Home / Romansa / Istri Eksklusif sang CEO / Bab 56. Apa Karena Axel?

Share

Bab 56. Apa Karena Axel?

Author: Lucy Amadeus
last update Last Updated: 2024-05-17 22:46:07

Tidak, tidak! Charlene tidak ingin tidur sekamar dengan pria itu. Terlalu berbahaya.

Sebab, jika bukan Lee yang memangsanya, maka dialah yang akan memangsa pria itu karena telah membuat salivanya menetes dengan tampil topless. Tentu saja bayangan tentang salivanya yang menetes itu, hanya ada dalam imajinasinya.

"Hei! Kau baik-baik saja?" Lee melambaikan tangannya ke arah mata Charlene karena gadis itu berdiri dengan memicingkan matanya ke arah Lee tanpa berkedip sama sekali.

Charlene tersentak dari lamunannya, lalu mengetuk pelipisnya berulang kali, sembari membatin, "Sepertinya otakmu harus dibersihkan, Charlene."

"Kenapa dengan kepalamu?" tanya Lee.

"Eh? Tidak. Tidak ada apa-apa."

Charlene kemudian beranjak untuk mengambil bantal yang ada di samping Lee—pada sisi yang sempat ia tempati ketika Lee memijat kakinya tadi.

"Mau ke mana kau?" selidik Lee.

"Tidur di sofa."

Charlene menyeberangi tempat tidur dengan membawa dua buah bantal di tangannya yang kemudian ia taruh di sofa. Lalu,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 57. Terlambat

    Charlene menggeliatkan tubuhnya selama beberapa saat sebelum akhirnya ia membuka matanya yang terasa berat. Namun, ia hanya melihat secara samar-samar, sebelum memutuskan untuk kembali memejamkan matanya. Gadis itu lantas memiringkan badannya, membelakangi jendela. Entah jam berapa sekarang. Untuk mencari tahu, ia pun menjulurkan tangannya untuk menggapai ponsel yang semalam ia taruh ke atas meja yang ada di depan sofa, tempat di mana ia tidur. Namun, yang ia raih hanyalah ruang kosong.Merasa ada yang ganjil, Charlene pun membuka matanya. Tidak ada meja di depannya. Perlu beberapa detik baginya untuk menyadari bahwa ia tidak sedang berada di atas sofa.Awalnya ia masih terlihat tenang ketika menyadari bahwa dirinya saat ini tengah berada di atas tempat tidurnya. Namun, mendadak kedua netranya melebar. Charlene segera mengecek ke bawah dan menemukan bahwa ia masih berpakaian dengan lengkap seperti semalam.Ia pun kemudian menghela napas lega. Namun, tampaknya ia tidak memiliki waktu

    Last Updated : 2024-05-18
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 58. Pertemuan Penting

    Charlene tersenyum kecut. "Aku yakin Anda tidak akan tertarik dengan urusanku, Tuan Montana."Entah kenapa Charlene merasa percapakan mereka di pagi ini membawa atmosfer yang menciptakan jarak di antara mereka. Terasa jauh lebih asing daripada di saat pertama kali mereka bertemu. Mungkin karena Lee belum mengungkit tentang kejadian semalam. Tidak, Charlene merasa Lee tidak akan membicarakan hal itu. Jika pria itu ingin membahas soal tadi malam, ia pasti akan mengungkit soal keterlambatan Charlene tadi. Namun, Lee sama sekali tidak memprotes keterlambatan Charlene. Sarapan pagi itu terasa berjalan jauh lebih lama, padahal waktu yang mereka habiskan hanya 15 menit. Biasanya, Lee menghabiskan sarapannya dengan santai, sehingga membutuhkan waktu 30 menit. "Jam berapa kau akan pergi?" tanya Lee setelah menyelesaikan sarapannya dan menyeka mulutnya dengan serbet. "Sebentar lagi."Lee hanya mengangguk, kemudian mendorong mundur kursi yang tengah didudukinya. Pria itu lantas berdiri dan m

    Last Updated : 2024-05-20
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 59. Tinggalkan Charlene

    Lee tengah duduk di sofa yang ada di sebuah ruangan besar. Ia diminta untuk menunggu sebentar karena orang yang akan ditemuinya belum tiba. Lee memang tidak tiba lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan, tetapi ia tiba tepat waktu. Ia masih terduduk di sofa kala mendengar suara pintu di belakangnya dibuka. Lee baru beranjak dari sofa ketika mendengar suara seorang wanita dan seorang pria. Lee lantas membalikkan badannya.Orang yang akan dia temui tampak terdiam sesaat. "Selamat pagi, Tuan Johnson," sapa Lee. Axel menatap Lee sesaat sebelum kembali bicara pada sekretarisnya. Lalu ia pun segera melintasi ruangan untuk menyambut Lee. Sementara sekretarisnya telah pergi meninggalkan ruangan tersebut."Selamat pagi, Tuan Montana. Maaf, membuat Anda menunggu."Axel mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Lee. Namun, Lee hanya mengerlingkan matanya sekilas ke arah tangan Axel, sebelum kembali menatap pria di hadapannya. "Tidak apa-apa. Sekretaris Anda tadi telah memberi tahu sa

    Last Updated : 2024-05-20
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 60. Memilih Teman Kencan untuk Lee

    "Sekali lagi, terima kasih karena telah memberikan saya tenggat waktu, Tuan White," ujar Charlene sembari menjabat tangan sang pemilik baru rumahnya."Justru saya yang berterima kasih karena Anda telah bersedia membantu merawat rumah baru tersebut sampai waktu kepindahan saya bersama keluarga saya nanti." Charlene tidak menyangka jika Tuan White menemuinya karena ingin memintanya untuk merawat rumah tersebut selama beberapa waktu ke depan, mengingat Tuan White tinggal di kota lain. Sebagai gantinya, pria itu mengizinkan Charlene tetap menyimpan barang-barang di sana, sampai menemukan tempat yang baru atau sampai kepindahan Tuan White nanti. Yang membuat Charlene sedikit terkejut adalah, awalnya ia pikir yang membeli rumahnya merupakan seorang pria tua.Namun, ternyata pria itu jauh lebih muda dari yang ada di dalam bayangan Charlene. Mungkin hanya beberapa tahun lebih tua daripada Charlene. Pria muda itu memiliki sebuah keluarga kecil.Ia mengatakan bahwa dirinya tidak mungkin mengel

    Last Updated : 2024-05-21
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 61. Kita Lanjutkan di Kamar

    "Apa kau sudah mengecek ulang reservasi kamar dan restorannya?" tanya Lee ketika Charlene sedang membantunya mengenakan jas dari belakang. "Sudah." Charlene lantas memutar langkahnya ke depan Lee untuk merapikan dasi dan kemeja yang pria itu kenakan agar tidak terlihat berantakan. Berbeda dengan tadi pagi, kali ini Charlene kembali merasakan sang CEO sedang mengamatinya. Sebab, wajahnya terasa sangat panas. Dan seperti biasa, ia akan berpura-pura tidak tahu jika Lee sedang menatapnya. Charlene melakukannya dengan mencoba memasang wajah yang tenang.Well, sangat kontras dengan kondisi hatinya saat ini. Sejujurnya, dia sedang kesal. Ingin sekali ia marah pada Lee.Namun, alasan apa yang mendasari dirinya sampai marah pada pria itu? Karena Lee berkencan dengan Winter? O, Charlene merasa dirinya sangat konyol. Dia sendiri yang menyarankan pada Lee agar mencari kekasih. Kini setelah pria itu menerima sarannya dan tampak tertarik pada wanita yang ia rekomendasikan, Charlene justru merasa

    Last Updated : 2024-05-22
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 62. Tanda Merah dan Bekas Lipstik

    Klik! Charlene menekan touchpad pada laptopnya dengan cukup keras. Ia lantas beranjak dari kursi kerjanya dan langsung melempar tubuhnya ke atas tempat tidur. Saat ini jam menunjukkan sudah hampir pukul 12 malam."Sepertinya dia memang tidak akan pulang," ucap Charlene pada dirinya sendiri.Tadinya, Charlene berencana untuk segera tidur setelah mem-publish bab terbaru dari novelnya. Namun, ternyata pikirannya terasa penuh, sehingga ia tidak dapat terlelap. Jadi, ia pun memutuskan untuk kembali mengetik, hitung-hitung untuk menambah tabungan babnya.Ia harus menyibukkan dirinya agar tidak terus-menerus memikirkan Lee yang sedang berkencan dengan Winter. Walaupun konsentrasinya tetap saja terpecah, sehingga ia harus menghabiskan waktu yang lebih lama dari biasanya untuk menyelesaikan satu bab. Namun, cara ini adalah cara yang paling cukup berhasil di antara cara-cara lain yang telah ia coba.Bahkan usahanya mengobrol di telepon dengan Axel tadi, tidak terlalu membantu mengurangi pikira

    Last Updated : 2024-05-22
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 63. Butuh Obat

    Charlene terjatuh ke atas tubuh Lee. Pria itu langsung mengungkung tubuh Charlene dengan kedua tangannya. "Lepas!" Charlene menggeliat, berusaha melepaskan diri dari belenggu Lee. Namun, pelukan Lee justru semakin erat. Untuk ukuran orang yang sedang mabuk, tenaga Lee sangat kuat. "Tuan, tolong lepaskan aku," bujuk Charlene. "Sadarlah! Anda sedang mabuk." Charlene tahu percuma saja bicara pada orang yang mabuk. Namun, setidaknya ia sudah berusaha agar terbebas dari Lee. Sayangnya, hal yang tidak Charlene duga lantas terjadi. Lee tiba-tiba saja membuka matanya."Siapa bilang aku sedang mabuk, ehm?"Charlene mengernyit. "Jadi, Anda sedang berpura-pura sejak tadi?" tuding Charlene yang terlihat kesal.Gadis itu lantas menekan dada bidang Lee, berusaha untuk bangun, tetapi Lee justru mengubah posisi mereka dalam satu gerakan. Dari yang tadinya Charlene berada di atas tubuhnya, kini ia memutar tubuh mereka hingga berbaring menyamping, dengan posisi saling berhadapan di atas tempat t

    Last Updated : 2024-05-24
  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 64. Tidurlah denganku Malam Ini

    Lee kemudian melempar obat itu ke dalam mulutnya dan mengisi air dari keran ke dalam gelas yang ada di atas wastafel, lalu meneguknya. Selanjutnya, ia membasuh wajahnya dengan air keran yg mengalir. Sepertinya sisi kesadarannya lebih mendominasi saat ini.Lee mengangkat wajahnya dan menatap seseorang yang sedang balik menatapnya dari pantulan di dalam cermin. Ia mengangkat kepalanya dan menyentuh tanda kemerahan yang ada di lehernya. Ada beberapa tanda di sana dan itu adalah perbuatan Winter. Karena sedang berada dalam keadaan cukup sadar, Lee pun melakukan hal lainnya yang menjadi alasan dirinya ke kamar mandi. Well, ia harus menyikat giginya dan berkumur. Mengingat Charlene tadi mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai bau alkohol yang menguar dari mulut Lee. Selesai melakukan semua itu, Lee lantas menyambar handuk wajah dari keranjang kecil yang terdapat di ujung meja wastafel. Ia mengeringkan wajahnya, lalu keluar dari kamar mandi, melangkah dengan sesekali berpegangan pada dindi

    Last Updated : 2024-05-25

Latest chapter

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 112. Memelukku Jauh Lebih Menghangatkan

    Lee membuka pintu kamarnya dan menemukan Charlene berdiri di hadapannya. Gadis itu sedang memeluk laptop dan memegang ponselnya. "Ada apa?" tanya Lee. "Nggg ... tidak. Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin menanyakan apakah kau butuh sesuatu," kilah Charlene. Sejujurnya, bukan itu tujuannya menghampiri kamar Lee. Setelah pembicaraan mereka tadi pagi, malam ini ia berpikir untuk tetap tidur di kamar Lee—sesuai permintaan pria itu. Namun, begitu Lee telah berdiri di hadapannya saat ini, ia justru tidak sanggup mengatakan bahwa ia menerima tawaran pria itu dan mulai malam ini ia akan tidur seranjang dengan Lee."Tidak, aku tidak membutuhkan apa-apa," balas Lee.Charlene mengangguk. "Baiklah, kalau begitu, selamat malam." Charlene memutar tubuhnya 90 derajat, berniat kembali ke kamarnya.Namun, tangan Lee bergerak dengan cepat meraih lengan atas gadis itu. Langkah Charlene pun terhenti."Ada apa? Kau teringat jika membutuhkan sesuatu?" Giliran Charlene yang bertanya."Iya.""Kau lapar? in

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 111. Jatuh Cinta

    "A-aku ...." Charlene tidak tahu harus menjawab apa. Ini sangat aneh untuknya.Lee terkadang sangat berbeda. Tidak, bukan berbeda. Sikap pria itu memang agak berubah dan Charlene tidak tahu apa yang menyebabkan pria itu menjadi seperti saat ini. "Kenapa kau ingin aku tidur di sini? Jangan bilang kalau kau jatuh cinta padaku." Antara ingin mencari penjelasan sekaligus mencairkan situasi yang terasa begitu canggung baginya saat ini.Mengenai Lee yang jatuh cinta padanya, jelas tidak mungkin. Charlene tidak memiliki jawabannya. Hanya saja memang mustahil jika Lee jatuh cinta padanya. "Apakah berdosa jika aku jatuh cinta padamu?"Deg!Seketika, keyakinannya tadi goyah setelah mendengar apa yang Lee katakan selanjutnya. Tidak! Tidak!Lee mungkin hanya mengerjainya saja. Pria itu pasti sedang bercanda. Setelah itu, seperti biasanya, Lee pasti akan mengeluarkan kata-kata yang mencemooh atau apa pun itu."Tidak. Kau berdosa jika hanya berniat mengejekku," ucap Charlene."Siapa bilang aku se

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 110. Permintaan Lee

    Charlene ingin menarik dirinya mundur. Namun, Lee mencegahnya dengan mempererat pelukannya. Ya! Posisi mereka saat ini sedang berbaring sambil berpelukan. "Lepas, Lee." Charlene mendorong dada pria itu. "Tidak, sampai kau tenang dulu." Lee tetap menahannya. Charlene masih terus menggeliat. Tidak mengacuhkan apa yang Lee katakan. "Teruslah melawan, tetapi kau harus tahu kalau aku tidak ingin melukaimu." Ucapan Lee seketika itu sukses menghentikan serangan yang Charlene lakukan. Gadis itu berusaha mengumpulkan udara setelah tadi mengeluarkan cukup banyak tenaga agar bisa terlepas dari belenggu Lee. Charlene harus mendongak untuk bisa menatap netra pria itu. "Kau janji akan melepaskanku, bukan? Kenapa belum dilepaskan juga?" tuntut Charlene. "Akan kulepaskan asalkan kau tidak menyerangku lagi," tawar Lee. Charlene memejamkan matanya untuk mengatur emosinya. Ia lantas kembali membuka matanya untuk menatap mata Lee. "Aku janji tidak akan menyerangmu. Jadi tolong lepaskan ak

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 109. Genap 2000

    "Aturannya masih tetap sama. Jangan melewati batas yang telah aku buat," ujar Charlene. Ia lantas mengempaskan bokongnya ke atas tempat tidur Lee disusul dengan menghela napas. "Aku merasa belakangan ini ibumu terlalu sering menginap di sini." "Kenapa? Kau keberatan?" lontar Lee yang tengah bersandar pada kepala tempat tidur dengan tablet di tangan. Ia sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang tidak Charlene ketahui. Namun, kini ia tengah mengalihkan tatapan dari tabletnya ke arah Charlene. "Tidak. Kenapa harus keberatan?" Charlene balik bertanya. "Ini rumahmu. Wajar jika ibumu datang dan menginap.""Kalau tidak keberatan, kenapa mengeluh?" tuding Lee."Aku tidak mengeluh," bantah Charlene.Ia bukan memang bukan mengeluh, tetapi hanya merasa ada sesuatu yang janggal dengan apa yang Hana lakukan."Apa yang kau pikirkan?" selidik Lee kala mendapati Charlene seperti sedang memikirkan sesuatu. "Tidak. Tidak ada." "Jangan berbohong. Kalau aku memaksamu untuk berkata jujur, nanti kau akan

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 108. Jawabanku adalah 'Iya'

    Charlene menggeleng. "Kalau begitu, ayo kita makan siang bersama." Lee menawarkan tangannya. Charlene hampir tidak berani bergerak, tetapi ia mengerling ke arah rekan kerjanya. Tidak perlu waktu yang lama baginya untuk memutuskan menyambut tangan Lee. Lebih cepat, lebih baik sebelum teman-temannya itu terkena masalah.Sebab, Charlene merasa Lee sedang marah. Hal itu membuatnya yakin jika Lee cukup banyak mendengar pembicaraan mereka. Lee pun menariknya pergi setelah tangan Charlene berada di dalam genggamannya.Charlene sempat menoleh ke arah rekan-rekan kerjanya hanya untuk melempar senyuman sembari memberi isyarat 'oke' dengan jari-jarinya, agar mereka tidak cemas. Lee lantas membawa Charlene menuju ke depan gedung kantor. Di sana sudah ada Marvin yang tampak stand by di samping mobil Lee. Mereka masuk ke dalam mobil dan Marvin pun melajukan mobilnya di tengah kepadatan lalu lintas di siang hari. Setelah beberapa saat berlalu, Charlene diam-diam melirik ke arah Lee yang duduk di

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 107. Pengecut

    "Kenapa dia terlihat lesu?" tanya Charlene kala bergabung dengan rekan sekantornya di salah satu kafe kantor."Dia sedang patah hati karena akhirnya kau menikah dengan bos," terang Beatrice."Padahal dari awal aku sudah katakan padanya kalau dia bukanlah saingan bos," timpal Victor.Wajah Charlene menunjukkan tanda tidak nyaman dan serba salah."Kalian ini, jangan sembarangan bicara. Ronald hanya mengganggapku sebagai teman."Sementara itu, Ronald yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan mereka, sama sekali tidak memberikan komentar. Charlene pun menarik kursi yang ada di hadapan pria itu. "Kau tahu, kami cukup kesal karena kau tidak berkata jujur pada kami saat pertama kali bekerja di sini," tukas Rebecca yang duduk di sebelah Ronald. "Kenapa kau tidak terus terang mengatakan bahwa kau memang punya hubungan dengan bos?"Charlene menjadi semakin tidak enak. Teman-temannya menjadi salah paham dan ia sendiri tidak tahu harus bagaimana menjelaskan pada mereka bahwa dirinya memang tida

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 106. Ingin Punya Berapa Anak?

    Charlene menatap Lee dengan mata menipis. Ia memang telah dibohongi Lee. Ugh! Harus terlihat romantis di depan Hana? Justru mertuanya itu jadi merasa mengganggu mereka. Charlene lalu membalikkan tubuhnya menghadap ke Hana. Ekspresinya yang gusar kini telah berganti dengan senyuman. "Tidak, sama sekali tidak mengganggu." Hana tersenyum balik. "Apa kau sudah selesai mengupas kentangnya? Aku sudah menyajikan steak-nya ke atas meja makan," jelas Hana. Senyum Charlene mendadak lenyap. Ia melirik tajam ke arah Lee yang berdiri di belakangnya. Lee menatap balik ke arahnya tanpa rasa bersalah. Satu lagi kebohongan pria itu. Well, dia akan membuat perhitungan dengan suaminya nanti. "Belum. Sebentar lagi. Aku akan meminta Lee untuk membantuku," ujar Charlene. "Baiklah, kalau begitu aku akan memanggil Pieter dulu." Hana kemudian meninggalkan Charlene dan Lee di dapur. "Kau menipuku." Itu bukan pertanyaan dan Charlene bahkan belum menoleh ke arah Lee karena tatapannya masih tertuju ke amb

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 105. Tertipu

    Charlene sedang menyiapkan makan malam di dapur bersama dengan Hana. Baru dua hari lalu, Charlene menikah dengan Lee, tetapi Hana sudah datanf untuk menginap. Bukannya Charlene merasa tidak nyaman dengan kehadiran Hana ataupun merasa keberatan. Ia justru sangat senang karena bisa mengobrol banyak hal dengan wanita paruh baya itu. Hanya saja, Charlene merasa sedikit aneh. Apakah Hana memang sengaja menginap di sana untuk memata-matai Charlene dan Lee? "Makan apa kita malam ini?" tanya Lee. Kemunculan Lee yang mendadak, sebenarnya tidak akan membuat Charlene terkejut seandainya pria itu tidak tiba-tiba memeluk tubuh Charlene dari belakang dan kemudian mengecup pelipis Charlene. Sontak saja sekujur tubuh Charlene terasa meremang. Ia melirik Lee dengan keberadaan wajah pria itu yang begitu dekat dengan wajahnya. Lee tersenyum menggoda. Menilai dari ekspresi pria itu, sepertinya Lee memang sengaja mengambil kesempatan itu agar dapat memeluk dan mencium Charlene. Charlene ingin marah, t

  • Istri Eksklusif sang CEO   Bab 104. Pasrah di Bawah Tubuh Lee

    Charlene tidak tahu sejak kapan Lee menanggalkan penutup dada yang ia kenakan karena terlalu sibuk memikirkan hal lain tadi. Namun, setelah menyadari apa yang tengah Lee lakukan padanya saat ini, membuat darah Charlene seakan bergejolak di dalam sana. Tubuhnya terasa panas dan tanpa ia inginkan, bagian bawah tubuhnya terasa sangat hangat.Lee mengisap bongkahan kenyal itu sambil memainkan puncak berwarna pink merona yang berada di dalam mulutnya, dengan menggunakan lingualnya. Sesekali Lee mengisapnya dengan sangat kuat, membuat tubuh Charlene menegang karena rasa nikmat. Kali lainnya, pria itu memindahkan bibirnya pada bagian bongkahan hanya untuk meninggalkan tanda kepemilikan di sana.Satu tangan Lee memilin puncak yang lainnya, mempermainkannya. Charlene merasa sangat basah. Hanya desahan dan lenguhan yang keluar dari bibirnya tanpa adanya penolakan."Lee ...," lirih Charlene. Tidak ada pria mana pun yang pernah menyentuhnya seintim ini, termasuk Axel. Namun, bukan berarti ia pol

DMCA.com Protection Status