Aleandro sekejap mundur dan menata wanita itu dengan mata gelapnya yang dingin.
“Nona Flint, ini ketiga kalinya kamu menendang selangkanganku. Jika kamu membuat aku menjadi impoten, apa kamu akan bertanggung jawab merawatku?”
“Tuan kamu pria paling tidak tahu malu yang pernah aku temui.” Yuriel memelototinya.
“Kamulah yang mencoba melecehkanku. Kamu pantas ditendang!”
Karena Yuri tidak ada di sini, dia tidak bersikap sopan pada pria mesum itu.
Yuriel menyilangkan tangannya di depan dada dan menatapnya dengan pandangan mencela.
“Hei Tuan apa kamu tertarik padaku? Mengapa setiap kali kita bertemu kamu selalu melekat padaku.”
“Melekat padamu?” Sebelah alis Aleandro terangkat mendengar ucapan Yuriel.
“Nona Flint, tampaknya kamu terlalu percaya diri dengan dirimu sendiri.”
Tidak kekurangan wanita yang mengejar-ngejarnya. Tapi dia tidak pernah melekat sedi
Yuriel dan Agnes dengan cepat menemukan ruang ganti untuk aktris. Di dalam ruang rias sepi dan hanya ada beberapa penata rias dan busana yang sibuk dengan pekerjaan mereka.“Permisi, kami dari Army Corporation membawa pakaian yang pesan secara khusus. Di mana kami meletakkan ini?”Agnes yang berbicara sambil menunjukkan dua gantungan pakaian yang sudah lapisi kantong plastik pelindung.“Dari Army Corporation? Seharusnya milik Nona Wendy.” Seorang penata busana berkata lalu menghampiri mereka.“Terima kasih sudah mengantarkan pakaian Nona Wendy. Kalian sudah jauh-jauh datang ke sini, apa kalian ingin beristirahat sebentar?”Lokasi syuting mereka berada di pinggir kota dengan pemandangan laut. Butuh tiga jam dari pusat kota untuk sampai ke sini. Penata busana itu merasa kasihan jika dia menyuruh kedua wanita itu kembali pusat kota setelah jauh-jauh datang ke sini tanpa beristirahat.“Tentu, terima kasi
Meski di sangat menyukai desain gaun Miss Sunny, dia tidak akan serendah itu mencuri.“Ah, jadi kamu yang mencuri gaun yang disponsor untukku.” Emily muncul di kerumunan dan menuduh Yuriel dengan tidak senang.“Aku tidak melakukan itu.” Yuriel membalas dengan tenang. Sama sekali tidak panik. Jika orang lain mereka akan panik menghadapi tuduhan semua orang.Tetapi Yuriel terlahir dari keluarga Flint dan terlatih untuk menghadapi berbagai situasi apa pun.“Kamu jelas-jelas memakai gaun itu, mengapa masih menyangkal? Tidak apa-apa jika kamu menyukai gaun itu. Tapi kamu tidak bisa memakainya seenaknya karena gaun itu bukan sembarang. Apa kamu berani bertanggung jawab untuk mengganti rugi?” ujar Emily menatapnya dengan tatapan mencibir.“Melihat wajahmu mampu melakukan operasi plastik, kurasa kamu masih membayar jika sedikit goresan pada gaun itu.” Dia menatap Yuriel dengan tatapan provokatif.Yurie
“Diretur Fred, apa kamu serius membuat wanita itu bergabung dalam program ini?!” seru Emily tidak percaya.Dia terkejut Direktur Fred sebagai penanggung jawab dalam program TV “Tiga Kecantikan Surgawi” menawarkan Yuriel yang bukan merupakan seorang bintang menjadi bagian dalam program ini.Dia menghiraukan rasa sakit di wajahnya karena ditekan Yuriel di meja dan bergegas berkata pada direktur Fred dengan tidak terima.“Direktur Fred, ini bukan program sembarangan bagaimana bisa memasukkan orang asing yang tak dikenal ke dalam program ini.”Dia tidak bisa membiarkan wanita tak dikenal masuk dalam acaranya. Akan sangat menjengkel jika mereka muncul di depan secara bersamaan.Karena penampilan mereka yang mirip hanya akan menjadi objek perbandingan.Suara Emily yang keras mengalihkan perhatian Yuriel dari mencari keberadaan Aleandro.Dia perlahan berdiri dari posisi jongkok di depan Y
“Jadi, kapan kalian akan pergi?” Yuriel menyilangkan tangannya di depan dada dengan ekspresi masam menatap pria di depannya.Bisa dimengerti jika Yuri tidak mau lepas darinya dan melekat padanya. Gadis kecil itu mengira Yuriel adalah ibunya dan mengikutinya ke mana-mana seperti anak ayam.Tetapi haruskah Papa Yuri juga ikut-ikut melekat padanya?Mengapa mereka tidak kembali ke Capital dan malah mengikutinya tinggal di hotel yang telah di berikan pihak tim produksi “Tiga Kecantikan Surgawi”.Yuriel sekarang sudah menjadi salah satu bintang dalam program “Tiga Kecantikan Surgawi” yang diproduksi oleh Star Entertainment.Direktur Fred yang bertanggung jawab dalam program tersebut telah memberi Yuriel kamar hotel eksklusif.Karena partisipasi Yuriel terlalu mendadak, dia tidak bisa kembali ke pusat kota dan memilih tinggal selama tiga hari untuk mengikuti program “Tiga Kecantikan Surgawi” ses
Sebuah ciuman tiba-tiba mendarat di bibir merah Yuriel.Dia membeku untuk beberapa saat. Matanya membelalak menatap wajah Aleandro memenuhi seluruh penglihatannya. Mata lelaki itu terpejam saat dia menciumnya. Napasnya yang hangat menyapu hidung Yuriel dan bibirnya menginvasi bibirnya menggebu-gebu.Aleandro meletakkan tangannya di belakan di kepala Yuriel dan menariknya untuk semakin menempel di ke wajahnya.Dia menciumnya dengan keras seolah dia ingin melahap bibir wanita itu. Hasrat yang terpendam dan kerinduannya tersalur dalam ciuman itu hingga membuat Yuriel tidak bisa bernapas.Dia tersadar dari transnya dan mulai memberontak.“Mmmph … lepaskan!” Dia meletakkan tangan mungilnya di dada bidang Aleandro yang telanjang dan mendorongnya sekuat tenaga.Namun ada perbedaan kekuatan antara laki-laki dan perempuan. Dia tidak bisa mendorongnya. Aleandro seperti gunung yang tak tergoyah.Sensasi kulit telanjang n
Yuriel merasa wajahnya terbakar saking malu tertangkap basah oleh Yuri. Dia mendorong Aleandro dengan keras hingga menyingkir dari tubuhnya dan berlari ke kamar mandi. Aleandro tersenyum kecil melihat pipi Yuriel memerah sesaat sebelum berlari ke kamar mandi.“Papa, Papa, Papa, apa yang kamu lakukan dengan Kakak Riel.”Papa saat itu Yuri kecil melompat-lompat di ranjang dan menyerbu ayahnya dengan pelukan erat di leher dengan antusias. Suara lucu kekanak-kanakannya bagai cicitan burung merdu di telinga Aleandro .Aleandro memeluk putrinya dan mencium pipi gemuknya dengan penuh kasih sayang. “Yuri, apa kamu tau apa artinya berciuman?”“Tau, tau, tau, Yuri pernah melihat orang dewasa tidak memakai baju saling tindih di atas ranjang dan berciuman di ponsel Paman Marvin.”Aleandro bagai tersambar petir mendengar ucapan gadis kecil itu.Putrinya melihat film porno dari ponsel Marvin?Wajah Aleandro
Yuriel baru saja selesai melakukan syuting dan berencana mencari restoran untuk makan malam. Dia ingin memanggil taksi saat mobil Rolls-Royce berhenti di sampingnya.Pintu mobil terbuka dan sosok gadis kecil melompat keluar. Dia memeluk paha Yuriel dengan erat.“Kakak Riel, ayo makan malam bersama.”Yuriel dengan cepat mengalihkan pandangannya ke dalam mobil. Pintu mobil masih terbuka dan sosok Aleandro duduk di dalam dan menatap dengan senyum di wajahnya.Wajah Yuriel dengan cepat berubah cemberut. Dia masih belum memaafkan kejadian tadi pagi di dalam kamar hotelnya. Yuriel menurunkan tatapannya pada gadis kecil yang menempel di kakinya.Dia sedikit membungkuk dan berkata dengan lembut, “Yuri, Kakak tidak bisa. Kamu harus pergi bersama papamu saja, oke.”Wajah gadis kecil itu segera berubah muram dan kecewa. “Kakak Riel, apa tidak menyukai Yuri? Karena itu Kakal Riel tidak ingin bersama Yuri?”Di m
Yuriel memandang rendah Aleandro yang sudah berumur 33-an tahun.Mereka akan cepat tua dan masa andropause lelaki itu sudah hampir dekat.Mengapa dia ingin membuang masa mudanya yang cantik untuk bersama lelaki yang sama sekali tidak akan memuaskannya.Ada banyak pria di usia muda yang mengejar-ngejarnya, pikir Yuriel dengan percaya diri.Tersenyum miring menatap Aleandro, dia maju dan mencondongkan tubuhnya ke depan dan berbisik mengejek, “Tuan Gilren, permintaan maafku, aku tidak tertarik padamu.”Ekspresi Aleandro jatuh mendengar penolakan Yuriel. “Mengapa?”“Karena aku tidak suka bersama pria yang sudah beristri,” ujar Yuriel menyeringai lalu menatap ke bawah perut Aleandro dengan tatapan provokatif.“Dan kamu sudah tua. Kamu sudah berumur dan akan mencapai masa andropasuse. Tuan Gilren, sebagainya kamu periksa ginjalmu untuk mencegah andropause dini dan lebih baik kamu menghabiskan
Pernikahan Yuriel dan Aleandro bertempat di sebuah hotel pinggir pantai. Dekorasi pesta di dekor dengan serba putih dan dihias bunga Lily tulip seperti taman khayangan. Altar pengantin dibuat menyerupai gapura bunga. Para tamu sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Keluarga Aleandro berbincang keluarga Flint yang hadir. Di altar sosok Aleandro berdiri dengan gagah dalam balutan setelan putih. Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang. Dia sangat tampan hari ini. Banyak wanita maupun gadis-gadis muda mencuri-curi pandang ke arahnya. Terdengar dentingan piano di mainkan, dan semua orang berdiri melihat ke arah sosok pengantin berdiri di ujung jalan menuju altar. Yuri menjadi pendamping mereka, berdiri di depan sambil memegang keranjang berisi bunga. Dia menaburkan bunga di sepanjang jalan. Lewis secara pribadi menuntun Yuriel menyusuri jalan mengantarnya menuju ke altar, di mana Aleandro menunggu. Le
Ginny mendorong dada Lewis untuk melepaskan pelukannya.Lewis membeku, menatapnya dengan mata membelalak.“Ka-kamu …. Dari mana kamu ….” Dia tidak melanjutkan kata-katanya. Terdiam menatap air mata mengalir dari mata hijau wanitu.“Aku sudah tahu kamu membunuh kakakku dan mengambil jantung keponakanku untuk menyelamatkanku. Meski aku berterima kasih padamu sudah menyelamatkan aku, aku tidak bisa hidup dengan perasaan bersalah ini seumur hidup.”Ginny terisak memejamkan matanya membiarkan air matanya mengalir di pipinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan mendongak menatap Lewis.“Aku tidak hidup bersamamu. Lewis, kamu pembunuh, berdarah dingin dan egois. Aku tidak bisa memaafkanmu karena sudah membunuh kakakku. Setiap bersamamu terasa mencekikku dan membuatku sangat muak.”Lewis terdiam sambil mengepalkan tangannya, menatap tanpa daya wanita di depannya.“Maafkan aku,” ujarn
Para pengawal Ludwig langsung bersiaga melihat Lewis menerobos pengawalan Raja. “Tuan Anda tidak bi—” Lewis meraih tangan seorang pengawal yang mencoba menahannya dan membantingkannya ke lantai. Pengawal Ludwig langsung mengeluarkan senjata mereka mencoba menghentikan Lewis mendekati Ludwig. “Berhenti atau kami akan menembak—!” Lewis dengan cepat menjatuhkan senjata pengawal terdekat dan mengalahkan mereka dengan keterampilan bertarungnya. Anak buah Lewis juga membantunya mengalahkan pengawal Ludwig. Senjata mereka dilempar jauh dan mereka terlibat pertarungan fisik. Terjadi kekacauanya di bandara akibat pertarungan mereka. “Gawat, keadaan darurat. Cepat kirim petugas keamanan. Terjadi perkelahian di tempat ini.” “Tuan-tuan mohon berhenti. Kalian tidak bisa berkelahi di tempa ini.” Para stas bandara panik dan memanggil keamanan untuk menghentikan mereka. Ludwig menatap dingin Lewis yang bertarung dengan pe
“Ibu, aku harap kamu akan bahagia.” Yuriel memeluk Ginny erat, sangat enggan melepaskannya.“Jangan khawatir,” ucap Ginny balas memeluknya dengan erat sebelum melepaskannya.“Apa yang kamu rencanakan setelah aku pergi? Apa kamu akan tinggal bersama ayahmu?” tanya Ginny khawatir sambil mengelus rambut Yuriel.“Jangan khawatir Bu, aku akan membawa Yuriel dan anak-anak kembali ke Capital. Kami tidak akan tinggal bersama Lewis. Aku berjanji akan mencintai dan menjaganya.” Aleandro yang menjawab sambil memeluk pinggang Yuriel dan menatap Ginny dengan tatapan tegas.Ginny menoleh menatap Aleandro dan tersenyum.“Syukurlah. Aku tidak akan mencemaskannya lagi. Aku harap kamu akan menepati janjimu.” Ginny menghela napas memandang Yuriel dan Aleandro.“Aku harap kalian selalu bahagia. Terutama kamu Yuriel, jangan bersikap keras kepala dan perlakukan Aleandro dengan lebih baik. Kamu tida
“Apa yang kamu lakukan?!” Dia meringis merasakan hidungnya sakit usai menabrak dada keras Aleandro.Aleandro menarik pinggangnya untuk semakin menempel di tubuhnya.“Apa Freyan sudah tidur?” tanya menunduk menatap Yuriel dengan tatapan panas.“Ya, kenapa?” Yuriel tersipu dan menghindari tatapan panasnya.Aleandro menyeringai dan menunduk untuk berbisik di samping telinganya.“Kalau begitu waktunya kamu menjadi milikku. Sayang mari kita mandi bersama,” bisiknya dengan suara rendah mulai menurunkan jubah mandi Yuriel.Wajah Yuriel memanas. Dia menahan tangan Aleandro dan mendorong dadanya dengan malu-malu.“He-hentikan, aku sudah mandi. Mandilah sendiri. Aku tidak bisa meninggalkan Freyan lama. Bagaimana kalau dia terbangun dengan suara berisik kita,” ujarnya tersipu malu.“Jadilah baik sayang. Bocah itu sudah tidur, dia tidak bangun. Aku akan melakukannya dengan c
Freyan melepaskan dada ibunya dan menangis keras. Tangisannya mengagetkan Yuriel. Dia dengan cepat membujuknya.“Sayang, sayang, kenapa kamu nangis?” ujarnya cemas mencoba membujuk Freyan dan menyusuinya lagi.Namun Freyan tidak berhenti menangis dan tangisannya semakin keras. Yuriel cemas dan memeriksa apa putranya buang besar.Dia berbalik untuk meletakkan Freyan di atas tempat tidur. Dia menoleh melihat Aleandro. Tatapan tajam pria itu tertuju pada putranya.Yuriel menunduk menatap putranya yang menangis dan Aleandro yang memelototi Freyan. Dia seketika marah.“Aleandro Gilren, apa kamu menakuti putraku!” seru Yuriel memarahinya.Freyan terisak kecil di pelukan ibunya, tampak seolah merasakan ibunya membelanya dan memarahi ayahnya.“Bagaimana aku bisa menakutinya? Bocah itu terlalu manja.” Aleandro berkata dengan enggan dan memelototi Freyan.Tangisan bayi kecil itu mengeras.Yuriel
Wajah Yuriel memanas. Dia mencoba mendorong Aleandro.“A-alenadro Gilren … kamu sebaiknya lepaskan aku—Angh!” Yuriel tidak bisa menahan suara erangannya kala lidah panas Aleandro menjilati bibirnya.“Sayang, akui saja kamu menyukainya. Kamu merindukan aku juga, kan?” bisik Aleandro menggoda di samping telinganya. Sementara tangannya menjelajah di tubuh Yuriel dengan nakal.Wajah Yuriel memerah menangkap tangan nakal Aleandro di bawah perutnya.“Aleandro Gilren, hentikan—” desisnya memukul tangan nakal Aleandro yang menyusup di bawah jubahnya.Aleandro mengangkat kepalanya dan tersenyum miring menatap wajah merah Yuriel.Wajahnya berkeringat bergelut dengannya. Keringat mengalir di wajahnya turun ke leher jenjang nan putihnya. Dia terengah-engah memelototi Aleandro. Wajahnya yang memerah membuatnya tampak menggairahkan.Aleandro menelan ludah kering.“Sayang, akui saja
Aleandro berdiri tenang di bawah guyuran hujan deras. Pakaiannya basah kuyup dan wajahnya memucat.“Hei, apa yang kamu lakukan di situ! Kenapa kamu tidak pergi!” seru Yuriel dari atas.Aleandro mendongak dan tersenyum tipis memandang Yuriel dari bawah. Wajahnya pucat, bibirnya membiru bergetar saat dia tersenyum.“Riel, akhirnya aku bisa melihatmu.”Yuriel berdecak.“Apa yang kamu lakukan di sana? Apa kamu tidak lihat hujan semakin deras!”Aleandro seolah tidak mendengarnya.“ Aku minta maaf sudah menipumu dan berpura-pura bertunangan. Aku tidak bermaksud begitu. Aku melakukan itu agar aku bisa bertemu denganmu dan anak-anak kita. Kamu tahu tidak mudah bagiku untuk ke Kingtown,” ujar Aleandro dengan suara rendah, tampak lemah.Yuriel merasa cemas dalam hati melihat hujan semakin deras.“Apa-apaan, apa kamu pikir dengan melakukan ini aku akan memaafkan kamu. Pergilah,
“Mengapa aku harus bekerja sama denganmu? Apa kamu meremehkan kemampuanku?” kata Lewis tidak senang.“Kamu bahkan tidak bisa mengusirnya dari Kingstown-mu dan membuatnya berkeliaran di sekitar Ibu,” balas Aleandro meremehkan.“Lalu bagaimana denganmu? Kamu bahkan tidak bisa menghentikannya membawa Yuriel,” balas Lewis dingin.Aleandro terdiam dengan ekspresi kesal.“Daripada kita di sini bertengkar tidak jelas, mengapa tidak bekerja sama saja mengusir Ludwig Arghio kembali ke tempat asalnya.”Lewis meliriknya dari ujung matanya acuh tak acuh.“Aku tidak butuh bantuanmu untuk mengusirnya. Lagi pula tidak akan lama dia meninggalkan Kingstown.”Ludwig tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Lewis hanya perlu bersabar lagi menunggunya pergi dari sini dan membalas dendam kecil pada Presiden yang membuatnya terlihat remeh di depan Ludwig.“Benarkah?” kata Aleandro