Tengah malam Varka gak bisa tidur, meski kasurnya lembut dan nyaman tapi tetap saja sulit memejamkan mata, padahal hujan-hujan begini paling enak tarik selimut terus tidur.Tok. Tok.Varka menoleh, cowok itu berdiri melangkah ke arah pintu, terlihat Rania berdiri di depannya sambil memegang buku."Aku ganggu kamu tidur gak?" tanyanya."Gak kok, aku juga gak bisa tidur, kenapa emangnya?"Rania menunjukkan bukunya, ada banyak rumus di sana, "Kamu tahu gak mecahin soal ini, udah aku pake beberapa cara masih belum ketemu hasilnya.""Kamu bawa pulpen sama buku gak?"Rania mengangguk, Varka lalu mempersilahkan cewek itu masuk tanpa menutup pintu, membiarkannya tetap terbuka agar tak ada salah paham. Varka mengambil buku dan juga pulpen."Yang mana gak kamu tau?"Rania menunjuk satu soal di buku, dan mereka pun fokus saling mencari jawaban tanpa sadar kalau sekarang sudah jam sebelas malam. Airin yang haus tengah malam keluar dari kamar, dan karena kamarnya melewati tempat Varka menginap, la
"Kamu gak pulang dulu ambil baju ganti?" tanya Rania sambil menggunakan tas ransel.Varka sendiri menoleh menyerahkan helm, "Aku udah simpan baju ganti di loker, jadi aman. Ayo kesana, Saga juga katanya mau ikut."Kedua remaja itu naik ke motor, Rania juga masih menggunakan cara yang sama untuk naik ke motor Varka, meskipun cukup susah naiknya, tapi Rania memanfaatkan posisi itu untuk bisa beralasan memeluk Varka tanpa ada yang curiga.Begitu tiba di tempat yang dimaksud, ternyata di sana sepi, hanya ada dua sampai tiga orang saja. Mungkin yang lainnya liburan ke tempat lain, Varka meletakkan helm sambil mencari dimana Saga."Saga belum datang kayaknya, aku mau ganti baju dulu, kamu bawa baju renang gak?""Bawa nih." jawab Rania."Ya udah, kamu ganti juga sana. Itu ada tempat khusus cewek ganti." Rania mengangguk, cewek itu menuju ruang ganti dan di sana seorang pun tidak ada. Apa setiap hari minggu memang sepi begini? Rania buru-buru ganti baju renang karena suasana terasa dingin da
Satu bulan berlalu, penantian panjang yang Kevin dan Liora tunggu akhirnya tiba. Kelahiran anak kedua ini Liora tidak bisa melahirkan dengan normal, mau tak mau ia harus berakhir di meja operasi dan proses melahirkan lebih cepat dari yang dokter perkirakan karena kandungan Liora kekurangan cairan.Tapi Kevin tak masalah, lahir normal maupun tidak selama ibu dan anaknya sehat, ia akan menerima lapang dada. Hari ini, Kevin sudah mengenakan pakaian steril untuk ikut masuk ke dalam ruangan.Di luar ada Varka dan Karin yang menantikan kabar bayinya, Liora berbaring di brankar bersiap untuk proses operasi. Varka menyentuh dadanya sendiri karena gugup."Mami harus semangat ya biar adek lahir selamat." ucapnya.Liora mengangguk pelan, para perawat dan Dokter masuk ke dalam ruangan, Kevin juga ikut masuk dan proses itu pun berlangsung di dalam sana. Karin menatap wajah Varka yang panik, wajahnya sampai pucat, Karin tak bisa menahan tawa, "Kamu kenapa pucet gitu.""Aku takut tante.""Gak apa-a
Liora sepenuhnya sudah sadar, dan karena itu bius untuk mengurangi rasa sakit setelah operasi kini kini mulai menghilang dan rasa sakitnya tentunya harus ditahan. Sementara putrinya tengah menangis minta asi darinya, mau tak mau dengan perlahan Liora duduk sambil memangku Zaline.Putrinya sudah lahir, perasaan lega dan bahagia yang Liora rasakan sampai membuatnya tak bisa berpaling pada wajah mungil yang ia pangku sekarang. Di sebelah Liora ada Kevin, tangan pria itu mengusap lembut kepala Liora."Kamu udah siapin semua yang dibutuhkan adek kan, kita masih menunggu sampai dokter kasih izin aku buat pulang." ucap Liora."Aman, aku udah siapkan semuanya. Selimut, pampers, baju dan minyak bayi juga sudah aku siapkan, kamu gak usah khawatir, cukup kasih asi buat Zaline, sisanya aku yang jagain." Kevin mencium bagian pelipis Liora sebelum menatap putrinya yang sedang menyusu."Yang cewek mirip kamu ya, pesek." celetuk Kevin, tentunya kalimat tersebut di barengi dengan tangan Liora yang men
"Ciee yang udah jadi kakak, selamat ya." goda Saga sambil merangkul Varka dari samping menuju kelas mereka berada.Candaan Saga barusan tidak begitu Varka tanggapi, namun dari arah depan mereka berpapasan dengan Lizzy, tapi perempuan itu lewat begitu saja tanpa menyapa."Tuh anak gak ganggu kamu lagi kan?" tanya Saga."Maksudmu Lizzy, sejauh ini tuh anak gak pernah lagi tuh nyapa. Kayaknya udah dapat pacar, kalau begitu baguslah jadi aku gak perlu susah payah buat jauhin dia."Saga menepuk pundak Varka, ternyata Lizzy anak yang mendengar juga sejak terakhir kali Saga peringati untuk tidak mendekati Varka lagi. Tapi kok aneh aja gitu anak kayak Lizzy nurut sama yang Saga omongin, gak mungkin tuh anak mempan diancam gitu doang."Lu hati-hati aja ya sama Lizzy, perasaan gue gak enak tiap kali lihat tuh anak.""Sensitif banget sih Lu.""Ye.., bukannya gitu bro. Ini perasaanku tuh kayaknya peka banget kalau bakalan ada yang terjadi, tapi gak tau apa, pokoknya Lu hati-hati aja." jawab Saga,
Tujuh belas tahun telah berlalu, dan kabar kehamilan Liora membawa kebahagiaan besar dalam keluarga Kevin. Setelah bertahun-tahun menunggu, akhirnya Varka akan punya adik. Kehamilan itu bagaikan kejutan besar bagi Kevin dan Liora, mengingat perjalanan panjang mereka sebelumnya.Kevin kini sangat berhati-hati menjaga kesehatan Liora, mengingat pengalaman mereka dulu saat Liora hamil Varka, yang menyebabkan Liora harus dirawat intensif di rumah sakit karena kondisi tubuhnya yang sangat lemah.h.Namun, anehnya kali ini, justru Kevin yang mengalami ngidam. Ia tak bisa berhenti memakan mangga muda, sementara Liora justru hanya bisa makan kentang rebus sebagai pengganti nasi. Kehamilan ini terasa penuh keanehan, tapi mereka tetap bersyukur menerima anugrah setelah penantian yang panjang."Varka, katanya tante Liora hamil ya?" tanya Saga.Varka hanya mengangguk, tak terlalu antusias."Wah akhirnya setelah penantian yang sangat lama kamu bakalan punya adik, selamat ya." ucap Saga.Varka melih
Malam harinya Varka ada di rumah Saga, kedua orang tua dan adik Saga sedang tidak ada di rumah jadi hanya ada dua remaja cowok di rumah bermain game di layar yang ada dalam kamar Saga, suara mereka memenuhi ruangan itu sampai akhirnya Varka kalah main dari Saga.Varka melemparkan stik game ke depan, "Lusa jalan yok, bosen nih.""Ngapain?" sahut Saga."Liburan lah bego, lu pikir ngapain? Nyari cewek?" ketus Varka sambil merebahkan tubuhnya.Saga mematikan PC lalu berdiri membereskan meja belajarnya, "Gak bisa, Ka. Lusa nanti aku mau join sama papa ada acara kantor, Lu ajak aja gitu temen yang lain."Pupil mata Varka melirik Saga kemudian bibirnya menghembuskan nafas, "Temen mana yang aku percaya, kamu juga tahu kan aku gak punya banyak temen. Paling-paling temen futsal, skate sama temen motoran, mereka juga bukan dari sekolah kita.""Kalau gitu ya cari aktivitas lain aja.""Sayangnya mami aku lagi hamil, otomatis papi gak bakalan kasih ijin aku keluar sama mami." Varka tiba-tiba berdir
Pagi hari Liora bangun karena Kevin mual tidak karuan di dalam kamar mandi, momen seperti ini seolah kebalikan dari kehamilan Liora yang pertama, Liora mendekati Kevin, mengusap punggung suaminya agar perasaannya lebih baik.Sarapan pagi sudah dihidangkan, sebelum sarapan Kevin minum obat dan itu berhasil meredakan mualnya sehingga ia bisa sarapan dengan tenang tanpa takut mual lagi, Kevin makan dengan lahap sementara Liora sibuk mengupas kulit kentang rebus karena itu makanan yang bisa masuk ke perutnya beberapa hari ini."Karin sama Altar lagi dimana sekarang, beberapa hari ini mereka gak pernah kelihatan datang ke rumah." ucap Liora."Karin sama Altar lagi di Bogor, mereka ada kegiatan di sana gak tau kapan pulang." jawab Kevin.Setelah sarapan, Kevin lanjut makan buah."Kamu gak ke kantor hari ini?" tanya Liora.Kevin menggeleng, "Aku pantau dari rumah sementara waktu, kalau di kantor bawaannya pusing terus, sekalian kalau aku di rumah kan bisa jagain kamu. Dokter bilang kandungan