“Kemarikan, biar aku yang mengembalikannya.” Lexie meminta gelas kosong itu dan meletakkannya di atas nampan lagi. “Apa kau menikmatinya?”
“Ya, itu enak. Aku sangat senang kau membuatnya untukku.”
“Aku membuatnya karena aku merasa bersalah padamu. Tapi lain kali, aku akan membuatnya untukmu jika kau menyukainya.” Lexie memberi senyuman manis.
Nancy sudah menebak, ‘Tempat Sampah’ ini tidak akan mampu tanpanya. Dia hanya setumpuk jerami dengan otak babi, tidak akan mampu menentangnya terlalu lama. Sekarang, permainan ini ada pada kendalinya lagi.
Saat malam tiba, pelayan yang sama datang ke kamarnya membawa susu hangat. Ini persis seperti yang terjadi di masa lalu, dan dia tanpa kecurigaan sama sekali menerima semua itu begitu saja.
Lexie menatap pelayan yang meletakkan gelas susu itu di depannya dengan seringai samar.
“Nona, ini susu hangat, sangat baik untuk pertumbuhan Anda. Saya berharap Anda segera meminumnya sebelum dingin.”
“Bibi, kau sangat baik hati. Jika aku menikah nanti dan keluar dari sini, aku pasti akan merindukanmu.”
“Nona, Anda memuji saya terlalu berlebihan. Ini adalah pekerjaan saya, jadi sudah sepatutnya saya melakukan ini.”
“Apa kau hanya membawa satu cangkir? Kenapa tidak membuat untuk Nancy juga?”
“Itu karena Nona Nancy hanya minum susu ketika sarapan.”
“Baiklah, kau bisa pergi. Aku akan meminumnya dan pergi tidur.”
Tapi setelah pelayan itu pergi, Lexie kembali untuk membawa itu ke kamar Nancy. Dia masuk setelah Nancy menjawabnya.
“Aku membawa susu hangat untukmu.”
“Lexie, aku tidak minum susu di malam hari.”
“Kenapa tidak? Aku melakukannya setiap hari sampai hari ini. Aku pikir ini baik untuk kesehatan kita. Cobalah! Kau pasti akan menyukainya dan aku akan senang jika bisa membuat ini untukmu setiap hari.”
Nancy diam untuk berpikir sebentar. Dia memang tidak biasa melakukannya, tapi dia suka Lexie yang melayaninya, menempatkan dirinya sendiri sebagai pelayan. Jika Lexie melakukan ini setiap hari untuknya, maka wanita itu akan lebih patuh padanya.
Oleh karena itu dia menerimanya dan menghabiskannya lagi.
Apa yang dilakukan Lexie terus dia ulang setiap harinya. Saat ini dia sengaja untuk sedikit merendah pada Nancy, dan bersikap seolah dia memiliki nafsu makan yang besar.
Diam-diam Nancy memperhatikan ini, dia sangat puas dalam hatinya. Namun, dia juga tidak sadar hal yang sama terjadi padanya.
Dia baru menyadari ini ketika baju kesayangannya terasa sesak di bagian perut. Dia tahu dia sedikit banyak makan akhir-akhir ini, tapi tidak sebanyak Lexie. Lalu, kenapa jerawat tumbuh di pipinya?
Saat Nancy mengkhawatirkan ini, dia ingat jika dia akan masuk masa menstruasi. Setelah dia melewati masa itu, semua akan kembali normal. Nancy mengabaikan ini.
Dia pergi untuk turun ke bawah, menemui pelayan saat semua orang sudah tertidur.
Tangannya melambai pada seorang wanita di dapur. “Kemari, Bi!”
“Ya, Nona?” Pelayan itu sangat bersemangat saat Nancy memanggilnya. “Nona, kenapa wajah Anda berjerawat?”
“Ini hanya masalah kecil. Aku akan pergi ke dokter untuk mengatasinya. Bagaimana dengan pekerjaanmu?”
“Sesuai yang Anda perintah. Setiap hari saya terus memasukkan obat itu ke dalam minuman Nona Lexie. Apa Anda melihat? Dia memiliki nafsu makan yang sangat besar sehingga dia menghabiskan semua isi di lemari es.”
“Ya, aku tahu. Kau bekerja dengan sangat baik. Sesuai janjiku, ini bayaranmu!” Nancy memberikan banyak sekali uang di tangan pelayan itu. “Ini adalah pembuka, dan kau harus terus melakukan pekerjaanmu dan aku akan menambahkannya sesuai kesepakatan.”
“Baik, saya akan―”
“Astaga … apa yang terjadi, Nancy?”
Tiba-tiba saja suara Lexie mengagetkan mereka. Wanita itu, dia berdiri dan melihat semua yang dilakukan Nancy dengan pelayan itu menggunakan matanya sendiri. Ekspresi Lexie yang terkejut membuat Nancy dan pelayan mendadak pucat dan ketakutan.
“Nancy, apa yang terjadi di sini?” Lexie berpura-pura sangat terkejut sehingga dia menunjukkan raut wajah kebingungan.
“Aku … aku ….” Nancy tidak memiliki kata-kata untuk ini. Dia tergegap sampai lupa menarik tangannya yang masih menempel di atas uang yang dia berikan pada pelayan tadi.
“Kenapa kau memberikan banyak uang padanya? Apa yang kau lakukan?”
Baik Nancy dan pelayan tidak ada yang bisa mengeluarkan kata-kata sedikit pun. Lexie mengamatinya dengan kecurigaan.
“Nancy, kenapa kau tidak menjawabku? Untuk apa semua uang itu? Mungkinkah pelayan itu mengancam dan memerasmu?”
Nancy terkejut dengan kata-kata ini. Dia berpikir kalau Lexie mendengar dan mengetahui semuanya, tapi ….
Keributan itu membuat Mary dan Gibson terbangun. Mereka keluar untuk memeriksanya.
“Ada apa ini? Kenapa kalian sangat ribut malam-malam seperti ini?” Mary berjalan menghampiri mereka. Melihat Nancy memberikan banyak uang untuk pelayan, kesadarannya pulih dengan cepat dan dia mengerutkan kening.
“Ibu, aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku turun karena aku merasa haus, tapi saat aku di sini, aku melihat Nancy memberikan uang sebanyak itu pada pelayan. Mungkinkah pelayan kita mengancam dan memeras Nancy?”
Kecurigaan di wajah Mary dan Gibson tadi langsung berubah kekhawatiran. Apalagi mereka juga melihat itu sendiri.
“Nancy, apa yang terjadi?” Gibson bertanya dengan tegas, mendekati Nancy dan berdiri tepat di antara mereka.
Lalu tiba-tiba Nancy menangis tersedu-sedu. “Ayah, aku … aku minta maaf! Aku tidak bisa mengatakan ini pada kalian, karena pelayan ini mengancamku!”
“Apa?! Apa yang dia lakukan padamu, Nancy?” Gibson sangat marah sehingga dia menarik Nancy bersamanya dan memelototi pelayan itu.
“Tidak! Saya, saya tidak melakukannya!”
“Ayah, aku takut sekali! Dia berkata jika aku tidak memberinya uang malam ini, dia akan mengumumkan pada semua orang jika aku adalah anak haram kalian. Aku tidak mau semua orang menghinaku, Ayah!”
Gibson dan Mary tidak pernah mengatakan bahwa anak mereka telah tertukar. Karena mereka sangat menyukai Nancy, mereka memutuskan untuk membiarkan Nancy menjadi anggota keluarga mereka juga. Sedangkan Lexie, mereka mengatakan bahwa Lexie adalah anak mereka yang hilang, jadi status Nancy menjadi Adik Lexie hingga saat ini.
Saat mendengar pernyataan ini dari Nancy, Gibson sangat marah. “Kurang ajar! Bagaimana kau bisa sangat berani mengancam putriku, hah?”
“Ayah, dia tidak bisa diampuni atau akan mencelakai kita. Sebaiknya kau panggil polisi untuk menangani masalah ini!” Lexie mendorongnya semakin jauh.
Pelayan tadi tidak bisa bicara apa pun. Jika dia mengaku, kejahatannya pasti akan terbongkar, dan hasil akhirnya tetap sama dan Nancy akan terseret bersamanya. Setidaknya kali ini Nancy tidak ikut terkena masalah, siapa tahu wanita itu akan membantunya untuk bebas nanti.
Polisi datang dengan cepat, meringkus pelayan tadi dan membawanya ke kantor polisi untuk penyelidikan.
Nancy masih menangis ketakutan. Melihat kelakuan ini, Lexie hampir bertepuk tangan atas sandiwaranya.
Lihat! Dia bahkan bisa mengeluarkan banyak air mata untuk membohongi mereka semua. Sayang sekali dia tidak bisa menyingkirkan wanita itu hari ini. Dia masih membutuhkan Nancy untuk membongkar siapa wanita yang menginginkan nyawanya juga.
Jika saja dia tidak membutuhkan Nancy, maka dia tidak akan menggiring pemikiran mereka seperti tadi. Dia akan mengatakan terus terang apa yang dia dengar dan membongkar kajahatan Nancy saat ini juga.
“Kau seharusnya mengatakan ini pada kami, Nana! Kalau saja bukan Lexie yang mengetahuinya, pelayan itu pasti akan terus memerasmu.” Meskipun Mary berkata seolah memarahinya, tapi dia memiliki kasih sayang pada Nancy, membelai kepala anaknya itu dengan lembut.
“Aku tidak memiliki keberanian itu, Bu. Aku hanya takut semua orang menghinaku dan menyerangku.”
“Aku juga tidak menyangka pelayan itu melakukan kejahatan padamu, Nancy. Dia sangat baik padaku, memberikanku minuman dingin setiap aku pulang dan membuatkan susu untukku. Jika dia dipenjara, maka mungkin aku tidak bisa memberikan jus segar dan susu hangat lagi padamu.”
Saat Lexie mengatakan ini, Nancy langsung terperangah dalam kebingungan. Tangisnya berhenti mendadak dan dia menatap Lexie serius, “Lexie, apa maksudmu? Apa hubungan dia dengan kata-katamu? Aku tidak mengerti.”
“Ya, aku bilang aku tidak bisa memberikan jus dan susu hangat lagi padamu, karena minuman yang aku berikan itu adalah pemberian pelayan tadi. Karena setiap hari dia selalu memberiku jus dan susu hangat, aku merasa bosan. Aku tidak ingin menyinggungnya karena dia sudah bekerja keras melayaniku. Jadi aku memberikan semua itu padamu. Kenapa? Apa ada yang salah?”
Lexie keparat!
Nancy langsung bangkit dari sana dan berlari ke kamarnya. Dia pergi ke kamar mandi dan berusaha memuntahkan apa yang ada di perutnya. Saat ini yang dia inginkan hanya membelah isi perutnya dan mengeluarkan semua minuman yang diberikan Lexie padanya.
Dia memasukkan jarinya ke dalam mulut, mendorongnya sangat dalam berharap bisa muntah, tapi itu hanya menyiksa dirinya saja. Obat itu telah merasuk ke dalam tubuhnya!
“Brengsek kau, Lexie!” jeritnya lirih sambil memukul-mukul perutnya. Setelah dia menyadari Lexie telah mempermainkannya selama ini, kemarahan membakar wajahnya.
Nancy mengangkat kepala, menatap wajahnya sendiri di depan cermin dengan mata yang berkobar. Kedua tangannya masih mengepal, sangat kuat sehingga kuku itu menyakiti telapak tangannya sendiri.
Pantas saja nafsu makannya bertambah dan berat badannya naik, lalu jerawat di wajahnya ini … Lexie harus bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan padanya!
“Lexie, aku bersumpah akan memberikan kematian mengerikan untukmu! Kau akan mati dengan wajahmu yang hancur dan tubuhmu akan terbakar menjadi abu! Aku bersumpah, Lexie!”
***
“Hei, kau ini apa-apaan, sih?” Zane mengibaskan tangannya dengan kasar. Hampir saja dia mendorong wanita yang menarik-narik lengannya ini kalau saja dia tidak segera menyadari bahwa dia tidak asing dengannya.“Ini aku, Zane!” Nancy melepas maskernya setelah membawa Zane jauh ke lorong sekolah yang cukup sepi.Melihat wajah Nancy, jantung Zane hampir meloncat keluar. “Ini kau?” Pertanyaan ini keluar dengan ekspresi jijik dari Zane. Kedua alisnya meringkuk, dan tanpa sadar dia sedikit menjauh.Jerawat di wajah Nancy semakin memburuk saat dia bangun tidur tadi, seperti ribuan kerikil yang tumbuh dan merajalela. Kebenciannya pada Lexie semakin meledak-ledak dalam hatinya, tapi yang dia bisa lakukan hanya menahan dan menahan. Bahkan dia harus tetap memberi senyuman di depan orangtua mereka.Sekarang Zane melihatnya dengan ekspresi seperti itu, membuat dia ingin mengelupas wajahnya sendiri. Apa dia sangat menjijikkan hingga Zane harus menjauh darinya?Mata hitam pria itu mengamatinya, dan r
Hari ini seharusnya menjadi hari paling bahagia di kehidupan Lexie yang kedua ini, tapi ….Di kehidupan sebelumnya, di hari di mana dia akan menikah dengan Greg tepat hari ini, Greg tidak muncul di kantor biro urusan sipil. Itu Asistennya―Reed, dia yang mengurus semuanya. Entah nama aslinya, atau hanya inisial, tapi Greg memanggilnya dengan sebutan itu di masa lalu.Sekarang dia mengerti, burung dengan bulu yang sama berkumpul bersama. Seperti halnya Greg yang dingin dan kejam, Reed tidak berbeda. Pria yang memiliki tampilan lebih tampan dan berkuasa seperti mereka cenderung pemarah. Sama sekali tidak bisa diprovokasi sedikit pun.Pria tinggi menjulang dengan ujung rambut kemerahan itu yang menjalankan GG Industry selama ini, tapi dia seperti bongkahan es yang diberi nyawa. Di masa lalu, Reed bahkan pernah marah padanya, membentaknya karena dia yang ketahuan kabur saat akan menemui Zane.Sekarang tidak akan lagi. Dia akan menjadi istri yang baik, dan akan menjalin hubungan baik juga d
“Nancy, bagaimana kau bisa sangat yakin mengatakan bahwa seseorang itu gila sementara kau tidak pernah bertemu dengannya? Karena kau sangat menyukai desas-desus, maka biarkan aku memberitahumu sebuah rumor. Zane Foxton tidak akan mau kembali lagi padamu, dan bahkan seluruh pria tampan dan kaya raya di kota ini tidak akan mau mengambilmu sebagai istri mereka di masa depan.”Nancy baru membuka mulut untuk membalas perkataan Lexie, tapi wanita sialan itu sudah meninggalkannya lebih dulu dan masuk ke dalam ruangan.Lexie keparat! Bagaimana dia bisa begitu berani mengutuknya?Wanita itu, selain wajahnya yang tidak berubah, semua hal lain yang ada pada diri Lexie tidak bisa disamakan. Mungkinkah dia masih Lexie yang dulu? Kekuatan kekuasaan memang sangat hebat! Dalam sekejap, namanya dan Greg sudah tercatat resmi sebagai suami istri.Gibson dan Merlin tidak tahu apakah mereka harus senang atau sedih dengan ini. Di satu sisi, mereka takut Lexie akan sengsara, tapi di lain sisi mereka juga
Saat ini satu ruangan dilanda ketegangan ekstrim. Semua orang yang berada di sana tidak mampu untuk melakukan gerakan secara berlebihan, bahkan bernapas pun terasa sulit.Sejak Greg masuk ke dalam ruang rapat, suhu tempat itu mendadak turun tajam. Sebelum pria itu mengatakan apa pun, hanya duduk dan mengawasi saja sudah membuat nyali mereka meringsut seperti balon mengempis.Skandal mengenai penggelapan dana perusahaan oleh salah satu Branch Manager kemarin telah membalikkan keadaan begitu banyak. Sejak saat itu, Greg lebih sering mengunjungi perusahaan, menciptakan aura gelap sepanjang waktu.Lalu ketika Greg muncul di perusahaan, itu adalah hari buruk bagi semua karyawan sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka berpikir kalau udara di sekitar mereka pun ikut menyingkir, terasa sesak dan pengap.Waktu berjalan merambat. Setelah berjam-jam, Greg baru melepaskan mereka setelah mencapai keputusan. Para eksekutif perusahaan keluar dengan lesu, seolah mereka telah kehilangan nyawa sejak masu
Jika Greg tidak pulang di masa lalu, apakah itu artinya dia dengan wanita ini ….Andaikan saja dia bisa bertemu dan mendengar suaranya, pasti dia bisa mengenalinya. Suara itu masih jelas di telinganya hingga saat ini dan dia tidak akan bisa melupakannya.Tapi saat ini membuat Greg berada di sisinya jauh lebih penting. Dia tidak bisa membiarkan Greg berhubungan dengan wanita itu lebih lama atau wanita itu akan menghancurkannya lebih dulu.Lexie kembali meletakkan lukisan Greg dan naik ke atas.Pintu kamar Greg tidak terkunci, Lexie membukanya perlahan dan mengintip ke dalam. Tidak ada siapa pun, dan pintu kamar mandi tertutup. Ada suara air dari dalam sana.Menarik napas panjang, dia berjalan menuju ranjang Greg, besar dan kokoh. Seorang pria seperti Greg memiliki ranjang dan kamar seperti ini sangatlah cocok.Lexie meletakkan tubuhnya perlahan di atas kasur. Jantungnya berdebar kuat membayangkan bagaimana dia bisa melewati malam ini. Tapi jika dia tidak melakukan sekarang, maka hubung
Lexie hampir putus asa memikirkan bagaimana caranya bertemu dengan wanita bernama Camila Robinson ini. Selain wanita itu tidak pernah menunjukkan diri di depan publik, tidak semua orang bisa menemuinya secara langsung.Ryan adalah Asistennya yang muncul atas namanya. Namun, orang mengatakan jika dia adalah wanita yang sangat cantik dan lembut.Robin’s Galery. Lexie berdiri di halaman, memandang gallery ini dengan kekaguman. Terlepas dari apakah wanita itu adalah wanita yang sama atau bukan, Camila adalah wanita yang hebat di matanya.Semua karyanya tidak pernah gagal. Dia pernah mendengar jika wanita itu sudah pernah mengelilingi dunia, menghasilkan banyak lukisan dengan nilai jual yang tiggi. Namun, dia juga mendengar kalau saat ini Camila menetap di kota ini sekarang.Gallery ini selalu ramai. Di masa lalu, dia pernah berkunjung ke sini, tapi tiba-tiba saja gallery ini ditutup mendadak. Tidak ada yang mengatakan kenapa, tapi saat itu dia merasa sedikit kecewa karena saat itu dia bar
Greg tidak pulang semalam, dan hari ini Lexie memutuskan untuk pergi menemui pria itu di perusahaannya.Namun karena ini adalah kantor yang sangat besar, Lexie tidak tahu harus ke mana. Dia menuju ke ruang resepsionis, tapi mereka mengamatinya dengan keheranan.Apa yang mengherankan? Apakah mereka tidak pernah melihat wanita muda cantik di sini?Lexie mencibir dalam hati.“Siapa kamu? Apa kau sudah memiliki janji dengan Direktur?”“Tidak. Aku kemari hanya untuk mengantarkan makan siang. Aku ….”“Oh, apa kau ini saudara Direktur? Apa kau Adiknya?”Adik?Oh, shit! Dia baru ingat kalau dia kembali ke tubuhnya yang masih berumur sembilan belas. Meskipun saat ini usianya sudah dua puluh lima, tapi siapa yang tahu mengenai itu?Jika dia mengatakan dia adalah istri Greg Gilbert, Presiden Direktur mereka, apakah orang-orang ini akan pingsan? Atau, menertawakannya sampai terbahak-bahak?“Ya, Aku adiknya.” Rasanya pengakuan itu terdengar lebih masuk akal.“Kalau begitu aku akan mengantarmu ke l
Di rumah sakit pusat Dayton Hill ….Kaki panjang Greg melangkah dengan tenang, menyusuri koridor rumah sakit yang berada di lantai 3. Tidak terlihat terburu-buru, tapi itu tenang dan elegan.Ada satu ruangan yang akan dia kunjungi. Itu berada di kamar VIP yang terletak di ujung sana.Ketika Greg tiba di depannya, dia mengetuk itu dua kali lalu menekan gagang pintu. Camila terbaring di atas brankar dengan seorang wanita di sisinya.Melihat Greg di sana, wajah cemberut Camila tadi langsung berubah senang. “Kenapa kau hanya berdiri di sana? Masuklah, Greg.”Wanita yang berada di sisi Camila tadi bangkit untuk menyingkirkan dirinya, memberi ruang Greg di sisi Camila.“Aku senang bisa melihatmu lagi. Duduklah!”Namun, Greg tidak menjawab. Sejak dia tiba di rumah sakit sampai ke sini, yang dia tunjukkan adalah ekspresi dingin. Camila mengenal pria ini, tapi dia tidak pernah melihat ekspresi Greg yang begitu dingin padanya lebih dari apa yang dia lihat kali ini.Apa yang salah?Dia memandang
Semua perhatian kembali tertuju pada Greg, lalu lampu sorot mengarahkan cahaya ke layar. Di layar sana muncul video yang menunjukkan sebuah villa di mana itu terletak di kawasan Villa Biru. Lexie mengetahui dengan jelas kalau villa di dalam video itu adalah villa yang letaknya hanya berjarak beberapa meter saja villa-nya. Ada ucapan ‘Happy Engagement’ yang tercetak besar di halaman yang dihiasi banyak balon emas dan perak.Itu adalah kado pertunangan yang diberikan Greg pada mereka, sengaja membeli villa yang dekat dengan mereka. Selain karena hubungan mereka yang sudah seperti saudara, ini juga karena Lexie pernah berkata kalau Villa Biru adalah Villa yang didambakan Jillian.Suara riuh tepuk tangan kembali terdengar.“Sebagai ucapan selamat atas pesta pernikahan kalian, saya juga memiliki sesuatu.” Reed memberi isyarat pengawal Greg dengan anggukan kepala.Layar berganti. Sebuah foto muncul di mana itu adalah sebuah kertas hasil
“Terlalu banyak bicara.” Greg menyentil keningnya. “Aku hanya menebak dari mimpi buruk yang terus menerus kualami. Awalnya aku tidak berpikir jika itu akan benar-benar terjadi, tapi setelah aku mengecek ponselmu dan menemukan kau melengkapi gambarku, aku bisa datang lebih cepat. Dan kau membenarkannya sekarang. Jadi, bagaimana denganmu?”“Aku, aku juga bermimpi. Sama sepertimu, dan aku juga tidak yakin apakah itu akan terjadi atau hanya sebuah mimpi.”Namun, Greg merasa jawaban itu tidak memuaskan hatinya.Ketika mereka bersitatap, pintu kamar terbuka tiba-tiba.“Lexie, kau—“ Jillian menerobos masuk dengan tidak sabar. Melihat Lexie yang sedang berada di atas tubuh Greg, tubuhnya membeku. “Aku, sebaiknya aku keluar.”Buru-buru Jillian menutup pintu, menarik napas dalam-dalam di luar.“Harus berapa kali aku katakan untuk tidak masuk lebih dulu?” Reed sudah ada di sisinya, bersandar di tembok kamar Greg.“Aku pikir dengan keadaan Greg, mereka tidak … tidak itu. Tapi ternyata—“Reed meng
Sebuah video terkirim dari nomor Reed, di mana seorang wanita terikat dan tersumpal mulutnya, ditembaki dari jarak jauh. Suara tembakan itu mengerikan, darah menyembur dari mana-mana tanpa tahu siapa yang melakukan penembakan itu.Flint terlihat panik untuk beberapa waktu sebelum dia menendang ponsel Greg dengan keras.“Kau mau membunuhnya? Lakukan saja! Kau tahu, aku tidak pernah menyesal jika dia sudah mati. Aku akan berterima kasih padamu karena kau sudah melakukan itu untukku. Selama ini aku menunggu kabar kematiannya, tapi aku tidak bisa melakukannya dengan tanganku. Karena kau sudah melakukannya untukku, aku izinkan kau bersenang-senang dengannya.”Ternyata dugaannya benar. Flint memang mempertahankan Ibunya, tapi pria itu sendiri juga menunggu kematian Ibunya.Ancaman seperti itu tidak mempengaruhi Flint sama sekali. Dia tahu itu akan terjadi, tapi dia masih mencobanya demi mengulur waktu.“Aku tidak menyangka kau begitu pengecut sampai tidak bisa mengangkat senjatamu sendiri.”
Pembalasan dendam yang belum selesai akhirnya kembali terulang. Apa yang terjadi di masa lalu, kini kembali Lexie alami. Bagaimana kedua tangan dan kakinya terikat, dan bagaimana dia kembali ke bangunan yang ada di hutan ini lagi.Saat itu Greg juga sedang ada di luar negeri, dan hari ini pun sama. Bisakah dia berharap Greg datang lebih cepat?Di masa lalu, dia menyerah dan pasrah, tidak peduli apakah akhirnya dia mati atau tidak. dia telah gagal dalam segala hal, sangat bodoh dalam memahami kehidupan dan orang-orang di sekitarnya.Tapi sekarang tidak. Dia mencintai Greg, dia ingin hidup lebih lama dengan Greg, mengandung anak-anak dari pria itu. Dia menemukan kasih sayang orangtuanya, dia menemukan Jillian sebagai temannya, dan dia mendapatkan kehidupannya yang bahagia.Haruskan akan berakhir sama dengan masa lalu?Tidak, dia tidak ingin kehilangan kehidupannya saat ini. Dia tidak mau Greg mati bersamanya, atau dia yang pergi dari sisinya. Dia ingin hidup lebih lama dengan Greg.Lexi
Namun ketika Lexie berlari, dia tidak menyadari mobil van hitam melaju dari arah depannya. Kepalanya hanya sibuk menoleh ke belakang, takut mobil itu mengejarnya.Van hitam itu berhenti tepat di sisi Lexie, nyaris saja dia membuat wanita itu memental.Dua orang dengan jaket dan topi hitam keluar dari sana, menyergap Lexie dengan cepat. Lexie yang terkejut dengan kedatangan mereka tidak sempat bereaksi. Mereka memaksanya, menyeretnya masuk ke mobil.“Hei, lepaskan dia!”Seorang pria keluar dari sedan hitam, dan itu ternyata adalah Zane. Lexie salah mengira, dan ternyata dia malah lari ke arah orang yang mengincarnya.Lexie didorong masuk, sementara dua orang yang menyergapnya tadi menyerang Zane bersamaan.Tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, karena mobil itu tidak hanya berisi dua orang saja. Seseorang membekapnya, membuatnya tergeletak tak sadarkan diri.Zane tidak cukup pandai untuk menghadapi dua pria yang terlatih seorang diri. Dia mendapatkan pukulan terus menerus, dari segal
Greg sudah pergi sejak pagi tadi, tapi Lexie masih tergeletak seperti benang di atas kasurnya. Dia memang sudah bangun, tubuhnya saja yang masih tidak bertenaga. Greg sudah menghabisinya kemarin malam.Setelah mengantar Greg sampai depan rumah, dia kembali melempar tubuhnya lagi ke kasur. Matanya memandang kosong ke langit.Seharusnya ini menjadi hari pertamanya masuk kuliah lagi setelah sekian lama, tapi … dia masih merasa sedikit canggung."Nyonya ...." Emma mengetuk pintu dari luar."Masuk, Emma.""Di luar ada seorang pria yang mencari Anda. Katanya dia ingin bertemu dengan Anda karena dia teman Anda sejak sekolah. Namanya Zane."Zane? Dia datang?Bukankah dia sudah menikah?"Katakan padanya untuk menungguku sebentar, Bi."Lexie pergi mengganti baju. Dia tidak mau Zane melihatnya dalam tampilan baju tidur seksi seperti ini. Jika Greg tahu, dia pasti akan digantung nanti.Setelah mengganti baju dengan benar, Lexie bergegas keluar. Zane ada di sana, duduk di ruang tamu dengan gelisah
Gibson sudah mendapat semua kejelasan dari Lexie dan Grey, tapi dia masih merasa semua itu terdengar seperti mimpi. Dia mengusap pipi Lexie, tersenyum haru dengan bulir air mata yang tertahan di mata keriputnya.“Jadi, apa yang aku lihat waktu itu benar, jika kau pulang ke rumah? Kau datang menemuiku, kan?”“Ya, Ayah. Aku minta maaf jika aku langsung pergi saat kau melihatku. Saat itu aku belum siap untuk menemui karena aku harus membereskan Nancy lebih dulu.”“Aku mengerti. Jika kamu tidak datang, aku mungkin tidak bisa lagi melihat wajahmu. Dari mana kau tahu jika Nancy melakukan itu dan bersekongkol dengan pelayan di rumah?”“Sebenarnya aku menutupi sesuatu darimu. Dulu, saat kau memecat pelayan itu, dia bukan bukan orang memeras Nancy, melainkan Nancy yang membayarnya untuk memasukkan obat hormonal ke dalam minumanku setiap hari. Aku tahu sejak awal, tapi aku tidak mengatakannya pada kalian. Aku juga mengunjun
Padahal seharusnya ini menjadi acara ulangtahun istrinya yang meriah, tapi penyelenggara acara tidak ada di tempat. Tidak juga dengan pemilik pesta ulangtahun ini. Merlin pingsan begitu Lexie menghampirinya tadi, dan selama dua jam ini wanita itu tidak bangun juga. Takut terjadi sesuatu, Greg mengirimnya ke rumah sakit bersama Lexie. Sedangkan Reed, dia yang bertanggungjawab atas pesta mereka. Lalu Jillian, karena dia adalah teman terdekat Lexie, dia menjadi sasaran dari semua pertanyaan semua orang. Termasuk wartawan yang berhasil menerobos masuk setelah pengawal Greg membantu Merlin masuk ke mobil. Mendapat serangan dari semua orang yang menuntut jawabannya, Jillian merasa kepalanya hampir meledak. Telinganya berdengung dengan semua pertanyaan yang terus bersahutan, belum lagi blitz dari kamera mereka. Reed di sana melihat ini, dia segera menerjang kerumunan, menarik Jillian ke belakang tubuhnya. "Jika ada yang kalian tanyakan, tanyakan padaku." Menghadapi Reed tidak bisa seen
Media sosial kembali dibuat ricuh dengan salah satu postingan seseorang yang memotret foto sebuah ball room hotel yang telah berhias dengan ratusan balon perak dan emas. Bukan hanya itu saja, rangkaian bunga segar juga sudah tertata rapi.Ada karpet merah yang terbentang di depan pintu utama sampai menuju ke dalam aula. Di depannya, sebuah podium juga telah disediakan untuk pengisi acara.Bulan dekorasi seperti itu yang membuat postingan tersebut dibanjiri oleh ribuan komentar dan ratusan kali dibagi, melainkan caption yang ditulis oleh orang tersebut.Tulisan pendek itu mengatakan bahwa Direktur Gilbert akan menggelar pesta ulangtahun istrinya, Lexie Grey di sini.Dalam sekejap, postingan itu telah mendapatkan banyak sekali komentar. Mereka semua menanyakan kebenaran mengenai pesta itu, dan yang membenarkannya adalah mereka yang mendapat undangan dari Greg, bagian dari karyawan perusahaan.Banyak dari mereka yang bersimpati pada Greg, mengatakan bahwa pria itu pasti sangat mencintai