Mereka menebak Aleandro sangat bahagia ingin mengumumkan kabar bahagianya.
Aleandro menatap Yuriel di samping dengan ekspresi lembut dan memeluk pinggangnya sebelum menghadap para tamu.
“Tujuanku mengadakan pesta ini ingin mengumumkan bahwa kami akan mengadakan pesta perni—”
Prangg!!
Kata-kata Aleandro terputus oleh suara pecahan gelas.
Wajah Yuriel tanpa ekspresi. Namun sudut bibirnya melengkung membentuk senyum miring.
Sudah waktunya.
Semua orang mengalihkan pandangan pada keributan itu. Melihat penyebab keributan adalah seorang artis papan atas yang terkenal, para wartawan segera mengelilinginya dan mengambil foto wajahnya yang marah memelototi seorang gadis di depannya.
“Katakan lagi, kamu bilang apa!” serunya marah pada gadis itu, mengabaikan perhatian para tamu dan wartawan yang memotretnya tanpa henti.
Gadis itu sangat gugup di bawah perhatian semua orang.
Aleandro mengerutkan
Para tamu di depan pintu segera menyingkir melihat sekelompok orang berseragam polisi datang.“Apa yang terjadi? Mengapa polisi datang ke sini?”“Siapa yang memanggil polisi?”Semua orang berbisik-bisik dan memberi jalan pada kelompok polisi masuk ke dalam kamar.Katherine berhenti memukul wajah Sherly melihat polisi datang dan mundur dengan gugup. Takut polisi datang karena dia menggunakan tindakan kekerasan pada SherlyPara reporter berhenti memotret dan mundur dengan cepat melihat polisi datang, tidak ingin terlibat dalam kekacauan itu. Namun beberapa merekam kedatangan kelompok polisi itu.Sherly merasa lega melihat polisi datang. Berpikir seseorang melapor karena dia menderita penganiayaan.“Pak Polisi kalian datang! Tolong aku, mereka semua menganiayaku dan menjebakku!” Sherly menangis menyedihkan sambil menutup tubuhnya dengan selimut.Rambut pirangnya acak-acakan dan wajah
“Tentu, aku akan melakukan apa pun perintahmu. Tapi kumohon lepaskan aku!” mohon Feliks menatap Yuriel dengan penuh harap.“Aku masih belum selesai,” ujarnya dengan sinis dan melanjutkan kalimatnya.“Kamu harus mengungkapkan semua kejahatan Sherly, termasuk dia membunuh Yunifer, Thalia dan Grace di depan semua orang agar dia tidak bisa membersihkan namanya dan semua orang menghinanya. Selain itu, kamu juga harus mengaku di depan polisi dan pengadilan semua kejahatan Sherly dan menunjukkan semua bukti-bukti itu.”Feliks terdiam matanya dengan mata membelalak.“Kamu ingin membuat aku penjara?!”Apa bedanya dia dikurung di sini dan masuk ke penjara. Wanita itu menipunya!“Jangan khawatir. Begitu kamu masuk penjara, aku menyewa seorang kepolisian untuk membebaskanmu diam-diam dan memalsukan identitasmu agar kamu bisa hidup di tempat lain dengan aman. Tidak akan ada orang yang mengenalimu lagi
Celine memeluk Deon yang menangis di pelukannya dan berteriak pada orang-orang yang berlalu lalang menyita barang-barang mewah di mansion Kindle.“Jangan sentuh barang-barang kami! Kalian tidak menyita semuanya!”Namun tidak ada yang mendengarkannya. Semua orang sibuk menempelkan kertas merah yang bertanda di sita. Sebagian mengangkat barang-barang keluar.Celine berlari mencoba menghentikan orang yang membawa piano antik dan mahal.“Kalian tidak bisa membawanya! Apa kamu tahu berapa harga piano itu! Ayah mertua mendapatkannya puluhan tahun silam!”“Nyonya Kindle, piano ini bahkan tidak bisa menutupi utang yang kalian miliki. Semua barang-barang di sini termasuk rumah ini sudah disita. Kalian tidak bisa memiliki satu barang pun di sini. Semua barang-barang branded punyamu juga kami sita.”Seorang pria menarik Celine menjauh dari piano itu dan menyuruh orang untuk mengangkut piano itu keluar.“
Hakim membuka sidang dan membaca kasus kejahatan Sherly di depan semua orang.Sherly menatap sang hakim tanpa ekspresi.“Aku memang mengenal Feliks Carrey, tapi tidak terlibat dengan pembunuhan berencana yang kalian tuduhkan. Apa kalian konyol menuduhku hanya karena aku mengenalnya?! Aku ingin tahu siapa yang melaporkan aku dalam tuduhan konyol ini?!” serunya tidak terima.Sang hakim terdiam dan berdiskusi dengan yang lain. Mereka mengangguk pada seorang pengacara pria yang duduk di meja panel pengacara.Pengacara itu menganggukkan kepalanya dan berdiri.“Tuan hakim, izinkan saya memanggil Nona Flint untuk bersaksi.”Semua orang langsung menoleh pada seorang wanita cantik yang duduk di bangku penonton. Tatapan Sherly sangat gelap dan dia memelototi Yuriel.Yuriel memakai gaun terbaiknya dan merias dirinya dengan sangat cantik.Dia sangat glamor dan memesona.Sherly mengapalkan tangannya deng
Aleandro tetap berada di ruang sidang yang kosong dan merenung bagaimana dia bisa mendapatkan hati Yuriel sekali lagi.Seorang pria berkaca mata ganggang datang menghampirinya.“Tuan, kami sudah mendapat kabar tentang Gerard Kindle,” ujar Viktor memberi tahu dengan hormat.Wajah Aleandro tanpa ekspresi. Dia memasukkan tangannya di saku celana dan menatap Viktor, menunggunya berbicara.“Gerrad Kindle melarikan diri menggunakan jalur kapal. Dia bersembunyi dari pantauan kita dan polisi dengan menggunakan kapal nelayan yang dia sewa pada seorang nelayan dan membawa semua uangnya. Namun nelayan yang dia sewa menjadi serakah melihat uang yang Gerard Kindle bawa. Nelayan itu berkelahi dengannya untuk mendapatkan uangnya dan akhirnya membunuh Gerard Kindle di kapal di tengah laut.”Viktor berhenti sejenak untuk menarik napas. Sementara Aleandro mendengarnya tanpa ekspresi.“Karena khawatir ketahuan membunuh orang, nela
“Yuriel Flint, semuanya salahmu! Kamu di sini untuk mengejekku, kan?! Kamu puas sekarang!” Sherly seperti orang gila menerjang ke depan.Namun dahinya menabrak panel kaca anti peluru dengan keras. Dia mengaduh kesakitan sambil memegang dahinya.Yuriel menyeringai dan menatapnya provokatif.“Kamu tidak bisa menyerangku di sini. Sia-sia saja marah,” ujarnya menyilangkan tangannya di depan dada, menatapnya provokatif.Sherly menggeram marah dan memukul kaca sambil meraung.“Yuriel Flint! Tunggu saja kamu! Begitu aku keluar dari sini aku akan—““Tahanan nomor 167, jangan membuat keributan!” Sipir yang mengantar Sherly memukul punggungnya.Sherly meringis kesakitan dan terpaksa duduk kembali di kursinya sambil menggertakkan gigi memelototi Yuriel.“Aku pikir begitu datang, aku akan melihat penyesalanmu dan rasa bersalahmu. Namun tampaknya kehidupan di penjara tidak membuatm
Kuburan itu sepi dan khusyuk. Yuriel tidak bisa kesedihannya memandang kuburan Yunifer. Masih segar dalam ingatannya bagaimana dia menyaksikan saudara kembarnya meninggal dalam kecelakaan mobil.Dia meletakkan bunga tulip putih di makan Yunifer dan menatap wajah saudara kembarnya yang tersenyum lembut dalam bingkai foto. Senyumnya polos, lembut dan tampak tidak bersalah dalam foto itu. Itu membedakan antara Yuriel dan Yunifer.“Yunifer, sudah lama sekali sejak terakhir kali aku menemuimu. Maaf baru mengunjungimu.” Yuriel membuang dan menarik napas dalam-dalam untuk mengusir sesak di dadanya.“Aku sudah membalaskan dendam pada orang yang merengut nyawamu dari kami, apa kamu sudah tenang di sana?”Angin sepoi-sepoi berembus lembut seolah menggambarkan senyum lembut dari wajah wanita itu.“Ya, kamu pasti sudah tenang.” Yuriel menghela napas lalu memandang Ginny dan Lewis yang berdiri di sebelahnya.Mata
“ Aku tidak ingin pusing dengan surat perceraian sekarang selama aku bisa menjauh darinya dan tidak menggagu kehidupan kami,” balasnya tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela mobil.“Tapi mengapa kamu tidak memberitahu Yuri bahwa kalian berpisah dan meninggalkan Capital. Kamu akan kewalahan jika dia bertanya tentang ayahnya,” ujar Ginny mengelus rambut hitam Yuri dengan penuh sayang.Yuriel menoleh dan menatap Yuri yang tertidur di pangkuan Ginny dengan ekspresi bersalah. Dia tidak memberitahu putrinya bahwa mereka akan meninggalkan ayahnya dan berpisah.“Aku menjelaskan saat kita sudah kembali ke Kingstown. Aku tidak Yuri bergantung pada Aleandro. Aku ingin membesarkan Yuri sendiri untuk menebus lima tahun kami yang hilang,” ujarnya mengelus rambut hitam Yuri dengan ekspresi bersalah.“Baiklah kalau itu keputusanmu.” Ginny menghela napas dan dia tidak berbicara lagi.Lewis tetap diam dan tidak me
Pernikahan Yuriel dan Aleandro bertempat di sebuah hotel pinggir pantai. Dekorasi pesta di dekor dengan serba putih dan dihias bunga Lily tulip seperti taman khayangan. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Para tamu sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Keluarga Aleandro berbincang keluarga Flint yang hadir. Di altar sosok Aleandro berdiri dengan gagah dalam balutan setelan putih. Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang. Dia sangat tampan hari ini. Banyak wanita maupun gadis-gadis muda mencuri-curi pandang ke arahnya. Terdengar dentingan piano di mainkan, dan semua orang berdiri melihat ke arah sosok pengantin berdiri di ujung jalan menuju altar. Yuri menjadi pendamping mereka, berdiri di depan sambil memegang keranjang berisi bunga. Dia menaburkan bunga di sepanjang jalan. Lewis secara pribadi menuntun Yuriel menyusuri jalan mengantarnya menuju ke altar, di mana Aleandro menunggu. Le
Ginny mendorong dada Lewis untuk melepaskan pelukannya.Lewis membeku, menatapnya dengan mata membelalak.“Ka-kamu …. Dari mana kamu ….” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Terdiam menatap air mata mengalir dari mata hijau wanitu.“Aku sudah tahu kamu membunuh kakakku dan mengambil jantung keponakanku untuk menyelamatkanku. Meski aku berterima kasih padamu sudah menyelamatkan aku, aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah ini seumur hidup.”Ginny terisak memejamkan matanya membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mendongak menatap Lewis.“Aku tidak hidup bersamamu. Lewis, kamu pembunuh, berdarah dingin dan egois. Aku tidak bisa memaafkanmu karena sudah membunuh kakakku. Setiap bersamamu terasa mencekikku dan membuatku sangat muak.”Lewis terdiam sambil mengepalkan tangannya, menatap tanpa daya wanita di depannya.“Maafkan aku,” ujarn
Para pengawal Ludwig langsung bersiaga melihat Lewis menerobos pengawalan Raja. “Tuan Anda tidak bi—” Lewis meraih tangan seorang pengawal yang mencoba menahannya dan membantingkannya ke lantai. Pengawal Ludwig langsung mengeluarkan senjata mereka mencoba menghentikan Lewis mendekati Ludwig. “Berhenti atau kami akan menembak—!” Lewis dengan cepat menjatuhkan senjata pengawal terdekat dan mengalahkan mereka dengan keterampilan bertarungnya. Anak buah Lewis juga membantunya mengalahkan pengawal Ludwig. Senjata mereka dilempar jauh dan mereka terlibat pertarungan fisik. Terjadi kekacauanya di bandara akibat pertarungan mereka. “Gawat, keadaan darurat. Cepat kirim petugas keamanan. Terjadi perkelahian di tempat ini.” “Tuan-tuan mohon berhenti. Kalian tidak bisa berkelahi di tempa ini.” Para stas bandara panik dan memanggil keamanan untuk menghentikan mereka. Ludwig menatap dingin Lewis yang bertarung dengan pe
“Ibu, aku harap kamu akan bahagia.” Yuriel memeluk Ginny erat, sangat enggan melepaskannya.“Jangan khawatir,” ucap Ginny balas memeluknya dengan erat sebelum melepaskannya.“Apa yang kamu rencanakan setelah aku pergi? Apa kamu akan tinggal bersama ayahmu?” tanya Ginny khawatir sambil mengelus rambut Yuriel.“Jangan khawatir Bu, aku akan membawa Yuriel dan anak-anak kembali ke Capital. Kami tidak akan tinggal bersama Lewis. Aku berjanji akan mencintai dan menjaganya.” Aleandro yang menjawab sambil memeluk pinggang Yuriel dan menatap Ginny dengan tatapan tegas.Ginny menoleh menatap Aleandro dan tersenyum.“Syukurlah. Aku tidak akan mencemaskannya lagi. Aku harap kamu akan menepati janjimu.” Ginny menghela napas memandang Yuriel dan Aleandro.“Aku harap kalian selalu bahagia. Terutama kamu Yuriel, jangan bersikap keras kepala dan perlakukan Aleandro dengan lebih baik. Kamu tida
“Apa yang kamu lakukan?!” Dia meringis merasakan hidungnya sakit usai menabrak dada keras Aleandro.Aleandro menarik pinggangnya untuk semakin menempel di tubuhnya.“Apa Freyan sudah tidur?” tanya menunduk menatap Yuriel dengan tatapan panas.“Ya, kenapa?” Yuriel tersipu dan menghindari tatapan panasnya.Aleandro menyeringai dan menunduk untuk berbisik di samping telinganya.“Kalau begitu waktunya kamu menjadi milikku. Sayang mari kita mandi bersama,” bisiknya dengan suara rendah mulai menurunkan jubah mandi Yuriel.Wajah Yuriel memanas. Dia menahan tangan Aleandro dan mendorong dadanya dengan malu-malu.“He-hentikan, aku sudah mandi. Mandilah sendiri. Aku tidak bisa meninggalkan Freyan lama. Bagaimana kalau dia terbangun dengan suara berisik kita,” ujarnya tersipu malu.“Jadilah baik sayang. Bocah itu sudah tidur, dia tidak bangun. Aku akan melakukannya dengan c
Freyan melepaskan dada ibunya dan menangis keras. Tangisannya mengagetkan Yuriel. Dia dengan cepat membujuknya.“Sayang, sayang, kenapa kamu nangis?” ujarnya cemas mencoba membujuk Freyan dan menyusuinya lagi.Namun Freyan tidak berhenti menangis dan tangisannya semakin keras. Yuriel cemas dan memeriksa apa putranya buang besar.Dia berbalik untuk meletakkan Freyan di atas tempat tidur. Dia menoleh melihat Aleandro. Tatapan tajam pria itu tertuju pada putranya.Yuriel menunduk menatap putranya yang menangis dan Aleandro yang memelototi Freyan. Dia seketika marah.“Aleandro Gilren, apa kamu menakuti putraku!” seru Yuriel memarahinya.Freyan terisak kecil di pelukan ibunya, tampak seolah merasakan ibunya membelanya dan memarahi ayahnya.“Bagaimana aku bisa menakutinya? Bocah itu terlalu manja.” Aleandro berkata dengan enggan dan memelototi Freyan.Tangisan bayi kecil itu mengeras.Yuriel
Wajah Yuriel memanas. Dia mencoba mendorong Aleandro.“A-alenadro Gilren … kamu sebaiknya lepaskan aku—Angh!” Yuriel tidak bisa menahan suara erangannya kala lidah panas Aleandro menjilati bibirnya.“Sayang, akui saja kamu menyukainya. Kamu merindukan aku juga, kan?” bisik Aleandro menggoda di samping telinganya. Sementara tangannya menjelajah di tubuh Yuriel dengan nakal.Wajah Yuriel memerah menangkap tangan nakal Aleandro di bawah perutnya.“Aleandro Gilren, hentikan—” desisnya memukul tangan nakal Aleandro yang menyusup di bawah jubahnya.Aleandro mengangkat kepalanya dan tersenyum miring menatap wajah merah Yuriel.Wajahnya berkeringat bergelut dengannya. Keringat mengalir di wajahnya turun ke leher jenjang nan putihnya. Dia terengah-engah memelototi Aleandro. Wajahnya yang memerah membuatnya tampak menggairahkan.Aleandro menelan ludah kering.“Sayang, akui saja
Aleandro berdiri tenang di bawah guyuran hujan deras. Pakaiannya basah kuyup dan wajahnya memucat.“Hei, apa yang kamu lakukan di situ! Kenapa kamu tidak pergi!” seru Yuriel dari atas.Aleandro mendongak dan tersenyum tipis memandang Yuriel dari bawah. Wajahnya pucat, bibirnya membiru bergetar saat dia tersenyum.“Riel, akhirnya aku bisa melihatmu.”Yuriel berdecak.“Apa yang kamu lakukan di sana? Apa kamu tidak lihat hujan semakin deras!”Aleandro seolah tidak mendengarnya.“ Aku minta maaf sudah menipumu dan berpura-pura bertunangan. Aku tidak bermaksud begitu. Aku melakukan itu agar aku bisa bertemu denganmu dan anak-anak kita. Kamu tahu tidak mudah bagiku untuk ke Kingtown,” ujar Aleandro dengan suara rendah, tampak lemah.Yuriel merasa cemas dalam hati melihat hujan semakin deras.“Apa-apaan, apa kamu pikir dengan melakukan ini aku akan memaafkan kamu. Pergilah,
“Mengapa aku harus bekerja sama denganmu? Apa kamu meremehkan kemampuanku?” kata Lewis tidak senang.“Kamu bahkan tidak bisa mengusirnya dari Kingstown-mu dan membuatnya berkeliaran di sekitar Ibu,” balas Aleandro meremehkan.“Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan tidak bisa menghentikannya membawa Yuriel,” balas Lewis dingin.Aleandro terdiam dengan ekspresi kesal.“Daripada kita di sini bertengkar tidak jelas, mengapa tidak bekerja sama saja mengusir Ludwig Arghio kembali ke tempat asalnya.”Lewis meliriknya dari ujung matanya acuh tak acuh.“Aku tidak butuh bantuanmu untuk mengusirnya. Lagi pula tidak akan lama dia meninggalkan Kingstown.”Ludwig tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Lewis hanya perlu bersabar lagi menunggunya pergi dari sini dan membalas dendam kecil pada Presiden yang membuatnya terlihat remeh di depan Ludwig.“Benarkah?” kata Aleandro