Aleandro menyeringai menatap anak buah Lewis di belakang Remix. Mereka tampak lebih baik dari anak buahnya.
Lewis benar-benar melakukan kata-katanya.
“Sampaikan ucapan terima kasihku pada Lewis Flint.” Dia menatap Remix dengan ekspresi angkuh di wajahnya.
“Tapi kamu tidak dibutuhkan di sini. Silakan kembali.”
Selain dia tidak menyukai Remix, Aleandro takut Remix akan melaporkan keluarga Cameron pada Lewis. Maka rencana akan sia-sia.
Anak buah di belakang Remix mengernyit tidak senang. Tapi karena otoritas Lewis sudah dialihkan pada Aleandro, mereka bisa membantah Aleandro.
Perintah Aleandro sama dengan perintah Lewis.
Remix tersenyum dengan tenang.
“Aku sudah dengar keluarga Cameron terlibat dengan penculikan Nona Muda. Tapi tenang saja, aku tidak akan melaporkan keluarga Cameron pada Tuan Lewis.”
“Begitu, kah? Tapi mengapa aku harus mempercayaimu?” balas Aleandro sinis.
Wajah Yuriel memerah menahan amarah, panik dan frustrasi.“Jangan membuang-buang waktu Audrey, cepat ambil saja jantungnya. Aku ingin membunuhnya dan mengirimkan kepalanya pada Lewis,” ujar Thomas tidak sabar.Audrey menegakkan punggungnya dan menatap para pengawal di sekitarnya.“Bawa dia ke ruang operasi yang sudah disiapkan,” perintahnya dengan tenang.“Baik, Nyonya Audrey.” Dua pria di belakang Yuriel mengangguk dan mencengkeram lengannya memaksanya berdiri.Yuriel mencoba memberontak namun kedua pengawal itu sangat kuat. “Audrey, aku akan memberikan jantungku padamu dengan suka rela, asal kamu lepaskan Yuri!” serunya panik pada Audrey.Audrey menyeringai.“Itu tergantung pada keputusan Tuan Thomas,” ujarnya menatap Thomas dengan tatapan penuh artiTentu saja Thomas tidak akan membiarkan keturunan Lewis hidup, baik itu Yuriel maupun Yuri.Yurie
Wajah Harry berubah pucat melihat putra kesayangannya ditodong dengan pistol.“Siapa kamu?! Apa kamu tahu aku siapa?!” serunya marah pada Aleandro.Aleandro menyeringai.“Tentu aku tahu. Harry Cameron, kamu lintah yang menempel pada Lewis Flint,” balasnya sinis.“Setelah kamu tahu, bagaimana kamu masih berani menodong pada keluargaku?!” katanya menatap Aleandro tajam.Dia mengalihkan pandangannya pada Remix.“Apa kamu akan terus membiarkannya berlaku seenaknya di keluargaku? Remix, kamu anjing Lewis, seharusnya kamu tidak membiarkan orang asing ini memasuki kediamanku—”Dor!Sebelum Harry menyelesaikan kalimatnya Remix dengan wajah tanpa ekspresi menembak ke atas, mengagetkan seluruh keluarga Cameron yang ketakutan.“Remix, apa yang kamu lakukan!” Harry menatap Remix dengan mata membelalak kaget dan marah.Remix balik menatapnya dengan ekspresi ding
Aleandro melirik keluarga Cameron yang menangis ketakutan dan mendengus dingin. “Cepat jalan!” Dia mendorong Gregory untuk berjalan. “Ba-baik.” Gregory gemetar berjalan menunjukkan jalan rahasia yang dilewati Audrey. Remix menatap keluarga Cameron dan memerintah anak buah tanpa ekspresi. “Beberapa di antara kalian harus tinggal mengawasi keluarga Cameron, terutama Harry Cameron.” Remix menatap Harry yang jatuh ke lantai tampak sangat sekarat. Dia tersenyum tipis melihat paha pria tua itu berdarah akibat tembakan Aleandro. “Pastikan kalian tidak membiarkannya melarikan diri atau kalian akan menanggung konsekuensinya.” “Baik Tuan Remix,” jawab anak buah Remix serempak. Remix menatap Harry untuk terakhir kalinya sebelum menyusul Aleandro yang sudah duluan. Beberapa anak buahnya mengikutinya di belakang. Sebagian tinggal untuk mengawasi keluarga Cameron dan Harry. …. Dua pria berotot oran
Satu kapal, dua, tiga … lima … delapan … lima belas … tiga puluh … tiga puluh enam … delapan puluh ….. seratus lima puluh kapal.Aleandro menghitung dalam hati dengan kapal-kapal di dermaga. Total ada 150 kapal di dermaga. Di mana mereka menyembuyikan Yuriel?Hati Aleandro semakin suram mencari setiap kapal satu persatu bersama anak buahnya. Namun masih belum menemukan kapal Audrey atau pun Yuriel. Sementara itu Remix telah melakukan pekerjaannya memaksa petugas pelabuhan untuk melarang setiap kapal berlayar dan kapal-kapal yang sedang berlayar diperintahkan untuk kembali di bawah ancaman Remix.Pada saat itu sebuah kapal pesiar yang berlayar tak jauh dari dermaga berlayar dengan kecepatan tinggi di lautan saat semua kapal berlayar kembali ke dermaga.Mata Aleandro menyipit tajam memandang kapal pesiar yang berlayar dengan kecepatan tinggi. Jantungnya berdegup kencang. Yuriel pasti berada di k
“Baik Nyonya.”Beberapa anak buah Audrey pergi mengambil senapan mereka dan mencari Aleandro dan Yuriel.Sementara beberapa tinggal untuk melindungi Audrey.Audrey menggertakkan giginya sambil mengepalkan tangannya. Aleandro, Remix, atau pun Yuriel, dia tidak akan membiarkan mereka meninggalkan kapal ini hidup-hidup.Aleandro dan Yuriel tidak akan bisa melarikan karena mereka berada di laut lepas dan banyak anak buah Thomas di kapal ini.“Kalian, ikuti aku.” Audrey berbalik dengan tergesa-gesa pergi ke suatu tempat.Anak buahnya mengikutinya.Sementara itu Aleandro terlibat baku tembak dengan anak buah Thomas yang mengejarnya sambil melindungi Yuriel. Dia meraih tangan Yuriel dan berlari ke lantai tiga menghindari hujan peluru yang terarah pada mereka.“Kalian tidak akan bisa melarikan diri dari tempat ini!” seru seorang pria menembak ke arah mereka.Aleandro menarik Yuriel ke dapur da
Thomas menyeringai menatap tempat persembunyian Aleandro.“Remix, apa itu kamu? Mengapa kamu tidak keluar dari persembunyianmu dan menghadapiku. Bukankah kamu ingin membalas dendam padaku atas kematian ayah dan ibumu?” ujarnya dengan nada main-main mendekati tempat persembunyian Aleandro sambil mengeluarkan pistolnya.Aleandro mengangkat alisnya mendengar ucapan pria itu.Tampaknya dia di kira sebagai Remix.Aleandro diam-diam mengambil pisau dapur di laci meja saat mendengar langkah kaki mendekati tempat mereka.Langkah kaki Thomas terdengar semakin mendekat. Pria paruh baya itu menyeringai mengarahlan pistolnya ke meja dapur, tempat persembunyian Aleandro.“Ayo Remix, keluarlah dan bertarung denganku. Jangan jadi pengecut, apa ini cara Lewis—”Bang! Bang! BangSebelum Thomas menyelesaikan ucapannya, terdengar bunyi tembakan berturut-turut di belakangnya. Thomas tersentak kaget dan b
“Audrey, apa yang kamu lakukan” Teriak Yuriel marah.Remix sontak melindunginya dari peluru yang beterbangan.“Suruh anak buah Lewis menurunkan senjata mereka jika kamu tidak ingin putrimu kutembak,” ujar Audrey menyeringai menodong pistol ke kepala Yuri.Yuri tidak berhenti menangis dan memanggil Yuriel. Wajahnya yang imut penuh memar menunjukkan bahwa gadis kecil itu mengalami kekerasan dari orang-orang yang menyanderanya.Yuriel sangat panik melihat wajah putrinya penuh dengan memar dan ditodong dengan senjata api. Hatinya sangat sakit melihat gadis kecilnya diperlakukan seperti itu. Dia ingin berlari dan meraih Yuri. Namun Remix menahannya.“Jangan bertindak gegabah. Mereka bisa melukaimu,” bisiknya memperingatkannya.Dia mengangkat tangannya menyuruh anak buahnya berhenti menembak dan menurunkan senjata mereka. Anak buah Audrey juga berhenti menembak. Saling todong senjata waspada dan melindungi tuan
“Jangan khawatir, aku akan memberi dia hukuman yang pantas dia terima. Jadi sekarang bisa katakan siapa dua orang yang memiliki jantung yang cocok dengan Ginny?” kata Lewis tidak sabar.“Mereka sedang dalam perjalanan. Mungkin ini sedikit terlambat karena kita berada di laut lepas, Tuan Flint, kenapa kamu tidak beristirahat sejenak?”Lewis mengerutkan keningnya dan berdecak.“Jangan coba mempermainkan aku. Aku tidak membiarkan siapa pun yang menyinggungku hidup dalam keadaan utuh,” desisnya dingin dan mengancam.“Mana mungkin aku mempermainkan kamu,” balas Aleandro tak kalah dingin.Lewis berdecak kesal. Dia menatap ke sekeliling ruangan yang kacau, banyak mayat anak buah Thomas yang tergelatak di lantai.Tatapannya jatuh pada Yuriel yang menenangkan Yuri.Yuriel balas memelototinya dengan tatapan benci. Ayah tidak berguna dan berhati dingin. Dia datang bukan untuk menyelamatkan me
Pernikahan Yuriel dan Aleandro bertempat di sebuah hotel pinggir pantai. Dekorasi pesta di dekor dengan serba putih dan dihias bunga Lily tulip seperti taman khayangan. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Para tamu sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Keluarga Aleandro berbincang keluarga Flint yang hadir. Di altar sosok Aleandro berdiri dengan gagah dalam balutan setelan putih. Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang. Dia sangat tampan hari ini. Banyak wanita maupun gadis-gadis muda mencuri-curi pandang ke arahnya. Terdengar dentingan piano di mainkan, dan semua orang berdiri melihat ke arah sosok pengantin berdiri di ujung jalan menuju altar. Yuri menjadi pendamping mereka, berdiri di depan sambil memegang keranjang berisi bunga. Dia menaburkan bunga di sepanjang jalan. Lewis secara pribadi menuntun Yuriel menyusuri jalan mengantarnya menuju ke altar, di mana Aleandro menunggu. Le
Ginny mendorong dada Lewis untuk melepaskan pelukannya.Lewis membeku, menatapnya dengan mata membelalak.“Ka-kamu …. Dari mana kamu ….” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Terdiam menatap air mata mengalir dari mata hijau wanitu.“Aku sudah tahu kamu membunuh kakakku dan mengambil jantung keponakanku untuk menyelamatkanku. Meski aku berterima kasih padamu sudah menyelamatkan aku, aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah ini seumur hidup.”Ginny terisak memejamkan matanya membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mendongak menatap Lewis.“Aku tidak hidup bersamamu. Lewis, kamu pembunuh, berdarah dingin dan egois. Aku tidak bisa memaafkanmu karena sudah membunuh kakakku. Setiap bersamamu terasa mencekikku dan membuatku sangat muak.”Lewis terdiam sambil mengepalkan tangannya, menatap tanpa daya wanita di depannya.“Maafkan aku,” ujarn
Para pengawal Ludwig langsung bersiaga melihat Lewis menerobos pengawalan Raja. “Tuan Anda tidak bi—” Lewis meraih tangan seorang pengawal yang mencoba menahannya dan membantingkannya ke lantai. Pengawal Ludwig langsung mengeluarkan senjata mereka mencoba menghentikan Lewis mendekati Ludwig. “Berhenti atau kami akan menembak—!” Lewis dengan cepat menjatuhkan senjata pengawal terdekat dan mengalahkan mereka dengan keterampilan bertarungnya. Anak buah Lewis juga membantunya mengalahkan pengawal Ludwig. Senjata mereka dilempar jauh dan mereka terlibat pertarungan fisik. Terjadi kekacauanya di bandara akibat pertarungan mereka. “Gawat, keadaan darurat. Cepat kirim petugas keamanan. Terjadi perkelahian di tempat ini.” “Tuan-tuan mohon berhenti. Kalian tidak bisa berkelahi di tempa ini.” Para stas bandara panik dan memanggil keamanan untuk menghentikan mereka. Ludwig menatap dingin Lewis yang bertarung dengan pe
“Ibu, aku harap kamu akan bahagia.” Yuriel memeluk Ginny erat, sangat enggan melepaskannya.“Jangan khawatir,” ucap Ginny balas memeluknya dengan erat sebelum melepaskannya.“Apa yang kamu rencanakan setelah aku pergi? Apa kamu akan tinggal bersama ayahmu?” tanya Ginny khawatir sambil mengelus rambut Yuriel.“Jangan khawatir Bu, aku akan membawa Yuriel dan anak-anak kembali ke Capital. Kami tidak akan tinggal bersama Lewis. Aku berjanji akan mencintai dan menjaganya.” Aleandro yang menjawab sambil memeluk pinggang Yuriel dan menatap Ginny dengan tatapan tegas.Ginny menoleh menatap Aleandro dan tersenyum.“Syukurlah. Aku tidak akan mencemaskannya lagi. Aku harap kamu akan menepati janjimu.” Ginny menghela napas memandang Yuriel dan Aleandro.“Aku harap kalian selalu bahagia. Terutama kamu Yuriel, jangan bersikap keras kepala dan perlakukan Aleandro dengan lebih baik. Kamu tida
“Apa yang kamu lakukan?!” Dia meringis merasakan hidungnya sakit usai menabrak dada keras Aleandro.Aleandro menarik pinggangnya untuk semakin menempel di tubuhnya.“Apa Freyan sudah tidur?” tanya menunduk menatap Yuriel dengan tatapan panas.“Ya, kenapa?” Yuriel tersipu dan menghindari tatapan panasnya.Aleandro menyeringai dan menunduk untuk berbisik di samping telinganya.“Kalau begitu waktunya kamu menjadi milikku. Sayang mari kita mandi bersama,” bisiknya dengan suara rendah mulai menurunkan jubah mandi Yuriel.Wajah Yuriel memanas. Dia menahan tangan Aleandro dan mendorong dadanya dengan malu-malu.“He-hentikan, aku sudah mandi. Mandilah sendiri. Aku tidak bisa meninggalkan Freyan lama. Bagaimana kalau dia terbangun dengan suara berisik kita,” ujarnya tersipu malu.“Jadilah baik sayang. Bocah itu sudah tidur, dia tidak bangun. Aku akan melakukannya dengan c
Freyan melepaskan dada ibunya dan menangis keras. Tangisannya mengagetkan Yuriel. Dia dengan cepat membujuknya.“Sayang, sayang, kenapa kamu nangis?” ujarnya cemas mencoba membujuk Freyan dan menyusuinya lagi.Namun Freyan tidak berhenti menangis dan tangisannya semakin keras. Yuriel cemas dan memeriksa apa putranya buang besar.Dia berbalik untuk meletakkan Freyan di atas tempat tidur. Dia menoleh melihat Aleandro. Tatapan tajam pria itu tertuju pada putranya.Yuriel menunduk menatap putranya yang menangis dan Aleandro yang memelototi Freyan. Dia seketika marah.“Aleandro Gilren, apa kamu menakuti putraku!” seru Yuriel memarahinya.Freyan terisak kecil di pelukan ibunya, tampak seolah merasakan ibunya membelanya dan memarahi ayahnya.“Bagaimana aku bisa menakutinya? Bocah itu terlalu manja.” Aleandro berkata dengan enggan dan memelototi Freyan.Tangisan bayi kecil itu mengeras.Yuriel
Wajah Yuriel memanas. Dia mencoba mendorong Aleandro.“A-alenadro Gilren … kamu sebaiknya lepaskan aku—Angh!” Yuriel tidak bisa menahan suara erangannya kala lidah panas Aleandro menjilati bibirnya.“Sayang, akui saja kamu menyukainya. Kamu merindukan aku juga, kan?” bisik Aleandro menggoda di samping telinganya. Sementara tangannya menjelajah di tubuh Yuriel dengan nakal.Wajah Yuriel memerah menangkap tangan nakal Aleandro di bawah perutnya.“Aleandro Gilren, hentikan—” desisnya memukul tangan nakal Aleandro yang menyusup di bawah jubahnya.Aleandro mengangkat kepalanya dan tersenyum miring menatap wajah merah Yuriel.Wajahnya berkeringat bergelut dengannya. Keringat mengalir di wajahnya turun ke leher jenjang nan putihnya. Dia terengah-engah memelototi Aleandro. Wajahnya yang memerah membuatnya tampak menggairahkan.Aleandro menelan ludah kering.“Sayang, akui saja
Aleandro berdiri tenang di bawah guyuran hujan deras. Pakaiannya basah kuyup dan wajahnya memucat.“Hei, apa yang kamu lakukan di situ! Kenapa kamu tidak pergi!” seru Yuriel dari atas.Aleandro mendongak dan tersenyum tipis memandang Yuriel dari bawah. Wajahnya pucat, bibirnya membiru bergetar saat dia tersenyum.“Riel, akhirnya aku bisa melihatmu.”Yuriel berdecak.“Apa yang kamu lakukan di sana? Apa kamu tidak lihat hujan semakin deras!”Aleandro seolah tidak mendengarnya.“ Aku minta maaf sudah menipumu dan berpura-pura bertunangan. Aku tidak bermaksud begitu. Aku melakukan itu agar aku bisa bertemu denganmu dan anak-anak kita. Kamu tahu tidak mudah bagiku untuk ke Kingtown,” ujar Aleandro dengan suara rendah, tampak lemah.Yuriel merasa cemas dalam hati melihat hujan semakin deras.“Apa-apaan, apa kamu pikir dengan melakukan ini aku akan memaafkan kamu. Pergilah,
“Mengapa aku harus bekerja sama denganmu? Apa kamu meremehkan kemampuanku?” kata Lewis tidak senang.“Kamu bahkan tidak bisa mengusirnya dari Kingstown-mu dan membuatnya berkeliaran di sekitar Ibu,” balas Aleandro meremehkan.“Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan tidak bisa menghentikannya membawa Yuriel,” balas Lewis dingin.Aleandro terdiam dengan ekspresi kesal.“Daripada kita di sini bertengkar tidak jelas, mengapa tidak bekerja sama saja mengusir Ludwig Arghio kembali ke tempat asalnya.”Lewis meliriknya dari ujung matanya acuh tak acuh.“Aku tidak butuh bantuanmu untuk mengusirnya. Lagi pula tidak akan lama dia meninggalkan Kingstown.”Ludwig tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Lewis hanya perlu bersabar lagi menunggunya pergi dari sini dan membalas dendam kecil pada Presiden yang membuatnya terlihat remeh di depan Ludwig.“Benarkah?” kata Aleandro