Share

126. Kesepakatan Dua Pendosa

“Benar, kan?” Leona menoleh ke suaminya yang sedang menyetir di samping. “Benar dia kan, jalangmu itu?! Ngaku?!”

Geram dengan suaminya yang tidak segera mengakui tebakannya, Leona menjambak rambut Hizam.

“Adududuh! Sayang, ampun! Iya, ampun! Aku minta ampun, Sayang!” Hizam berulang kali mengiba.

Kepalanya sampai miring gara-gara jambakan kencang Leona yang tak juga dilepaskan.

“Sayang, lepasin, Sayang… jangan gini, nanti kita malah celaka bareng. Aku susah nyetirnya ini!” Hizam panik.

Mereka sudah ada di jalan tol, dan akan sangat berbahaya kalau Leona mengganggunya saat mengemudi.

“Biarin aja! Biarin kita mati bareng! Buat apa aku hidup kalo punya suami doyan jalang?!” teriak Leona tanpa mau melepaskan jambakannya. “Aku mendingan mati aja!”

“Jangaaannn!” Hizam terus berjuang tetap mengendalikan kemudi dengan kepala miring akibat dijambak.

Akibatnya, mobil pun sempat melaju zig-zag dengan aneh, sampai mobil dari arah berlawanan harus menghindari mereka dengan sigap dan klakson mulai t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status