“Nona Muda Flint!”
Yuriel terdorong jatuh di atas tangga akibat dorongan Sherly. Tubuhnya jatuh terguling-guling menuruni tangga dan menghantam lantai dengan keras. Kepalanya robek dengan darah mengalir akibat tubrukan tiap undakan tangga.
“Ughh ….” Yuriel mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya. Kepalanya berkunang-kunang dan telinganya berdengung.
“Nona Muda Flint apa kamu baik-baik saja?”
“Nona Muda!”
“Cepat panggil ambulans.”
Beberapa tamu yang memiliki kepentingan dengan Flint berkerumun di sekitar Yuriel dan menanyakan keadaannya. Remix berlari mendekatinya dan membantunya duduk.
“Nona Muda, kamu tidak apa-apa?” tanyanya dengan cemas menahan aliran darah mengalir dari sisi kepala Yuriel.
Yuriel bersandar di dadanya dan menggelengkan kepalanya lemah.
Tubuhnya terasa remuk dan kepalanya terasa menyakitkan.
“Yuriel!
“Oke kita akan meni—“ Aleandro tiba-tiba berhenti, tercekat menatapnya. “Kamu bilang apa tadi?” tanyanya memastikan dengan ekspresi tercengang. “Aku mau kita menikah yang sesungguhnya. Namaku harus ada di akta nikah.” Yuriel menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Tidak apa-apa semua orang mengira aku adalah Yunifer. Tapi aku tidak ingin kita menjalani pernikahan palsu. Apalagi dengan adanya anak ini. Aku tidak ingin dia salah mengenaliku,” ujar sambil mengelus perutnya, lalu menatap Aleandro dengan mata merah menahan tangis. Dia mengerutkan keningnya melihatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. “Apa permintaanku begitu sulit? Bukan kamu bilang akan mengabulkan semua keinginanku?” Mata Yuriel mulai basah oleh air mata dan dia mulai terisak. Aleandro tersadar ketika mendengar isakan Yuriel. “Tentu saja aku akan mengabulkan apa pun semua keinginanmu. Aku tidak menyangka kamu meminta untuk menikah.” Aleandro menggenggam
Wajah Aleandro menggelap menatap moncong pistol yang tertuju di kepalanya lalu menatap lurus pria yang mengaku dirinya ayah Yuriel. Dia benar-benar Lewis Flint? Tidak ragu-ragu menodong senjata api pada dirinya, seorang Aleandro Gilren yang berada di puncak masyarakat kelas atas Capital dan di depan seluruh tamu masyarakat kelas atas. Lewis Flint seperti reputasinya yang terdengar selama ini sebagai raja dunia bawah tanah dan tiran di Kingstown. Aleandro menatap Yuriel dalam gendongan Lewis dengan ekspresi rumit. Yuriel tidak mengatakan apa-apa saat pria itu mengancamnya dan membenamkan wajahnya di dada Lewis tanpa menatapnya edikit pun. Hatinya mencelos. Apa yang terjadi padanya. Padahal tadi hubungan mereka baik-baik saja. “Minggir, Nak.” Suara dingin Lewis mengalihkan Aleandro dari pikirannya. Dia bergeming di tempatnya menatap moncong pistol yang tertuju di kepalanya. Sebenarnya Aleandro tidak ta
“Apa Ayah mencoba membuat anakku menjadi sasaran dendam dari musuh Ayah dan konspirasi licik klan Flint?!” Sudut bibir Lewis berkedut. Wajah dinginnya tampak tidak enak dilihat. Apa yang sebenarnya diinginkan bocah ini? Apa-apa yang dia katakan selalu salah di mata putrinya. “Siapa yang berani melakukan itu pada cucuku? Aku akan menebas leher mereka.” Lewis memberi janji sambil menggertakkan giginya. Yuriel malah semakin frustrasi dengan ayahnya yang seorang tirani. Dia akan membuat semakin banyak musuh dan membuat mereka menjadi target balas dendam. Yuriel dengan gusar turun dari ranjang dan mendorong Lewis keluar dari kamar. “Keluar dari kamarku. Aku tidak butuh penghiburan Ayah!” Yuriel seperti putri kecil yang mengamuk dan merajuk pada ayahnya. Dia tanpa takut mendorong Lewis keluar dari kamarnya. “Dan jangan mencampuri urusan balas dendamku. Aku akan mengurus balas dendamku dengan caraku sendiri!” Setelah men
Wajah Ginny dari merah menjadi pucat seolah darah telah disedot dari keluar wajahnya. Kemarahan di dadanya naik dan dia memukul-mukul dada Lewis keras. “Biadab! Bajingan! Binatang! Lewis Flint, kamu iblis! Yuriel adalah putrimu! Teganya kamu menggunakan jantung putrimu sendiri untuk wanita itu.” Tanpa memedulikan rasa takut pada pria itu, dia memukul-mukul dadanya dengan beringas dan mengutuk binatang buas yang memakan anak-anaknya. Lewis menangkap lengannya yang mukul-mukul dadanya dan menekan lengannya ke dinding dengan kejam. “Jadi kenapa kalau aku binatang buas? Kamu bahkan tidak lebih baik dari aku. Kamu meninggalkan anak-anakmu begitu kamu melahirkan mereka,” desisnya sinis. “Menurutmu itu karena siapa?!” Ginny menggertakkan gigi menatapnya dengan mata memerah, memelototinya dengan penuh dengan kebencian dan kemarahan dalam sorot matanya. Dia memberontak dalam kungkungan Lewis. Pria itu sebaliknya menatapnya dengan pandangan penu
Tidak tahu malu! Pria itu masih tidak tahu malu dan berbuat mesum tanpa kenal tempat. Terang-terangan menampilkan tontonan tidak senonoh saat di depan pintu apartemennya yang terbuka lebar.Beberapa penghuni apartemen lewat mengintip mereka dengan ingin tahu karena melihat selusin anak buah Lewis berjaga di depa pintu.Lewis tidak peduli dengan sekitarnya dan menggeram tidak sabar.“Kaitkan kakimu di pinggangku,” perintahnya penuh kesombongan dan mendominasi.Wajah Ginny semakin merah dan dia memukul dada Lewis sekali lagi.“Tidak tahu malu! Apa kamu pikir kita anak muda lagi?!”Hei meski tubuhnya terlihat awet muda, dia masih memiliki tulang tua yang sekuat dulu.Melingkarkan kaki di pinggangnya? Jangan bercanda! Hanya Lewis Flint, iblis cabul dan tak bermoral yang bisa melakukan itu.Mata Lewis menyipit, menatapnya dengan tatapan berbahaya.“Sayang, kamu tau aku tidak suka mengulang
Tenggorokan Ginny tercekat dan matanya mulai memanas. Dia membuka mulutnya ingin menjawab, tetapi pada akhirnya dia tidak mengucapkan apa-apa.Tiba-tiba sebuah lengan kekar memeluk pinggang Ginny dari belakang dan mengecup lehernya.“Iya, kenapa?” Lewis yang menyahut panggilan Yuriel.“Ayah, kamu ada di mana? Kamu tidak membantai keluarga Gilren dan Kindle, kan? Jangan mencampuri urusanku. Biar aku mengurus mereka dan membalas dendamku.” Yuriel mengomel.“Hmmm.” Lewis mendengkur tanpa melepaskan bibirnya dari kulit lembut Ginny dan mulai menghisapnya.Wajah Ginny memerah dan dia menggigit bibir bawahnya menahan erangan lembut keluar dari mulutnya. Dia mencubit lengan Lewis dengan cemas.“Hentikan, Yuriel masih menelepon,” desisnya dengan suara pelan hingga hanya mereka berdua yang mendengar.Lewis tidak peduli dan mengulurkan tangannya untuk meremas payudara Ginny dari belakang dengan me
“Nona Flint, maafkan kalau aku tidak bisa menyambut kedatanganmu karena kamu tidak diterima di sini. Jadi cepat pergi dari sini. Aku tidak ingin seorang wanita simpanan mengotori rumahku.”Yuriel mendengus dan mendongak memandang Sherly.“Sherly Kindle, yang seharusnya pergi dari sini itu kamu.”Sudut bibir Sherly berkedut dan dia menatap Yuriel dengan tatapan dingin.“Ini adalah rumahku dan aku Nyonya rumah ini. Apa hak seorang simpanan mengusirku dari rumahku? Kamu wanita tidak tahu malu,” cibirnya memandang Yuriel rendah.“Nona Flint, meski kamu Nona Muda Flint, tempat ini adalah Capital dan bukan Kingstown hingga kamu berbuat seenaknya.” Sherly berkata sambil menggertakkan giginya menahan kebencian dan amarah di dadanya.Dai tidak menduga identitas Yuriel begitu luar biasa sebagai Nona Muda Flint kemudian teringat dengan kejadian dia dipermainkan di mal Neon Plaza.Wanita mempe
Aleandro terdiam menatapnya tanpa berkedip.Sorot mata Yuriel sangat dingin. Dia mengangkat tangannya menyentuh wajah pria itu.“Kenapa, kamu tidak suka?” ujarnya dengan dingin.Sherly menatap Aleandro dengan penuh harap.“Alen, kita sudah menikah selama lima tahun dan memiliki Deon. Jangan biarkan wanita itu mempermalukan aku dengan seperti ini. Aku masih ibu Deon dan Deon adalah anakmu.” Dia memohon menggunakan Deon untuk menarik simpati Aleandro.Aleandro mengabaikannya. Dia menatap lurus ke dalam mata Yuriel.Tidak ada kehangatan biasa di mata Yuriel saat menatapnya. Sorot matanya dingin tanpa kehangatan seolah mereka tidak memiliki hubungan apa pun.“Riel, apa yang terjadi padamu? Apa kamu marah atas apa yang terjadi di pesta itu. Aku minta maaf membuatmu mengalami semua itu.” Dia berkata dengan lembut dan membujuk memegang tangan Yuriel yang menyentuh wajahnya.Raut wajah Yuriel tidak b