Share

Rental Perhiasan

Author: Ricny
last update Last Updated: 2022-10-24 17:47:50

"Ada di sini juga Mbak Asmi?"

"Lah iya atuh kan yang punya hajatan ibu mertua saya, Pak."

"Wah gak sangka kita jadi sodaraan dong, itu 'kan yang nikah sama Hanum adik sepupu saya," ucapnya lagi.

Oh ternyata pria ini calon sodaraku, tapi dari mana Asmi mengenal kakak sepupu Aldan-calon suami Hanum?

"Wah kebetulan atuh ya, Pak," seru Asmi semakin akrab.

"Udah lama Mbak Asmi gak cek permata ke lab saya nih, gak pindah ke tempat lain kan, Mbak?"

Aku terkejut, tak kecuali ibu dan dua saudaraku di sampingnya, mereka saling menatap satu sama lain dan semakin serius mendengarkan percakapan Asmi bersama Pak Amet.

"Ah engga atuh Pak, emang belum sempat ke sana aja karena saya juga baru selesai melangsungkan acara nikahan, ini baru pindah ke kota Tangerang sebulan lalu." Istriku tersenyum ramah.

Boleh juga istriku itu, gak sangka juga circlenya sampai ke pengusaha lab batu permata. Anjay, apalah aku yang hanya kurir ekspedisi. Ah tapi gak apa-apa, kata Asmi, pekerjaan tidak menentukan derajat seseorang di mata Tuhan, apapun pekerjaannya asal halal maka itulah yang pantas diacungi jempol karena Tuhan pun pasti meridhoi.

"Oh bagus dong ya sekarang jadi deket kalau mau mampir, sering-sering dateng ke tempat lab saya di Summarecon mall, di Tangcity mall juga ada, atau di AEON mall pokonya hampir semua mall ada lah," ucap Pak Amet lagi.

"Kapan-kapan deh kalau ada yang mau dichek lagi ya Pak, sekarang belum ada karena belum beli perhiasan permata lagi." Istriku tersenyum ramah.

Aku menoleh ke arah Kak Alfa dan Mbak Andin, aku tahu mereka orang yang paling akan syok jika mendengar ucapan Asmi kali ini, biarin rasain tuh dua kelinci eh dua sodaraku maksudnya.

Benar saja, mulut mereka terkatup-katup tak percaya mendengar ucapan Asmi, seraya tangannya saling menyikut satu sama lain, berkali-kali aku lihat Mbak Andin menelan ludah, pun dengan telinga Kak Alfa yang terus tegak seperti semakin serius menyimak obrolan istriku dan Pak Amet.

Aku pun berbisik.

"Siapa sih, Neng? Gak dikenali sama Aa emang?"

Asmi langsung tepok jidat.

"Eh iya, ini suami saya, Pak." Cepat Asmi berkata.

Disambutnya ramah oleh Pak Amet. "Oh ya, perkenalakan saya Slamet."

"Hasan, Pak." Kami pun bersalaman.

"Dan ini Ibu mertua saya," tunjuk Asmi pada Ibu dengan jempolnya.

"Selamat pagi Ibu, saya Slamet, kakak sepupunya Aldan," ucap Pak Amet pada Ibu seraya bersalaman.

"Dan ini kakak ipar saya, Kak Alfa dan Mbak Andin," lanjut Asmi.

Pak Amet menyalami mereka berdua juga satu persatu.

"Saya Amet, kakak sepupunya Aldan, selama ini Aldan yang mengurus bisnis cabang lab saya di summarecon mall, Mbak Asmi ini salah satu pelanggan saya, dulu dia rutin cek keaslian batu permata di lab saya saat dia baru mendapatkan atau membeli perhiasan baru, tapi rupanya dunia ini emang sempit ya Bu, Mbak, gak sangka kita bakal saudaraan," tutur Pak Amet.

Sontak saja Mbak Andin terkena serangan jantung, senyumnya tertahan melihat ke arah Pak Amet dan Asmi secara begantian sambil memegangi dadanya yang kembang-kempis.

Begitupun Kak Alfamaret yang tiba-tiba sibuk menggaruk kepala dengan jari telunjuk. Sementara kedua bola matanya mengerling ke arah perhiasan yang dipakai Asmi.

Ibuku? Ibuku hanya diam saja, menjebikan bibir dengan melipat kedua tangan di dada, seolah tak peduli dengan informasi yang didengarnya tentang Asmi, tapi bisa kulihat wajahnya kepo berat dengan obrolan mereka berdua.

"Kapan-kapan pada mampir ke lab saya ya, Mbak," ucap Pak Amet lagi pada Mbak Andin dan Kak Alfa.

"I-iya siap," sahut Mbak Andin tergagap.

Pria itu akan segera pergi ke tempat prasmanan tapi cepat kak Alfa berbisik.

"Pak, di tempat Bapak bisa rental perhiasan gak?"

Refleks Aku tertawa tapi Asmi cepat menyikutku.

"Rental perhiasan? Emang ada ya?"

Sontak wajah Kak Alfa berubah pucat saat Pak Amet balik bertanya dan sialnya malah mengeraskan suaranya itu, alhasil Pak Amet dan Kak Alfa jadi pusat perhatian orang-orang yang duduk di sekitar kami.

"Enggak, saya cuma tanya aja, soalnya ...," sahut Kak Alfa bingung, kemudian melirik ke kanan dan kiri seperti sedang mencari sesuatu yang akan dijadikan alasan.

"Ah iya, soalnya Andin adik ipar saya mau rental perhiasan katanya, iyah begitu, hehe," lanjut Kak Alfa cengengesan.

Aku ingin terbahak andai Asmi tidak terus-terusan menyikut dan mencubit perutku.

Astagfirullah, syukurin dah tuh sekarang Mbak Andin yang bakal malu sampe ke ubun-ubun.

"Lah kok aku sih, Kak? Mana ada, enak aja nuduh-nuduh aku, aku gak pernah rental perhiasan ya, Kakak kali tuh yang mau rental," sengit Mbak Andin tak terima, spontan ia juga berdiri untuk menolak keras tuduhan yang dilontarkan Kak Alfa padanya.

Kak Alfa tepok jidat, berkali-kali kakaku itu memberi Mbak Andin kode agar Mbak Andin tidak salah paham tapi yang terjadi malah sebaliknya, Mbak Andin semakin marah-marah di tempatnya.

"Asal Kak Alfa tahu ya, perhiasanku banyaaak, ada sekilo lebih di rumah, ngapain mesti rental?" Kata Mbak Andin lagi dengan sombongnya.

Waduh itu emas apa terigu? Hahaha. Lagi-lagi aku menahan tawa saat mendengar ucapan Mbak Andin yang makin ngawur didengar, tapi cepat Asmi menyikut lenganku lagi dengan kencangnya.

"Bisa diem gak Aa? Suasana lagi tegang juga ah," bisiknya.

"Lihat orang-orang di sekitar kita, bukannya melerai Kak Alfa sama Mbak Andin, Aa malah ketawa-ketawa begitu atuh ih heran," katanya lagi.

Spontan aku menormalkan diri lalu melirik sekitar, benar saja, orang-orang makin banyak yang tertuju pandang pada Mbak Andin yang tengah marah-marah, akhirnya aku memberi kode pada ibu agar buru-buru mengamankan artis emas terigu itu.

"Diam kamu!" Ibu setengah berbisik seraya menarik paksa tangan Mbak Andin dengan kencang. Seketika mbak Andin diam dan duduk kecut di samping Kak Alfa.

Rasain dah tuh kacang dua kelinci akhirnya musuhan juga. Hahahaha.

"Maaf ya Pak, ada aja emang kalau suasana lagi begini tuh," ucap istriku kemudian.

"Ah gak masalah Mbak Asmi, udah biasa, hanya kesalah pahaman," balas Pak Amet. Pria itu lalu pergi ke tempat prasmanan.

Acara pidato selesai, dilanjut dengan akad nikah setelah itu langsung acara resepsi sambil foto-foto dan organ tunggal.

Saat sesi foto ini aku sengaja tidak dekat-dekat pengantin, mau apa juga? Aku memang sudah niat tidak mau difoto gara-gara Asmi juga dilarang.

Benar saja, semua keluargaku tidak ada yang peduli meski kami hadir dan masih duduk di sana, mereka asik sendiri melakukan sesi foto-foto bersama keluarga.

Kecuali bapak, berkali-kali bapak mengajakku untuk naik ke pelaminan bersama Asmi tapi aku terpaksa menolak keinginan bapak itu karena Hanum yang melirik ke arahku tak suka.

"Kalau mau foto jangan bareng keluarga, Kak Hasan dan Kak Asmi 'kan gak pake seragam, biar gak jelek difotonya." Begitu kata Hanum saat tadi di dalam, aku iyakan saja karena aku memang tidak berminat juga.

"Bapak, ayo difoto, biarin aja itu si Hasan, siapa suruh gak pake seragamnya," sahut Ibu.

Bapak akhirnya kembali ke pelaminan meski dengan wajah kesal, aku tahu bapak sangat ingin marah pada istri dan anak-anaknya itu tapi sebisanya beliau tahan karena takut malu pada keluarga besannya.

Selesai foto bersama keluargaku, sekarang giliran foto bersama keluarga mempelai pria.

Mereka naik satu persatu, ah segala macam gayalah suka-suka mereka, aku dan Asmi tidak terlalu mempedulikan, aku hanya duduk saja di kursi yang tadi sambil membuka-buka galeri ponselku.

"Satu ... dua ...," kata sang juru kamera memberi aba-aba.

"Tunggu-tunggu," kata Pak Amet.

Aku mengangkat wajah, ada apa tuh pak Amet? Pak Amet lalu turun dari pelaminan dan berjalan menuju ke arah kami.

"Ayo Mbak Asmi sama Mas Hasan, kita foto bareng-bareng buat kenangan," pintanya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mynamey'S
Hahahahaaa,,,,kocak bener deh si Hasan alias author,,, kacang dua kelinci lah, artis emas terigu juga, hahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Alfamaret Kaget

    Aku melongo, Pak Amet cepat-cepat menarik tanganku naik ke pelaminan, Asmi ikut di belakangku dan kami pun foto bersama keluarga mempelai pria, ya meskipun wajah Hanum sedikit murung, tapi kalau di depan keluarga suaminya dia bisa apa? Selain nurut tentunya haha.Selesai di foto Hanum berbisik."Kak Hasan kok bisa sih kalian diajak foto sama keluarga suamiku?""Bisalah, kami orang terkenal," jawabku sambil berlalu menarik tangan Asmi.Selesai acara hajatan, bapak menyuruh kami menginap karena besok mau bongkar tenda dan beres-beres katanya, oke aku nginep itu pun karena bapak yang memintanya, kalau bukan bapak jangan harap aku mau, habisnya aku terlanjur kesal sama ibu dan kelakuan sodara-sodaraku yang selalu saja meremehkanku dan mengejek istriku itu.Malam hari selepas isya aku sedang ngopi di depan teras bersama bapak, Mas Fatih, Kak Angga dan Aldan si pengantin baru sambil mengobrol ngalor-ngidol tentang pekerjaan Aldan, baru kutahu sekarang ternyata yang diucapkan Hanum bual semu

    Last Updated : 2022-10-24
  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Malam Hari Setelah Hajatan

    "Num, Kak Asmi mah gak bisa kasih apa-apa buat Hanum, cuma ini aja nih ada perhiasan sedikit, maaf ya karena kemarin Kak Asmi bingung mau kasih apa buat Hanum," kata istriku seraya memberikan kotak perhiasan bentuk love.Duh kenapa juga Asmi mesti kasih hadiah perhiasan, kalau aku jadi dia mendingan perhiasannya kujual dan kubelikan sprei 50 ribuan juga udah bagus, apalagi kalau gambar bunga seperti yang ibuku suka beli beuh bagus banget meskipun luntur semua pas dicuci.Hanum yang sedang mengobrol bersama Mbak Andin akhirnya menerima kotak pemberian Asmi dan membukanya saat itu juga."Hah? Kak Asmi serius? Ini buat Hanum?" tanya Hanum tak percaya, mulutnya melongo dengan wajah yang berseri-seri.Perhiasan yang ada di dalam kotak itu seperti gelang bertahta batu permata indah, permatanya langsung mengkilap saat lampu menyorot gelang itu, pokoknya mata ini sampe sakit gara-gara lihat kilapan permata itu. Hih lebay banget sih."Serius atuh Num, suka gak?""Suka banget Kak, kok Kakak pun

    Last Updated : 2022-10-24
  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Masa Kecil Asmirandah

    Aku segera mengejar istriku."Ayo A kita pulang," katanya sambil menyampirkan tas kecilnya di bahu."Loh kenapa, Neng? Ada apa?" Aku bertanya cemas, pasalnya baru kali ini aku melihat Asmi marah dan menangis seperti ini selama kami menikah.Selama ini dia dihina-hina, dicemooh dan lainnya pun Asmi selalu sabar, tapi entah kenapa kali ini saat kak Alfa membahas orang tua Asmi, ia menangis sampai marah begini."Ayo Aa jangan banyak tanya," katanya lagi sambil berusaha menghapus air matanya.Aku buru-buru mengambil kunci motor dan mengejar istriku keluar."Eh ada apa ini? Kenapa Asmi nangis?" tanya Bapak saat kami sudah naik motor."Gara-gara Jak Alfamaret, Pak," jawabku buru-buru, setelah itu aku melajukan motor membawa Asmi pulang.Sampai di kontrakan aku memberinya minum, setelah Asmi tenang aku kembali mengintrogasinya."Neng kenapa? Ada apa tumben Neng nangis begini?" Serius aku bertanya.Istriku menyeka air mata di pipinya. "Neng mah sedih A kalau ada yang bahas-bahas masalah kelua

    Last Updated : 2022-10-24
  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Jual Emas di Rumah Pak Amet

    Asmi menyeka air mata di pipinya."Beneran Aa mau bantu Neng nyari bapak kandung, Neng?""Beneran dong, jangankan bapak yang hanya manusia biasa, alamat yang enggak jelaspun selalu Aa cari-cari sampai dapat.""Alamat siapa?""Alamat yang punya paket dong Neng, Neng lupa ya kalau Aa ini babang kurir?" candaku, Asmi tertawa mendengarnya.Di tengah obrolan kami terdengar suara lagu naik delman diputar, kukira ada odong-odong lewat tahunya ponsel Asmi yang bunyi.'Pada hari minggu kuturut ayah ke kota, naik delman istimewa kududuk di muka.'Aku tepok jidat, kenapa nada deringnya harus naik delman sih Asmiii? Ampun dah."Halo Assalamualaikum Paman, kumaha?" kata Asmi dalam sambungan telepon yang diloudspeaker."Waalaikumsalam Neng, si bapak teh nuju udur ripuh geulis tos 3 dinten dirawat di rumah sakit teu acan aya perobahan, geura uih heula ka lembur sakedap mah karunya bisi aya naon-naon, tenang upami tos silih hampura mah, karunya ongkoh si ibu bisi teu gaduheun kanggo bekel di rumah sa

    Last Updated : 2022-10-24
  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Ngerjain

    "Oh ya A, sebelum pulang mampir dulu ke gudang ya, Neng mau pamitan ke pegawe gudang karena mau pulang kampung, siapa tahu kan nanti di sana kita bakal lama," kata Asmi kemudian.Aku manut saja kebetulan juga aku ingin tahu di mana gudang usahanya itu berada.Selesai minum cendol kami segera melaju ke arah Cipondoh di mana letak gudang usaha Asmi berdiri, aku pikir cuma ruko kecil tapi ternyata aku salah, gudangnya cukup besar karena ada dua rolling pintu yang Asmi sewa, saat kulihat dalamnya benar ada 3 orang karyawan di sana, 2 orang perempuan dan satu laki-laki yang sedang jualan live di salah satu market place.Aku sampe geleng-geleng melihat ternyata istriku sehebat itu, bertumpuk-tumpuk barang jualannya ada di ruko sebelah dan sebelahnya ia jadikan kantor admin untuk 3 orang karyawannya itu, Asmi hanya memantau dari jauh lewat hp sejak Asmi menikah denganku, tapi meski begitu Asmi selalu bekerja keras sampai harus begadang tiap malam agar ia bisa mengecek semua laporan yang masu

    Last Updated : 2022-10-24
  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Pulang Ke Desa

    Malam hari kami naik bus Luragung Jaya pukul 8 malam dari kota Tangerang. Melewati jalan tol Cipali menuju kota Cirebon dan sampai di terminal Kertawangunan Kuningan pada pukul 3 pagi.Aku pikir turun dari bus ini desa Asmi sudah dekat sehingga kami bisa langsung ke sana tapi ternyata kata Asmi kami masih harus melewati jalan desa yang cukup jauh dan berkelok.Karena tidak mungkin kami masuk ke desa pagi buta begini, sebab tidak ada angkutan umum juga akhirnya Asmi membawaku ke tempat paman dan bibiknya dulu di daerah Lebakwangi Kuningan untuk beristirahat.Selepas subuh berjamaah di sebuah saung aku mengobrol dengan pamannya Asmi yang dulu datang ke acara pernikahanku, meski udaranya sangat dingin sebab angin pesawahan tak hentinya menerpa wajah dan kulitku tapi aku sangat senang karena bisa mengobrolkan banyak hal dengan beliau.Beliau bilang Asmi itu adalah pekerja keras, selain usaha onlinenya baru kutahu juga bahwa Asmi adalah juragan sawah di desanya.Hampir semua sawahnya yang

    Last Updated : 2022-10-24
  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Pencarian

    Bu Sarah lalu bangkit dan pergi begitu saja saat melihat Asmi datang ke hadapannya.Asmi segera menyusul dan aku juga mengekor di belakang Asmi."Ibu, Asmi teh hoyong nyuhunkeun hampura, Asmi teu tiasa ningali si bapak sa teu acanna teu aya, Asmi sedih Bu, pamugia si bapak ditampi iman islam na." Begitu kata Asmi dalam bahasa sunda lagi.("Ibu, Asmi teh mau minta maaf, Asmi gak bisa lihat si bapak sebelum beliau tiada, Asmi sedih Bu, semoga si bapak diterima iman islamnya.")Ah lagi-lagi aku harus garuk-garuk kepala, rasanya menyesal aku tidak belajar bahasa Sunda ke si Dadang temen kuliahku di Tangerang. Padahal si Dadang itu pinter, aku malah gaul sama si Jehanex alhasil aku jadi belangsak dan gak tahu apa-apa begini.Tapi meski aku tak mengerti obrolan mereka, aku tetap memperhatikan Asmi dan ibunya di dekat pintu kamar."Ieu Bu, sakedik kanggo ngabantosan kariripuh Ibu sareng kanggo tahlilan bapak."("Ini Bu, sedikit untuk bantu kesusahan Ibu dan buat acara tahlilan bapak.")Asmi

    Last Updated : 2022-10-24
  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Cerita di Desa

    "Cep." Nenek menepuk pundakku."Eh iya, Nek.""Malah bengong. Gimana kabar orang tuamu? Sesekali ajak atuh mereka ke sini, mereka sayang kan sama Asmi?"Aku diam sebentar, gimana ini? Jangankan sayang sama Asmi, nerima aja kagak. Tapi gak mungkin juga kan kalau aku cerita yang sebenarnya? Bisa sedih nanti neneknya Asmi."Sayang kok Nek, mereka sayang sama Asmi, lain kali Acep bawa mereka main ke sini," jawabku akhirnya meski harus berbohong juga.***Esok hari.Sebelum kami pulang esok lusa, Asmi mengajakku ke kota Kuningan. Kata paman aku harus diajak kesana agar aku tahu beberapa tempat di kota Kuningan sekalian beli oleh-oleh untuk ibu dan sodara-sodaraku di Tangerang.Tempat yang pertaman kudatangi adalah mesjid Syiarul Islam, di sampingnya ada taman kota untuk kami duduk santai, berolahraga santai atau sekedar berswafoto. "Neng, kenapa sih kota Kuningan ini julukannya harus kota kuda? Kenapa bukan kota emas? Kan namanya aja udah bagus tuh Ku-ningan yang artinya emas-emas gitulah

    Last Updated : 2022-10-24

Latest chapter

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Akhir

    "Ya kalau ada." Aku nyengir."Ada. Tenang aja. tar aku bukain deallernya khusus buat kalian. Eh tapi apa kalian mau beli mobil aku aja? Kebetulan nih istriku kemarin beliin mobil buat si bujang eeh tapi malah gak ditolak karena cocok katanya. Mobilnya padahal bagus tapi dia mau yang boddynya lebih macco.""Wah yang bener? Emang mobil apa Yon?""Itu di garasi, ayo lihat aja."Aku dan Ranti pun digiring ke garasinya. Buset emang dasar orkay, di sana mobilnya berjejer sampe 6 biji."Gila banyak amat mobil kamu Yon, udah sukses ya kamu sekarang.""Ah biasa aja. Ini buat kujual juga kalau ada yang nanyain. Nah ini mobilnya." Yono menepuk satu mobil berwarna putih mengkilat yang kelihatannya emang masih mulus banget itu."Pajero San. Bagus," katanya lagi.Aku melirik ke arah Ranti. Dia langsung mengangguk yakin."Beneran Ran mau yang ini?" "Beneran Yah, Ranti suka banget."Akhirnya setelah bernego dan membayar setengahnya langsung bawa mobil itu pulang. Sisa harganya nanti kubayar setelah

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Ranti Dihina

    Esok harinya. Hari raya dan Asmi udah sibuk sejak sebelum subuh buta. Masak opor, masak ketupat, masak sambel goreng kentang dan pastinya ada sop iga sapi.Suasana lebaran di desa ini emang paling aku nantikan banget. Karena bertahun-tahun melewati suasana di kota saat aku kecil sampe dewasa, rasanya lebaran tak seberkesan seperti di desa.Beneran dah sumpah, aku baru ngerasa lebaran itu berkesan dan seru banget saat aku lebaran di desa Asmi ini. Di sini itu antara tetangga satu dan lainnya saling berkunjung, saling meminta maaf dan yang jelas aku bersyukur karena di sekitar rumah kami gak ada yang namanya tetangga julid. Mereka semua pada baik, pada ramah, pada saling mendukung dan menjunjung namanya tali persaudaan dengan gotong royong.Bahkan saat lebaran, biasanya mereka ada yang saling memberi makanan khas lebaran, walau sebenernya di setiap rumah juga ada. Ya 'kan namanya lebaran haha.Hari ini Asmi juga gitu, dia sengaja masak banyak karena mau ngasih ke ibu dan ke rumah tetang

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Ranti Pulang

    Ranti DatangKarena penasaran aku pun bangkit menguping dekat pintu dapur."Iya iya kamu tenang aja, pokoknya Mas secepetnya kirim, Mas 'kan harus minta dulu sama istri Mas, uangnya baru cair tadi," kata si Broto lagi.Waduh parah. Ini sih bau-bau perselingkuhan kayaknya. Kasihan si Ratu ular, dia dikadalin sama lakinya."Wah aku harus buru-buru bawa si Ratu ke sini. Biar seru nih lanjutannya."Gegas aku ke depan.Tok! Tok! Tok! Kuketuk pintu kamar si Ratu cepat-cepat."Raaat, Raaat, buka!"Pintupun dibuka walau agak lama."Apaan sih? A Hasan? Ada apa? Ngetok pintu kayak mau nagih hutang aja," ketusnya, kesal."Rat, ayo buruan ke belakang. Kamu harus denger juga apa yang tadi Aa denger," ajakku tanpa basa-basi.Si Ratu mengernyit, "apaan sih, ogah," ketusnya sambil membanting pintu.Tok tok tok!"Rat Rat, buka Rat bukaa!""Berisik. Sana pergi! Ganggu orang istirahat aja!" teriaknya dari dalam.Aku mendengus kesal sambil kukeplak daun pintu kamar itu sedikit, "huh dasar, ya udah kalau

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Takut Jadi Tumbal

    "Nah itu baru bagus," timpalku sambil kujentikan jari telunjuk dan jempolku.Si Ratu menoleh, "Apaan sih, ikutan aja," ketusnya.Aku menjebik, lah sok cantik amat, tuh bibir pake digaling-galingin gitu segala. Kesel banget dah."Loh Dewi, Putri, ada apa ini teh? Kenapa kalian mendadak enggak mau ambil uangnya?" tanya Ibu mertua, beliau kelihatan bingung."Gak ah Bu, gak usah, biar bagian Putri dikasih ke orang lain aja, buat Ibu juga gak apa-apa." Si Putri menjawab. Wanita berkulit putih itu nyengir kuda sambil lirak-lirik pada kakaknya, si Dewi.Aku sih paham, mereka pasti beneran takut sama omonganku tadi, takut mereka dijadiin tumbal haha."Dewi juga, biar duitnya buat Ibu aja, atau ... buat Bapak sekalian." Si Dewi melirik ke arah Papa mertua dengan tatapan sinis."Wah wah. Tumben-tumbenan nih pada baik," timpalku lagi sambil nyengir puas."Enggak!" sembur si Ratu kemudian. Dia spontan berdiri dari kursinya."Apaan sih kok jadi pada gak kompak gini? Dewi! Putri! Pokoknya kalian ak

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Bagi Duit

    "Ck dibilangin gak percaya," tandasku, gegas aku bangkit dan mabur ke depan. Di depan rumah aku cekikikan sendiri sambil geleng-geleng kepala, si Dewi itu bener-bener banget dah, obsesi banget dia sampe abis sahur pun masih nanyain soal kesalahpahaman semalem yang dia lihat haha.***Malam takbiran tiba.Alhamdulillah karena uang penjualan saham Asmi udah cair, malam itu juga Asmi langsung ajak aku lagi ke rumah ibu mertua."Ratu, Dewi, Putri, ini uang buat Teteh bayarin rumah teh udah ada, mau ditransfer sekarang apa gimana?" tanya Asmi pada ketiga adiknya.Mereka saling melirik sebentar sebelum akhirnya si Ratu menyahut."Ya sekarang dong Teh, kalau udah ada duitnya ngapain disimpen terus, si Putri juga 'kan mau pake buat lunasin sewa pelaminan.""Oh ya udah atuh, Teteh transfer ke rekening kamu aja semua dulu ya, nanti baru kamu bagi-bagi ke adik-adikmu.""Ya buruan, bawel ah," ketus si Ratu.Tau dah, kenapa orang satu itu makin ketus aja sama Asmi sekarang."Udah, tuh udah Teteh

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Elus Dada

    "K-kami ...." Si Dewi dan Si Putri gelagapan, wajahnya terlihat tegang dan panik."Nguping ya kalian?" desakku."Enggak, kata siapa?" jawab si Dewi cepat."Dewi, Putri, jadi kalian teh lagi ngapain di sini?" tanya Asmi."Kami ... emm ... Teteh ngapain di dalam? Kok ada lilin sama baskom isi daun di dalam kamar? Dan ...." Si Dewi melirik ke arahku dengan tatapan aneh."Kenapa?" tanyaku risih."A Hasan pake apa itu? Kalian beneran ....""Beneran apa?" desakku."Kalian beneran ... ngepet?""Hah?" Aku dan Asmi saling melirik dengan mata melongo."Ngepet?" Asmi mengulang."Ya ngepet, kalian ngepet biar bisa dapat duit banyak 'kan?" "Astagfirullah Dewi, apa-apaan kamu teh? Omongannya kenapa ngaco begitu atuh ah.""Tapi bener 'kan Teteh sama A Hasan ngepet? Buktinya itu di dalam ada lilin sama baskom isi daun terus A Hasan pake jubah hitam begini," timpal si Putri sambil terus menerus lirik-lirik ke dalam kamar."Astagfirullah." Asmi elus dada sambil geleng-geleng kepala. Sementara aku cek

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Mati Lampu

    "Neng, kalau malam ini nginep di rumah Ibu lagi saja gimana?" tanya Ibu mertua saat aku sampai di dekat Asmi."Iya Bu, Ibu teh tenang aja, Neng pasti nginep lagi di sini, oh ya, kalau si Papa teh kemana? Kenapa enggak kelihatan lagi?""Tadi teh pamit katanya mau nyari rempah sama dedaunan buat penurun tekanan darah.""Ck ck ck ai ai Papa teh ada-ada aja, meski berasal dari kota ternyata masih percaya pengobatan tradisional begitu.""Ya bagus dong Neng, itu namanya melestarikan kebudayaan leluhur," timpalku cengengesan.Asmi menjebik saja.-Sore hari selepas aku balik sebentar ngabarin Hasjun kalau kami mau menginap lagi, di desa hujan gede.Bahkan saking gedenya sampe aliran listrik di desa mati dan signal hape pun jadi darurat.Gak aneh sih, emang di desa sering banget mati lampu dan darurat signal begini saat hujan gede, tapi lama-lama jengkel juga karena mati listrik dan mati signal itu gak nyaman banget rasanya.Aku pikir ini salah satu yang bikin gak enaknya tinggal di desa Asm

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Babi Ngepet?

    "Oh saya jadi sungkan," kata Pak Mantri lagi."Ah Pak Mantri ini kayak sama siapa saja atuh.""Ya sudah kalau begitu saya pamit dulu ya Teh Asmi, semoga ibunya cepat membaik.""Baik Pak, biar suami saya antar ke depan."Pak mantri mengangguk, gegas aku antar dia ke depan bareng si Ratu CS.Setelah mantri itu pergi, aku buru-buru kembali ke dalam, tapi belum sempat kaki ini melangkah ke kamar, kudengar si Ratu CS pada rumpi."Eh gak salah itu Teh Asmi ngasih lebihan duit ke mantri itu sampe 300 rebu?" bisik si Putri."Iya, kalau Teh Asmi gak punya duit harusnya duit 300 rebu gede loh, jangankan yang gak punya duit, kita aja yang duitnya banyak sayang banget rasanya kalau ngasih segitu banyak, gile aja, duit loh itu," balas si Dewi.Wah karena topiknya kayaknya seru, aku pun mundur lagi ke dekat jendela depan, kupasang telinga tegak-tegak, nguping kayaknya seru nih haha."Halah palingan pencitraan, biar dikata banyak duit, gak usah heran sama orang desa tuh, emang pada begitu kalau carm

  • Istri Gendutku dari Desa Ternyata Orang Kaya   Pada Ngeghibah Mulu

    Kudengar suara Asmi dan ibu mertua, ternyata mereka lagi ada di kamar ibu mertua."Ibu teh enggak apa-apa Neng, cuma sedikit pusing aja kepala Ibu, rebahan sebentar juga nanti sehat lagi."Kasihan, ibu mertua pasti pusing karena kelakuan anak-anaknya yang pada dableg itu."Ibu teh enggak usah banyak pikirian, udah biar acara hajatan Putri, Neng yang urus aja.""Iya Neng, Ibu teh percaya sama Neng, cuma Ibu teh pusing sama kelakuan adik-adikmu, udah pada dewasa kok bisa mereka teh sikapnya begitu sama kamu dan Papamu.""Gak apa-apa, mungkin mereka hanya belum paham aja bagaimana menerima, orang baru dalam kehidupan mereka Bu.""Semua ini salah Ibu, dulu Ibu terlalu memanjakan mereka dan selalu menanamkan rasa benci sama kamu di hati mereka.""Udah atuh Bu, yang dulu teh biarlah berlalu, enggak usah atuh dibahas lagi, mereka bersikap begitu mungkin karena mereka belum bisa menerima kenyataan aja.""Iya, Neng."Obrolan mereka terdengar makin lesu, aku sampe gak tega dengernya, karena saa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status