"Lama gak ketemu, apa kabar." Rania yang awalnya kaget perlahan menyunggingkan senyum, "Kamu beneran Ghazi anaknya tante Sunny, kan?""Mentang-mentang setahun gak ketemu masa udah lupa aja kamu."Tanpa Varka duga, Rania melemparkan stik golfnya begitu saja lalu menghampiri Ghazi, bahkan memeluk cowok itu dengan akrab. Jauh di lubuk hati Varka semakin tidak suka, ia kira teman Rania cuman ia dan Saga, ternyata masih ada satu cowok lain yang juga ... lumayan ganteng."Kangen aku," Rania melepaskan pelukan, "kamu kapan pulang dari Aussie?""Kemarin lusa, belum lama ini kok. Di sini juga gak lama, selesai libur aku bakalan balik lagi ke Aussie, oh ya ini siapa?" Ghazi melihat Varka."Oh iya lupa, kenalin ini Varka. Anaknya om Kevin, aku kesini bareng sama keluarganya."Ghazi mengulurkan tangan dengan senyum ramah, "Aku Ghazi, teman kecilnya Rania."Dengan canggung Varka menjabat tangan Ghazi tanpa senyum di bibirnya, hanya dalam hitungan detik saja Varka di abaikan oleh Rania yang sibuk
Jam empat sore, Varka mengenakan topi terbalik ketika helm baru saja cowok itu lepaskan. Beberapa teman lamanya menyapa kedatangan Varka."Tumben banget kamu gabung sama kita, mau balapan lagi?"Varka menggeleng, cowok itu duduk, namun salah satu temannya langsung menyodorkan satu bungkus rokok, Varka lantas memberikan lirikan pada temannya itu, "Aku gak ngerokok ngapain Lu tawarin?""Siapa tau kan kamu berubah pikiran dan mau rokok. Eh gimana, Sandi baru aja ngajakin balapan tuh."Varka tetap menggeleng, "Pensiun aja gue dari balapan, mood lagi gak bagus.""Halah, udah lama loh kamu gak kesini, kirain mau ikut balapan kayak biasanya." kata cowok bernama Sandi.Beberapa bulan sebelumnya Varka memang sering mengikuti balapan, tapi gak ada hal positif yang ia dapatkan, justru semakin kesini minta untuk balapan gak ada, cowok itu bersandar malas sambil melirik satu persatu temannya yang sibuk menghisap rokok."Lu kenapa?" Sandi menepuk bahu Varka."Gak tau, mager aja bawaannya.""Lagi ja
Keesokan harinya, Varka datang lebih awal ke sekolah tapi kedatangannya bersamaan dengan Rania dan sebuah mobil putih dimana yang mengendarai adalah Ghazi. Dari kejauhan Varka memperhatikan sambil duduk diatas motornya."Makasih ya udah anterin aku sekolah.""Kapan lagi coba bisa antar kamu sekolah, eh ini sekolahnya Varka juga ya?"Rania mengangguk sambil memakai tasnya."Nanti kalau pulang telpon aku, ntar aku jemput.""Oke." Rania melambaikan tangan sampai mobil yang Ghazi kendarai pergi, gadis itu pun masuk ke dalam area sekolah dan tatapannya bertemu dengan Varka, tentunya Rania mengangkat tangan untuk menyapa, namun Varka tidak merespon apapun selain memalingkan wajah dan pergi.Sontak senyum di wajah Rania memudar, keningnya mengernyit melihat Varka mengabaikannya."Ka!" panggilnya sambil berlari.Namun yang Rania kejar tidak menoleh sedikitpun, "Varka, kamu kenapa sih kok tiba-tiba aneh." Rania menghadang langkah Varka, tapi tatapan cowok itu ke arah teman lain."Varka!" pangg
"Kamu yang lapor ke kepala sekolah soal apa yang Lizzy lakukan sama Rania tadi?" Saga mengikuti langkah Varka menuju parkiran."Ka, kenapa diem sih. Orang kalau lagi nanya tuh dijawab."Varka berhenti hanya untuk menggunakan helm, "Ini bukan kali pertama orang kayak Lizzy itu buli orang lain, kalau dibiarkan aja nanti dia makin berbuat semena-mena.""Sekarang kamu paham kan maksud aku waktu itu apa?" sahut Saga.Kini Varka terdiam, iya, sekarang ia paham maksud Saga itu apa mengenai Lizzy yang menyukainya, tapi hal itu gak bisa dipake untuk alasan bisa membully orang lain.Saga langsung menahan tangan Varka yang ingin pergi, "Hari ini kenapa Lu, ada masalah apa?""Gak ada apa-apa, biarin gue pergi kenapa sih kok repot amat.""Abisnya kamu tuh aneh banget tau gak, kamu tuh kayak menghindar gitu, memang kamu lagi menghindari apa?""Menghindar dari kenyataan." jawabnya seenaknya jidat.Saga membalas dengan decihan, tak sengaja tatapannya menyadari Rania berlari ke arah gerbang menghampir
Dan karena keisengan Saga mendaftarkan Varka mengikuti lomba cerdas cermat yang waktunya hanya selisih dua hari dari lomba renang yang akan Varka juga ikuti. Tentunya dalam waktu berdekatan, kemampuan Varka diuji dengan dua latihan sekaligus.Siang hingga sore ia dan Rania mengikuti kelas tambahan, malam harinya mengikuti latihan renang. Sebagai seorang atlet renang, Varka jelas gak mau melewatkan begitu saja. Sialnya lagi pengumuman lomba tersebut juga dadakan sehingga tidak ada kesiapan yang Varka lakukan.Sekitar sepuluh hari waktu yang diberikan sebelum lomba cerdas cermat dilakukan, semoga saja waktunya tidak dihari yang sama ketika pertandingan renang.Sekarang hari kedua sejak Varka dan Rania diresmikan menjadi pasangan untuk mengikuti lomba, di sisi lain ada kabar baik mengenai Lizzy yang mendapatkan skors selama tiga hari dari sekolah."Capeknya." Varka merebahkan tubuhnya diatas sofa, sekarang pukul sepuluh malam dan ia baru bisa istirahat."Tumben pulang malam terus."Varka
Sepulang sekolah, bukannya pulang seperti yang lainnya, Varka dan Rania justru masuk ke ruang pelatihan untuk pelajaran tambahan sebelum lomba cerdas cermat dilakukan. Guru yang membimbing sedikit terlambat dari biasanya tapi rania sudah menyiapkan buku serta pertanyaan di atas meja sampai setumpuk.Varka menopangkan sebelah pipinya sambil melihat Rania."Psst!"Rania menoleh, "Kayak manggil kucing kamu.""Itu kalau memanggil kucing pus-pus, bukan psst." jelas Varka."Iya, kenapa manggil-manggil." kata cewek itu."Dih ketus banget jadi cewek, eh Ran.""Apa?""Kamu nyadar gak sih kalau kita itu mulai berjarak akhir-akhir ini padahal kita bentar lagi ikutan lomba bareng, harusnya kita sih kompak bukan malah perang dingin, mana gitu perangnya gak tau masalahnya dimana, kan aneh."Tampak kernyitan tipis di kening Rania, apa Varka gak sadar kalau yang mulai menjauh duluan itu dia, bukan Rania. Sekilas menghela nafas, Rania menggeleng sambil mengeluarkan alat tulis dari dalam tas."Bohong k
Keseharian Varka dan Rania masih berulang untuk belajar bersama menuju lomba cerdas cermat yang akan berlangsung sebentar lagi, tak jarang selama pelajaran berlangsung itu Varka kerap kali curi pandang pada Rania untuk memastikan perasaannya pada gadis itu seperti apa.Dan benar saja, ada debaran aneh yang kerap kali Varka rasakan. Sebuah perasaan senang tanpa alasan yang jelas hanya dengan menatap wajah cantik Rania yang sebentar lagi baru akan enam belas tahun.Di indonesia, pacaran di usia itu tentu tidak diwajarkan karena masih dibawah umur, tapi kalau cuman pacaran aja gak ngapa-ngapain pasti boleh dong.Lalu mendadak Varka sadar, kok pikirannya malah pengen pacaran, cowok itu menggeleng agar kembali pada fokus belajarnya."Nanti kamu masih latihan renang ya?" tanya Rania sambil mengemasi bukunya dan bersiap pulang.Varka menggeleng, cowok itu keluar lebih dulu dari ruang kelas dan melihat hari ini mobil putih yang sering menjemput Rania pulang balik ke sekolah tidak ada."Jemput
Hingga pukul sembilan malam Varka latihan renang, setidaknya ia menghabiskan waktu empat hingga lima jam untuk latihan karena waktu pertandingan sudah sangat mepet, lomba cerdas cermat tinggal tiga hari lagi, lalu dua hari setelah lomba tersebut dilakukan, Varka akan mengikuti olimpiade renang.Lokasi kedua lomba berjauhan, tema pertandingan juga jelas berbeda. Mengatur waktu sebaik mungkin dalam sehari itu bukanlah hal yang mudah, beruntungnya Varka punya Saga yang setia menemaninya saat latihan sendirian sampai malam hari di kolam yang sangat luas dan sepi."Makasih loh udah nemenin sampai malam begini.""Hei ngomong apa sih Lu, gue tau kalau punya sodara penakut makannya ditemenin, mana gitu di sini cuman kita berdua, berasa kayak uji nyali tau gak." Saga meraih tasnya dan mereka berjalan keluar bersama."Yang lainnya pada kemana sih, biasanya kan ada dua atau tiga orang yang ikut latihan, hari ini cuman berdua doang."Saga mengenakan helmnya, "Mereka mau malam mingguan lah, ya kal
Proses prewedding sebisa mungkin selesai satu hari karena akan ada proses calon pengantin dilarang keluar rumah selama satu minggu sebelum hari pernikahan, dan sehari setelah prewedding, Varka bersama Rania menyelesaikan dokumen pernikahan secepat yang mampu mereka lakukan dalam waktu satu hari dan itu berhasil.Selesai dua hal itu di persiapkan, kini Varka dan Rania juga memilih dekorasi seperti apa yang akan mereka gunakan untuk pesta resepsi, dan beruntungnya WO yang bekerja sama adalah kenalan dekat keluarga, pemilihan juga tidak membutuhkan waktu lama, setidaknya hanya butuh waktu kurang dari dua jam.Mengenai pemilihan gedung, itu sudah diurus oleh para orang tua karena harus memesan beberapa bulan sebelumnya sementara Varka dan Rania saat itu masih di negara orang.Dan voila, dalam waktu lima hari yang bisa dimanfaatkan Varka dan Rania untuk pesta pernikahan sudah lengkap, selebihnya di urus oleh orang tua mereka diawal. Lalu hari ini, hari dimana Varka dan Rania dilarang bertem
Lima tahun berlalu.Tepat hari ini usia Rania berusia dua puluh enam tahun dan menjadi Dosen muda di negara Singapura di bidang Artificial Intelligence yang mulai ditekuni sejak lulus pendidikan S2 di Sydney. Pembawaan saat mengajarkan materi di kelas banyak dipuji oleh mahasiswa. dan semua ini sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir.Rania melihat jam tangannya saat keluar dari kelas, beberapa mahasiswa menyapanya dengan ramah dan dibalas tak kalah ramah juga oleh Rania.Sekarang sudah pukul tiga sore dan tunangannya mengatakan akan mendarat di bandara Soetta pada pukul empat sore. Ini adalah pertemuan pertama sejak mereka berpisah lima tahun lalu.Rania merindukan Varka, lelaki itu juga pasti demikian. Ada perasaan gak sabar untuk bertemu calon suaminya karena kedatangan Varka ke Indonesia adalah untuk membahas pernikahan yang akan dilakukan dalam waktu dekat.Sayangnya Rania belum bisa bertemu dengan Varka hari ini di Indonesia karena posisinya masih di negara lain, ia baru men
Dari Bandung ke Jakarta setidaknya memakan waktu beberapa jam, dan Varka bersama Rania duduk sebelahan. Sebenarnya perjalanan mereka baru besok sore, sengaja berangkat sekarang karena ingin menghabiskan waktu berdua sebelum menjalani hubungan jarak jauh yang tidak sebentar."Kamu jangan lupa buat hubungin aku ya, setidaknya itu sekali setiap hari, tapi kalau kamu sibuk banget, hubungi aku seminggu sekali juga gak apa-apa." ucap Rania.Varka menoleh, meraih tangan Rania dan menggenggamnya, "Pasti, aku bakalan sempatkan kirim pesan atau menghubungi kamu. Saling jaga diri baik-baik ya sampai kita dipertemukan kembali suatu hari nanti."Rania mengangguk, ia menyandarkan kepalanya ke lengan Varka menantikan kereta tiba di stasiun tujuan.Beberapa jam berlalu dengan cepat, mereka tiba saat jam makan siang. Sebelum melanjutkan perjalanan ke penginapan, keduanya memilih makan lebih dulu dan Varka memperhatikan setiap kali makan bakso, Rania selalu menyisihkan daun bawang ke pinggirnya."Gak s
Hari yang ditunggu akhirnya tiba di mana pertunangan Varka dan Rania dilakukan hari ini. Dihadiri oleh beberapa kerabat dekat untuk memeriahkan acara tersebut dengan baik. Pesta keluarga itu berlangsung dengan bahagia, terlebih ketika Rania memamerkan cincin pertunangannya yang tampak cantik di jari manisnya.Cincin tersebut sebagai lambang kalau ia telah memiliki calon pasangan hidup, saling memegang teguh komitmen hingga pernikahan itu tiba."Kalian cocok banget," puji Airin yang berdiri bersama Liora melihat anak-anak mereka dengan bangga."Jadi harapan kita buat satuin mereka gak cuman omong kosong belaka, kan." sahut Gim.Kedua wanita di depannya menoleh, Airin dan Liora terkekeh, mereka ingat kalau orang yang paling bersemangat untuk menjodohkan Rania dan Varka adalah Gim, sekarang terlihat wajah puas melihat anaknya dan Varka sudah membuat perjanjian awal pernikahan.Kevin mendadak datang merangkul Gim dengan akrab, "Semoga dilancarkan sampai hari pernikahan ya, calon besan." k
Dua hari setelahnya, kini keluarga Varka dan Rania berkumpul bersama sambil menikmati makan malam sekaligus membahas mengenai acara pertunangan yang akan dilakukan dalam waktu dekat, di kedua keluarga sudah sepakat jika pesta dilakukan sederhana karena Varka dan Rania akan melanjutkan pendidikan kembali."Jadi kesimpulannya, baik Varka maupun Rania udah sepakat untuk pertunangan dilakukan dalam waktu dekat kan?" tanya Gim.Rania dan Varka mengangguk."Baguslah, kalau begitu ini berlangsung dengan lancar. Besok kita mulai penyusunan acaranya, pesta dilakukan dalam tiga hari lagi karena jadwal cuti kalian yang sangat sedikit." tambah Kevin.Rania menoleh sekilas ke arah Varka sebelum ke ayahnya, "Sebaiknya acaranya gak perlu mewah, ini cuman pertunangan.""Aku juga setuju, nanti aja pas acara nikahan baru dibuat mewah gak apa-apa." tambah Varka.Kevin dan Gim tertawa pelan, "Ternyata anakmu gak sabar juga buat segera bikin acara nikahan." canda Gim.Rania sendiri tersenyum malu-malu mes
Keesokan harinya, Varka turun ke ruang meja makan dimana orang tua dan adiknya ada di sana. Dengan santai Varka menarik kursi di sebelah Zaline, bahkan Varka mengusap sekilas rambut adiknya."Ka, kita bahas yang semalam. Kamu beneran serius mengenai pertunangan kamu sama Rania?" tanya Kevin.Varka menoleh, "Iya.""Gak coba kamu pikirkan lagi?" tanya Liora.Varka menggeleng, "Gak, Mam. Aku udah bilang setuju sama Rania, masa aku tarik lagi ucapan itu. Memang kalian mau bahas lebih lanjut lagi mengenai kapan acaranya ke keluarga Rania?""Kalau kalian berdua udah setuju, pertunangan secepatnya dilakukan, baik itu kamu sama Rania bakalan balik untuk melanjutkan pendidikan, waktu kalian terbatas." ucap Kevin."Terserah papi aja deh." Varka meraih roti bakar dan mengolesnya dengan selai coklat.Selesai sarapan, Varka menghampiri motor hitamnya, membersihkan dari debu yang sekiranya menempel. Bagaimanapun motor ini yang menemani masa remajanya, jadi tidak akan Varka jual."Bro!"Varka menol
Mobil putih yang Varka kendarai tiba di depan rumah Rania, "Makasih ya udah bela-belain anterin sampai rumah." ucapnya.Varka mengangguk, "Lebih aman kalau aku yang anterin kamu pulang, udah sana masuk biar aku cepet balik."Rania terkekeh, "Oke, hati-hati." lalu Rania turun dari mobil Varka sebelum kendaraan itu mulai melaju pergi, dengan senyum manis terukir di bibir Rania, gadis itu berjalan masuk ke dalam rumahnya pada pukul sebelas malam.Ternyata kedua orang tuanya sudah menantikan kedatangan Rania pulang, mereka duduk di sofa ruang tamu melihat ke arah Rania dengan sorot mata yang sulit dijelaskan."Ada apa?" tanya Rania heran.Gim menarik pelan tangan putrinya untuk duduk, "Kamu udah bicara sama Varka, jawaban dia gimana?" ucapnya tanpa basa basi.Rania tiba-tiba memeluk Gim dengan erat, "Rania seneng banget, Pa. Varka setuju buat pertunangan dilakukan dalam waktu dekat." katanya antusias."Yang bener?" sahut Airin."Iya, Varka sendiri yang ngomong." jawab Rania serius."Jadi
Rania tercengang, lebih ke arah gak percaya kalau Varka bakalan ngomong kayak barusan. Seperti mendapatkan kebahagiaan melejit tinggi, Rania berbalik ke arah Varka tanpa ragu memeluknya dengan erat.Gak ada pembicaraan, Rania buru-buru melepaskan pelukan karena mereka sedang ada di tempat umum sekarang, beberapa orang bahkan melihatnya dengan pandangan aneh barusan, tapi Rania gak peduli."Kamu serius?""Iya, aku serius. Tapi seperti yang kamu tau, perasaan aku udah gak sama lagi kayak dulu, jadi kamu harus bantu untuk perbarui." jawab Varka.Rania terkekeh, "Kamu bikin orang salah paham gampang banget ya." ujarnya."Sebenarnya kamu lebih jago bikin orang salah paham," Varka meraih tangan Rania, "jadi kita sepakat untuk terima pertunangan itu kan?"Rania mengangguk, "Tapi aku masih kuliah di Aussie, aku cuman punya libur dua belas hari.""Aku juga sama, cuti cuman dua minggu sebelum balik ke Denmark. Jadi, sementara ini kita fokus dengan dengan tujuan awal, kamu jadi dosen dan aku jad
Keluarga Rania dan keluarga Varka sudah ada di tempat yang sama, beberapa tahun tidak bertemu tapi Rania masih saja mengagumi sosok Varka sampai sekarang, justru wajah cowok itu makin dewasa dan punya tubuh lebih kekar.Namun perbedaan yang sangat terasa adalah sorot matanya yang berbeda, mungkin karena terlalu lama gak ketemu, jadi Rania merasa gak nyaman dengan tatapan Varka. Padahal saat usianya dua puluh tahun dan orang tuanya mengatakan kalau cowok yang dipasangkan untuk Rania adalah Varka, gadis itu kelihatan senang sekali.Tapi sekarang ... rasanya ada yang salah."Tadinya, tahun kemarin kita kasih tau ke kamu soal perjodohan ini, tapi kamu masih ada di Eropa dan gak punya izin cuti, dan sekarang kamu ada di sini untuk mengetahui calon istri kamu di masa depan. Hubungan kalian udah cukup baik, jadi kita para orang tua sepakat untuk mengadakan pertunangan dalam waktu dekat sebelum Varka kembali ke Eropa." ucap Kevin.Sementara sekarang ini Varka menatap Rania, gadis itu punya ra