“Dasar perempuan jahat! Aku akan melapor kalian ke polisi!”
Wajahnya membengkak dan memar karena tamparan keras dari wanita itu. Cukup untuk melaporkan wanita itu atas tindakan kekerasan.
“Ya lapor saja. Mari kita liat siapa yang duluan ditangkap!” cibir wanita itu dengan dingin.
Celine sangat marah dan mendongkak untuk melihat wajah wanita itu dengan marah. Dia tertegun melihat wajahnya kemudian menatap Yuriel.
Syok melintas di wajahnya. Wajah kedua wanita itu sama persis.
“Kamu siapa?” tanya ragu-ragu khawatir jika dia salah mengenali orang dan memukul orang yang salah.
Ginny menatap dingin dan mengacuhkannya. Dia berbalik menatap Yuriel yang membantu Yuri didorong jatuh.
Wanita itu adalah Ginevra Scott, ibu kandung Yuriel. Dia ingin bertemu dengan putrinya setela mendengar kabar Yuriel berbelanja. Namun yang dia temukan putrinya ditindas oleh Celine dan cucunya didorong dengan kasar.
&ldqu
Pria itu menyiram wajah Celine dengan cairan dalam botol sebelum masuk kembali dalam mobil. Mobil itu kemudian melaju meninggalkan parkiran.Celine yang disiram cairan putih itu menjerit histeris, berjongkok sambil menutup wajahnya.Wajahnya terbakar oleh cairan bening yang siram oleh pria berpakaian hitam. Jeritan Celine menarik perhatian orang-orang di parkiran.Mereka berkerumun di sekitar Celine menanyakan keadaannya. Beberapa memanggil ambulans.Sudut bibir Lewis melengkung membentuk senyum kejam. Ini akibat jika berani melukai putrinya.Jika Yuriel tidak melarangnya untuk ikut campur, Lewis sudah pasti menyingkirkan keluarga Kindle sampai ke akar-akarnya hingga mereka menghilang dari dunia.Mereka malah menjadi-jadi hanya karena dia diam selama ini.Pelajaran ini sebagai peringatan pada keluarga Kindle untuk tidak berani macam-macam dan berpikir dua kali jika ingin melukai putrinya.Lewis mengalihkan perhatiannya dari par
Yuriel merasa tidak enak dan beberapa kali keluar masuk kamar mandi, memuntahkan semua makanan yang dia makan hari ini.Dia keluar dari kamar mandi dengan wajah pucat dan lemas sambil mengelus perutnya.Yuriel merasa sehat-sehat saja sebelumnya, mengapa dia mendadak mulas. Apa dia salah makan tadi?Apartemen Yuriel sepi. Lewis dan Ginny sudah pulang, namun membawa Yuri bersama mereka. Membuat Yuriel kesepian di apartemen yang besar ini.Tiba-tiba dia memikirkan pria itu, Aleandro Gilren, dan merasakan kerinduan dari lubuk hatinya.Omong-omong dia tidak bertemu dengannya lagi sampai saat ini setelah kejadian di mansion itu.Pria itu sama sekali tidak menghubunginya lagi, apalagi soal perceraian yang diajukan Yuriel.Yuriel kesal, dia tidak tahu kenapa dia kesal hanya karena pria itu tidak memberinya.Dia dengan cemberut menuju dapur dan mengambil Jus jeruk di kulkas untuk meredakan mulas di perutnya.Pad
“Lepaskan Nona Muda, atau aku akan menembak kepalamu!” Suara dingin Remix terdengar berbahaya.Yuriel hampir melompat dengan gembira melihat Remix di belakang Aleandro datang menyelamatkannya.“Remix, akhirnya kamu datang! Cepat seret bajingan busuk ini menjuah dariku!” serunya mencoba mendorong dada Aleandro.Dia lupa bagian atas tubuhnya terbuka.Aleandro menggeram dan menekan tubuh Yuriel ke pelukannya dengan protektif. Menutup tubuhnya setengah telanjang Yuriel dengan tubuhnya dari mata pria lain. Tanpa menoleh, dia berkata dengan dingin.“Tembak jika kamu bisa.”Aleandro terganggu dengan keberadaan Remix. Lelaki itu selalu muncul di dekat Yuriel.“Apa kamu pikir, aku takut?” Mata Remix menyipit dan dia menarik pelatuk pistol dengan mengancam.Yuriel menjadi gugup mendengar suara pelatuk ditarik. Dia tidak meragukan Aleandro tidak takut mati.Tetapi dia takut jika Alean
Bibir Yuriel tertarik dalam garis tipis. Dia tanpa ekspresi memandang Sherly berjalan mendekatinya.“Nona Flint, kebetulan sekali.” Dia berhenti di depan Yuriel dengan senyum munafik di wajahnya.“Ada apa? Aku sedang tidak ingin melihat wajah munafikmu,” ketus Yuriel ingin berbalik pergi, namun Sherly menghadang jalannya.“Nona Flint, apa sedang apa di rumah sakit?” Dia bertanya sambil melirik sekitar dengan tatapan aneh melihat beberapa ibu hamil sedang menunggu di luar ruang dokter kandungan.“Apa urusannya denganmu?!” Yuriel berkata dengan tidak sabar.Sherly tak menghiraukannya, matanya yang tajam menatap amplop besar di tangan Yuriel, lalu ruang kandungan di sebelahnya.“Apa yang kamu lakukan di ruang kandungan? Apa kamu hamil?” Sherly mengerutkan keningnya dengan ekspresi gelap.Jangan bilang itu anak Aleandro?Dia tidak lupa bagaimana dia menyaksikan Aleandro da
Tatapan Aleandro tampak gelap melihat hasil tes DNA di tangannya, lalu memandang beberapa orang di orang ruang tamu kediaman Gilren. Gerard dan Celine duduk di satu sofa, sementara Sherly dan Deon berdiri di sisinya.“Sekarang hasil tes DNA sudah jelas dan Deon benar-benar anak kandungmu.” Celine berkata dengan puas.Wajahnya tampak jelek dengan perban menutupi sebagian wajahnya.“Tapi mengapa Deon tidak mirip dengan Aleandro atau pun kalian?” tany Rachel mengungkap keraguan di hati semua orang di keluarga Gilren.“Tentu saja Deon sangat mirip dengan Kakek dan Nenek buyutnya. Bagaimana pun darah keluarga Kindle mengalir di tubuhnya.” Gerard membantah dengan tenang, berbohong tanpa berkedip.Aleandro tersenyum dingin. Dia tahu tidak ada gunanya membantah ucapan Gerard. Dia curiga Gerard melakukan sesuatu di belakang punggungnya untuk memalsukan hasil tes DNA.“Aku tidak percaya dengan hasil tes
“Butler Joe, tolong antar para tamu keluar,” ujarnya secar implisit mengusir keluarga Kindle.Wajah Gerard menjadi gelap dan merasa terhina. Dia berdiri dari sofa dan berkata dengan dingin.“Tidak perlu, kami bisa pergi sendiri.” Dia menatap semua orang di keluarga Gilren tatapan gelap.Masih ada cara untuk membuat Doen mewariskan perusahaan Aleandro. Dia hanya perlu bersabar menunggu dan menyingkirkan semua keluarga Gilren untuk membayar semua penghinaan yang dia terima hari ini.“Ayo pergi,” ujarnya pada Sherly dan Celine sebelum berbalik pergi.Celine pergi dengan marah mengikuti suaminya. Sementara Sherly dengan tenang mendorong Deon pada Katherine.“Ibu tolong jaga Deon. Deon masih anak keluarga Gilren,” ujarnya mencoba tersenyum.“Baiklah, baiklah, aku akan menjaga Deon.” Katherine memeluk Deon dengan penuh kasih sayang, lalu menatap Cain dan Aleandro dengan tatapan men
Lebih baik bebas dan melanjutkan hidup daripada menutupi semua kejahatan Sherly jika wanita itu sama sekali tidak memedulikannya.Yuriel menyeringai dan berbalik.“Baik katakan semua yang kamu tahu tentang kejahatan Sherly. Jika kamu berani berbohong, tidak hanya kamu, Deon juga akan mendapatkan ganjarannya.”Feliks menelan ludah gugup dan mengatakan semua kejahatan Sherly.Yuriel terdiam untuk waktu yang lama. Tatapannya kosong. Feliks mengatakan semua skema Sherly, mulai dari skema kecelakaan Yunifer, kegugurannya dan kematian Grace adalah bagian rencana Sherly. Wanita itu bahkan menyuruh Feliks untuk membunuh Thalia.Yuriel mengepalkan tangannya. Tidak menyangka ada orang yang sekejam Sherly.“Apa kamu memiliki semua bukti kejahatan Sherly?”Dia ingin membongkar semua kejahatan Sherly. Pengakuan dari Feliks tidak cukup tanpa bukti fisik.“Ya, aku menyimpan semua bukti transaksi kami dan surat-su
“Jangan pulang jika kamu tidak bisa membawa Yuri,” ketus Yuriel sebelum menutup teleponnya lalu kembali berbaring di kasurnya dengan nyaman.Aleandro tersenyum pahit. Tampaknya dia sedang dihukum oleh ayah mertua dan istrinya.….Beberapa hari kemudian Aleandro sudah menyebar undang ke seluruh eselon kelas atas. Dia juga mengundang banyak perwakilan media dan beberapa selebritis papan atas.Pesta perjamuan yang teramat besar diselenggarakan sendiri oleh Aleandro tentu menariknya banyak perhatian masyarakat kelas atas.Pasalnya Aleandro tidak membuat pesta perjamuan. Pesta kali ini diadakan sendiri dengan namanya tanpa membawa nama keluarga Gilren. Di undangan tertulis bahwa Aleandro ingin mengumumkan kabar bahagia di pesta.“Papa mau mengumumkan kalau Papa dan Mama akan menikah?!” seru Yuri berbinar menatap Yuriel.Yuriel mengangguk dan tersenyum dengan enggan mendandani putrinya. Awalnya A
Pernikahan Yuriel dan Aleandro bertempat di sebuah hotel pinggir pantai. Dekorasi pesta di dekor dengan serba putih dan dihias bunga Lily tulip seperti taman khayangan. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Para tamu sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Keluarga Aleandro berbincang keluarga Flint yang hadir. Di altar sosok Aleandro berdiri dengan gagah dalam balutan setelan putih. Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang. Dia sangat tampan hari ini. Banyak wanita maupun gadis-gadis muda mencuri-curi pandang ke arahnya. Terdengar dentingan piano di mainkan, dan semua orang berdiri melihat ke arah sosok pengantin berdiri di ujung jalan menuju altar. Yuri menjadi pendamping mereka, berdiri di depan sambil memegang keranjang berisi bunga. Dia menaburkan bunga di sepanjang jalan. Lewis secara pribadi menuntun Yuriel menyusuri jalan mengantarnya menuju ke altar, di mana Aleandro menunggu. Le
Ginny mendorong dada Lewis untuk melepaskan pelukannya.Lewis membeku, menatapnya dengan mata membelalak.“Ka-kamu …. Dari mana kamu ….” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Terdiam menatap air mata mengalir dari mata hijau wanitu.“Aku sudah tahu kamu membunuh kakakku dan mengambil jantung keponakanku untuk menyelamatkanku. Meski aku berterima kasih padamu sudah menyelamatkan aku, aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah ini seumur hidup.”Ginny terisak memejamkan matanya membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mendongak menatap Lewis.“Aku tidak hidup bersamamu. Lewis, kamu pembunuh, berdarah dingin dan egois. Aku tidak bisa memaafkanmu karena sudah membunuh kakakku. Setiap bersamamu terasa mencekikku dan membuatku sangat muak.”Lewis terdiam sambil mengepalkan tangannya, menatap tanpa daya wanita di depannya.“Maafkan aku,” ujarn
Para pengawal Ludwig langsung bersiaga melihat Lewis menerobos pengawalan Raja. “Tuan Anda tidak bi—” Lewis meraih tangan seorang pengawal yang mencoba menahannya dan membantingkannya ke lantai. Pengawal Ludwig langsung mengeluarkan senjata mereka mencoba menghentikan Lewis mendekati Ludwig. “Berhenti atau kami akan menembak—!” Lewis dengan cepat menjatuhkan senjata pengawal terdekat dan mengalahkan mereka dengan keterampilan bertarungnya. Anak buah Lewis juga membantunya mengalahkan pengawal Ludwig. Senjata mereka dilempar jauh dan mereka terlibat pertarungan fisik. Terjadi kekacauanya di bandara akibat pertarungan mereka. “Gawat, keadaan darurat. Cepat kirim petugas keamanan. Terjadi perkelahian di tempat ini.” “Tuan-tuan mohon berhenti. Kalian tidak bisa berkelahi di tempa ini.” Para stas bandara panik dan memanggil keamanan untuk menghentikan mereka. Ludwig menatap dingin Lewis yang bertarung dengan pe
“Ibu, aku harap kamu akan bahagia.” Yuriel memeluk Ginny erat, sangat enggan melepaskannya.“Jangan khawatir,” ucap Ginny balas memeluknya dengan erat sebelum melepaskannya.“Apa yang kamu rencanakan setelah aku pergi? Apa kamu akan tinggal bersama ayahmu?” tanya Ginny khawatir sambil mengelus rambut Yuriel.“Jangan khawatir Bu, aku akan membawa Yuriel dan anak-anak kembali ke Capital. Kami tidak akan tinggal bersama Lewis. Aku berjanji akan mencintai dan menjaganya.” Aleandro yang menjawab sambil memeluk pinggang Yuriel dan menatap Ginny dengan tatapan tegas.Ginny menoleh menatap Aleandro dan tersenyum.“Syukurlah. Aku tidak akan mencemaskannya lagi. Aku harap kamu akan menepati janjimu.” Ginny menghela napas memandang Yuriel dan Aleandro.“Aku harap kalian selalu bahagia. Terutama kamu Yuriel, jangan bersikap keras kepala dan perlakukan Aleandro dengan lebih baik. Kamu tida
“Apa yang kamu lakukan?!” Dia meringis merasakan hidungnya sakit usai menabrak dada keras Aleandro.Aleandro menarik pinggangnya untuk semakin menempel di tubuhnya.“Apa Freyan sudah tidur?” tanya menunduk menatap Yuriel dengan tatapan panas.“Ya, kenapa?” Yuriel tersipu dan menghindari tatapan panasnya.Aleandro menyeringai dan menunduk untuk berbisik di samping telinganya.“Kalau begitu waktunya kamu menjadi milikku. Sayang mari kita mandi bersama,” bisiknya dengan suara rendah mulai menurunkan jubah mandi Yuriel.Wajah Yuriel memanas. Dia menahan tangan Aleandro dan mendorong dadanya dengan malu-malu.“He-hentikan, aku sudah mandi. Mandilah sendiri. Aku tidak bisa meninggalkan Freyan lama. Bagaimana kalau dia terbangun dengan suara berisik kita,” ujarnya tersipu malu.“Jadilah baik sayang. Bocah itu sudah tidur, dia tidak bangun. Aku akan melakukannya dengan c
Freyan melepaskan dada ibunya dan menangis keras. Tangisannya mengagetkan Yuriel. Dia dengan cepat membujuknya.“Sayang, sayang, kenapa kamu nangis?” ujarnya cemas mencoba membujuk Freyan dan menyusuinya lagi.Namun Freyan tidak berhenti menangis dan tangisannya semakin keras. Yuriel cemas dan memeriksa apa putranya buang besar.Dia berbalik untuk meletakkan Freyan di atas tempat tidur. Dia menoleh melihat Aleandro. Tatapan tajam pria itu tertuju pada putranya.Yuriel menunduk menatap putranya yang menangis dan Aleandro yang memelototi Freyan. Dia seketika marah.“Aleandro Gilren, apa kamu menakuti putraku!” seru Yuriel memarahinya.Freyan terisak kecil di pelukan ibunya, tampak seolah merasakan ibunya membelanya dan memarahi ayahnya.“Bagaimana aku bisa menakutinya? Bocah itu terlalu manja.” Aleandro berkata dengan enggan dan memelototi Freyan.Tangisan bayi kecil itu mengeras.Yuriel
Wajah Yuriel memanas. Dia mencoba mendorong Aleandro.“A-alenadro Gilren … kamu sebaiknya lepaskan aku—Angh!” Yuriel tidak bisa menahan suara erangannya kala lidah panas Aleandro menjilati bibirnya.“Sayang, akui saja kamu menyukainya. Kamu merindukan aku juga, kan?” bisik Aleandro menggoda di samping telinganya. Sementara tangannya menjelajah di tubuh Yuriel dengan nakal.Wajah Yuriel memerah menangkap tangan nakal Aleandro di bawah perutnya.“Aleandro Gilren, hentikan—” desisnya memukul tangan nakal Aleandro yang menyusup di bawah jubahnya.Aleandro mengangkat kepalanya dan tersenyum miring menatap wajah merah Yuriel.Wajahnya berkeringat bergelut dengannya. Keringat mengalir di wajahnya turun ke leher jenjang nan putihnya. Dia terengah-engah memelototi Aleandro. Wajahnya yang memerah membuatnya tampak menggairahkan.Aleandro menelan ludah kering.“Sayang, akui saja
Aleandro berdiri tenang di bawah guyuran hujan deras. Pakaiannya basah kuyup dan wajahnya memucat.“Hei, apa yang kamu lakukan di situ! Kenapa kamu tidak pergi!” seru Yuriel dari atas.Aleandro mendongak dan tersenyum tipis memandang Yuriel dari bawah. Wajahnya pucat, bibirnya membiru bergetar saat dia tersenyum.“Riel, akhirnya aku bisa melihatmu.”Yuriel berdecak.“Apa yang kamu lakukan di sana? Apa kamu tidak lihat hujan semakin deras!”Aleandro seolah tidak mendengarnya.“ Aku minta maaf sudah menipumu dan berpura-pura bertunangan. Aku tidak bermaksud begitu. Aku melakukan itu agar aku bisa bertemu denganmu dan anak-anak kita. Kamu tahu tidak mudah bagiku untuk ke Kingtown,” ujar Aleandro dengan suara rendah, tampak lemah.Yuriel merasa cemas dalam hati melihat hujan semakin deras.“Apa-apaan, apa kamu pikir dengan melakukan ini aku akan memaafkan kamu. Pergilah,
“Mengapa aku harus bekerja sama denganmu? Apa kamu meremehkan kemampuanku?” kata Lewis tidak senang.“Kamu bahkan tidak bisa mengusirnya dari Kingstown-mu dan membuatnya berkeliaran di sekitar Ibu,” balas Aleandro meremehkan.“Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan tidak bisa menghentikannya membawa Yuriel,” balas Lewis dingin.Aleandro terdiam dengan ekspresi kesal.“Daripada kita di sini bertengkar tidak jelas, mengapa tidak bekerja sama saja mengusir Ludwig Arghio kembali ke tempat asalnya.”Lewis meliriknya dari ujung matanya acuh tak acuh.“Aku tidak butuh bantuanmu untuk mengusirnya. Lagi pula tidak akan lama dia meninggalkan Kingstown.”Ludwig tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Lewis hanya perlu bersabar lagi menunggunya pergi dari sini dan membalas dendam kecil pada Presiden yang membuatnya terlihat remeh di depan Ludwig.“Benarkah?” kata Aleandro