“Harus mendampingi Tuan? Maksudnya aku dan Tuan akan sering melakukan perjalanan ke luar negeri?” tanya Yuna memastikan.Tiba-tiba ia gugup dan cemas. Wajah Jason dan dirinya terlalu dekat. Yuna tak bisa mengartikannya, yang jelas bukan ekspresi dingin atau angkuh.Jason tak menjawab. Lelaki itu hanya tersenyum tipis dan Yuna tak bisa mengartikannya. Degup jantungnya berdebar kencang tak beraturan. Untunglah suara panduan terdengar keras, hingga Yuna yakin Jason tak akan mendengar detak jantungnya.Yuna tersentak, Jason menarik kencang safety belt di tubuhnya secara mendadak, sesuai dengan instruksi dari pengeras suara. Hampir saja Yuna memekik, tetapi secepatnya ia menurunkan pandangannya dari Jason.“Mereka memerintahkan sabuk pengamannya,” ucap Jason beralasan.“Terima kasih,” sahut Yuna cepat agar tak terlihat gugup.Lagi, Jason tersenyum tipis. Setelah yakin safety belt pada tubuh Yuna terpasang dengan baik, ia kembali meluruskan pinggang dan kakinya. Kursi yang mereka duduki bis
Jason hanya bisa menahan kesal menyaksikan Yuna memberikan napas buatan pada orang yang tak dikenalnya. Tubuhnya terasa terbakar, padahal ia sadar yang dilakukan Yuna hanyalah memberi pertolongan sebagai seorang tenaga medis. Akan tetapi, ia tak rela.“Sial!” keluh Jason seraya memukul kedua lututnya. “Kenapa harus dokter Yuna yang memberikan pertolongan tersebut?” kesalnya.Lelaki tampan itu meremas kedua lututnya. Andai saja ia bisa menggerakan kakinya, pasti Jason akan menghampirinya dan menggantikan Yuna. Sungguh, ia tak rela bibir Yuna menyentuh lelaki lain.Tak bisa dipungkiri ia menyukai Yuna. Alasan itu juga, ia menjadikan Yuna sebagai dokter pribadinya. Jason sudah tahu semua latar belakang dokter cantik itu, walaupun dokter cantik itu sudah memiliki kekasih.“Ryan bukanlah lelaki yang baik untuk dokter Yuna. Aku sudah bisa menunjukkan padanya dan dia percaya,” gumam Jason berusaha menguasai dirinya.Jason kembali menoleh. Sepertinya rasa panas hatinya sudah berhenti, usaha Y
Kedua bola mata Yuna membulat sempurna, terkejut dengan tindakan Jason. Akan tetapi, ia hanya bisa diam tak berani melawan, apalagi membalas. Jason melumat lembut bibir tipis nan mungil milik Yuna beberapa kali, hingga ia merasa kesal dan marahnya menghilang. “Kamu adalah dokter pribadiku! Tertulis jelas di kontrak bahwa kamu harus merawatku dan kamu hanya menurut serta patuh padaku,” ucap Jason pelan sekali setelah melepaskan lumatannya. Ibu jarinya menghapus bekas lumatannya pada bibir Yuna. “Hanya aku yang berhak kamu rawat dan sentuh! Dan harus tetap steril saat bersamaku!” pungkasnya mengangkiri gerakan ibu jarinya pada bibir Yuna. Yuna mengedip beberapa kali, mencoba mencerna ucapan Jason. Bibirnya langsung mengatup. Pikirannya tak karuan, tetapi tatap matanya tak lepas dari kedua netra Jason. “Kamu mengerti?” tanya Jason dengan tatapannya yang penuh makna dan semakin membuat Yuna tak karuan. “Artinya aku tidak boleh menjalanka
“Ryan, berkali-kali aku katakan padamu ... racun itu tak akan membunuh Yuna! Apa kamu nggak paham juga, hah!” Vina menggereget, memberikan penjelasan pada Ryan. Jika saja bukan berada di tempat kerja, ia pasti akan memekik keras agar indera pendengaran lelaki di hadapannya terbuka. Sayangnya mereka berada di tangga darurat tetap harus meredamkan suaranya, khawatir jika ada yang mendengar percakapan mereka. “Bukankah kamu sendiri juga akan meracuninya. Iya ‘kan?” desis Vina menatapnya kesal. Sontak saja kedua bola mata Ryan membulat sempurna. Wajahnya yang penuh amarah mendadak bingung dan sedikit salah tingkah. “Tapi, kamu tahu sendiri kalau hubunganku dengan Yuna tak sebaik dulu. Terlihat jelas Yuna menjaga jarak denganku ... bahkan dia terus menghindar jika kuajak membahas pernikahan,” sahut Ryan me
Yuna tersentak saat ia hendak duduk. Jason menatapnya curiga serta menahan kesal. Lelaki itu tak tiba-tiba menjadi tak terduga, pikir Yuna.Kepribadiaan Jason yang dingin, tiba-tiba berubah menjadi penuh kejutan. Bahkan lelaki itu berani mencium bibirnya dengan alasan yang tak masuk akal. Sialnya Yuna malah menyukai tindakan Jason tadi. Sama seperti sekarang yang tiba-tiba menatapnya. Ia benar-benar bingung, tetapi memilih tersenyum tipis nan canggung. Jason menatapnya kesal seperti seorang ayah yang memaksa anaknya untuk pulang saat tengah asyik bermain.“Penumpang tadi memberiku vitamin. Tapi, sepertinya dia memintaku fungsi dari vitamin ini,” jelas Yuna seraya menunjukkan botol kecil di tangannya.Jason tak meminta penjelasannya, tetapi lebih baik ia memberitahunya … mencairkan kecanggungannya. Yuna memilih fokus membuka vitamin dan menelitinya. Cara menghindari tatapan Jason yang masih menatapnya curiga.“Kenapa aku selalu disuguhi vitamin yang mencurigakan?” gumam Yuna semakin f
“Tuan Jason tahu istilah red flag?” tanya Yuna memastikan dugaannya.Bagaimana bisa Jason tahu istilah tersebut, kecuali lelaki itu mengalami nasib seperti dirinya ... terbangun di tahun ini. Akan tetapi, tatapan penuh selidiknya Jason seolah jawaban atas praduganya. Ya, lelaki itu menatap Yuna penuh curiga dan terkejut seperti dirinya.Kemudian Jason menatap ke arah depannya. Tepatnya pada lelaki yang ditugaskan Adam menjemput dirinya. “Sam, kamu tahu istilah red flag?” tanyanya.“Istilah red flag? Dalam pacuan kuda dan olah raga? Saya kurang paham, Tuan.” Lelaki yang ditanya Jason berbalik tanya. Sam Lui Chen—lelaki tersebut bahkan memutar tubuhnya untuk memastikan ekspresi Jason. “Tuan Jason bisa merincikannya, mungkin istilah itu berbeda di Hongkong!” pintanya sopan.“Tidak ada. Lupakan saja, sepertinya saya dan Dokter Yuna sudah kelelahan. Bisa tolong lebih cepat!” sahut Jason disusul senyuman tegasnya.Lelaki di hadapan Jason pun mengangguk. Ia menoleh pada si sopir dan memberi
“Aku juga yakin bisa membuat Tuan Jason bisa berjalan lagi!” ucap Yuna lantang menunjukkan kesungguhannya.Jason terdiam. Bukan memikirkan tawaran Yuna, tetapi mengingat kejadian di masa depan. Bagaimana ia dulu kesulitan melupakan Yuna setelah tahu wanita itu menolak tawarannya dan memilih menikah dengan Ryan.Andai saja saat itu dia lebih berani, mungkin Yuna tak akan menanggung rasa sakit seperti ini. Sayangnya, kala itu Jason sangat pengecut dan tak mau berusaha lebih keras. Ia sudah menyukai Yuna sejak dokter cantik itu merawatnya seusai menyelamatkan ayah dan pamannya.Hatinya tersentuh, bagaimana dulu cinta seorang ayah dan anak membuatnya merindukan sosok ibu dan ayahnya. Kala itu Jason tengah marah pada ayahnya yang membawa Elsa dan mengenalkan sebagai istri barunya. Hancur hati Jason mengetahui pengkhianatan ayahnya, tetapi yang lebih hancur melihat air mata ibunya.“Aku kira semua ayah sama, mementingkan dirinya tanpa memikirkan perasaan istri dan anaknya,” batin Jason kala
Kedua bola mata Yuna refleks membesar. Ujung bibir kirinya berkedut, terkejut dan bingung. Akal dan pikirannya bekerja keras, menafsirkan arti ucapan Jason.Yuna bahkan merasakan, dunianya tiba-tiba berhenti. Tatapan Jason seolah memiliki tombak yang langsung menancap tajam, sehingga ia tak berani bergerak. Lidahnya terasa kelu untuk bersuara dan detak jantungnya terasa berdetak keras, hingga ia dapat mendengarnya dengan jelas.“Tuan Jason menyukaiku atau menyanderaku? Tidak, akulah yang menawarkan menjadi hambanya … tapi kenapa maknanya seolah berbeda,” batin Yuna mendadak bimbang. “Tenang Yuna! Berpikirlah yang jernih!” perintah hatinya.“Kenapa? Kamu menyesal dengan ucapanmu? Ingin menarik janji dan sumpahmu?” tebak Jason menyadari Yuna tak segera merespon.Bukan menebak, tetapi ia yakin wanita di hadapannya syok dan terguncang. Yuna tak menyangka dirinya seberani ini, pikir Jason. “Jika kamu ragu, aku bisa memakluminya. Tapi, tenang saja! Aku tetap akan membantumu membalaskan de d