Yuri menjauhkan kepalanya dari dada Aleandro dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca
“Papa, Yuri tidak mau pergi.”
“kenapa? Bukankah Yuri ingin selalu bertemu Mama?”
Mata gadis kecil itu mulai memerah dan dia terisak dengan suara pelan.
“Yuri memang kangen Mama. Yuri mau peluk Mama. Kata Papa Mama selalu bersama Yuri. Tapi Yuri cuma liat makam Mama dan tidak bisa memeluk Mama seperti teman-teman Yuri.”
Hati Aleandro sakit melihatnya sedih. Mata hijaunya yang besar meneteskan air mata mengingatkannya pada kesedihan wanita itu saat hari-hari dia mengurungnya bertahun-tahun silam. Itu luka yang tidak bisa hilang dari hati Aleandro.
“Papa, Yuri mau peluk Mama.” Suara gadis kecil itu menjadi sengau karena tangisannya.
Umur Yuri baru lima tahun. Dia dipaksa untuk menjadi dewasa daripada anak-anak lain karena tidak bisa merasakan pelukan seorang ibu.
Nenek sangat tidak menyukainya karena
“Mengapa kamu menanyakan keberadaan ibumu padaku? Aku tidak tahu apa pun tentang ibumu.” Antonius tidak berani bergerak di tempatnya dengan moncong pistol tertuju di dahinya.“Bahkan jika aku tau tentang Ginny, mengapa aku harus menyembunyikannya adikku. Aku sudah pasti mengirimkannya pada Lewis,” serunya dengan gelisah.Yuriel tidak menyingkirkan pistolnya dari Antonius setelah mendengar ucapannya dan menarik pelatuk.Tentu saja dia tahu Antonius tidak tahu apa pun tentang keberadaan ibunya.Mencari keberadaan Ginevra Scott seperti mencari jarum di lautan. Dia telah menghilang selama 25 tahun dan sulit menemukan petunjuk keberadaannya.Yuriel sangat jelas tentang itu.Dia hanya ingin memberi sang paman pelajaran karena sudah memanfaatkannya.“Paman, kau tahu apa yang paling kubenci? Yaitu dimanfaatkan. Kamu sampai ke titik ini karena menjual ibuku dan diriku. Paman, kamu tidak bisa membodohiku lagi
Yuriel bimbang apa yang harus dia lakukan pada gadis kecil ini. Dia tidak tahu apa pun tentang ayah Yuri hingga tidak tahu bagaimana mencarinya sementara itu dia masih memiliki wawancara. Yuri menyebutkan nama ayahnya adalah Aleandro Gilren dan bukan pekerjaannya. Dia tidak mau melepaskan tangannya dan selalu memanggilnya Mama. Yuriel tidak punya pilihan lain selain membawanya ke tempat wawancara. Dia melihat masih ada beberapa orang yang tinggal di luar ruangan dan melakukan aktivitas untuk mempersiapkan wawancara. Berarti dia tidak terlambat. Yuriel menghela napas dan mengambil tempat di samping seorang gadis berambut pendek. Yuri tidak malu-malu dan naik di pangkuannya. Ini kebiasaan yang sering dia lakukan saat bersama Aleandro. Yuriel adalah Mamanya dan tidak salah dia melakukan hal sama seperti Papa, pikir gadis kecil itu. “Mama, apa yang sedang dilakukan orang itu di luar ruangan?” Dia bertanya dengan polos dan menatap wajah Yuriel. Yur
Aleandro membawa Yuriel ke restoran dan bukan rumahnya seperti yang dikatakanya memasak untuk Yuri. Setelah memarkirkan mobilnya, Aleandro menggenggam tangan Yuri agar dia tidak terpisah karena tubuhnya yang kecil.Yuri tersenyum lebar dan tangan satunya mengambil tangan Yuriel.“Lengkap deh, Yuri punya Mama dan Papa.” Dia terkekeh gembira. Gadis kecil itu berada di tengah dua orang dewasa dan memegang tangan mereka seperti keluarga tiga orang.Yuriel menatap pria di sebelahnya. Aleandro juga menatapnya. Mata gelapnya seperti langit malam menatap Yuriel tanpa emosi.Yuriel tersenyum canggung dan mengalihkan pandangannya dengan cepat. Tetapi dia tidak bisa menarik tangannya dari gadis kecil itu. Jadinya dia diam dan mengikuti mereka ke dalam restoran.“Tuan selamat datang Tuan dan Nyonya.” Seorang pelayan restoran menyambut mereka dengan senyum ramah.Yuriel mengerutkan keningnya dan ingin mengoreksi panggilannya.
“Apa kamu mengenalnya?” Dia bertanya pada wanita di sebelahnya yang merupakan manajernya.“Tidak. Aku baru pertama kali melihatnya. Kalau dipikir-pikir dia sangat mirip denganmu.”Emily sangat tidak senang dengan ucapan manajernya. Dia bintang papan atas di industri hiburan dan yang membuatnya bangga adalah wajahnya. Dia tidak senang ada orang yang mirip dengannya.Tatapan tajam Emily tertuju pada punggung Yuriel.Yuriel tidak menyadari, kalau dia sadar dia tidak akan peduli. Dia menoleh menatap pria di sebelahnya dan tidak bisa menahan diri untuk menggodanya.“Tuan, kamu tidak perlu bersikap dingin pada wanita itu. Kelihatannya dia tertarik padamu. Dia tidak buruk-buruk amat. Bukankah kamu pernah mengatakan akan mencari ibu tiri yang baik untuk Yuri.”Wajah Aleandro hitam mendengar komentar Yuriel, dia menoleh menatap tajam wanita bermata hijau di sebelahnya.“Aku tidak tertarik dan aku sudah
Aleandro sekejap mundur dan menata wanita itu dengan mata gelapnya yang dingin.“Nona Flint, ini ketiga kalinya kamu menendang selangkanganku. Jika kamu membuat aku menjadi impoten, apa kamu akan bertanggung jawab merawatku?”“Tuan kamu pria paling tidak tahu malu yang pernah aku temui.” Yuriel memelototinya.“Kamulah yang mencoba melecehkanku. Kamu pantas ditendang!”Karena Yuri tidak ada di sini, dia tidak bersikap sopan pada pria mesum itu.Yuriel menyilangkan tangannya di depan dada dan menatapnya dengan pandangan mencela.“Hei Tuan apa kamu tertarik padaku? Mengapa setiap kali kita bertemu kamu selalu melekat padaku.”“Melekat padamu?” Sebelah alis Aleandro terangkat mendengar ucapan Yuriel.“Nona Flint, tampaknya kamu terlalu percaya diri dengan dirimu sendiri.”Tidak kekurangan wanita yang mengejar-ngejarnya. Tapi dia tidak pernah melekat sedi
Yuriel dan Agnes dengan cepat menemukan ruang ganti untuk aktris. Di dalam ruang rias sepi dan hanya ada beberapa penata rias dan busana yang sibuk dengan pekerjaan mereka.“Permisi, kami dari Army Corporation membawa pakaian yang pesan secara khusus. Di mana kami meletakkan ini?”Agnes yang berbicara sambil menunjukkan dua gantungan pakaian yang sudah lapisi kantong plastik pelindung.“Dari Army Corporation? Seharusnya milik Nona Wendy.” Seorang penata busana berkata lalu menghampiri mereka.“Terima kasih sudah mengantarkan pakaian Nona Wendy. Kalian sudah jauh-jauh datang ke sini, apa kalian ingin beristirahat sebentar?”Lokasi syuting mereka berada di pinggir kota dengan pemandangan laut. Butuh tiga jam dari pusat kota untuk sampai ke sini. Penata busana itu merasa kasihan jika dia menyuruh kedua wanita itu kembali pusat kota setelah jauh-jauh datang ke sini tanpa beristirahat.“Tentu, terima kasi
Meski di sangat menyukai desain gaun Miss Sunny, dia tidak akan serendah itu mencuri.“Ah, jadi kamu yang mencuri gaun yang disponsor untukku.” Emily muncul di kerumunan dan menuduh Yuriel dengan tidak senang.“Aku tidak melakukan itu.” Yuriel membalas dengan tenang. Sama sekali tidak panik. Jika orang lain mereka akan panik menghadapi tuduhan semua orang.Tetapi Yuriel terlahir dari keluarga Flint dan terlatih untuk menghadapi berbagai situasi apa pun.“Kamu jelas-jelas memakai gaun itu, mengapa masih menyangkal? Tidak apa-apa jika kamu menyukai gaun itu. Tapi kamu tidak bisa memakainya seenaknya karena gaun itu bukan sembarang. Apa kamu berani bertanggung jawab untuk mengganti rugi?” ujar Emily menatapnya dengan tatapan mencibir.“Melihat wajahmu mampu melakukan operasi plastik, kurasa kamu masih membayar jika sedikit goresan pada gaun itu.” Dia menatap Yuriel dengan tatapan provokatif.Yurie
“Diretur Fred, apa kamu serius membuat wanita itu bergabung dalam program ini?!” seru Emily tidak percaya.Dia terkejut Direktur Fred sebagai penanggung jawab dalam program TV “Tiga Kecantikan Surgawi” menawarkan Yuriel yang bukan merupakan seorang bintang menjadi bagian dalam program ini.Dia menghiraukan rasa sakit di wajahnya karena ditekan Yuriel di meja dan bergegas berkata pada direktur Fred dengan tidak terima.“Direktur Fred, ini bukan program sembarangan bagaimana bisa memasukkan orang asing yang tak dikenal ke dalam program ini.”Dia tidak bisa membiarkan wanita tak dikenal masuk dalam acaranya. Akan sangat menjengkel jika mereka muncul di depan secara bersamaan.Karena penampilan mereka yang mirip hanya akan menjadi objek perbandingan.Suara Emily yang keras mengalihkan perhatian Yuriel dari mencari keberadaan Aleandro.Dia perlahan berdiri dari posisi jongkok di depan Y