Home / Rumah Tangga / Istri Dari Surga / Sarapan kecupan

Share

Sarapan kecupan

Author: Nona Hujan
last update Last Updated: 2022-08-28 14:47:10

"Satu ..."

"Dua!"

"Tiga!"

David terus menghitung aku masih sibuk memeras rambutku yang basah, langsung kukibaskan rambutku ke belakang, masa bodo jika acak-acakkan aku akan mengeringkan dan menatanya nanti.

"Empat!"

Sebelum hitungngan kelima aku sudah membuka pintu kamar mandi, tapi ternyata David tidak ada, aku pikir dia berdiri di depan pintu. Jadi, apakah dia hanya menggertakku?.

Aku keluar dari kamar mandi dengan jantung yang berdetak kencang tak karuan, aliran darahku menderas membuat bulu kudukku merinding, padahal ini di dalam kamar pengantin yang romantis bukan di tengah-tengah kuburan.

Suasana semakin horor, saat David berdiri dan menyandarkan punggung pada lemari, tubuh atasnya polos, sehingga aku leluasa menatap dada bidang dan perut six packnya, di tangannya ada segelas minuman, entahlah aku tidak tahu, mungkin alkohol.

Sumpah, ini gila. Dia sangat sexy, aku sampai menggigit bibir bawah menahan agar tidak menjerit di tempat.

"Ini, pakailah!" David melempar kain berwarna merah ke wajahku, refleks aku menangkapnya.

"Apa ini?" Aku mengernyit.

Saat aku lebarkan kain itu, mataku terbelakak dan bibirku menganga, itu adalah lingerie.

Lingerie merah transparan itu membuatku tak habis pikir, membayangkan aku memakainya seperti hal yang percuma, tidak ada bedanya dengan telanjang. "Dari pada memakai ini lebih baik aku tidak memakai apapun!" Aku melempar lingerie itu ke arah David. Bagiku memakai lingerie semacam itu sangat konyol, tubuhku akan terekspose dengan jelas hanya saja ada renda-renda yang menghiasi.

"Hey, kamu tidak mau?"

"Tidak yang itu! Jika kamu ingin aku pakai lingerie aku akan memilih yang lebih bagus dari beberapa hadiah yang diberikan oleh teman-temanku, yang itu jelek, kurang bahan seperti jaring laba-laba!" Ujarku, tidak mau ambil pusing perkara lingerie aku duduk di kursi meja rias, mengambil kapas dan memberinya tetesan air mawar lalu mengusapnya ke seluruh bagian wajah.

Sempat aku melirik David, dia masih di tempatnya berdiri menikmati minuman, namun matanya tidak beralih dariku, menatap tajam dan sengit.

"Berani-beraninya kamu menolak perintahku!" David menggeram, rupanya sedari tadi dia menahan amarah.

"Jangan berlebihan David, aku tahu aku menikah denganmu untuk membayar hutang, tapi kamu hanyalah manusia biasa bukan Tuhan yang setiap perintahnya harus dituruti...." Aku melirik pria itu lagi namun hanya sebentar.

".... Mungkin kamu terbiasa memerintah dan orang-orang akan patuh padamu, tapi aku ini istrimu bukan pegawai apalagi pelayan, jadi tolong hargai aku!" Aku melanjutkan ucapanku, dengan sangat lembut dan berhati-hati berharap dia mau mengerti dan bersikap lebih baik padaku.

"Belagu! Bicaramu sudah seperti wanita terhormat saja, hargamu itu hanya sebatas hutang orang tuamu pada keluargaku, itupun mereka tidak bisa membayarnya."

Terhormat? Bukankah aku juga wanita terhormat karena selalu menjaga kehormatanku, aku juga menempuh pendidikan meski belum menyelesaikannya, aku punya wawasan dan berkarir. Apa menurutnya aku bukan wanita terhormat karena berasal dari keluarga yang ekonominya menengah ke bawah? David benar-benar kelewatan, kalau dia tahu cara menghargai wanita tidak mungkin dia bicara seperti itu.

Aku berdiri dan membalas tatapan sengitnya dengan delikan sinis yang dingin.

"Kalau tahu pria yang akan menjadi suamiku adalah orang sepertimu, aku lebih memilih dipenjara daripada harus menikah!"

"Seharusnya kamu mengatakan itu lebih awal, Bella. Pergilah ke penjara, itu lebih pantas untukmu daripada tinggal di rumahku hanya membuatmu belagu dan lupa diri!" Balasnya sambil menyeringai penuh kemenangan.

Aku menggelengkan kepala mendengar jawabannya.

"Kamu sangat arogan, dari pertama bertemu sampai sekarang kamu selalu menghinaku. Kamu bukan orang paling hebat, Dav, kamu hanya beruntung karena terlahir dari keluarga kaya raya!"

"Jika aku beruntung, lalu kamu yang terlahir dari keluarga miskin, apakah bentuk kesialan?" David tertawa kecil mengejekku.

"Lidahmu sangat tajam, kamu tidak segan menyakiti orang lain dengan kata-katamu. Pantas dulu istrimu meminta cerai, dia pasti tidak tahan memiliki suami sepertimu. Angkuh, penuntut, dan .... Mandul!" Tidak sengaja kata terakhir itu lolos dari bibirku.

Seketika ekspresi di wajah David berubah, matanya berkabut amarah, rahang sisi kanan dan kiri mengetat dan deru napasnya terdengar berat.

Tanpa bersuara dia menarik tanganku, tangannya yang sebelah kiri mencengkeram leherku dengan kuat, dia mencekikku.

"Aku akan membuktikan padamu, kalau kata-katamu salah!" Bisiknya dengan suara serak yang membutku merinding.

David menarik tali handuk kimono yang melingkar di pinggangku dan melepasnya secara kasar, saat itu juga seluruh tubuhku terjamah oleh pandangannya.

Aku tak bisa bicara lantaran tangannya mencekik leherku cukup kuat, yang aku pikirkan hanya berusaha keras menghirup oksigen agar aku tetap hidup.

"Aku peringatkan padamu, mulai hari ini dan seterusnya kamu dilarang untuk menentang perintahku!" Ujarnya, wajah kami sangat dekat dan dia memaksaku untuk menatapnya.

David mendorongku ke atas ranjang, kemudian dia menindih dan mengurungku di bawah tubuhnya yang kekar, kedua tangannya menjaga dari sisi kanan dan kiri agar aku tidak mendapatkan celah untuk lolos darinya.

Ciuman pertama dia daratkan di bibirku, aku terkejut dan tak mampu menolak. Ciuman, cumbuan, desahan, mengisi malam pertama kami hingga akhirnya ritual itu terjadi.

Saat kami menyatu, aku meronta dan berusaha mendorongnya, saat itu juga dia menamparku sangat keras, aku terdiam setelah mendapatkan perlakuan sekasar itu. Hingga akhirnya berujung kepasrahan dengan berderai air mata, menikahi iblis seperti David adalah luka yang paling aku sesali.

Setelah puas, David berlalu ke kamar mandi, membersihkan dirinya dan berganti pakaian, lalu kembali berbaring di ranjang dan tidur lelap. Tidak ada percakapan di antara kami atau pelukan dan ciuman lembut seperti yang dilalukan sepasangan pengantin baru pada umumnya.

Paginya, aku sudah bangun namun enggan beranjak dari tempat tidur karena seluruh tubuhku terasa sakit, aku tidak tahu jika efek bercinta untuk pertama kali akan sesakit ini, sulit dijelaskan dan diluar bayanganku.

"Bangun! Aku tidak suka melihat orang bermalas-malasan dan bangun siang!" Suara David yang lantang membuat mataku mengerjap seketika, tidak mau mengawali hari dengan omelan atau hinaan aku segera bangkit dari tempat tidur, beruntung aku sudah berpakaian semalam, jadi tidak perlu menanggung malu memperlihatkan diri tanpa busana di depannya, cukup semalam saja.

Malam-malam berikutnya? Aku tidak akan mau, kecuali David bersedia membuat perjanjian denganku.

"Mandi, lalu kenakan pakaian yang bagus, jangan yang kamu bawa dari rumahmu! Pakaian dan segela keperluanmu aku siapkan di walk in closet, ingat jangan pakai yang di lemari!" Titah pria itu sambil mengangkat telunjuknya di depan wajahku. Aku tidak mengerti kenapa dia tidak bia bicara dengan lembut, entah memang karakternya seperti itu atau dia sengaja bersikap buruk padaku.

"Baiklah, aku mengerti. Kamu mau sarapan apa? Biar aku buatkan." Tanyaku, ekspresi wajah David berubah seketika, sepertinya dia tidak menyangka aku akan setenang ini menghadapinya yang selalu berapi-api.

"Tidak usah, aku akan sarapan bersama Shela!" Tolaknya.

"Siapa Shela?"

"Kekasihku" Jawabnya singkat. Aku biasa saja saat mendengarnya, itu tidak menyakiti hatiku karena aku tidak mencintainya.

Seingatku pagi ini harusnya kami pergi ke rumah keluarga Kalingga, untuk menghadiri acara doa bersama atas pernikahan aku dan David serta kesembuhan Lia yang telah berhasil berjuang melewati koma selama dua bulan pasca kecelakaan, acaranya akan di mulai pukul 10.00 pagi.

Mengingat acara keluarga, akupun menanggapi David dan bertanya, "Baiklah itu urusanmu, aku tidak mau ikut campur. Tapi bukankah pagi ini kita harus ke rumah orang tuamu?"

David mengerutkan dahi, sepertinya dia juga lupa dengan agenda hari ini. "Sial, aku sudah janji dengan Shela. Kamu bilang saja aku ada pekerjaan mendadak, awas kalau sampai kamu mengadukan pada Mama jika aku belum putus dengan Shela!"

Aku menghela napas, "Ya, baiklah." Ujarku tanpa daya untuk membantah.

"Aku pergi dulu," Katanya, tapi bukannya melenggang ke luar kamar dia malah mendekatiku, detik berikutnya David menberikan kecupan singkat yang lembut di pipi kiriku.

Mataku membulat, kemudian aku mendongak untuk melihat wajahnya dengan penuh tanda tanya.

"Aku hanya ingin menciummu, bukan berarti aku menyukaimu!" Setelah mengucapkan kalimat itu, David pergi meninggalkanku yang masih berdiri membatu merasakan jejak bibirnya di pipiku.

Related chapters

  • Istri Dari Surga   Cegatan Di Jalan

    Dering ponsel membuyarkan lamunanku, benda persegi panjang yang tergeletak di bawah sofa berbunyi dan menampilkan panggilan dari Nyonya Arinda, Ibu mertuaku. "Astaga, bagaimana ponselku bisa ada di sini?" Aku berjongkok dan mengambil benda itu, tidak sengaja aku melihat sebuah kertas. Ya, hanya sebuah kertas tapi entah kenapa aku sangat tertarik mengambilnya. Tapi, karena ponselku terus berdering aku memilih menerima panggilan telepon dari Nyonya Arinda terlebih dahulu. "Halo, Ma?" Sapaku. "Halo, sayang. Kamu sudah bangun? Mama kira masih tidur, maaf ganggu, ya?" Nada bicaranya yang sangat ramah membuat suasana hatiku menjadi lebih baik. "Eh tidak apa-apa, Ma. Tidak ganggu sama sekali." "Bagaimana semalam? Lancar? Kamu sama David ... Bikin cucu buat Mama, kan?" Mataku melotot, pertanyaan Nyonya Arinda sukses membuatku tersipu, padahal jarak kami jauh. Aku tertawa cengengesan pelan, malu jika harus menjawab pertanyaan itu."Bella?" Tegur Nyonya Arinda karena aku diam sesaat."I-i

    Last Updated : 2022-08-29
  • Istri Dari Surga   Panggilan Mendadak

    "Bella, turun kamu! Kita harus bicara!"Astaga, kenapa dia harus melalukan ini? Jantungku berdebar, aku tidak siap jika harus berhadapan dengannya apalagi bicara berdua, aku menggelengkan kepala menandakan jika aku menolak untuk bicara dengannya."Kita harus bicara Bella, kamu tidak bisa seperti ini!" Dia terlihat semakin kesal."Mang, tutup jendelanya, lanjut jalan!" Titahku pada Mang Ujo dengan tergesa-gesa."Kenapa Nya? Memangnya dia siapa?" Mang Ujo menoleh ke arahku dan menatap penuh tanya."Sudah Mang, cepat tutup dan jalan!" "Bella, kalau kamu tidak mau bicara berdua denganku, aku akan mengatakan semuanya pada suami kamu!" Pria itu mengancam, dia adalah James kekasihku. Ralat, sekarang sudah mantan karena aku telah menikah dengan David. Sebelum aku menikah, hubungan kami sedang tidak baik-baik saja, pria blasteran Italia-Jawa yang telah menjalin hubungan denganku sejak kami masih di bangku SMA itu ketahuan memiliki hubungan dengan sahabatku sendiri. Tentu saja aku sakit hati

    Last Updated : 2022-08-30
  • Istri Dari Surga   Harus Ikut

    Setelah mendapat panggilan mendadak dari David yang memaksaku untuk datang ke kantornya, aku tidak punya pilihan lain, selain mengikuti kemauan pria itu. Aku menghampiri Nyonya Arinda dan mengatakan David menyuruhku ke kantornya karena ada urusan penting, aku meminta izin padanya untuk pergi meski seharusnya aku masih di sini sampai acara benar-benar selesai. "Ma, boleh ya? David sudah menungguku." Pintaku saat dia seolah keberatan aku akan pergi. "Lagi pula David ada-ada saja, baru menikah kemarin hari ini sudah bekerja, padahal pagawainya banyak, tinggal suruh saja mereka menyelesaikan semua urusan kantor. Huh, ya sudah kamu boleh pergi, hati-hati ya, sayang!" Akhirnya Nyonya Arinda mengizinkan meski sempat menggerutu. Aku mengamit tangannya dan menciumnya, lalu berbalik hendak pergi namun dia menghentikanku, "Sebentar, Bella!" "Ya, Ma?" Aku kembali menghadapnya. "Mungkin David mau memperkenalkan kamu kepada para petinggi perusahaan, sebaiknya kamu pulang dan ganti pakaian dulu

    Last Updated : 2022-09-06
  • Istri Dari Surga   CHAPTER 02

    A man tugged at the tie that was draped around his neck, a few seconds later he plopped down on the bed, the stench of alcohol stinging from his mouth and women's perfume wafting on every side of his body. The corners of his lips were bruised and still bleeding freshly, he groaned feeling dizzy and his head was getting more and more inflamed."Daniel!" Call him softly.The owner of the name that was called didn't take long to come, he was surprised to see Gerald's condition, not without reason outside there Mr. Franklin was waiting for his son, and Daniel couldn't let the man see Gerald's condition now."What happened, sir?" Daniel approached him and took off the shoes that were still attached to Gerald's feet."Hm..." Gerald cleared his throat then laughed to himself while babbling incoherently.He was drunk and rambling, Daniel really couldn't believe his master would do something like this, even though he had just recently received a severe punishment from his father."I'm just

    Last Updated : 2022-11-21
  • Istri Dari Surga   Malam Pertama

    Aku pikir menikah untuk membayar hutang orang tua hanya terjadi di dalam novel. Tapi ternyata, kisah seperti itu memang ada di dunia nyata dan aku sendiri mengalaminya. Hari ini aku menikah dengan seorang pria tampan kaya raya yang sebelumnya tidak aku kenal. Dia adalah David Mario Kalingga, putra sulung keluarga Kalingga yang terkenal dengan bisnis real estatenya yang tersebar di seluruh indonesia dan beberapa negara di Asia. Dulu, bertahun-tahun silam sebelum aku lahir, Ayah dan Ibuku memiliki hutang pada keluarga Kalingga, entah jumlahnya berapa mereka tidak pernah memberitahukannya padaku. Mereka hanya bilang, tidak sanggup membayar hutang dan keluarga Kalingga memberi penawaran sebagai keringanan, yaitu aku harus menikah dan melahirkan keturunan untuk keluarga mereka. Tentu saja aku menolak, karena aku ingin fokus kuliah dan berkarir. Aku pikir untuk sekelas keluarga Kalingga, mereka akan memilih wanita dari keluarga kaya yang sepadan dengan status sosial mereka, bukan aku yan

    Last Updated : 2022-08-28

Latest chapter

  • Istri Dari Surga   CHAPTER 02

    A man tugged at the tie that was draped around his neck, a few seconds later he plopped down on the bed, the stench of alcohol stinging from his mouth and women's perfume wafting on every side of his body. The corners of his lips were bruised and still bleeding freshly, he groaned feeling dizzy and his head was getting more and more inflamed."Daniel!" Call him softly.The owner of the name that was called didn't take long to come, he was surprised to see Gerald's condition, not without reason outside there Mr. Franklin was waiting for his son, and Daniel couldn't let the man see Gerald's condition now."What happened, sir?" Daniel approached him and took off the shoes that were still attached to Gerald's feet."Hm..." Gerald cleared his throat then laughed to himself while babbling incoherently.He was drunk and rambling, Daniel really couldn't believe his master would do something like this, even though he had just recently received a severe punishment from his father."I'm just

  • Istri Dari Surga   Harus Ikut

    Setelah mendapat panggilan mendadak dari David yang memaksaku untuk datang ke kantornya, aku tidak punya pilihan lain, selain mengikuti kemauan pria itu. Aku menghampiri Nyonya Arinda dan mengatakan David menyuruhku ke kantornya karena ada urusan penting, aku meminta izin padanya untuk pergi meski seharusnya aku masih di sini sampai acara benar-benar selesai. "Ma, boleh ya? David sudah menungguku." Pintaku saat dia seolah keberatan aku akan pergi. "Lagi pula David ada-ada saja, baru menikah kemarin hari ini sudah bekerja, padahal pagawainya banyak, tinggal suruh saja mereka menyelesaikan semua urusan kantor. Huh, ya sudah kamu boleh pergi, hati-hati ya, sayang!" Akhirnya Nyonya Arinda mengizinkan meski sempat menggerutu. Aku mengamit tangannya dan menciumnya, lalu berbalik hendak pergi namun dia menghentikanku, "Sebentar, Bella!" "Ya, Ma?" Aku kembali menghadapnya. "Mungkin David mau memperkenalkan kamu kepada para petinggi perusahaan, sebaiknya kamu pulang dan ganti pakaian dulu

  • Istri Dari Surga   Panggilan Mendadak

    "Bella, turun kamu! Kita harus bicara!"Astaga, kenapa dia harus melalukan ini? Jantungku berdebar, aku tidak siap jika harus berhadapan dengannya apalagi bicara berdua, aku menggelengkan kepala menandakan jika aku menolak untuk bicara dengannya."Kita harus bicara Bella, kamu tidak bisa seperti ini!" Dia terlihat semakin kesal."Mang, tutup jendelanya, lanjut jalan!" Titahku pada Mang Ujo dengan tergesa-gesa."Kenapa Nya? Memangnya dia siapa?" Mang Ujo menoleh ke arahku dan menatap penuh tanya."Sudah Mang, cepat tutup dan jalan!" "Bella, kalau kamu tidak mau bicara berdua denganku, aku akan mengatakan semuanya pada suami kamu!" Pria itu mengancam, dia adalah James kekasihku. Ralat, sekarang sudah mantan karena aku telah menikah dengan David. Sebelum aku menikah, hubungan kami sedang tidak baik-baik saja, pria blasteran Italia-Jawa yang telah menjalin hubungan denganku sejak kami masih di bangku SMA itu ketahuan memiliki hubungan dengan sahabatku sendiri. Tentu saja aku sakit hati

  • Istri Dari Surga   Cegatan Di Jalan

    Dering ponsel membuyarkan lamunanku, benda persegi panjang yang tergeletak di bawah sofa berbunyi dan menampilkan panggilan dari Nyonya Arinda, Ibu mertuaku. "Astaga, bagaimana ponselku bisa ada di sini?" Aku berjongkok dan mengambil benda itu, tidak sengaja aku melihat sebuah kertas. Ya, hanya sebuah kertas tapi entah kenapa aku sangat tertarik mengambilnya. Tapi, karena ponselku terus berdering aku memilih menerima panggilan telepon dari Nyonya Arinda terlebih dahulu. "Halo, Ma?" Sapaku. "Halo, sayang. Kamu sudah bangun? Mama kira masih tidur, maaf ganggu, ya?" Nada bicaranya yang sangat ramah membuat suasana hatiku menjadi lebih baik. "Eh tidak apa-apa, Ma. Tidak ganggu sama sekali." "Bagaimana semalam? Lancar? Kamu sama David ... Bikin cucu buat Mama, kan?" Mataku melotot, pertanyaan Nyonya Arinda sukses membuatku tersipu, padahal jarak kami jauh. Aku tertawa cengengesan pelan, malu jika harus menjawab pertanyaan itu."Bella?" Tegur Nyonya Arinda karena aku diam sesaat."I-i

  • Istri Dari Surga   Sarapan kecupan

    "Satu ..." "Dua!" "Tiga!" David terus menghitung aku masih sibuk memeras rambutku yang basah, langsung kukibaskan rambutku ke belakang, masa bodo jika acak-acakkan aku akan mengeringkan dan menatanya nanti. "Empat!" Sebelum hitungngan kelima aku sudah membuka pintu kamar mandi, tapi ternyata David tidak ada, aku pikir dia berdiri di depan pintu. Jadi, apakah dia hanya menggertakku?. Aku keluar dari kamar mandi dengan jantung yang berdetak kencang tak karuan, aliran darahku menderas membuat bulu kudukku merinding, padahal ini di dalam kamar pengantin yang romantis bukan di tengah-tengah kuburan. Suasana semakin horor, saat David berdiri dan menyandarkan punggung pada lemari, tubuh atasnya polos, sehingga aku leluasa menatap dada bidang dan perut six packnya, di tangannya ada segelas minuman, entahlah aku tidak tahu, mungkin alkohol. Sumpah, ini gila. Dia sangat sexy, aku sampai menggigit bibir bawah menahan agar tidak menjerit di tempat. "Ini, pakailah!" David melempar kain be

  • Istri Dari Surga   Malam Pertama

    Aku pikir menikah untuk membayar hutang orang tua hanya terjadi di dalam novel. Tapi ternyata, kisah seperti itu memang ada di dunia nyata dan aku sendiri mengalaminya. Hari ini aku menikah dengan seorang pria tampan kaya raya yang sebelumnya tidak aku kenal. Dia adalah David Mario Kalingga, putra sulung keluarga Kalingga yang terkenal dengan bisnis real estatenya yang tersebar di seluruh indonesia dan beberapa negara di Asia. Dulu, bertahun-tahun silam sebelum aku lahir, Ayah dan Ibuku memiliki hutang pada keluarga Kalingga, entah jumlahnya berapa mereka tidak pernah memberitahukannya padaku. Mereka hanya bilang, tidak sanggup membayar hutang dan keluarga Kalingga memberi penawaran sebagai keringanan, yaitu aku harus menikah dan melahirkan keturunan untuk keluarga mereka. Tentu saja aku menolak, karena aku ingin fokus kuliah dan berkarir. Aku pikir untuk sekelas keluarga Kalingga, mereka akan memilih wanita dari keluarga kaya yang sepadan dengan status sosial mereka, bukan aku yan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status