angkat bicara.Semua yang ada di dalam ruangan itu saling pandang dan bertukar kode.Namun, setelah menunggu beberapa menit tak juga ada yang angkat bicara.“Baiklah kalau memang tidak ada yang mau menyampaikan keinginan kalian, jangan menyesal karena aku sudah memberikan kesempatan untuk mengatakannya sendiri,” tutur James.“Kalau begitu aku langsung katakan saja, mereka meminta kamu melepas harta warisan yang telah kam
Melihat ayahnya mendapatkan ucapan kasar dari bibinya, Christian menjadi kesal.“Siapa yang lebih jahat di antara kita, Nyonya Lynda? Saya atau Anda?” sarkas Christian.Bagi Christian urusan itu adalah antara dirinya dan Lynda, ayahnya tak perlu terlibat.Christian menatap Lynda dengan tajam. Hawa dingin di ruangan tersebut mulai terganti dengan hawa panas di antara keduanya.“Kamu benar-benar brengsek, Christian. Aku tak akan pernah memaafkan perbuatanmu, akan aku ingat sampai aku mati!” Christian menyeringai.“Ingatlah terus, Nyonya Lynda. Dan ingat juga jika Anda harus membayar semua perbuatanmu yang telah mengusik kehidupan pribadiku.” Christian menjeda kalimatnya sebentar, hanya untuk menikmati ekspresi Lynda yang mulai terbawa emosi. Wanita yang selalu bersikap lemah lembut dan baik hati itu, akhirnya mengeluarkan sifat aslinya.“Dengarkan saya baik-baik, Nyonya Lynda! Saya tidak pernah mengusik kehidupan Anda apalagi kehidupan pribadi Anda ataupun anak Anda, tapi kalian sepert
“Christian! Kamu memang brengsek!” Pekik Leo seraya melayangkan sebuah tinju pada Christian, namun usahanya tidak berhasil karena Christian lebih dulu membuat gerakan dengan mengayunkan sebelah kakinya.Buuukkk!!!“Leo!” pekik Lynda.Brruuukkk!!Tendangan Christian tepat mengenai perut Leo. Leo tersungkur di depan Christian.Lynda berlari menuju ke arah anaknya, lalu membantu Leo untuk bangun.“Kamu memang iblis, Chris. Aku tak akan pernah memaafkanmu!” ucap Lynda pada Christian.Christian membenahi jasnya yang berantakan, kemudian berkata, “jangan menyalak seperti anjing, Nyonya Lynda.”Tentu saja orang-orang di ruangan itu tahu maksud perkataan dari Christian, siapa yang salah, tapi malah bersikap seperti orang yang paling teraniaya.Bisik-bisik mulai kembali terdengar. Orang-orang itu memandang remeh dan menggunjing Lynda serta Leo, mereka menganggap keduanya tidak tahu diri dan keterlaluan.
Anak buah Christian bersiaga melihat David yang melakukan pergerakan.Christian menerima kertas yang diberikan oleh David padanya seraya memberi kode pada anak buahnya untuk menurunkan senjata mereka.Dengan wajah serius dan hati yang penasaran Christian membaca tulisan di kertas tersebut.“Datanglah ke alamat itu jika kamu merindukannya, lusa pukul 8.00 malam,” ucap David lalu tersenyum tipis.David memutar tubuhnya lalu berjalan meninggalkan Christian dan perasaan yang campur aduk di hatinya.Christian segera membaca isi kertas itu.“Apa dia baik-baik saja?” tanya Christian. Sontak David menghentikan langkahnya, kemudian memutar tubuhnya.Christian meminta anak buahnya untuk keluar, kini hanya tersisa mereka berdua saja.“Tentu saja Nona Alexandra baik-baik saja. Aku menjaganya dengan sepenuh hati, kamu hanya perlu memberikan ku imbalan yang pantas.”“Haruskah aku berterima kasih padamu?” “Tentu saja! Bukankah itu yang harus pertama kali kamu lakukan?” sindir David.“Terima kasih,
Sebuah mobil yang tak asing bagi Dave maupun Agnesia berhenti di depan rumah kuno itu. Pengemudi mobil itu keluar dari mobilnya. Tatapan tajam mengarah ke arah Dave yang masih mengunci tangan Agnesia di belakang tubuh wanita itu.“Lepaskan dia Dave!” titah David dengan tatapan tajam menghujam pada pria itu.Sama halnya dengan Dave, dua pria itu saling bersitatap dengan sengit bagai musuh bebuyutan yang sudah lama tidak bertemu.Dave pun melepaskan Agnesia dengan kasar.“Di mana Nona Alexandra, Nez?” tanya David dengan tatapan masih tertuju pada Dave.“Nona Alexandra di dalam bersama dengan Tuan Christian, Tuan,” jawab Agnesia.“Kamu biarkan saja dia di dalam berdua? Bukankah aku sudah perintahkan untukmu agar ….”“Tuan Christian tidak akan membunuh Nona Alexandra, David. Kamu tak perlu khawatir berlebihan, kecuali kalian memang ada sesuatu.” Dave memotong ucapan David.David hanya mengepalkan tangannya
Christian langsung beralih mendorong kursi roda dengan tak membuat celah sedikitpun bagi David mengambil alih.Dengan tenang Christian mendorong kursi roda mengikuti langkah perawat yang berjalan lebih dulu.David tersenyum samar melihat kelakuan Christian yang seperti anak kecil takut ibunya akan diambil oleh anak kecil yang lainnya.Christian juga dengan sigap kembali menggendong Alexandra untuk berbaring di brankar.“Kamu bisa pergi, biar aku yang menemani Nona Alexandra, dia harus beristirahat dengan benar agar tenaga cepat pulih,” kata David setelah perawatan meninggalkan ruangan, pria itu sengaja memancing emosi Christian.“Kamu pikir, siapa yang lebih pantas berada di sini?” tanya Christian yang tidak terima.David tersenyum sinis.“Aku tidak percaya padamu, bisa saja kamu langsung mencekik atau memberikan racun pada Nona Alexandra,” ujar David.Rahang Christian terlihat mengeras, David berhasil memprovokasi suami Alexandra itu.Dua pria itu terus bersitegang hingga akhirnya Al
Gagal sudah rencana Alexandra untuk pulang ke rumahnya dan juga berpesta bersama Fiona. Terlihat jelas dalam guratan wajah wanita itu jika saat ini dia sedang kesal.“Apa seperti itu wajah yang seharusnya kamu tunjukkan pada suamimu setelah lima tahun tidak bertemu!” protes Christian. Alexandra hanya diam dan melirik pada pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu.Pria itu sibuk menyiapkan minuman di dalam Limousine mewahnya.Tak ubahnya dengan sang ibu, Aldrich pun berwajah tak bersahabat, tangannya menyilang di dada dan menatap ayahnya dengan tajam sama persis seperti Christian.Kini Aldrich ingat jika pria tampan berwajah tegas itu adalah pria sukses yang ada di televisi, yang membuat ibunya bahkan tidak berkedip memandangnya, namun ketika di dalam kesunyian ibunya menangis karena teringat dengan pria itu.Pria itu juga yang fotonya berada dalam dompet kesayangan ibunya. Aldrich tahu karena pernah sengaja mencari tahu tentang ayahnya.Alexandra bukan tak pernah memberi tahu se
Lima tahun kemudian. Alexandra dapat melewati waktu lima tahun ini hidup bertiga dengan ayah dan juga anaknya. Pria kecil yang tampan, lincah, dan juga cerdas itu dia beri nama Aldrich Tian. Aldrich yang artinya laki-laki bangsawan yang berkarakter dan berbudi luhur, sedangkan Tian diambil dari penggalan nama ayahnya, Christian. Lima tahun yang lalu Alexandra dan ayahnya memutuskan untuk meninggalkan kota itu dan memilih menetap di kota tanah kelahiran sang ayah. Meninggalkan semua kenangan pahit yang pernah mereka lalui, memulai hidup baru dan juga bisnis baru di tempat tinggal yang baru. Lima tahun berlalu Alexandra dan Aldrich baru saja menginjakkan kaki di tanah kelahirannya lagi. Alexandra akan menghadiri sebuah pertemuan besar dalam dunia bisnis, perusahaannya masuk dalam undangan khusus di acara tersebut. “Jadi ini kota kelahiranmu, Ma? Lebih semrawut dari dugaanku,” kata Aldrich. Alexandra membulatkan mata. “Kamu berkomentar terlalu pedas Al, jangan sampai orang l
Alexandra akhirnya membuka suara dengan sebuah pertanyaan.Christian tersenyum samar mendengar pertanyaan dari istrinya itu.“Kita bahas itu besok saja, kita tidak perlu buru-buru. Silakan kamu coba susu almond buatanku, kalau enak aku akan rajin buatkan untukmu.”Alexandra menghela nafas pelan, kemudian mengambil gelas yang berisi susu almond itu. Aromanya sungguh menggoda.Alexandra menyeruput susu tersebut, rasanya sangat segar berbeda dengan susu hamil pada umumnya yang membuat eneg.Sedangkan Christian menatap Alexandra dengan antusias menunggu wanita itu berkomentar.“Bagaimana rasanya?”“Enak,” jawab Alexandra singkat.“Kamu suka?” Alexandra hanya mengangguk dengan senyuman setipis tisu.“Baiklah aku akan rajin membuatkannya untuk,” seru Christian.Alexandra tersenyum tipis kemudian kembali meminum susu itu lagi.“Setelah ini kita makan malam, aku sudah buatkan sup salmon untukmu.”Mereka menikmati makan malam bersama dengan menu spesial buatan Christian.Bagaimana Alexandra ti
Seraya menggiring Alexandra ke mobil, Christian menghubungi seseorang.“Dave, berhentilah bermain-main, dia sudah bersamaku sekarang!” titah Christian.“Tanggung, Tuan. Aku ingin sedikit membuatnya tergores,” balas Dave.“Terserah kamu saja!” Christian langsung memutus panggilan tersebut.Di dalam mobil mewah itu begitu sunyi, baik Alexandra maupun Christian tak ada yang membuka suara.Alexandra tidak tahu akan dibawa ke mana yang dia tahu jalan itu tidak menuju ke apartemen Christian.Sedangkan Christian mati-matian menahan diri agar tidak kelepasan, dia ingin sekali memeluk Alexandra, mengucapkan kata rindu, mengecup bibirnya, dan juga menyapa janin dalam kandungan Alexandra, tapi egonya masih begitu tinggi.Setelah melewati perjalanan yang cukup memakan waktu, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah mewah berlantai dua yang berada di dekat pantai.Saat keluar dari mobil Alexandra bisa mencium aroma pantai yang khas. Alexandra menghentikan langkah kemudian menghirup dalam-dalam udara d
David menyeringai, dengan sigap dia menghalau tangan Dave, sebuah tembakan melayang entah ke mana.Doorrr!!!Buuugghhh!!!Satu sikutan keras menghujam tepat perut Dave. “Uugghhh!!!”David langsung mengambil alih senjata itu dari tangan Dave.Dave memang ahli dengan senjata api, tapi tak setangkas David dengan tangan kosongnya.“Jangan membuat keributan, Dave. Aku sedang tidak ingin meladenimu!” David mengulang kalimatnya memberi penegasan.Dave meringis, serangan David ternyata cukup kuat, beberapa saat kemudian Dave menegakkan tubuhnya dan bertepuk tangan pelan.“Hebat! Kecepatanmu memang tidak ada tandingannya!” puji Dave.“Ayo kita sedikit bermain-main, aku sudah menantikan pertarungan ini sejak lama!” ungkap Dave.“Tidak denganku, Dave! Aku tidak memiliki banyak waktu,” David langsung masuk ke dalam mobil dan memacu kendaraannya menuju ke rumahnya.Entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak, David merasa Dave datang hanya ingin mengulur waktunya saja. Dalam perjalanan David
David masuk ke dalam ruang rawat inap Alexandra dengan membawa makanan kesukaan Alexandra seperti biasanya.“Aku ada kabar gembira untukmu!” Ucap David pada Alexandra.“Apa itu?”“Jika sore ini hasil pemeriksaanmu bagus semua, dini hari kita bisa keluar dari sini.”“Benarkah?” tanya Alexandra dengan wajah semringah.“Tentu saja, aku tidak pernah berbohong padamu. Tapi….” David menjeda ucapannya.“Tapi apa?”“Tapi aku butuh tahu persiapanmu.”“Persiapan?” tanya Alexandra bingung.“Iya, persiapan. Cepat atau lambat Christian pasti akan menemukan kita. Aku ingin kamu juga bersiap secara fisik dan mental jika tiba-tiba dia menemukan kita, terutama kamu. Aku sendiri tidak yakin akan bisa melindungimu sepenuhnya kali ini,” jujur David.David sendiri juga sedang mempersiapkan diri andai saja Christian melakukan serangan. “Iya, aku sudah mempersiapkan diri, David. Kamu tak perlu khawatir. Justru aku mengkhawatirkanmu, dia orang yang tidak memiliki hati, aku takut gara-gara aku, kamu send
Christian menyeringai mendengar ucapan ayah mertuanya.“Benar Ayah Mertua, aku memang tidak butuh perusahaanmu itu. Kalau begitu jaminkan saja nyawa Anda,” ucap Christian dengan dingin dan tanpa belas kasih.“A-apa?” Harry Davendra pun terkejut. Isi tempurung kelapanya baru saja berpikir seperti itu, lalu pria mengerikan di depannya ini berkata hal yang sama.“Apa Anda tuli?” Christian pun berdiri tanpa menunggu jawaban dari ayah mertuanya, kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membawa Harry dengan paksa.Harry tak bisa berbuat apa-apa, memangnya dia bisa berbuat apa? Dalam hati Harry hanya bisa berdoa semoga Alexandra dalam keadaan baik-baik saja setelah ini.Bisa dikatakan hidupnya begitu sial bisa berurusan dengan Christian Hoover.Harry digelandang keluar dari rumahnya.“Tuan Christian, Anda tidak bisa membawa ….”Belum sempat anak buah David itu selesai bicara sebuah tembakan melesat ke tubuh itu. “Merepotkan sekali!” kesal Christian.Sedangkan tubuh Harry mulai gemetar,
Mendengar panggilan Anna, David pun menghentikan langkahnya dan menoleh.“Ya?”“Kembalilah dengan selamat. Melawan Pak Chris dan Tuan Dave pasti tidak akan mudah,” pesan Anna dengan nada khawatir.“Kamu tak perlu khawatir. Aku tidak akan bertengkar dengan mereka,” balas David lalu kembali melanjutkan langkahnya.“Sayangnya aku tak percaya ucapanmu, Tuan David,” gumam Anna. Lalu masuk ke dalam kamar inap Alexandra.“Anna!”“Ya, Nona?”“Apa David akan baik-baik saja karena melindungiku?” tanya Alexandra dengan nada khawatir. Baik Christian dan David sama-sama manusia tidak mempunyai hati, bedanya Christian masih memiliki kekuatan yang lain, sedangkan David tidak.“Percaya pada Tuan David, Nona. Dia pasti akan baik-baik saja,” Anna mencoba menenangkan Alexandra, kendati dirinya sendiri tidak yakin.“Aku hanya tidak ingin ada pertumpahan darah di antara mereka. Mereka adalah partner dan juga sahabat, aku tidak ingin hanya karena wanita sepertiku mereka terpecah belah,” ujar Alexandra.An
“Aaarrggghhh!!!!” Christian mengerang kesal. Dia meluapkan emosi dengan meluluh lantakkan kamar itu.“Brengsek! Bajingan! David sialan!” Maki Christian.“Alexandra, jadi kamu lebih memilih bersama David setelah mengetahui semua fakta yang ada? Hahahah!” Christian tertawa frustasi.“Hanya orang bodoh yang tetap mau bersama orang yang telah membunuh ibu kandungnya sendiri, ya, orang bodoh. Kamu harus sadar diri Christian, lihatlah semua ini akibat dari ulahmu sendiri,” Christian bermonolog setelah memporak-porandakan kamar tersebut.“Alexandra!” gumam Christian.“Aku ingin menjadi orang egois yang ingin terus bersamamu walaupun kamu tak akan pernah memaafkanku. Sungguh aku mencintaimu, Alexandra!” Monolog Christian lagi kemudian tertawa seperti orang gila.Ya, Christian telah gila. Gila karena kebenciannya telah berbalik arah menjadi cinta, dan sebaliknya untuk Alexandra.Menyesal? Tentu saja dia menyesal, andai dia tahu lebih awal, pasti tidak akan seperti ini jadinya. Dari mana Davi