Kedua bola mata Yuna membulat sempurna, terkejut dengan tindakan Jason. Akan tetapi, ia hanya bisa diam tak berani melawan, apalagi membalas. Jason melumat lembut bibir tipis nan mungil milik Yuna beberapa kali, hingga ia merasa kesal dan marahnya menghilang. “Kamu adalah dokter pribadiku! Tertulis jelas di kontrak bahwa kamu harus merawatku dan kamu hanya menurut serta patuh padaku,” ucap Jason pelan sekali setelah melepaskan lumatannya. Ibu jarinya menghapus bekas lumatannya pada bibir Yuna. “Hanya aku yang berhak kamu rawat dan sentuh! Dan harus tetap steril saat bersamaku!” pungkasnya mengangkiri gerakan ibu jarinya pada bibir Yuna. Yuna mengedip beberapa kali, mencoba mencerna ucapan Jason. Bibirnya langsung mengatup. Pikirannya tak karuan, tetapi tatap matanya tak lepas dari kedua netra Jason. “Kamu mengerti?” tanya Jason dengan tatapannya yang penuh makna dan semakin membuat Yuna tak karuan. “Artinya aku tidak boleh menjalanka
“Ryan, berkali-kali aku katakan padamu ... racun itu tak akan membunuh Yuna! Apa kamu nggak paham juga, hah!” Vina menggereget, memberikan penjelasan pada Ryan. Jika saja bukan berada di tempat kerja, ia pasti akan memekik keras agar indera pendengaran lelaki di hadapannya terbuka. Sayangnya mereka berada di tangga darurat tetap harus meredamkan suaranya, khawatir jika ada yang mendengar percakapan mereka. “Bukankah kamu sendiri juga akan meracuninya. Iya ‘kan?” desis Vina menatapnya kesal. Sontak saja kedua bola mata Ryan membulat sempurna. Wajahnya yang penuh amarah mendadak bingung dan sedikit salah tingkah. “Tapi, kamu tahu sendiri kalau hubunganku dengan Yuna tak sebaik dulu. Terlihat jelas Yuna menjaga jarak denganku ... bahkan dia terus menghindar jika kuajak membahas pernikahan,” sahut Ryan me
Yuna tersentak saat ia hendak duduk. Jason menatapnya curiga serta menahan kesal. Lelaki itu tak tiba-tiba menjadi tak terduga, pikir Yuna.Kepribadiaan Jason yang dingin, tiba-tiba berubah menjadi penuh kejutan. Bahkan lelaki itu berani mencium bibirnya dengan alasan yang tak masuk akal. Sialnya Yuna malah menyukai tindakan Jason tadi. Sama seperti sekarang yang tiba-tiba menatapnya. Ia benar-benar bingung, tetapi memilih tersenyum tipis nan canggung. Jason menatapnya kesal seperti seorang ayah yang memaksa anaknya untuk pulang saat tengah asyik bermain.“Penumpang tadi memberiku vitamin. Tapi, sepertinya dia memintaku fungsi dari vitamin ini,” jelas Yuna seraya menunjukkan botol kecil di tangannya.Jason tak meminta penjelasannya, tetapi lebih baik ia memberitahunya … mencairkan kecanggungannya. Yuna memilih fokus membuka vitamin dan menelitinya. Cara menghindari tatapan Jason yang masih menatapnya curiga.“Kenapa aku selalu disuguhi vitamin yang mencurigakan?” gumam Yuna semakin f
“Tuan Jason tahu istilah red flag?” tanya Yuna memastikan dugaannya.Bagaimana bisa Jason tahu istilah tersebut, kecuali lelaki itu mengalami nasib seperti dirinya ... terbangun di tahun ini. Akan tetapi, tatapan penuh selidiknya Jason seolah jawaban atas praduganya. Ya, lelaki itu menatap Yuna penuh curiga dan terkejut seperti dirinya.Kemudian Jason menatap ke arah depannya. Tepatnya pada lelaki yang ditugaskan Adam menjemput dirinya. “Sam, kamu tahu istilah red flag?” tanyanya.“Istilah red flag? Dalam pacuan kuda dan olah raga? Saya kurang paham, Tuan.” Lelaki yang ditanya Jason berbalik tanya. Sam Lui Chen—lelaki tersebut bahkan memutar tubuhnya untuk memastikan ekspresi Jason. “Tuan Jason bisa merincikannya, mungkin istilah itu berbeda di Hongkong!” pintanya sopan.“Tidak ada. Lupakan saja, sepertinya saya dan Dokter Yuna sudah kelelahan. Bisa tolong lebih cepat!” sahut Jason disusul senyuman tegasnya.Lelaki di hadapan Jason pun mengangguk. Ia menoleh pada si sopir dan memberi
“Aku juga yakin bisa membuat Tuan Jason bisa berjalan lagi!” ucap Yuna lantang menunjukkan kesungguhannya.Jason terdiam. Bukan memikirkan tawaran Yuna, tetapi mengingat kejadian di masa depan. Bagaimana ia dulu kesulitan melupakan Yuna setelah tahu wanita itu menolak tawarannya dan memilih menikah dengan Ryan.Andai saja saat itu dia lebih berani, mungkin Yuna tak akan menanggung rasa sakit seperti ini. Sayangnya, kala itu Jason sangat pengecut dan tak mau berusaha lebih keras. Ia sudah menyukai Yuna sejak dokter cantik itu merawatnya seusai menyelamatkan ayah dan pamannya.Hatinya tersentuh, bagaimana dulu cinta seorang ayah dan anak membuatnya merindukan sosok ibu dan ayahnya. Kala itu Jason tengah marah pada ayahnya yang membawa Elsa dan mengenalkan sebagai istri barunya. Hancur hati Jason mengetahui pengkhianatan ayahnya, tetapi yang lebih hancur melihat air mata ibunya.“Aku kira semua ayah sama, mementingkan dirinya tanpa memikirkan perasaan istri dan anaknya,” batin Jason kala
Kedua bola mata Yuna refleks membesar. Ujung bibir kirinya berkedut, terkejut dan bingung. Akal dan pikirannya bekerja keras, menafsirkan arti ucapan Jason.Yuna bahkan merasakan, dunianya tiba-tiba berhenti. Tatapan Jason seolah memiliki tombak yang langsung menancap tajam, sehingga ia tak berani bergerak. Lidahnya terasa kelu untuk bersuara dan detak jantungnya terasa berdetak keras, hingga ia dapat mendengarnya dengan jelas.“Tuan Jason menyukaiku atau menyanderaku? Tidak, akulah yang menawarkan menjadi hambanya … tapi kenapa maknanya seolah berbeda,” batin Yuna mendadak bimbang. “Tenang Yuna! Berpikirlah yang jernih!” perintah hatinya.“Kenapa? Kamu menyesal dengan ucapanmu? Ingin menarik janji dan sumpahmu?” tebak Jason menyadari Yuna tak segera merespon.Bukan menebak, tetapi ia yakin wanita di hadapannya syok dan terguncang. Yuna tak menyangka dirinya seberani ini, pikir Jason. “Jika kamu ragu, aku bisa memakluminya. Tapi, tenang saja! Aku tetap akan membantumu membalaskan de d
“Aku tidak tahu apakah itu pembunuhan atau bukan.” Jason berkata seraya menatap kosong ke arah depannya.Teringat jelas dalam benaknya, sebelum ia sadar berada di masa lalu. Mobil yang ditumpanginya mengalami rem blong dan ia tak mampu mengendalikannya. Kejadian tersebut sama seperti yang ia alami saat ini dan membuatnya lumpuh.De javu, itulah yang dirasakan Jason saat berada di kejadian tersebut. Akan tetapi, ia merasa bodoh sebab kejadian tersebut dialaminya dua kali dan Jason sama sekali tak menyadari keganjalan pada kendaraannya. Seharusnya, jika pernah mengalaminya ia sudah bisa memprediksinya.Waktu, dan tempat ia kecelakaan sama. Itulah yang membuat Jason ragu, sewaktu kecelakaan ia berada di masa depan atau terlempar kembali ke masa sekarang dan membuatnya lumpuh kembali. Jika kejadian itu di masa depan, apakah pelakunya sama? Jason terlalu takut menebaknya. Dirinya mengalami kecelakaan dua kali atau saat itu ia sudah terlempar ke masa lalu? Akan tetapi, saat sadar ia memili
“Jangan sekarang, Tuan!” seru Yuna cepat, melebihi cepatnya detak jantung dirinya.Jason sedikit tersentak dengan reaksi Yuna. Dokter cantik itu segera bangkit dari tubuh Jason. Ia tersenyum canggung dan salah tingkah.“Jangan sekarang? Maksudnya?” Jason balik bertanya dengan tatapan bingung.“B–bukan aku menolak, tetapi aku perlu kesiapan,” jelas Yuna gugup. “T–tuan bisa mengerti, ‘kan?” tanyanya.Kening Jason mengkerut. Kedua tangan dokter cantik itu tampak bergetar, gugup. Bahkan terlihat butiran air sebesar biji jagung melintasi dahi Yuna.“A–aku akan memberitahu Tuan jika sudah siap, tetapi tidak sekarang. Aku harap Tuan Jason mengerti dan tidak marah!” sambung Yuna terbata.Dokter cantik itu lantas bangkit, tanpa melihat bagaimana raut wajah Jason. “Aku permisi dulu dan selamat beristirahat, Tuan!” ucap Yuna cepat.Tubuhnya membungkuk sebentar seraya bergerak mundur. Setelah sedikit jauh dari ranjang Jason, ia bergegas memutar tubuhnya dan berjalan cepat. Ya, dengan cara seperti
Tak ada lagi halangan menuju hari pernikahan Jason dan Yuna. Semuanya terencana dengan baik. Vincent Wang dan ayahnya serta beberapa investor Hongkong bahkan menyempatkan diri untuk menghadiri pernikahan Jason dan Yuna. Persidangan kasus Arka, Elsa, Teguh—mantan suaminya Elsa dan Tamara, sudah mendekati akhir. Akan tetapi, sudah dipastikan mereka mendapatkan hukuman setimpal. Bukan itu saja, beberapa petugas yang dulu terlibat dan terbukti membantu mereka, sudah mendapatkan hukumannya. Damian, pengacaranya Jason dan Adam memastikan semuanya mendapatkan hukuman. Hingga malam di hari pernikahan tiba, Yuna kembali ke kediamannya dan berbincang bersama pamannya. Ia akan semakin merindukan Dimas, padahal selama ini Yuna jarang berada di rumah. Bahkan Yuna tak malu menggelayut manja pada pamannya yang sudah dianggapnya seperti pengganti ayahnya. “Apa kamu tidak malu terus menggelayut seperti anak kecil?” celetuk Dimas seraya melirik wajah Yuna yang bersandar di bahunya, tetapi ia tersenyu
“Ada apa, Adam? Ada masalah?” tanya Jason setelah berada di samping sahabatnya.Adam hanya tersenyum tipis, enggan menjawab. Kemudian ia memutar tubuhnya menatap gedung megah di sana, lalu mengedarkan pandangannya mencari seseorang. “Sudah selesai? Di mana dokter Yuna?” tanyanya seraya menatap pada Jason.“Yuna menunggu di kafe itu.” Jason menunjuk bangunan kafe di samping gedung.“Memangnya ada yang belum selesai dengan persiapan gedungnya?” tanya Adam dengan raut wajah bingung.Jason menghela napas berat. Ia tahu Adam hanya berusaha menghindari pertanyaan darinya. Ya, sahabatnya itu sedikit tertutup untuk masalah pribadi jika dirinya tak mendesak atau mencari tahu sendiri masalah yang sedang dihadapi Adam.“Ya, memang ada yang belum selesai ... kamu, Adam,” sahut Jason seraya berpindah duduk pada bangku di samping taman bunga, tepi mobilnya terparkir.“Aku? Memangnya ada apa denganku?” tunjuk Adam pada dirinya. Ia semakin memasang wajah bingung.Pria tampan itu tak segera menjawab.
Informasi yang diberikan Rina begitu mengejutkan. Racun arsenik itu berasal dari kelompoknya Teguh Gunawan–mantan suaminya Elsa. Bahkan informasi yang diberikan Rina di luar dugaan yang lainnya.Perawat cantik itu bahkan menemukan tempat persembunyian kelompok mafianya Teguh. Tak menyangga wanita yang terlihat lugu, ternyata memiliki kontribusi besar. Yuna bahkan bangga menjadi sahabat baiknya.Jason langsung bertindak cepat. Akan tetapi, ia memastikan pihak kepolisian yang menangani kasus tersebut benar-benar bersih. Tentu saja selama ini dirinya dan Adam dibantu Rocky menyelidiki para polisi yang bekerja untuk Elsa. Serta para mafia polisi yang tunduk pada kelompoknya Teguh sudah pasti tak bisa berkutik.Damian Alexander, pengacaranya Jason dengan senang hati mengurus semua mafia polisi tersebut. Apa lagi semua bukti yang Jason kumpulkan sangatlah kuat. Bukti tambahan ponselnya Vina, serta bukti penyelidikan Brian yang menunjukkan jelas jika kecelakaan Jason disengaja dan pelakunya
“E–elsa? Papa yakin?” tanya Jason terbata dengan tatapan tak percaya.Brian mengangguk lemah dalam posisi tidurnya. Jason terdiam syok, hingga tubuhnya tampak mematung. Bahkan ia tampak seperti orang linglung menatap wajah papanya.Bukan karena Jason tak percaya pelakunya adalah Elsa, tetapi ia mencemaskan keadaan Brian. Justru karena ia memperkirakan pelakunya adalah Elsa ataupun Arka. Jujur saja ia ingin mencecar papanya, tetapi Yuna sudah menarik kedua bahunya menjauh dari tubuh Brian.“Cukup, Jason! Kita masih punya banyak waktu.” Yuna memberi nasehat.Tepat saat Jason mengangguk pasrah, pintu ruangan tersebut ada yang mengetuk. Tak lama langsung terbuka. Dokter Rudi datang dengan Rina, sahabat baiknya Yuna sekaligus satu-satunya perawat yang mengetahui keadaan Brian.“Kita beri ruang agar Dokter Rudi memeriksa keadaan papamu!” ucap Yuna seraya membawa tubuh Jason menjauh dari ranjang brankar Brian.Dokter cantik itu lantas mengangguk pada dokter Rudi, isyarat agar dia segera meme
“Mungkin saya punya informasi yang membantu untuk Tuan Jason.” Rocky berkata setelah memastikan fokus mereka selesai dengan informasi tentang Vina. Sontak saja, Jason, Yuna dan Adam menoleh padanya. Ketiganya menunggu penjelasannya dengan wajah sigap. Rocky mengeluarkan beberapa lembar foto dari saku dalam jasnya, lalu menjajarkan di atas meja yang menjadi pembatas mereka. “Sebenarnya tadi itu aku dan anak buahku sedang meninjau tempat Tuan Jason kecelakaan setelah menemukan beberapa bukti, lalu Tuan memberitahu kalau Adam sedang dalam bahaya di jalur tersebut ... itulah sebabnya kami datang lebih cepat,” jelas Rocky terdengar melegakan. Adam tersenyum lega. Semua ini memang bukan kebetulan, tetapi hal tersebut berkat kesigapan Jason. Rocky lantas melanjutkan penjelasannya. “Saya berhasil menemukan keberadaan keluarga dari supir truk yang menjadi tersangka penabrakan Tuan Jason. Lalu beberapa bukti jika kecelakaan tersebut sudah direkayasa,” jelas Rocky seraya menunjuk beberapa fo
Adam pantas untuk merasa tenang dan tak perlu panik. Bantuan dari Rocky—anak buahnya Jason datang lebih cepat. Tentu saja Adam tahu kehadiran mereka dari cara mereka memberi sinyal. Dua mobil dari belakang langsung menyalip kendaraan yang sedari tadi diduga orang yang hendak mencelakainya serta menggiringnya menuju arah jalan tempat Jason kecelakaan. Sementara dua mobil lainnya mengamankan kendaraan yang mengikuti Adam.Kini dua mobil itu mengawalnya hingga Adam memilih kembali ke rumah sakit. Jason langsung menyambutnya dan memeluk sebentar lalu ia berpindah pada anak buahnya yang berada di belakang Adam. “Terima kasih, kalian memang selalu bisa diandalkan,” ucapnya pada mereka.“Sama-sama, Tuan Jason. Ini adalah tugas kami,” sahut lelaki yang berada di paling kiri. Jumlah mereka enam orang dan semuanya berpakaian formal.“Ah, Tuan. Saya baru saja menerima pesan dari anak buahku yang kutugaskan mencari keberadaan—“ ucap lelaki tadi terhenti. Jason menempelkan jari telunjuknya di dep
“Apa?” Jason terkejut dengan ucapan Adam dari balik telepon. Wajah pria tampan itu langsung berubah pucat dan cemas, serta panik. Ia bahkan refleks berdiri dan mengacak rambut belakangnya, frutasi. Yuna yang berada di sampingnya pun ikut bangkit merasakan kecemasan Jason. “Apa yang terjadi, Jason?” tanya Yuna panik. Jason hanya memberi isyarat untuk tenang dengan mengangkat tangan kanannya. Ia lantas fokus pada ponselnya. “Dengarkan aku, Adam! Tetap tenang dan jangan putuskan sambungan teleponnya! Terus beri laporan padaku kondisi terkinimu, mengerti!” perintahnya. “Baik, Jason. Tolong bantu aku secepatnya,” sahut Adam terdengar panik. “Tentu, aku pasti akan membantumu dan tak akan tinggal diam,” balas Jason cepat. “Aku akan meminta Rocky untuk mengirimkan anak buahnya dan secepatnya menjemputmu,” pungkasnya menenangkan. Terdengar jelas suara Adam mengatur napasnya dari balik telepon. Tentu saja, Jason dapat merasakan bagaimana cemasnya Adam, dirinya sudah pernah mengalami hal te
“Sepertinya habis batre. Aku selalu lupa charger ponsel dan biasanya diisi daya jika sedang dalam perjalanan di mobil,” ucap Adam diakhiri senyuman canggung.“Bisa tolong buka laci dasbor di hadapanmu? Aku menyimpan alat pengisi dayanya di sana.” Adam menunjuk laci di hadapan Tamara.Wajah wanita cantik itu yang semula tegang kini tampak terlihat lega. Ia bahkan segera menuruti permintaan Adam, mengeluarkan alat mengisi daya ponselnya. “Berikan ponselmu padaku! Biarkan aku yang memasangkannya,” ujarnya.Adam mengangguk dan memberikan ponselnya pada Tamara. Wanita itu tampak cekatan dan memang sudah terbiasa melakukannya. Tanpa disadari Adam masih meliriknya curiga.Tentu saja yang dilakukan Adam tadi hanyalah pura-pura. Ia bukanlah pria bodoh seperti yang dikatakan Jason. Adam lebih mengandalkan intuisi dan nalurinya dalam berbisnis.Ya, pria tampan itu memiliki pemikiran yang sama dengan Jason. Tak ada sesuatu hal di dunia ini yang kebetulan, pemikiran mereka. Mungkin karena mereka s
“Aku akan mencoba menghubungi Adam. Saat ini dia sedang bersama dengan Tamara “ Jason berkata dengan tatapan cemas seraya menggulir beberapa kali layar ponselnya.Yuna hanya mengangguk. Wajahnya pun tak kalah cemas dengan lelakinya. Ia lantas menoleh ke arah ujung lorong tempat pria mencurigakan tadi menghilang.Tampaknya mereka lebih waspada atau sadar jika keberadaannya sudah diketahui. Yuna lantas menatap Jason yang tiba-tiba tersentak dengan kedua bola mata melotot. “Ada apa, Jason?” tanya Yuna langsung.“Adam menolak panggilanku,” sahut Jason langsung. “Akan kucoba lagi,” ujarnya seraya mengulang panggilan teleponnya.“Mungkin Adam tak sengaja menggeser ke tolak.” Yuna mencoba menenangkan.Jason mengangguk. Namun, ia kembali tersentak. Ponsel Adam tak bisa dihubungi. Pria tampan itu masih penasaran dan mencobanya sekali lagi.“Adam mematikan ponselnya,” tebak Jason disusul helaan napas berat. “Sepertinya Tamara sedang bersamanya,” tambahnya seraya memijat ujung alisnya.“Bagaiman