Tenggorokan Ginny tercekat dan matanya mulai memanas. Dia membuka mulutnya ingin menjawab, tetapi pada akhirnya dia tidak mengucapkan apa-apa.
Tiba-tiba sebuah lengan kekar memeluk pinggang Ginny dari belakang dan mengecup lehernya.
“Iya, kenapa?” Lewis yang menyahut panggilan Yuriel.
“Ayah, kamu ada di mana? Kamu tidak membantai keluarga Gilren dan Kindle, kan? Jangan mencampuri urusanku. Biar aku mengurus mereka dan membalas dendamku.” Yuriel mengomel.
“Hmmm.” Lewis mendengkur tanpa melepaskan bibirnya dari kulit lembut Ginny dan mulai menghisapnya.
Wajah Ginny memerah dan dia menggigit bibir bawahnya menahan erangan lembut keluar dari mulutnya. Dia mencubit lengan Lewis dengan cemas.
“Hentikan, Yuriel masih menelepon,” desisnya dengan suara pelan hingga hanya mereka berdua yang mendengar.
Lewis tidak peduli dan mengulurkan tangannya untuk meremas payudara Ginny dari belakang dengan me
“Nona Flint, maafkan kalau aku tidak bisa menyambut kedatanganmu karena kamu tidak diterima di sini. Jadi cepat pergi dari sini. Aku tidak ingin seorang wanita simpanan mengotori rumahku.”Yuriel mendengus dan mendongak memandang Sherly.“Sherly Kindle, yang seharusnya pergi dari sini itu kamu.”Sudut bibir Sherly berkedut dan dia menatap Yuriel dengan tatapan dingin.“Ini adalah rumahku dan aku Nyonya rumah ini. Apa hak seorang simpanan mengusirku dari rumahku? Kamu wanita tidak tahu malu,” cibirnya memandang Yuriel rendah.“Nona Flint, meski kamu Nona Muda Flint, tempat ini adalah Capital dan bukan Kingstown hingga kamu berbuat seenaknya.” Sherly berkata sambil menggertakkan giginya menahan kebencian dan amarah di dadanya.Dai tidak menduga identitas Yuriel begitu luar biasa sebagai Nona Muda Flint kemudian teringat dengan kejadian dia dipermainkan di mal Neon Plaza.Wanita mempe
Aleandro terdiam menatapnya tanpa berkedip.Sorot mata Yuriel sangat dingin. Dia mengangkat tangannya menyentuh wajah pria itu.“Kenapa, kamu tidak suka?” ujarnya dengan dingin.Sherly menatap Aleandro dengan penuh harap.“Alen, kita sudah menikah selama lima tahun dan memiliki Deon. Jangan biarkan wanita itu mempermalukan aku dengan seperti ini. Aku masih ibu Deon dan Deon adalah anakmu.” Dia memohon menggunakan Deon untuk menarik simpati Aleandro.Aleandro mengabaikannya. Dia menatap lurus ke dalam mata Yuriel.Tidak ada kehangatan biasa di mata Yuriel saat menatapnya. Sorot matanya dingin tanpa kehangatan seolah mereka tidak memiliki hubungan apa pun.“Riel, apa yang terjadi padamu? Apa kamu marah atas apa yang terjadi di pesta itu. Aku minta maaf membuatmu mengalami semua itu.” Dia berkata dengan lembut dan membujuk memegang tangan Yuriel yang menyentuh wajahnya.Raut wajah Yuriel tidak b
Setelah apa yang dilakukan di masa lalu, pengurungan dan penyiksaan, dia masih membuatnya berada di sisinya dan membuainya dengan janji yang sama.“Apa maksudmu? Aku tidak mengerti apa yang kamu katakan.” Aleandro mengerutkan keningnya.Yuriel menatapnya tanpa ekspresi.“Aleandro Gilren … mari kita bercerai,” ucapnya menatap lurus mata gelap pria itu.Aleandro tertegun, menatapnya dengan terkejut.“Riel, apa maksudmu bercerai dan bukan putus.” Dai bertanya dengan hati-hati.Mangkinkah ingatan Yuriel sudah pulih?Jantungnya berdegung kencang. Dia menatap Yuriel dengan tatapan cemas sambil berharap dalam hati.Itu tidak mungkin.Yuriel menatapnya tanpa ekspresi. Sudut bibirnya melengkung membentuk senyum sinis.“Aleandro Gilren, aku ingat semuanya. Saat kamu menamparku karena keguguran, menuduhku membunuh Grace dan mengurungku serta menyiksaku di vila itu.”
Mata gadis kecil itu memerah dan berkaca-kaca menatap Yuriel. Bibirnya mengerucut tampak menahan isakannya. Air matanya perlahan mengalir di pipinya“Mama ….” Panggilnya lirih.Yuriel mengangguk kepalanya dan menghapus air mata gadis kecil itu.“Benar, ini Mama, sayang. Maafkan Mama Yuri.” Dia menarik Yuri dalam pelukannya.Gadis kecilnya sangat merindukannya tetapi dia menolak dikenali sebagai ibu kandung Yuri dan memintanya untuk tidak memanggilnya Mama.Betapa gadis kecilnya menahan perasaannya selama ini karena takut dia akan meninggalkannya.“Mama ….” Panggil Yuri dengan suara sengau. Dia membenamkan wajahnya di pundak Yuriel dan memeluk lehernya erat.“Mama tidak akan tinggalkan Yuri, kan,” bisik gadis kecil itu.“Tentu tidak. Yuri putri kecil Mama. Maafkan Mama tidak mengenali Yuri,” kata Yuriel dengan sedih memeluk tubuh kecil Yuri semakin erat.
“Dasar perempuan jahat! Aku akan melapor kalian ke polisi!”Wajahnya membengkak dan memar karena tamparan keras dari wanita itu. Cukup untuk melaporkan wanita itu atas tindakan kekerasan.“Ya lapor saja. Mari kita liat siapa yang duluan ditangkap!” cibir wanita itu dengan dingin.Celine sangat marah dan mendongkak untuk melihat wajah wanita itu dengan marah. Dia tertegun melihat wajahnya kemudian menatap Yuriel.Syok melintas di wajahnya. Wajah kedua wanita itu sama persis.“Kamu siapa?” tanya ragu-ragu khawatir jika dia salah mengenali orang dan memukul orang yang salah.Ginny menatap dingin dan mengacuhkannya. Dia berbalik menatap Yuriel yang membantu Yuri didorong jatuh.Wanita itu adalah Ginevra Scott, ibu kandung Yuriel. Dia ingin bertemu dengan putrinya setela mendengar kabar Yuriel berbelanja. Namun yang dia temukan putrinya ditindas oleh Celine dan cucunya didorong dengan kasar.&ldqu
Pria itu menyiram wajah Celine dengan cairan dalam botol sebelum masuk kembali dalam mobil. Mobil itu kemudian melaju meninggalkan parkiran.Celine yang disiram cairan putih itu menjerit histeris, berjongkok sambil menutup wajahnya.Wajahnya terbakar oleh cairan bening yang siram oleh pria berpakaian hitam. Jeritan Celine menarik perhatian orang-orang di parkiran.Mereka berkerumun di sekitar Celine menanyakan keadaannya. Beberapa memanggil ambulans.Sudut bibir Lewis melengkung membentuk senyum kejam. Ini akibat jika berani melukai putrinya.Jika Yuriel tidak melarangnya untuk ikut campur, Lewis sudah pasti menyingkirkan keluarga Kindle sampai ke akar-akarnya hingga mereka menghilang dari dunia.Mereka malah menjadi-jadi hanya karena dia diam selama ini.Pelajaran ini sebagai peringatan pada keluarga Kindle untuk tidak berani macam-macam dan berpikir dua kali jika ingin melukai putrinya.Lewis mengalihkan perhatiannya dari par
Yuriel merasa tidak enak dan beberapa kali keluar masuk kamar mandi, memuntahkan semua makanan yang dia makan hari ini.Dia keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat dan lemas sambil mengelus perutnya.Yuriel merasa sehat-sehat saja sebelumnya, mengapa dia mendadak mulas. Apa dia salah makan tadi?Apartemen Yuriel sepi. Lewis dan Ginny sudah pulang, namun membawa Yuri bersama mereka. Membuat Yuriel kesepian di apartemen yang besar ini.Tiba-tiba dia memikirkan pria itu, Aleandro Gilren, dan merasakan kerinduan dari lubuk hatinya.Omong-omong dia tidak bertemu dengannya lagi sampai saat ini setelah kejadian di mansion itu.Pria itu sama sekali tidak menghubunginya lagi, apalagi soal perceraian yang diajukan Yuriel.Yuriel kesal, dia tidak tahu kenapa dia kesal hanya karena pria itu tidak memberinya.Dia dengan cemberut menuju dapur dan mengambil Jus jeruk di kulkas untuk meredakan mulas di perutnya.Pad
“Lepaskan Nona Muda, atau aku akan menembak kepalamu!” Suara dingin Remix terdengar berbahaya.Yuriel hampir melompat dengan gembira melihat Remix di belakang Aleandro datang menyelamatkannya.“Remix, akhirnya kamu datang! Cepat seret bajingan busuk ini menjuah dariku!” serunya mencoba mendorong dada Aleandro.Dia lupa bagian atas tubuhnya terbuka.Aleandro menggeram dan menekan tubuh Yuriel ke pelukannya dengan protektif. Menutup tubuhnya setengah telanjang Yuriel dengan tubuhnya dari mata pria lain. Tanpa menoleh, dia berkata dengan dingin.“Tembak jika kamu bisa.”Aleandro terganggu dengan keberadaan Remix. Lelaki itu selalu muncul di dekat Yuriel.“Apa kamu pikir, aku takut?” Mata Remix menyipit dan dia menarik pelatuk pistol dengan mengancam.Yuriel menjadi gugup mendengar suara pelatuk ditarik. Dia tidak meragukan Aleandro tidak takut mati.Tetapi dia takut jika Alean