Beranda / Romansa / Istri Jaminan Sang Laksamana / Bab 3. Admiral Sombong Itu Suamiku

Share

Bab 3. Admiral Sombong Itu Suamiku

Penulis: Kalendra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Blue Handerson mungkin hanyalah ajudan Shawn Miller tapi ia juga tak tega melihat ada seorang wanita yang disimpan atasannya itu di rumahnya tanpa dikunjungi sama sekali.

Berbekal beberapa kue buatan kekasihnya Emma Webster, Blue datang ke mansion Shawn yang sedang memimpin misi untuk mengamankan rudal yang hilang itu. Sudah satu minggu lebih, Shawn tak pulang ke rumahnya.  Ia sibuk di kapal induk dan memimpin skuadron tempur untuk latihan dan misi rahasianya.

Tanpa ijin dan sepengetahuan atasannya, Blue datang dengan sebuah tentengan untuk Kiran Kanishka, sebagai tanda perkenalan. Wanita itu akan diceraikan Shawn dalam beberapa hari ke depan. Tak ada salahnya menyapa selain ia juga penasaran seperti apa wajah sang wanita jaminan.

“Selamat pagi Bibi Shimla, aku membawakan kue untuk Nyonya Kiran dari kekasihku. Sebagai hadiah,” ujar Blue dengan ramah memberikan bungkusan kue kering buatan rumah pada Shimla Sharma.

“Wah ini pasti sangat enak.” Blue tersenyum saja pada pujian pelayan itu.

“Oh iya, Nyonya Kiran baru saja pulang, dia sedang berganti pakaian. Sebentar akan aku panggilkan,” sambung Shimla lagi dan Blue hanya menganguk saja. Wanita paruh baya dengan pakaian panjang yang sopan itu lalu meletakkan bag yang diberikan Blue di konter dapur sebelum berjalan ke kamar Kiran untuk memanggilnya.

Kiran lalu keluar dari kamar setelah diberitahu jika Blue Handerson, ajunda Admiral Shawn Miller datang berkunjung.

“Tuan Handerson?” sapa Kiran dan Blue pun berbalik. Matanya langsung sedikit membesar tapi ia dengan cepat tersenyum sedikit aneh.

“Senang akhirnya bisa bertemu denganmu.” Blue masih sedikit tertegun dan mengangguk.

“Uhm, maaf aku baru datang dan memperkenalkan diri. Admiral Miller sedang memiliki misi jadi tidak bisa pulang.” Kiran tersenyum dan mengangguk.

‘Oh tidak! Apa yang dikatakan Admiral jika dia melihat wanita ini? apa yang harus aku lakukan?’ Blue sibuk bertanya dalam hatinya dan bersikap sedikit gugup.

“Tuan Handerson membawakan beberapa kue kering untuk Nyonya,” ujar Shimla memperlihatkan paper bag yang diberikan Blue sebelumnya pada Kiran. Kiran langsung tersenyum dan menyengir bahagia.

“Oh, ini pasti enak sekali. Kenapa harus repot-repot Tuan Handerson!” balas Kiran memberi tanggapannya.

“Hahaha, ini bukan apa-apa. Itu ─ uhm, sebenarnya Admiral Miller yang memintaku untuk membawakanmu sesuatu tapi aku tidak tau harus memberikan apa, jadi aku meminta kekasihku untuk membuat beberapa kue kering,” jawab Blue asal berbohong.

“Maaf Nyonya harusnya aku tidak membawakanmu makanan seperti ini!” Blue langsung tak enak dan mengutuk dalam hatinya. Bagaimana dia bisa berpikir malah memberikan kue kering pada wanita secantik Kiran? Harusnya dia memberi perhiasan atau semacamnya? Hah, dasar bodoh!

“Tidak-tidak. Aku sangat suka mengemik. Terima kasih sudah memberikanku makanan seperti ini, aku sangat suka.” Blue sedikit tertegun mendengar ketulusan dari nada bicara Kiran yang lembut dan tulus.

“Uhm, sampaikan pada Admiral Miller jika aku berterima kasih atas perhatiannya padaku. Terima kasih,” tambah Kiran lagi dan merona.

‘Wah, dia sangat-sangat cantik! Admiral Miller benar-benar beruntung!’ batin Blue tanpa sadar. Ia tersenyum dan mengangguk tak lama kemudian.

“Kalau begitu, aku harus kembali. Selamat menikmati kue-nya, Nyonya.” Kiran mengangguk pada Blue yang mengucapkan pamit dengan sopan dan berjalan keluar dari mansion Shawn Miller.

Di dalam, Kiran begitu bahagia mendapatkan hadiah pertama dari pria yang menjadi suaminya. Meskipun ia tak pernah bertemu, tapi Kiran sudah melihat foto Shawn.

Beberapa hari yang lalu ketika ia sedang membersihkan ruang kerja Shawn, sebuah foto Shawn terletak di sana. Di dalam rumah itu mungkin itu adalah satu-satunya gambar Shawn yang terlihat.

Foto seorang pria dalam balutan seragam Laksamana berwarna putih lengkap dengan topi dan pangkat jenderal berbintang yang melekat padanya.

Kiran mengambil foto dari frame berukuran sedang yang diletakkan disalah satu lemari lalu membersihkannya dari debu halus yang menempel.

“Jadi ini adalah Admiral Miller,” gumam Kiran dengan suara lembutnya.

“Hai, namaku Kiran Kanishka, senang berkenalan denganmu Admiral,” sambungnya lagi masih dengan suara kecil dan begitu lembut. Kiran meletakkan kembali frame foto itu dan tersenyum pada wajah dingin Shawn yang tak tersenyum di sana.

“Dia ternyata pria yang tampan, hehehe!” Kiran terkikik kecil dan malu-malu lalu melanjutkan lagi membersihkan ruangan tersebut. Kiran mungkin tak akan pernah menyangka jika dalam waktu satu minggu lagi, ia akan diceraikan Shawn yang tak pernah dilihatnya langsung.

Keesokan harinya, Kiran Kanishka dipanggil ke ruangan atasannya setelah ia menyelesaikan beberapa berkas perkara yang harus dibelanya minggu depan. Ia pun berjalan masuk dan mengetuk pintu dengan sopan meminta ijin masuk.

“Masuklah Kiran, aku perlu bicara denganmu!” ujar atasannya yang juga seorang Jaksa. Kiran masuk dan duduk dengan sopan di depan atasannya yang bernama Thomas Davidson itu sedang membuka-buka beberapa berkas sebelum menatap Kiran yang sudah duduk di depannya.

“Ada kasus untukmu, tapi ini permintaan Mahkamah Militer,” ujar Thomas memberi awal pada pembicaraannya. Kiran sedikit mengernyitkan keningnya.

“Tapi kita bukan pengacara untuk kasus seperti itu,” sanggah Kiran dengan lembut. Thomas mengangguk mengerti.

“Admiral Muda Jefferson sebagai hakim yang memintanya khusus padaku untuk mengirimkan seorang jaksa atas kasus ini. Ini kasus kedua karena yang pertama perwira militer ini sudah diberikan peringatan,” jawab Thomas sebelum kemudian menyodorkan dokumen perkara yang harus diselesaikan oleh Kiran.

Kiran mengambil dokumen tersebut dan belum membukanya. Ia masih menunggu beberapa hal yang harus didengarkan sebelum memepelajari kasusnya.

“Hakim ketua meminta aku untuk memilih Jaksa yang bisa membuat Admiral itu buka mulut dan memberikan keterangan yang tepat.” Kiran mengangguk lagi.

“Jadi aku mengusulkan namamu dan Robert tapi aku minta kamu yang menjadi penuntut utama, kamu bisa kan?” tanya Thomas lagi mengunci Kiran yang tak punya alasan selain hanya mengangguk.

“Bagus, kasus minggu depan serahkan saja pada jaksa lain saja. Aku ingin kamu berkonsentrasi untuk menyelesaikan kasus ini. Admiral itu harus mendapatkan sanksi setidaknya sanksi disiplin atau kurungan itu lebih baik!” tunjuk Thomas lagi memerintahkan Kiran. Kiran tak mengiyakan dan hanya tersenyum tipis saja.

“Jika tidak ada lagi aku ingin kembali ke ruanganku, Pak,” jawab Kiran kemudian. Thomas mengangguk saja tanpa memperhatikan Kiran lagi. Kiran akhirnya keluar dengan sebuah berkas di tangannya. Ia kembali ke kantornya dan membereskan berkas perkara yang akan diberikan pada jaksa muda yang ditugaskan Thomas untuk menyelesaikan perkara itu.

“Maaf ya, aku jadi merepotkanmu,” ujar Kiran lembut pada Jaksa muda pria yang tersenyum manis padanya.

“Tidak apa-apa, Kiran. Aku akan mengerjakan kasusmu. Kamu tenang saja.” Kiran cuma tersenyum manis dan berbalik kembali ke mejanya. Ia duduk dengan tenang di kursinya dan mulai membuka dokumen tersebut.

Keningnya jadi makin mengernyit saat ternyata tahu jika perwira tinggi yang dimaksud adalah suaminya sendiri, Admiral Shawn Miller.

“Ternyata dia?” gumam Kiran pada dirinya sendiri. Bahu Kiran sedikit turun karena kecewa. Ia memang tak mengenal Shawn sama sekali dan kasus yang ia dapatkan justru karena pelanggaran kode etik dan disiplin yang dilakukan oleh suaminya sendiri.

“Aduh, aku harus bagaimana?” tanya Kiran lagi makin kecewa pada keadaannya. Tapi Kiran tak boleh bersikap subjektif, dia adalah seorang Jaksa. Terlebih dia tak mengenal Shawn, siapa tahu dia bersalah atau tidak jika tidak dibuktikan dalam sebuah pengadilan yang adil.

“Kamu sudah mendapatkan berkasnya?” tanya Robert Grisham pada partner kerjanya kali ini, Kiran Kanishka. Kiran sedikit mendongakkan kepalanya dan tersenyum mengangguk.

“Iya, aku sedang membacanya.” Robert lantas mengambil sebuah kursi lalu duduk di depan meja Kiran seolah siap untuk bergosip.

“Aku sudah baca profil Admiral itu. Dia pria angkuh yang menganggap dirinya hebat. Jika kita bisa menjebloskannya ke penjara militer maka dia pasti tak kan bisa naik pangkat!” ujar Robert mulai memprovokasi Kiran.

“Tapi kita belum mendapatkan bukti jika dia bersalah atau bukan,” sanggah Kiran dengan suara lembutnya.

“Saksi dan bukti sudah jelas. Dia memang memukul perwira lainnya untuk mendapatkan keterangan yang ia mau. Hasil visum juga sudah dikonfirmasi dan benar!” Kiran memilih diam dan membaca lagi berkas milik Shawn Miller.

“Kita surati saja dulu seperti prosedurnya jika dia tidak datang baru dia akan mengikuti sidang,” jawab Kiran kemudian. Ia tak mau lama-lama mengikuti pembicaraan tentang Shawn. Kiran tak suka bergosip dan tak suka memperpanjang pembicaraan yang tak jelas.

“Surat sudah diberikan belum ada jawaban sampai sekarang. Aku sudah bilang dia cuma pria angkuh yang jahat!” tambah Robert lagi dan Kiran cuma diam saja. Benarkah begitu? Bukankah kemarin ia sudah mengirimkan kue-kue lucu itu sebagai hadiah bagi Kiran? Apa benar dia pria yang jahat?

Bab terkait

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 4. Bukan Jaminan Berharga

    Dua hari sebelum perjanjian usai, ajudan Shawn yaitu Blue berjalan dengan cepat masuk ke dalam ruangan Shawn untuk melapor. Shawn langsung mengangkat matanya dan hendak bertanya namun berita yang dibawa oleh Blue lebih mengejutkan.“Daftar itu palsu!” ujarnya singkat dengan wajah menggeram.“Apa!”“Daftar yang diberikan oleh Menteri Baker padamu adalah palsu, Admiral!” lanjut Blue dengan nada tegas yang sama. Shawn langsung berdiri dan membesarkan matanya.“Aku sudah memeriksa daftarnya dan dia memberikan kita daftar yang palsu. Tim ahli sudah memeriksanya. Dan kita membuat daftar palsu pada daftar palsu!” sambung Blue lagi.BAM- tangan Shawn dengan cepat meninju meja kerjanya dengan wajah menggeram kesal.“Dia menipuku, dasar brengsek!” umpat Shawn dengan napas sedikit tersengal marah.“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Blue kemudian. Shawn masih bernapas sedikit lebih cepat dan tampak berpikir.“Lalu kenapa Kanishka diam saja? Dia tidak memberiku kabar apa pun sama sekali

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 5. Tidak Sudi Dilayani

    “Admiral, aku sudah memeriksa daftar itu dan semuanya asli. Sekarang, aku meminta putriku kembali!” ujar Yousef tanpa memulai sedikit basa basi dengan Shawn kala menghubunginya.Shawn mendengus sambil menyandarkan punggung dan kepalanya ke sandaran kursi penumpang sambil menyengir sinis.“Kamu pikir aku bodoh, Kanishka? Apa kamu pikir aku akan jatuh pada perangkapmu?” jawab Shawn dengan nada rendah dan dalam. Suara husky dan sedikit serak milik Shawn seakan membungkam Yousef yang sedikit terdiam.“Kenapa diam? Jika daftar di tanganku ini palsu, aku akan membunuhmudengan tanganku sendiri!” geram Shawn dengan suara makin rendah.“Hahahaha!” Yousef tertawa mengejek Shawn dan itu membuat Shawn jadi makin menggeram kesal.“Admiral, aku salut dengan kepintaran ajudanmu mencari tahu soal aku. Katakan padaku, jika Mahkamah Militer mengetahui apa yang kamu lakukan selama ini, apa mereka akan melepaskanmu?” Yousef balik bertanya dengan nada mengejek. Shawn makin menggeram karena kartu truf-nya

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 6. Tanpa Belas Kasih

    Dua Hari Sebelumnya,Hongkong sebenarnya juga terkenal dengan surganya hiburan malam dan para penghiburnya. Tapi Shawn tak pernah sembarangan memakai wanita untuk menjadi teman tidurnya.Ia tahu resikonya menjalani seks bebas. Jadi, ia tak mau ambil resiko dengan tidur dengan sembarangan wanita. Sudah dua malam Shawn berada di Hongkong dan ia berusaha tak kelepasan untuk memesan wanita. Maka agar bisa mengalihkan pikirannya, ia berlatih menembak dan fisik di pangkalan militer US di Hongkong.Shawn tak bisa pulang sebelum mendapatkan daftar rahasia itu dari Jayden Lin, pemimpin gengster Golden Dragon yang ia ajak bekerja sama. Dan ia baru mendapatkan kabar saat tengah berlatih menembak. Blue datang dengan sebuah ponsel dan menyampaikan pesan yang diberikan oleh Jayden Lin padanya."Aku sudah mendapatkan Lupen, kapan kita bertemu?" tanya Jayden tanpa mengucapkan salam apapun sama sekali."Sekarang, aku harus dapat daftar itu sekarang

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 7. Mengejar Daftar Rahasia

    "Aku tidak punya obat bius, Dubrey. Aku sudah menghabiskannya untukmu tadi!" sahut Shawn masih dengan nada datar yang sama. Sementara Josh sibuk menahan rasa sakit dan darah yang sudah mengalir deras. "Aku tidak tau..." "Aku tau kamu orang Kanishka. Katakan padaku di mana rudalnya atau aku benar-benar akan mematahkan tulangmu sekarang!" ancam Shawn dengan nada rendah dan menakutkan. Josh mencoba bernapas diantara rasa syok yang menghampiri tubuhnya. "Delaware... sungai croocks...!" Josh menangis kesakitan sementara Shawn lalu menoleh pada Blue yang mengangguk mengerti. Ia segera menghubungi seorang perwira yang ditugaskan Shawn untuk membawa kembali rudal tersebut. Sepuluh prajurit angkatan laut kemudian bersiap naik ke dalam salah satu helikopter dan berangkat ke tepi sungai yang dimaksud. Shawn menunggu beberapa saat sampai ada laporan bahwa rudak tersebut di temukan. Sementara tangan Josh diletakkan dalam kubangan es untuk meredakan sakitnya. Tapi

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 8. Sisi Gelap

    "Kalau begitu kita ke dalam saja!" ujar Shawn mengajak Jayden untuk masuk ke dalam klub sambil menikmati pemandangan pesta 24 jam tanpa jeda. Shawn tersenyum pada beberapa gadis seksi yang menyapanya. Mereka akhirnya memutuskan untuk duduk di salah satu sudut konter bar sebelum menemui Fernando."Aku masih penasaran apa masalahmu dengan Kanishka? Kenapa sepertinya kamu sangat bernafsu membunuhnya?" tanya Jayden iseng sembari menunggu dengan minumannya."Dia mertuaku, Jay!" Jayden hampir tersedak jika saja ia tak ingat bahwa minuman ringan itu hampir masuk tenggorokannya."Apa!!" Shawn yang meminum Scotch hanya bisa mendengus tersenyum sinis sekaligus miris."Jadi putrinya Kanishka bersama mu sekarang?" tanya Jayden. Shawn mengangguk."Dia membuat kontrak denganku akan menyerahkan daftar itu dengan menjaminkan putrinya. Sekarang dia ada di rumahku di Boston," jawab Shawn sambil minum dengan santai."Gila... aku kira jaminan hanya uang atau ba

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 9. Ingin Punya Kekasih

    Jayden melemparkan Lopez tepat ke kaki Shawn Miller. Shawn memakai jaket palka besar dengan hoody yang menutupi kepala, ia tak boleh terlihat. Ia menyeringai jahat lalu menarik kerah jaket Lopez dan membawanya ke sebuah meja.Beberapa anak buah Jayden lantas memegang Lopez yang dipaksa terlentang di atas meja tersebut."Aah, lepaskan aku!" pekik Lopez terengah dengan suara yang hampir hilang. Jayden mendekat dan tertawa."Kau sudah membuatku capek Fernando Lopez. Aku rasa aku tidak akan melepaskanmu... aakhcuih!" ujar Jayden lalu meludah pada tubuh Lopez. Ia berjalan ke arah sofa dan menonton apa yang akan dilakukan oleh Shawn."Berbohong denganku... memiliki resiko yang sangat besar. Fernando Lopez." Shawn menyeringai jahat dan terlihat sangat menakutkan. Lopez menggelengkan kepalanya dengan cepat."Katakan dimana daftar nya?" tanya Shawn sambil mendekat. Lopez tetap menggeleng tidak tau."Masih tidak mau bicara?" Shawn lantas mendekatkan s

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 10. Bukan Racun Di Tanganku

    NEW YORKHan membantu Shawn dan ajudannya, Blue Handerson untuk masuk ke apartemen yang sedang dimasuki oleh Jayden. Jayden tengah mengencani Mary Kagawa, adik kandung Hiroki Kagawa yang diberikan daftar rahasia oleh Fernando Lopez. Ia berhasil mengelabui Mary dan membawanya masuk kamar sementara Shawn dan Blue mengobrak abrik isi kamar."Oh Jayden..." desah Mary terdengar saat Jayden tak berhenti menciuminya. Layaknya Kasanova yang berpengalaman, Jayden pintar memainkan perannya. Ia melayani hasrat Mary yang sudah meledak ingin berhubungan intim dengan Jayden.Shawn sempat lewat melirik Jayden dari lorong apartemen itu ketika akan ke salah satu kamar tempat daftar itu berada. Sambil menikmati ciuman Mary di rahangnya, ia mengangkat wajahnya pada Shawn yang menyengir nakal di dekat pintu kamar yang terbuka. Jayden hanya mengedipkan mata lalu tersenyum dan mulai berhubungan dengan Mary.Blue sudah masuk terlebih dahulu dan langsung membongkar sebuah lemari

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 11. Menekukkan Lutut Admiral Angkuh

    Shawn Miller benar-benar kesal hari ini. Alih-alih ingin menyelesaikan perkaranya dengan Yousef Kanishka mengenai bagian daftar rahasia yang hilang, ia harus berurusan dengan pengadilan militer sekarang.Jadi dia datang masih berseragam lengkap langsung dari pangkalan militer. Blue terus mencoba merahasiakan pengadilan itu dari penciuman wartawan dan kantor berita. Nama Shawn Miller sangat dikagumi publik belakangan. Reputasinya bisa terganggu gara-gara berita kekerasan tersebut.“Aku tak mau ada siapa pun yang tahu akan hal ini, Blue!” tegas Shawn sebelum dia masuk ke dalam sebuah ruangan yang akan digunakan untuk meminta keterangan langsung dari Shawn. Blue hanya bisa mengangguk dan terus mendampingi Shawn untuk memberikan kesaksiannya.Mata Blue lalu membesar saat melihat Kiran Kanishka ternyata duduk di deretan kursi Jaksa Penuntut Umum. Sementara Shawn tak melihatnya sama sekali.Shawn lalu dipanggil ke depan dan duduk sederetan den

Bab terbaru

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 213. Akankah Kita Bertemu Lagi?

    Ares bahkan sempat mencegat Andrew tapi yang ditunjukkan sahabatnya itu hanyalah tatapan kebencian. Ia pergi tanpa ada siapa pun yang bisa mencegahnya. Andrew ternyata pulang ke Boston tapi The Seven Wolves terutama Jayden terus mengejar dirinya.Andrew pun tak lama menghabiskan waktunya di mansion sang Ayah, ia bahkan tak hadir saat pembacaan warisan yang memberikan seluruh harta milik Shawn Miller padanya. Andrew berhenti datang ke sekolah dan mulai menghilang. Ia lari dari asrama sekolah dan tak pernah kembali ke penthouse mewah di Belligers lagi.Andrew sempat menyelinap masuk ke dalam apartemen ayahnya yang dijaga oleh anggota Golden Dragon. Ia hanya ingin mengambil barang peninggalan ayahnya yaitu sebuah album lagu dalam bentuk vinil milik mendiang ibunya dan sebuah foto milik orang tuanya yang diambil oleh neneknya Kiriko Matsui.Setelah mendapatkan yang diinginkannya, Andrew hendak menyelinap lagi keluar sebelum ia melihat Nana Tantria ternyata tidur di

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 212. Amarah Terpendam

    "Waktu kematian … " begitu sakralnya kalimat tersebut saat seorang dokter menyatakan kematian seseorang. Kalimat itulah yang tak ingin di dengar oleh siapa pun. Itu termasuk Arjoona yang hanya duduk menyaksikan jasad temannya Shawn dinaikkan ke dalam ambulans dan dibawa.Semuanya hancur dalam sehari. Semuanya tanpa terkecuali. Dengan tubuh basah kuyup serta masih meneteskan air, Rei lantas menyelimuti ayahnya."Dad ... Daddy bisa pneumonia dan mati jika seperti ini!" ucap Rei dengan suara beratnya pada sang Ayah. Arjoona tak menjawab dan malah menengadahkan kepala menatap langit yang masih mendung. Hujan sudah berhenti dan membawa jiwa Shawn terbang ke angkasa. Mungkin saat ini, ia tengah bertemu Kiran dan berkumpul bersama James juga Delilah.Mata Rei lantas menoleh pada ambulans yang membawa Andrew. Ia tak sadarkan diri setelah tak mampu menangkap ayahnya Shawn yang memilih melompat dari ketinggian 15 meter lebih langsung ke lantai beton bersama Rohan K

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 211. Perang Terakhir; Kehilangan

    Jayden menggunakan tali pinggangnya sebagai alat bela diri dengan memanfaatkan tenaga lawan."Om Jay!" pekik Ares hendak menolong tapi ia salah jatuh dan hampir terjerembap ke lantai dua tempat dimana Jayden tengah dikeroyok. Andrew dengan cepat memegang tangan Ares sebelum ia terjatuh. Mata mereka saling menatap dengan ekspresi takut kehilangan. Punggung Andrew tiba-tiba dihantam oleh seseorang menggunakan kayu dan ia hampir saja melepaskan Ares.Mars yang berada di lantai satu melihat putranya bergelantung di lengan Andrew langsung membelalakkan matanya. Pertolongan bagi Andrew datang dari Aldrich dan Rei yang menghajar orang-orang yang memukul Andrew. Selagi Aldrich dan Rei sibuk berkelahi, Andrew menarik Ares kembali ke atas.Dengan mata terbelalak, Ares tak sempat bernapas selain memukul salah satu pria yang hendak memukul Andrew dari arah belakang. Mars di bawah sudah kalah telak karena kini dihajar oleh tiga orang bersenjata tajam. Salah satunya sudah men

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 210. Perang Terakhir

    Ares menatap horor ke arah Andrew yang hanya mendengus meliriknya sekilas."Ini bahaya!" gumam Ares lagi masih dengan pandangan horor yang sama."Dia Pamanku, Ares. Dia kakak dari ibuku!" gumam Andrew membuat Ares semakin membelalakkan matanya."Fuck!" kutuk Ares tanpa sadar. Ia lalu memandang dashboard mobil sport milik Andrew dan berpikir sementara Andrew terus mengebut dengan mobilnya. Ia memasukkan nama taman yang dimaksudkan oleh Elena pada mesin navigasi dan sebisa mungkin tiba lebih cepat. Ares lalu mengambil ponsel dan menghubungi Jupiter, Rei serta Aldrich bersamaan."Kamu mau apa?" tanya Andrew pada Ares yang menempelkan ponsel di telinganya."Menghubungi yang lain. Kita butuh bantuan!" aku Ares dengan jujur. Andrew menggelengkan kepalanya."Jangan ... mungkin tak akan terjadi apa pun!""Jangan gila kamu. Dia pria yang berbahaya!""Dia Pamanku, Ares!" bantah Andrew makin sengit."Tapi dia pembunuh Aunty Kiran.

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 209. Jangan Pergi

    Ares benar-benar menyebalkan. Ia terus menguntit Andrew bahkan sampai masuk ke dalam mobilnya. Ia hanya ingin Andrew bicara tentang apa yang membuatnya berubah tiba-tiba."Keluar!" sahut Andrew mengusir Ares yang ikut masuk ke dalam mobilnya."Tidak!" jawab Ares tak peduli. Andrew makin mendengus kesal lalu diam tak bicara maupun menekan pedal gas."Kenapa kamu pindah ke asrama sekolah? Memangnya kenapa jika tinggal di Bellingers?" tanya Ares begitu serius pada Andrew yang tiba-tiba memutuskan untuk masuk ke asrama sekolah dan tak mau lagi tinggal bersama ayahnya."Itu bukan urusanmu!""Aku temanmu, Andy!" Andrew terkekeh sinis dan menggelengkan kepalanya."Yang benar saja!" gumamnya makin sinis. Ares benar-benar mengernyitkan keningnya heran. Dalam satu hari ia bisa berubah drastis seperti seseorang yang tak pernah dikenal Ares sama sekali."Ada apa denganmu, Andy? Kenapa kamu bisa berubah seperti ini!" tukas Ares lagi dengan nada se

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 208. Kenangan Nada

    Shawn tak lagi masuk kerja usai pertengkarannya dengan Andrew tadi malam. Ia berdiri di depan jendela ruang kerjanya menunggu berita dari salah satu mata-matanya. Jemarinya terus menyentuh cincin pernikahan yang melingkari jemarinya.Alunan suara seorang wanita menyanyikan tembang Love Story mengisi relung ruangan yang sepi itu."With his first hello. He gave new meaning to this empty world of mine. There'd never be another love, another time. He came into my life and made the living fine. He fills my heart ... "Dengan merdunya rekaman suara nyanyian Kiran menggema ke seluruh penthouse tersebut. Seakan Kiran datang memeluk Shawn yang memejamkan matanya. Pipi Kiran dirasakan Shawn ditempelkannya dibalik pundaknya sambil terus menembangkan lirik lagu cinta yang dinyanyikan kembali olehnya.Dahulu, saat Andrew baru lahir dan masih berusia satu minggu, Andrew pernah mengalami sakit demam tinggi. Untuk menenangkan bayinya yang tengah sakit, Kiran ber

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 207. Ujung Dari Kewarasan

    Napas Andrew tersengal hebat dan wajahnya memerah. Ia benar-benar kesal karena niatnya dihalangi oleh ketiga sahabatnya. Begitu pula dengan Aldrich yang begitu terengah dan marah menatap Andrew. Andrew masih tak berpakaian hanya memakai celana jeans-nya saja."Apa yang kamu lakukan, Andy?" tanya Ares lagi dengan suara lebih rendah dan lebih tenang. Isakan Chloe masih terdengar dan Jupiter masih terus memeluk untuk melindunginya."Itu bukan urusanmu!""INI URUSANKU!" teriak Ares tak sabar dan terengah. Mata Andrew dan Ares kini beradu dalam amarah yang terbakar."Kamu sudah hampir melecehkan Chloe, Andy!" Andrew malah mendengus dengan sinis mengejek Ares yang benar-benar marah padanya."Kamu bilang aku melecehkannya! DIA ITU PACARKU!" balas Andrew berteriak bahkan sampai menunjuk Ares di depannya."BERANINYA KAMU BILANG DIA PACARMU!" sahut Aldrich ikut meledak marah dan menunjuk wajah Andrew."Apa! Apa urusanmu!" sahut Andrew membalas

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 206. Dosa Tak Termaafkan

    Shawn mulai memeriksa kamera pengawas dan hal-hal yang berhubungan dengan kedatangan Rohan ke penthouse-nya. Sebaliknya, ia tak lagi menaruh curiga pada Andrew dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba. Shawn terlalu fokus pada Rohan dan mulai meneruskan keinginannya untuk menyingkirkan pria itu."Hey, Andy! Apa kamu akan membuat pesta ulang tahun juga?" tanya Aldrich iseng menepuk pundak Andrew saat ia tengah menutup pintu loker. Andrew yang tak tersenyum lalu membanting pintu loker di depan Aldrich sampai membuat ia mengernyit."Kenapa memangnya?" sahut Andrew dengan rahang mengeras."Aku hanya bertanya. Apa kamu baik-baik saja?" tanya Aldrich lagi masih dengan wajah kebingungan dan tak mengerti. Andrew tak mau menjawab selain hanya memandangi Aldrich tajam lalu pergi begitu saja. Aldrich jadi berpaling dan melihat Andrew berlalu begitu saja.Andrew juga berpapasan dengan Jupiter di koridor yang sama dan melewatinya begitu saja."Andy?" panggil Ju

  • Istri Jaminan Sang Laksamana   Bab 205. Ingin Melepaskan

    Erikkson menghela napasnya di depan Andrew usai menelepon Shawn dan melaporkan yang sudah terjadi."Sudah malam, saatnya kamu tidur!" perintah Erikkson pada Andrew tanpa tersenyum."Tidak ... jelaskan dulu padaku. Baru aku akan pergi!" sahut Andrew bersikeras. Erikkson menghela napas kesal sambil berkacak pinggang."Andy, jangan membuatku kesal. Masuk ke kamarmu dan istirahatlah. Aku akan menunggu Ayahmu pulang. Dia akan tiba dalam satu atau dua jam lagi!" Andy masih mengernyitkan keningnya dan menatap Erikkson dengan pandangan tidak suka."Aku ingin penjelasan Uncle!" Erikkson menggelengkan kepalanya."Apa yang ingin kamu tahu?""Siapa Rohan Kanishka?""Dia adalah penembak ibumu!" jawab Erikkson cepat. Namun ia kemudian membuang muka dan mengusapnya dengan rasa cemas."Apa yang kamu sembunyikan?""Tidak ada, Nak! Kumohon masuklah ke kamarmu!" Andrew masih mendelik pada Erikkson yang benar-benar mendelik padanya agar ia

DMCA.com Protection Status