“Christian! Kamu memang brengsek!” Pekik Leo seraya melayangkan sebuah tinju pada Christian, namun usahanya tidak berhasil karena Christian lebih dulu membuat gerakan dengan mengayunkan sebelah kakinya.Buuukkk!!!“Leo!” pekik Lynda.Brruuukkk!!Tendangan Christian tepat mengenai perut Leo. Leo tersungkur di depan Christian.Lynda berlari menuju ke arah anaknya, lalu membantu Leo untuk bangun.“Kamu memang iblis, Chris. Aku tak akan pernah memaafkanmu!” ucap Lynda pada Christian.Christian membenahi jasnya yang berantakan, kemudian berkata, “jangan menyalak seperti anjing, Nyonya Lynda.”Tentu saja orang-orang di ruangan itu tahu maksud perkataan dari Christian, siapa yang salah, tapi malah bersikap seperti orang yang paling teraniaya.Bisik-bisik mulai kembali terdengar. Orang-orang itu memandang remeh dan menggunjing Lynda serta Leo, mereka menganggap keduanya tidak tahu diri dan keterlaluan.
Anak buah Christian bersiaga melihat David yang melakukan pergerakan.Christian menerima kertas yang diberikan oleh David padanya seraya memberi kode pada anak buahnya untuk menurunkan senjata mereka.Dengan wajah serius dan hati yang penasaran Christian membaca tulisan di kertas tersebut.“Datanglah ke alamat itu jika kamu merindukannya, lusa pukul 8.00 malam,” ucap David lalu tersenyum tipis.David memutar tubuhnya lalu berjalan meninggalkan Christian dan perasaan yang campur aduk di hatinya.Christian segera membaca isi kertas itu.“Apa dia baik-baik saja?” tanya Christian. Sontak David menghentikan langkahnya, kemudian memutar tubuhnya.Christian meminta anak buahnya untuk keluar, kini hanya tersisa mereka berdua saja.“Tentu saja Nona Alexandra baik-baik saja. Aku menjaganya dengan sepenuh hati, kamu hanya perlu memberikan ku imbalan yang pantas.”“Haruskah aku berterima kasih padamu?” “Tentu saja! Bukankah itu yang harus pertama kali kamu lakukan?” sindir David.“Terima kasih,
Sebuah mobil yang tak asing bagi Dave maupun Agnesia berhenti di depan rumah kuno itu. Pengemudi mobil itu keluar dari mobilnya. Tatapan tajam mengarah ke arah Dave yang masih mengunci tangan Agnesia di belakang tubuh wanita itu.“Lepaskan dia Dave!” titah David dengan tatapan tajam menghujam pada pria itu.Sama halnya dengan Dave, dua pria itu saling bersitatap dengan sengit bagai musuh bebuyutan yang sudah lama tidak bertemu.Dave pun melepaskan Agnesia dengan kasar.“Di mana Nona Alexandra, Nez?” tanya David dengan tatapan masih tertuju pada Dave.“Nona Alexandra di dalam bersama dengan Tuan Christian, Tuan,” jawab Agnesia.“Kamu biarkan saja dia di dalam berdua? Bukankah aku sudah perintahkan untukmu agar ….”“Tuan Christian tidak akan membunuh Nona Alexandra, David. Kamu tak perlu khawatir berlebihan, kecuali kalian memang ada sesuatu.” Dave memotong ucapan David.David hanya mengepalkan tangannya
Christian langsung beralih mendorong kursi roda dengan tak membuat celah sedikitpun bagi David mengambil alih.Dengan tenang Christian mendorong kursi roda mengikuti langkah perawat yang berjalan lebih dulu.David tersenyum samar melihat kelakuan Christian yang seperti anak kecil takut ibunya akan diambil oleh anak kecil yang lainnya.Christian juga dengan sigap kembali menggendong Alexandra untuk berbaring di brankar.“Kamu bisa pergi, biar aku yang menemani Nona Alexandra, dia harus beristirahat dengan benar agar tenaga cepat pulih,” kata David setelah perawatan meninggalkan ruangan, pria itu sengaja memancing emosi Christian.“Kamu pikir, siapa yang lebih pantas berada di sini?” tanya Christian yang tidak terima.David tersenyum sinis.“Aku tidak percaya padamu, bisa saja kamu langsung mencekik atau memberikan racun pada Nona Alexandra,” ujar David.Rahang Christian terlihat mengeras, David berhasil memprovokasi suami Alexandra itu.Dua pria itu terus bersitegang hingga akhirnya Al
Bbbuuukkkk!Satu kepalan tinju mendarat tepat di perut Christian.Uhuk! Christian terbatuk mendapat serangan yang begitu mendadak itu.Christian merasakan nyeri di ulu hati akibat pukulan dari David yang begitu kuat.David memandang Christian yang menahan sakit dengan pandangan mencemooh. Hatinya masih kesal dengan sikap Christian, arogan, egois, dan sesuka hati.Ada sedikit rasa bersalah di hati David telah memberi tahu Christian di mana Alexandra berada. Harusnya David juga memberi tahu Alexandra tentang kedatangan Christian, niat hati ingin memberi wanita itu kejutan, tapi justru berakibat yang bisa membahayakan janin di kandungan Alexandra.“Itu pembalasan karena kamu adalah pria bodoh yang tidak bisa berpikir dengan jernih dan hampir membunuh istri dan anakmu sendiri!” ujar David.Christian menatap kesal pada David, ingin rasanya dia membalas pukulan dari sahabatnya itu andai saja yang diucapkan oleh David bukan sebuah kebenaran. Tapi sayangnya, yang diucapkan oleh David adalah
Alexandra melingkarkan kedua tangannya di leher Christian. Keduanya saling menatap penuh cinta dan kerinduan.“Apa kamu masih marah padaku?” tanya Alexandra.Christian hanya menggeleng samar.“Apa kamu merindukanku?” tanya Alexandra lagi.“Tentu saja aku sangat merindukanmu,” jujur Christian.Kemudian mendaratkan sebuah ciuman hangat di bibir Alexandra.“Aku akan membawamu ke kota jika kamu sudah siap, kita umumkan kehamilanmu pada seluruh keluarga dan dunia,” kata Christian dengan mantap.Raut wajah Alexandra terlihat sedikit mendung. Dia teringat dengan kontrak pernikahan mereka.Alexandra melepaskan kedua tangannya dari leher Christian, kemudian memutar tubuhnya menghadap ke arah yang lain.“Kenapa? Apa kamu tidak suka?” tanya Christian yang paham dengan gestur tubuh Alexandra.“Bagaimana kalau kita rahasiakan kehamilan ini?” usul Alexandra.Christian mengerutkan keningnya, ini adalah momen bahagia tapi kenapa istrinya justru meminta untuk merahasiakan? Christian bertanya dalam hat
‘Mencintai Alexandra?’ batin Christian.Isi tempurung kepala Christian terus bertanya-tanya apakah benar dirinya mencintai Alexandra Davendra.Cemburu? Cinta? Dua hal yang sejak tadi ditekankan oleh sahabatnya itu membuat Christian tidak yakin, apakah benar saat ini dirinya sedang mengalami yang namanya cinta dan cemburu.Apakah seperti ini rasanya cemburu dan cinta, sebab selama ini Christian tidak pernah merasakan hal yang sama meski pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis maupun memiliki seorang kekasih.Rasa ingin menerkam orang hidup seperti singa yang lapar. Hati yang tidak rela jika Alexandra lebih memilih orang lain ketimbang dirinya. Pandangan yang tak suka saat melihat Alexandra akrab dengan pria lain.Seperti itu kah yang namanya cinta dan cemburu? Sungguh menggelikan, pikir Christian.‘Aaarrgggghhh! Rasanya aku hampir gila!’ erang Christian dalam hati.Christian berusaha mengenyahkan rasa yang mengganggu
Degup jantung keduanya seperti beradu, seakan berlomba memperdengarkan irama yang menderu.“Apa kamu merindukanku?” tanya Alexandra.“Tentu saja aku merindukanmu,” jawab Christian.“Seandainya aku sakit tapi tidak dalam keadaan hamil, apa kamu juga akan tetap mengkhawatirkanku?”“Tentu saja aku sangat khawatir.” Alexandra tersenyum, sepertinya dia hanya salah mengartikan ucapan Christian. Alexandra yang sensitif lupa jika suaminya adalah tipe orang yang mengatakan hal berbeda meski sebenarnya dia sangat perhatian.Alexandra membelai lembut rahang suaminya yang tegas, rindu itu semakin bergelora.Perlahan Alexandra mendekatkan wajah yang disambut dengan senang hati oleh Christian, pria itu justru lebih dulu meraup bibir Alexandra. Keduanya terhanyut dalam buaian kerinduan.“Apa aku boleh menyapa dia?” tanya Christian yang telah terbawa gairah. Alexandra mengangguk.Christian mulai berselancar, beberapa
Gagal sudah rencana Alexandra untuk pulang ke rumahnya dan juga berpesta bersama Fiona. Terlihat jelas dalam guratan wajah wanita itu jika saat ini dia sedang kesal.“Apa seperti itu wajah yang seharusnya kamu tunjukkan pada suamimu setelah lima tahun tidak bertemu!” protes Christian. Alexandra hanya diam dan melirik pada pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu.Pria itu sibuk menyiapkan minuman di dalam Limousine mewahnya.Tak ubahnya dengan sang ibu, Aldrich pun berwajah tak bersahabat, tangannya menyilang di dada dan menatap ayahnya dengan tajam sama persis seperti Christian.Kini Aldrich ingat jika pria tampan berwajah tegas itu adalah pria sukses yang ada di televisi, yang membuat ibunya bahkan tidak berkedip memandangnya, namun ketika di dalam kesunyian ibunya menangis karena teringat dengan pria itu.Pria itu juga yang fotonya berada dalam dompet kesayangan ibunya. Aldrich tahu karena pernah sengaja mencari tahu tentang ayahnya.Alexandra bukan tak pernah memberi tahu se
Lima tahun kemudian. Alexandra dapat melewati waktu lima tahun ini hidup bertiga dengan ayah dan juga anaknya. Pria kecil yang tampan, lincah, dan juga cerdas itu dia beri nama Aldrich Tian. Aldrich yang artinya laki-laki bangsawan yang berkarakter dan berbudi luhur, sedangkan Tian diambil dari penggalan nama ayahnya, Christian. Lima tahun yang lalu Alexandra dan ayahnya memutuskan untuk meninggalkan kota itu dan memilih menetap di kota tanah kelahiran sang ayah. Meninggalkan semua kenangan pahit yang pernah mereka lalui, memulai hidup baru dan juga bisnis baru di tempat tinggal yang baru. Lima tahun berlalu Alexandra dan Aldrich baru saja menginjakkan kaki di tanah kelahirannya lagi. Alexandra akan menghadiri sebuah pertemuan besar dalam dunia bisnis, perusahaannya masuk dalam undangan khusus di acara tersebut. “Jadi ini kota kelahiranmu, Ma? Lebih semrawut dari dugaanku,” kata Aldrich. Alexandra membulatkan mata. “Kamu berkomentar terlalu pedas Al, jangan sampai orang l
Alexandra akhirnya membuka suara dengan sebuah pertanyaan.Christian tersenyum samar mendengar pertanyaan dari istrinya itu.“Kita bahas itu besok saja, kita tidak perlu buru-buru. Silakan kamu coba susu almond buatanku, kalau enak aku akan rajin buatkan untukmu.”Alexandra menghela nafas pelan, kemudian mengambil gelas yang berisi susu almond itu. Aromanya sungguh menggoda.Alexandra menyeruput susu tersebut, rasanya sangat segar berbeda dengan susu hamil pada umumnya yang membuat eneg.Sedangkan Christian menatap Alexandra dengan antusias menunggu wanita itu berkomentar.“Bagaimana rasanya?”“Enak,” jawab Alexandra singkat.“Kamu suka?” Alexandra hanya mengangguk dengan senyuman setipis tisu.“Baiklah aku akan rajin membuatkannya untuk,” seru Christian.Alexandra tersenyum tipis kemudian kembali meminum susu itu lagi.“Setelah ini kita makan malam, aku sudah buatkan sup salmon untukmu.”Mereka menikmati makan malam bersama dengan menu spesial buatan Christian.Bagaimana Alexandra ti
Seraya menggiring Alexandra ke mobil, Christian menghubungi seseorang.“Dave, berhentilah bermain-main, dia sudah bersamaku sekarang!” titah Christian.“Tanggung, Tuan. Aku ingin sedikit membuatnya tergores,” balas Dave.“Terserah kamu saja!” Christian langsung memutus panggilan tersebut.Di dalam mobil mewah itu begitu sunyi, baik Alexandra maupun Christian tak ada yang membuka suara.Alexandra tidak tahu akan dibawa ke mana yang dia tahu jalan itu tidak menuju ke apartemen Christian.Sedangkan Christian mati-matian menahan diri agar tidak kelepasan, dia ingin sekali memeluk Alexandra, mengucapkan kata rindu, mengecup bibirnya, dan juga menyapa janin dalam kandungan Alexandra, tapi egonya masih begitu tinggi.Setelah melewati perjalanan yang cukup memakan waktu, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah mewah berlantai dua yang berada di dekat pantai.Saat keluar dari mobil Alexandra bisa mencium aroma pantai yang khas. Alexandra menghentikan langkah kemudian menghirup dalam-dalam udara d
David menyeringai, dengan sigap dia menghalau tangan Dave, sebuah tembakan melayang entah ke mana.Doorrr!!!Buuugghhh!!!Satu sikutan keras menghujam tepat perut Dave. “Uugghhh!!!”David langsung mengambil alih senjata itu dari tangan Dave.Dave memang ahli dengan senjata api, tapi tak setangkas David dengan tangan kosongnya.“Jangan membuat keributan, Dave. Aku sedang tidak ingin meladenimu!” David mengulang kalimatnya memberi penegasan.Dave meringis, serangan David ternyata cukup kuat, beberapa saat kemudian Dave menegakkan tubuhnya dan bertepuk tangan pelan.“Hebat! Kecepatanmu memang tidak ada tandingannya!” puji Dave.“Ayo kita sedikit bermain-main, aku sudah menantikan pertarungan ini sejak lama!” ungkap Dave.“Tidak denganku, Dave! Aku tidak memiliki banyak waktu,” David langsung masuk ke dalam mobil dan memacu kendaraannya menuju ke rumahnya.Entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak, David merasa Dave datang hanya ingin mengulur waktunya saja. Dalam perjalanan David
David masuk ke dalam ruang rawat inap Alexandra dengan membawa makanan kesukaan Alexandra seperti biasanya.“Aku ada kabar gembira untukmu!” Ucap David pada Alexandra.“Apa itu?”“Jika sore ini hasil pemeriksaanmu bagus semua, dini hari kita bisa keluar dari sini.”“Benarkah?” tanya Alexandra dengan wajah semringah.“Tentu saja, aku tidak pernah berbohong padamu. Tapi….” David menjeda ucapannya.“Tapi apa?”“Tapi aku butuh tahu persiapanmu.”“Persiapan?” tanya Alexandra bingung.“Iya, persiapan. Cepat atau lambat Christian pasti akan menemukan kita. Aku ingin kamu juga bersiap secara fisik dan mental jika tiba-tiba dia menemukan kita, terutama kamu. Aku sendiri tidak yakin akan bisa melindungimu sepenuhnya kali ini,” jujur David.David sendiri juga sedang mempersiapkan diri andai saja Christian melakukan serangan. “Iya, aku sudah mempersiapkan diri, David. Kamu tak perlu khawatir. Justru aku mengkhawatirkanmu, dia orang yang tidak memiliki hati, aku takut gara-gara aku, kamu send
Christian menyeringai mendengar ucapan ayah mertuanya.“Benar Ayah Mertua, aku memang tidak butuh perusahaanmu itu. Kalau begitu jaminkan saja nyawa Anda,” ucap Christian dengan dingin dan tanpa belas kasih.“A-apa?” Harry Davendra pun terkejut. Isi tempurung kelapanya baru saja berpikir seperti itu, lalu pria mengerikan di depannya ini berkata hal yang sama.“Apa Anda tuli?” Christian pun berdiri tanpa menunggu jawaban dari ayah mertuanya, kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membawa Harry dengan paksa.Harry tak bisa berbuat apa-apa, memangnya dia bisa berbuat apa? Dalam hati Harry hanya bisa berdoa semoga Alexandra dalam keadaan baik-baik saja setelah ini.Bisa dikatakan hidupnya begitu sial bisa berurusan dengan Christian Hoover.Harry digelandang keluar dari rumahnya.“Tuan Christian, Anda tidak bisa membawa ….”Belum sempat anak buah David itu selesai bicara sebuah tembakan melesat ke tubuh itu. “Merepotkan sekali!” kesal Christian.Sedangkan tubuh Harry mulai gemetar,
Mendengar panggilan Anna, David pun menghentikan langkahnya dan menoleh.“Ya?”“Kembalilah dengan selamat. Melawan Pak Chris dan Tuan Dave pasti tidak akan mudah,” pesan Anna dengan nada khawatir.“Kamu tak perlu khawatir. Aku tidak akan bertengkar dengan mereka,” balas David lalu kembali melanjutkan langkahnya.“Sayangnya aku tak percaya ucapanmu, Tuan David,” gumam Anna. Lalu masuk ke dalam kamar inap Alexandra.“Anna!”“Ya, Nona?”“Apa David akan baik-baik saja karena melindungiku?” tanya Alexandra dengan nada khawatir. Baik Christian dan David sama-sama manusia tidak mempunyai hati, bedanya Christian masih memiliki kekuatan yang lain, sedangkan David tidak.“Percaya pada Tuan David, Nona. Dia pasti akan baik-baik saja,” Anna mencoba menenangkan Alexandra, kendati dirinya sendiri tidak yakin.“Aku hanya tidak ingin ada pertumpahan darah di antara mereka. Mereka adalah partner dan juga sahabat, aku tidak ingin hanya karena wanita sepertiku mereka terpecah belah,” ujar Alexandra.An
“Aaarrggghhh!!!!” Christian mengerang kesal. Dia meluapkan emosi dengan meluluh lantakkan kamar itu.“Brengsek! Bajingan! David sialan!” Maki Christian.“Alexandra, jadi kamu lebih memilih bersama David setelah mengetahui semua fakta yang ada? Hahahah!” Christian tertawa frustasi.“Hanya orang bodoh yang tetap mau bersama orang yang telah membunuh ibu kandungnya sendiri, ya, orang bodoh. Kamu harus sadar diri Christian, lihatlah semua ini akibat dari ulahmu sendiri,” Christian bermonolog setelah memporak-porandakan kamar tersebut.“Alexandra!” gumam Christian.“Aku ingin menjadi orang egois yang ingin terus bersamamu walaupun kamu tak akan pernah memaafkanku. Sungguh aku mencintaimu, Alexandra!” Monolog Christian lagi kemudian tertawa seperti orang gila.Ya, Christian telah gila. Gila karena kebenciannya telah berbalik arah menjadi cinta, dan sebaliknya untuk Alexandra.Menyesal? Tentu saja dia menyesal, andai dia tahu lebih awal, pasti tidak akan seperti ini jadinya. Dari mana Davi