Hari ini Rania sengaja datang lebih awal karena siang nanti ia akan pergi bersama keluarganya, begitu pukul sembilan kurang lima belas menit, Rania dan Varka sudah berada di ruang belajar bersama setumpuk buku yang perlu mereka pelajari."Saga di sini ya?" tanya Rania."Kayaknya masih tidur itu anak, lagian ini juga hari minggu jadi gak ada yang mau lakuin." Varka menunjukkan bukunya, "Kamu lihat di sini, bagian ini yang kamu kerjakan kurang tepat, kamu tambahkan rumus X lalu jumlahkan dengan bawahnya."Rania mengangguk mengerti, mereka kembali belajar walaupun sesekali Varka curi pandang ke arah Rania, semakin diperhatikan, semakin hatinya merasa senang, ini bukan lagi hanya rasa suka, mungkinkah secara gak langsung ia mencintai gadis di depannya ini?Tanpa sadar cowok itu tersenyum lalu kembali pada bukunya, dan saat itu Rania gantian yang memperhatikan Varka, gadis itu tampak malu-malu karena ia sadar barusan cowok di depannya ini memperhatikannya."Rajin banget sih kalian," tegur
Pertandingan pun pada akhirnya tiba. Rania dan Varka mengenakan pakaian rapi dari sekolahnya yang memiliki tambahan rompi berwarna hitam. Penampilannya sangat rapi, dan mereka juga siap untuk memulai lomba."Aku gugup." ucap Rania di sebelah Varka.Cowok itu menoleh, entah apa yang dicari ke dalam sakunya sampai mendapatkan sebuah gelang berwarna putih terbuat dari benang, tanpa permisi Varka meraih tangan Rania dan menggunakan gelang tersebut ke pergelangan tangan gadis itu."Apa ini?""Udah kamu pake aja, ini tuh biar kamu nanti gak gugup pas pertandingan udah mulai."Rania melihat gelang itu kembali, "Kamu yang buat?"Varka mengangguk, "Iya, maaf jelek ya. Ini aku lagi belajar buat gelang dari benang, anggap aja ini gantian dari gantungan kunci yang kamu kasih ke aku dulu."Senyum terukir di bibir Rania, "Makasih ya.""Sekarang gak gugup kan?""Masih, sedikit." jawabnya.Kedua remaja itu menoleh melihat kedatangan Kevin, Airin dan Gim."Apa ada yang kalian inginkan kalau menang nan
"Gak sia-sia kan aku daftarin kamu ke lomba ini." kata Saga setelah Varka menghampiri."Emang dasarnya aku pinter aja sih itu." katanya sambil bercanda.Saga memutar bola matanya jengah, "Jadi kamu masuk lomba nasional ya setelah ini?""Masih belum pasti, mungkin nanti bakalan diganti sama kandidat lain. Masalahnya lomba nasional itu dilakukan di Jakarta, bertepatan sama les tambahan untuk persiapan ujian nasional.""Ujian masih lama, santai dulu gak sih.""Itu mah kamu yang terlalu santuy aja," Varka merangkul Saga sampai Rania yang tadinya bersama kedua orang tuanya kini menghampiri kedua cowok itu.Candaan Saga untuk Varka langsung berhenti dan ia kembali teringat kalimat yang orang tua Rania sempat ucapkan. Kalau memang benar Rania sama Varka dijodohkan, mereka pasti senang kalau tahu hal ini.Tapi, kedua orang tua mereka pasti punya alasan tersendiri kenapa tidak langsung memberitahu anak-anaknya, dan Saga juga tidak ingin merusak rencana orang dewasa, mungkin memang belum waktun
Keesokan harinya Varka sudah berangkat ke tempat dimana pertandingan renang dilakukan, tak ada kesempatan baginya untuk ikut merayakan hasil kemenangan lomba kemarin. Keberangkatan ke lokasi, Varka ditemani oleh guru pelatihnya. Dan saat itu, Varka pun sibuk sampai tidak ada waktu memegang ponsel."Kamu gak temani Varka?" tanya Liora sambil menggendong putrinya yang baru saja diam."Dia udah bukan anak kecil lagi, gak apa-apalah pergi sendiri. Besok aku datang aja pas pertandingannya dimulai." Kevin mengambil Zaline dari Liora, "kamu makan dulu sana, biar aku yang jagain Zaline."Liora mengangguk, bertepatan dengan itu terdengar suara pintu terbuka dan sosok Karin muncul membawa tote bag berisi baju-baju lucu untuk Zaline."Tara..., aku desain khusus baju cantik untuk Zaline." dengan senyum cerah Karin menunjukkan tiga pasang baju yang dia buat sendiri di butiknya."Zaline masih sekecil ini masa dipakein baju begitu." kata Kevin."Ini bisa dipake sampai Zaline umur enam bulan kok, se
Pertandingan yang Varka tunggu akhirnya tiba hari ini, persiapan sudah disediakan oleh pelatih, makanan juga disediakan oleh pihak penyelenggara lomba.Sudah pukul sembilan tapi Kevin belum datang, mungkin tengah sibuk dengan pekerjaan. Varka melihat sekeliling, hanya ada pelatih yang menemani Varka."Makan dulu biar punya tenaga," kata pelatih.Varka menerima nasi box yang disediakan, ia ingat masalah sebelumnya dimana makanan para atlet pernah sempat diracuni dengan obat sakit perut, sekarang pun Varka ragu untuk makan makanan itu meski sebenarnya ia sudah lapar.Semalam Saga juga memperingati agar Varka hati-hati untuk makan apapun yang dihidangkan, tapi kalau gak makan mana punya tenaga dirinya saat bertanding?"Kenapa gak dimakan, nanti keburu gak enak." tegur pelatih.Varka mengangguk, dia lebih memilih meneguk air mineral. Pertandingan tinggal dua jam lagi, Varka memilih menahan lapar karena rasa takutnya kalau ada sesuatu di dalam makanan yang membuatnya bermasalah dalam perta
Para peserta lomba terdiri dari lima orang yang siap bertanding hari ini, Varka melihat cowok yang sok menantang bahkan sampai begitu yakin dia bakalan menang, sekarang saja tatapannya melihat Varka seolah cari-cari kesalahan.Tadinya Varka gak mau berpikiran negatif, tapi pas tahu kalau ada niat tertentu dari sorot matanya, kayaknya emang bener cowok itu yang menumpahkan minyak, karena Varka ingat betul gak ada yang masuk ke ruang tempatnya istirahat selain pelatih dan cowok itu.Kan gak mungkin kalau pelatih yang menuangkan minyak ke lantai agar anak didiknya cedera, sekarang saja Varka sedang menahan nyeri agar sakit yang ia rasakan tidak kentara dibaca oleh lawan.Gak akan Varka biarin orang yang berniat curang bakalan bisa menang, meskipun sekarang tangan cedera tapi ia masih punya kemampuan dorong dengan kaki.Sebelum pertandingan, Varka kembali mendapatkan saran dari pelatih agar pergerakan tangan dapat diminimalisir sesedikit mungkin."Pertandingan tinggal beberapa menit lagi,
Karena satu lengan mengalami dislokasi, entah dalam berapa waktu ke depan Varka tidak bisa berenang, tak olahraga bahkan mengendarai kuda besi hitamnya yang gagah itu. Setiap harinya Varka hanya menggendong satu tangannya, untuk bergerak melepaskan baju saja ia harus di bantu.Sekarang sudah empat hari sejak cedera yang ia alami, lengannya sedikit membengkak dan pasti rasa sakitnya jangan ditanya lagi, namun Varka punya saudara yang sangat jahil, Saga tiba-tiba muncul dan menoel bagian lengan yang bengkak tadi."Bangcat!" umpat Varka.Saga terkekeh, berniat merangkul Varka tapi kaki cowok itu sudah lebih dulu terayun untuk menendang Saga, "Awas aja Lu, dikira gak sakit apa di toel-toel gitu.""Toel dikit aja sakit, cemen banget.""Tukeran posisi yok." sahut Varka geram.Saga menggeleng cepat, "Ogah," katanya. "Eh, Ka. Katanya yang mewakili sekolah untuk lomba selanjutnya yang skala nasional itu kamu ya?""Gak kok, cuman sampai tingkat provinsi aja. Kalau tingkat nasional itu ada minim
Beberapa hari setelahnya, bagian tangan yang cedera masih membengkak, itu karena benturan yang Varka alami waktu itu sangat kasar hingga mengakibatkan pergeseran pada tulang pangkal lengannya. Sore ini saat Zaline di gendong Kevin, Liora membantu Varka mengompres bagian yang membengkak itu dengan air hangat, setidaknya agar rasa nyeri berkurang."Mam, tangan aku nanti gak bengkok kan?" tanya Varka khawatir karena bengkaknya sudah seminggu masih juga tidak hilang."Semoga aja enggak, asal kamu itu dengerin kata dokter jangan banyak gerak dulu. Kamu jadi orang tuh kalau dinasehatin di dengerin.""Udah Varka dengerin kok, tapi kalau namanya gak sengaja ya gimana lagi. Ini tadi aku coba pake baju sendiri, malah tambah sakit."Liora menggelengkan kepalanya, ia juga cemas karena lengan Varka membengkak dan tak kunjung kempis, hasil pemeriksaan CT scan kemarin terlihat ada sedikit pergeseran tulang di lengan Varka, dekat di bagian pundak."Masih sakit?" tanya Liora.Varka mengangguk, banyak
Proses prewedding sebisa mungkin selesai satu hari karena akan ada proses calon pengantin dilarang keluar rumah selama satu minggu sebelum hari pernikahan, dan sehari setelah prewedding, Varka bersama Rania menyelesaikan dokumen pernikahan secepat yang mampu mereka lakukan dalam waktu satu hari dan itu berhasil.Selesai dua hal itu di persiapkan, kini Varka dan Rania juga memilih dekorasi seperti apa yang akan mereka gunakan untuk pesta resepsi, dan beruntungnya WO yang bekerja sama adalah kenalan dekat keluarga, pemilihan juga tidak membutuhkan waktu lama, setidaknya hanya butuh waktu kurang dari dua jam.Mengenai pemilihan gedung, itu sudah diurus oleh para orang tua karena harus memesan beberapa bulan sebelumnya sementara Varka dan Rania saat itu masih di negara orang.Dan voila, dalam waktu lima hari yang bisa dimanfaatkan Varka dan Rania untuk pesta pernikahan sudah lengkap, selebihnya di urus oleh orang tua mereka diawal. Lalu hari ini, hari dimana Varka dan Rania dilarang bertem
Lima tahun berlalu.Tepat hari ini usia Rania berusia dua puluh enam tahun dan menjadi Dosen muda di negara Singapura di bidang Artificial Intelligence yang mulai ditekuni sejak lulus pendidikan S2 di Sydney. Pembawaan saat mengajarkan materi di kelas banyak dipuji oleh mahasiswa. dan semua ini sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir.Rania melihat jam tangannya saat keluar dari kelas, beberapa mahasiswa menyapanya dengan ramah dan dibalas tak kalah ramah juga oleh Rania.Sekarang sudah pukul tiga sore dan tunangannya mengatakan akan mendarat di bandara Soetta pada pukul empat sore. Ini adalah pertemuan pertama sejak mereka berpisah lima tahun lalu.Rania merindukan Varka, lelaki itu juga pasti demikian. Ada perasaan gak sabar untuk bertemu calon suaminya karena kedatangan Varka ke Indonesia adalah untuk membahas pernikahan yang akan dilakukan dalam waktu dekat.Sayangnya Rania belum bisa bertemu dengan Varka hari ini di Indonesia karena posisinya masih di negara lain, ia baru men
Dari Bandung ke Jakarta setidaknya memakan waktu beberapa jam, dan Varka bersama Rania duduk sebelahan. Sebenarnya perjalanan mereka baru besok sore, sengaja berangkat sekarang karena ingin menghabiskan waktu berdua sebelum menjalani hubungan jarak jauh yang tidak sebentar."Kamu jangan lupa buat hubungin aku ya, setidaknya itu sekali setiap hari, tapi kalau kamu sibuk banget, hubungi aku seminggu sekali juga gak apa-apa." ucap Rania.Varka menoleh, meraih tangan Rania dan menggenggamnya, "Pasti, aku bakalan sempatkan kirim pesan atau menghubungi kamu. Saling jaga diri baik-baik ya sampai kita dipertemukan kembali suatu hari nanti."Rania mengangguk, ia menyandarkan kepalanya ke lengan Varka menantikan kereta tiba di stasiun tujuan.Beberapa jam berlalu dengan cepat, mereka tiba saat jam makan siang. Sebelum melanjutkan perjalanan ke penginapan, keduanya memilih makan lebih dulu dan Varka memperhatikan setiap kali makan bakso, Rania selalu menyisihkan daun bawang ke pinggirnya."Gak s
Hari yang ditunggu akhirnya tiba di mana pertunangan Varka dan Rania dilakukan hari ini. Dihadiri oleh beberapa kerabat dekat untuk memeriahkan acara tersebut dengan baik. Pesta keluarga itu berlangsung dengan bahagia, terlebih ketika Rania memamerkan cincin pertunangannya yang tampak cantik di jari manisnya.Cincin tersebut sebagai lambang kalau ia telah memiliki calon pasangan hidup, saling memegang teguh komitmen hingga pernikahan itu tiba."Kalian cocok banget," puji Airin yang berdiri bersama Liora melihat anak-anak mereka dengan bangga."Jadi harapan kita buat satuin mereka gak cuman omong kosong belaka, kan." sahut Gim.Kedua wanita di depannya menoleh, Airin dan Liora terkekeh, mereka ingat kalau orang yang paling bersemangat untuk menjodohkan Rania dan Varka adalah Gim, sekarang terlihat wajah puas melihat anaknya dan Varka sudah membuat perjanjian awal pernikahan.Kevin mendadak datang merangkul Gim dengan akrab, "Semoga dilancarkan sampai hari pernikahan ya, calon besan." k
Dua hari setelahnya, kini keluarga Varka dan Rania berkumpul bersama sambil menikmati makan malam sekaligus membahas mengenai acara pertunangan yang akan dilakukan dalam waktu dekat, di kedua keluarga sudah sepakat jika pesta dilakukan sederhana karena Varka dan Rania akan melanjutkan pendidikan kembali."Jadi kesimpulannya, baik Varka maupun Rania udah sepakat untuk pertunangan dilakukan dalam waktu dekat kan?" tanya Gim.Rania dan Varka mengangguk."Baguslah, kalau begitu ini berlangsung dengan lancar. Besok kita mulai penyusunan acaranya, pesta dilakukan dalam tiga hari lagi karena jadwal cuti kalian yang sangat sedikit." tambah Kevin.Rania menoleh sekilas ke arah Varka sebelum ke ayahnya, "Sebaiknya acaranya gak perlu mewah, ini cuman pertunangan.""Aku juga setuju, nanti aja pas acara nikahan baru dibuat mewah gak apa-apa." tambah Varka.Kevin dan Gim tertawa pelan, "Ternyata anakmu gak sabar juga buat segera bikin acara nikahan." canda Gim.Rania sendiri tersenyum malu-malu mes
Keesokan harinya, Varka turun ke ruang meja makan dimana orang tua dan adiknya ada di sana. Dengan santai Varka menarik kursi di sebelah Zaline, bahkan Varka mengusap sekilas rambut adiknya."Ka, kita bahas yang semalam. Kamu beneran serius mengenai pertunangan kamu sama Rania?" tanya Kevin.Varka menoleh, "Iya.""Gak coba kamu pikirkan lagi?" tanya Liora.Varka menggeleng, "Gak, Mam. Aku udah bilang setuju sama Rania, masa aku tarik lagi ucapan itu. Memang kalian mau bahas lebih lanjut lagi mengenai kapan acaranya ke keluarga Rania?""Kalau kalian berdua udah setuju, pertunangan secepatnya dilakukan, baik itu kamu sama Rania bakalan balik untuk melanjutkan pendidikan, waktu kalian terbatas." ucap Kevin."Terserah papi aja deh." Varka meraih roti bakar dan mengolesnya dengan selai coklat.Selesai sarapan, Varka menghampiri motor hitamnya, membersihkan dari debu yang sekiranya menempel. Bagaimanapun motor ini yang menemani masa remajanya, jadi tidak akan Varka jual."Bro!"Varka menol
Mobil putih yang Varka kendarai tiba di depan rumah Rania, "Makasih ya udah bela-belain anterin sampai rumah." ucapnya.Varka mengangguk, "Lebih aman kalau aku yang anterin kamu pulang, udah sana masuk biar aku cepet balik."Rania terkekeh, "Oke, hati-hati." lalu Rania turun dari mobil Varka sebelum kendaraan itu mulai melaju pergi, dengan senyum manis terukir di bibir Rania, gadis itu berjalan masuk ke dalam rumahnya pada pukul sebelas malam.Ternyata kedua orang tuanya sudah menantikan kedatangan Rania pulang, mereka duduk di sofa ruang tamu melihat ke arah Rania dengan sorot mata yang sulit dijelaskan."Ada apa?" tanya Rania heran.Gim menarik pelan tangan putrinya untuk duduk, "Kamu udah bicara sama Varka, jawaban dia gimana?" ucapnya tanpa basa basi.Rania tiba-tiba memeluk Gim dengan erat, "Rania seneng banget, Pa. Varka setuju buat pertunangan dilakukan dalam waktu dekat." katanya antusias."Yang bener?" sahut Airin."Iya, Varka sendiri yang ngomong." jawab Rania serius."Jadi
Rania tercengang, lebih ke arah gak percaya kalau Varka bakalan ngomong kayak barusan. Seperti mendapatkan kebahagiaan melejit tinggi, Rania berbalik ke arah Varka tanpa ragu memeluknya dengan erat.Gak ada pembicaraan, Rania buru-buru melepaskan pelukan karena mereka sedang ada di tempat umum sekarang, beberapa orang bahkan melihatnya dengan pandangan aneh barusan, tapi Rania gak peduli."Kamu serius?""Iya, aku serius. Tapi seperti yang kamu tau, perasaan aku udah gak sama lagi kayak dulu, jadi kamu harus bantu untuk perbarui." jawab Varka.Rania terkekeh, "Kamu bikin orang salah paham gampang banget ya." ujarnya."Sebenarnya kamu lebih jago bikin orang salah paham," Varka meraih tangan Rania, "jadi kita sepakat untuk terima pertunangan itu kan?"Rania mengangguk, "Tapi aku masih kuliah di Aussie, aku cuman punya libur dua belas hari.""Aku juga sama, cuti cuman dua minggu sebelum balik ke Denmark. Jadi, sementara ini kita fokus dengan dengan tujuan awal, kamu jadi dosen dan aku jad
Keluarga Rania dan keluarga Varka sudah ada di tempat yang sama, beberapa tahun tidak bertemu tapi Rania masih saja mengagumi sosok Varka sampai sekarang, justru wajah cowok itu makin dewasa dan punya tubuh lebih kekar.Namun perbedaan yang sangat terasa adalah sorot matanya yang berbeda, mungkin karena terlalu lama gak ketemu, jadi Rania merasa gak nyaman dengan tatapan Varka. Padahal saat usianya dua puluh tahun dan orang tuanya mengatakan kalau cowok yang dipasangkan untuk Rania adalah Varka, gadis itu kelihatan senang sekali.Tapi sekarang ... rasanya ada yang salah."Tadinya, tahun kemarin kita kasih tau ke kamu soal perjodohan ini, tapi kamu masih ada di Eropa dan gak punya izin cuti, dan sekarang kamu ada di sini untuk mengetahui calon istri kamu di masa depan. Hubungan kalian udah cukup baik, jadi kita para orang tua sepakat untuk mengadakan pertunangan dalam waktu dekat sebelum Varka kembali ke Eropa." ucap Kevin.Sementara sekarang ini Varka menatap Rania, gadis itu punya ra