Share

Part 78 - Unboxing?

Penulis: Kharamiza
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-29 23:00:54
Tawaku kembali meledak mendengar curahan hati Mas Ezar yang sepertinya dari hati banget.

Tadi malam, aku memang mengatakan akan memberikan diriku sepenuhnya di malam resepsi nanti, biar kesan pengantin barunya masih ada. Dia pasrah saja, walau aku melihat ekspresinya sangat terpaksa.

Tapi, sekarang aku jadi kasihan lihat wajahnya yang memelas.

Aku jadi ngerasa berdosa tidak memenuhi kewajibanku sebagai istri.

Padahal, tadi malam Vina sudah terbuka hati dan pikirannya untuk ceramah panjang lebar. Mengingatkan dosa jika tak melayani suami.

Dia juga memintaku untuk menikmati saja segala sentuhan yang diberikan suami. Jangan panik. Tetap rileks agar terbiasa.

‘Duh, gue jadi dirudung dilema.’

Mas Ezar kini mulai membubuhkan tanda tangannya. Setelahnya, ia kembali membuka laci, tetapi aku menahan dan merebut pulpen dari tangannya.

“Kenapa pulpen mahalku ada di kamu, Mas? Pantas aja punyaku hilang.”

Alis Mas Ezar seketika saling tertaut. Setidaknya, aku melihatnya menyunggingkan bibir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 79 - Fitting Gaun Pengantin

    Tubuh ini meluruh dan berjongkok lemas tak kuasa menerima kenyataan pahit ini. Semula, aku yang takut membayangkan malam pertama, tetapi kali ini entah mengapa aku sendiri yang merasa kecewa?Pantas saja, perutku terasa aneh sejak tadi pagi, ternyata ada tamu tak diundang. Sialnya, karena datangnya sangat tidak tepat sehingga merusak momenku dengan Mas Ezar.Kututup wajah dengan kedua lengan, sesekali memijat kening memikirkan bagaimana perasaan Mas Ezar jika tahu aku kedatangan tamu bulanan? Dia pasti akan sangat kecewa. Menilik kilat gairah di matanya tadi menunjukkan betapa ia sangat menginginkanku. ‘Kenapa tamunya harus datang sekarang, sih?’ Aku mengumpat dalam hati sambil meremas jari-jari tangan.“Asha, kamu baik-baik aja kan di dalam?”Hati ini semakin berkecamuk mendengar suara Mas Ezar yang pasti sudah menungguku di luar sana. ‘Mas, Maafkan aku mengecewakanmu,’ ucapku dalam hati. Tok ...

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 80 - Pesan Mesra di Ponsel Manda

    Tak ada jawaban yang kulontarkan padanya. Hanya membisu sembari menunduk memperhatikan dengan saksama, walau bukan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya gaun yang saat ini tengah melekat di tubuhku. Gaunnya cukup bagus, panjangnya cukup untuk menyapu jalan. Hanya saja bagian atasnya terlalu aduhai karena cuma menutupi gunung eksklusif saja tanpa ada tambahan kain lagi di atasnya. Aku bayangin kalau pake ini nanti, tiba-tiba malah melorot pas aku goyang dumang di pelaminan. Hihihi. “Hei, aku tanya.” Mas Ezar menyentil daguku dengan telunjuknya.Aku menggeleng pelan dan memajukan bibir padanya. “Terlalu terbuka.”“Ganti!”Akhirnya, aku pun kembali mencoba gaun lain. Hingga pilihan Mas Ezar jatuh pada gaun kelima yang super kinclong dan elegan berwarna putih. Kali ini, bagian atas tak terlalu terbuka, bagian bawahnya bermekaran kayak kurungan ayam. Wkwk.“Kak, mundur dikit bisa, nggak?” teriak Freya.“Kenapa?” t

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 81 - Kukira Cupu, Ternyata Suhu

    Pada akhirnya, Manda terjatuh ke lantai tak jauh dari hadapan Mas Ezar. Aku bisa tebak, ini pasti akal-akalan dia saja. Dia sengaja melakukan itu untuk menarik perhatian suamiku.Dasar cewek stres!“Aduh!” ringisnya sambil menatap tajam wanita berkuncir kuda itu. “Kalau jalan liat-liat, dong.”“Ma—af, Mbak. Saya gak sengaja,” ucap wanita itu terbata. “Saya bantuin berdiri ya, Mbak.”“Jauh-jauh sana!” bentaknya membuat wanita muda itu terpaksa mundur. Melihat wajahnya yang sangat ketakutan, aku jadi tak tega. Ini gara-gara Manda. Kenapa coba harus melibatkan orang lain? Aku tahu dia pasti berharap Mas Ezar yang menolongnya. Hanya saja lelaki itu tetap bergeming di tempatnya. Dia berlagak sibuk dengan ponselnya. “Zar, tolongin aku. Kakiku sakit banget.” Manda memelas pada Mas Ezar, berharap belas kasih iba. “Kalau jatuh sendiri, bangun sendiri. Jangan manja!” ketus Mas Ezar. Ingin sekali aku tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan drama murahan yang tak membuahkan hasil itu. ‘Drama

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-01
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 82 - Ijab-Sah Dulu, Ijazah Kemudian

    Aku menatap sayu Mas Ezar yang baru saja mengeluarkan kalimat yang seyogyanya membuat benteng pertahananku seketika ingin runtuh. Padahal, aku berharap dia di sisiku. Paling tidak, rasa gugup ini akan berkurang jika melihatnya. Tapi, mengapa malah mementingkan urusan lainnya daripada aku? Ah, aku tak seharusnya memikirkan hal yang aneh-aneh. Barangkali, urusannya memang tidak bisa ditunda. “Kan kamu sendiri yang minta hari ini, kenapa malah gak bisa hadir?” tanyaku dengan mata yang sudah berkaca-kaca.Mas Ezar tersenyum tipis, lalu menangkup wajahku. Menatap bola mata ini penuh cinta. “Jangan sedih, dong. Aku udah minta Papa buat gantiin,” ujarnya menenangkan.“Mas Ezar ih. Gak like!” rajukku. “Aku tuh mikir nanti kalau aku gugup, ngeliat kamu bakal bikin gugupku sedikit hilang. Tapi, kalau kamu gak ada di ruang ujian? Aku liat siapa dong?”“Liat Papa. Minimal dia kan mirip sama aku,” ucap Mas Ezar dengan santainya. “Beda, Mas.” Aku memanyunkan bibir kesal sambil melipat tangan di

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 83 - Makan Malam Romantis

    Kuperhatikan lelaki itu dari ujung kepala hingga kaki dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Dia membawa bunga mawar berwarna burgundy, di tengah bunga itu tampak duduk manis boneka hello kitty kecil yang memeluk tulisan ‘I love you’. Tentu itu sangat ucul, seperti diriku.Gegas, aku menghampirinya dan membuka topi yang menutupi bagian atas wajahnya itu guna memastikan tebakanku. Tatapan kami bertemu begitu topinya sudah berpindah ke tanganku. “Mas?” tanyaku kaget, tapi juga tak bisa menahan diri untuk tidak memeluknya. “Kamu di sini?”“Selamat ya, Sayang, karena sudah selesai sidang,” bisiknya sambil mengusap-usap pelan rambutku. Aku mengurai pelukan kami. Lantas, menatap wajah tampan itu penuh tanya.“Urusan kamu udah selesai? Kok cepat bisa di sini?” tanyaku. Mas Ezar menghela napas pelan. Setidaknya, senyum gulanya kembali terpancar di bibirnya membuat segala persendianku seketika ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 84 - Permintaan Maaf Sang Mantan

    “Sha, aku ....” Raihan tak melanjutkan ucapannya. Dia mencoba meraih tanganku, tetapi aku menghindar. Lagian, dia kesambet apa coba mau pegang-pegang tangan begini? Jadi was-was aku dibuatnya. “Maaf,” lirihnya. Aku membuang napas kasar. Sesekali menatap matanya berusaha mencari maksud dan tujuan dari ucapannya barusan.Sayangnya, aku tak dapat membaca sorot matanya dengan jelas. Tatapan itu sayu. Entah ada apa dengan dirinya sekarang? “Maaf, Sha. Aku ....” Dia masih menggantung ucapannya. Aku sampai mengerutkan dahi menunggunya melanjutkan ucapan. Hanya saja, ia tak kunjung melanjutkan.Sekarang, aku bisa menebak kalau dia berada di sini sepertinya khusus untuk meminta maaf padaku. Ah, tak mau berpikir yang tidak-tidak, tapi aku menduga kalau Raihan sedari tadi sepertinya mengawasi pergerakanku di restoran ini. Barangkali, dia memang mencari waktu untuk mengobrol denganku berdua, tapi takut pada

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-02
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 85 - Curhat ke Vina

    Setelah pertemuan dengan Raihan malam itu, jadinya aku tidak tenang dengan ucapannya. Malah kepikiran sepanjang malam, entah kenapa?Rasanya seperti ada bom yang siap meletus dan akan menghanguskan di kemudian hari. Ah, kenapa dia harus datang lagi, sih?“Assalamualaikum!” teriak seseorang yang kutebak pasti Vina. Dia memang kuminta datang ke rumah pagi ini karena lagi gabut Mas Ezar ke kampus sampai siang. Sedangkan, aku dilarang ke mana-mana. “Sha, udah jawab salam belum sih?” tanya Vina setelah menghempaskan bokong di sofa. Aku menoleh, melihatnya sebentar. “Udah.”“Kapan?” tanyanya.“Dalam hati,” kekehku. “Astagfirullah. Bersuara dong. Mengucap salam hukumnya sunnah, Asha, tapi menjawab salam itu wajib. Ayo, jawab yang benar. Assalamualaikum.”Aku menghela napas panjang, lantas mencebikkan bibir. “Waalaikumsalam Ukhti Sholehah yang kadang bar-bar.”“Heh, aku ikutan sesat kalau

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 86 - Cantik Oh Cantik

    Mas Ezar buru-buru masuk dan menutup pintu rapat-rapat. Aku tahu dia pasti sengaja mencuri kesempatan dalam kesempitan untuk menemuiku. ‘Dasar gak sabaran!’Pria tampan itu melangkah pelan ke arahku, bahkan aku melihat matanya tak berkedip menatapku.Entah dia tersepona atau kenapa? Tapi aku merasa tatapan itu tatapan memuja yang ditujukan untukku.Apa dia terpukau dengan penampilanku? ‘Duh, jadi salting.’Mana dia teramat ganteng juga dengan setelan warna baju senada denganku. Dasi kupu-kupunya terlihat ucul, seucul diriku. ‘Jadi pengen nyosor, tapi takut nanti bibir yang udah cetar membahana jadi runyam.’“Cantik banget istriku,” ucapnya. Aku tersenyum lebar dan berdiri menyambutnya. Detik kemudian, tangan ini bergerak membelai pipinya. Pandangan kami beradu hingga saling terkunci. “Emang lagi syantik, tapi bukan sok syantik, syantik-syantik gini hanya untuk dirimu.” Aku menyen

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03

Bab terbaru

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 140 - I Love You, Pak Dosen! (END)

    Mas Ezar membawaku ke samping resto yang sepi-sepi orang. Entah ada tujuan apa dia membawaku ke sini? Sudah persis gadis polos mau diperkaos pria hidung belang. “Mas, kenapa dibawa ke sini?” tanyaku mengerucutkan bibir kesal. “Padahal masih pengen nyinyirin si pirang gatal itu.”“Makanya aku bawa ke sini untuk menepi sejenak, Sayang. Jangan nyinyir lagi ya. Yang ada nanti kamu stres kebawa janin kamu juga ikutan stres,” ujar Mas Ezar. Dia menopang tubuh dengan kedua tangannya pada tembok agar tubuh kami tak bersentuhan walau posisinya mengurungku pada tembok. Aku menghela napas panjang. Sengaja mengalihkan pandangan ke arah lain agar terkesan judes. “Kamu kok belain dia, sih?”Mas Ezar menangkup wajahku dan menatap mata ini lekat. “Bukan membela, Sayang. Aku juga gak suka sikap dia tadi, tapi aku gak mau dia nyakitin kamu. Kamu tadi liat? Dia emosi kamu bilangin gatal. Untung gak jambak kamu.”“Aku kan bisa jambak balik,” cici

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 139 - Afgan KW?

    Begitu Bagas telah selesai bernyanyi dan Naila sedikit berlari turun dari panggung, barangkali lupa membawa stok urat malu. Hahaha. Bercanda urat malu!Seketika itu, aku pun terlintas ide untuk merayakan ulang tahun suamiku yang ke-29. Dari kemarin, aku berpikir keras bagaimana mengucapkan agar terkesan romantis dan tidak kaku macam sikapnya saat awal kami menikah. Aku pun naik ke panggung. Bukan untuk goyang ngebor di sana, tapi buat ngambil mic, lalu diskusi sebentar dengan Akang piano. Gak usah penasaran kami diskusi apaan? Intinya, setelah itu aku kembali ke tempat dudukku dengan mic di tangan. Saat ini, aku percaya diri dengan suaraku yang membahana, walau nyatanya seperti suara kodok. Masa bodoh dengan pandangan orang-orang, tapi aku bangga punya suara yang seksi ini, walau tak seseksi orangnya jika hanya berdua dengan Mas Ezar di kamar. Eya!Begitu musik mulai mengalun, aku membuka ponsel dan melihat lirik la

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 138 - Senandung Rembulan

    Belum sempat kusambut uluran tangan Ahsan, Mas Ezar yang entah muncul darimana lebih dulu menyambut tangan duda beranak satu itu. “Kami baik,” katanya sambil menarik pinggangku posesif hingga tubuh ini menabrak tubuhnya. “Duh, pocecip detected,” ucap Kak Akmal pelan. Dia sampai menutup mulut dan menoleh ke arah lain. Ia terlihat susah payah menahan tawanya. Ahsan tersenyum tipis. Barangkali menyadari kecemburuan Mas Ezar padanya. “Maaf ini, Mas, karena datang gak diundang. Cuma ikut-ikutan Kak Akmal,” kekeh Ahsan tak enak hati. “Gak apa-apa. Malah senang kalau banyak yang datang.”Mas Ezar mengulas senyum tipis berlagak sangat ramah. Padahal, kutahu hatinya tengah meradang melihat Ahsan mengulurkan tangannya padaku tadi. Dia pasti mengingat kejadian di pernikahan Vina kemarin, di mana saat itu Ahsan melamarku. Barangkali, sekarang ia tetap takut istrinya masih diincar oleh duduk beranak satu itu.

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 137 - Grand Opening Fadhgam Resto

    “Jangan cantik-cantik, Sayang. Aku takut nanti malah banyak yang naksir kamu di sana.” Lengan kekar Mas Ezar tiba-tiba saja sudah melingkar di perutku. Bahkan, kini hidungnya pun semakin liar menjelajahi leher ini.Ia sesekali memejamkan mata, kulihat dari cermin di hadapan kami..“Kalau aku jelek yang ada nanti kamu malu bersanding denganku. Katanya mau didampingi meresmikan resto,” ujarku masih mengoles tipis-tipis lipstik ke bibir. “Iya, tapi kalau cantiknya kebangetan aku takut kamu digodain laki-laki lain. Kamu gak pake makeup aja aku pede aja gandeng kamu, kok,” tutur Mas Ezar.Dia masih memeluk erat tubuh ini dari belakang. Napasnya yang hangat sesekali menyapu lembut di kulit leherku, aku bisa rasakan itu. “Aku yang malu tampil dengan muka burik tanpa polesan walau tipis, takut kebanting kegantengan Pak Dosen.”"Hmm, ya udah. Ayo kita pergi,” ajak Mas Ezar. Aku mengecek jam tangan, ternyata sudah puk

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 136 - Wanita dan Sepak Bola?

    Sampai di rumah Ayah, aku memutuskan untuk istirahat sebentar. Habis perjalanan jauh dari Jakarta ke Makassar rasanya capek banget.Padahal, tadi di pesawat cuma duduk doang. Tak sedang mencoba goyang ngebor sambil kayang. Mungkin efek hamil juga jadi badan serasa pegal-pegal dari ujung kepala hingga ujung kaki.Entah berapa lama aku istirahat sampai tertidur hingga kembali terbangun saat alarm pengingat meeting berbunyi. Sore ini, aku memang ada meeting online dengan Bu Aina dan para karyawan Aina Fashion. Begitu meeting berakhir, aku keluar kamar dan mendapati Mas Ezar yang sedang main ular tangga dengan Elizha di ruang tengah. ‘Astaga, laki gue mau-mau aja diajak main ular tangga.’Aku tertawa cekikikan melihat wajah Mas Ezar kayak ditekuk bak orang terpaksa. Aku tebak, dia pasti dipaksa nemanin main oleh Elizha. Soalnya, anak itu kalau keinginannya ditolak suka ngambek sampai 7 hari 7 malam. “Udah gede

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 135 - Gak Ada Hidup yang Mulus!

    “Sayang, dia tadi cuma nanya kabar, jangan salah paham, ya.”Nanya kabar? Penting amat gitu tahu kabar suami orang? Mas Ezar langsung duduk di sampingku, tapi aku sengaja tak memedulikan. Terlihat jelas dari gelagatnya kalau dia bingung bagaimana cara menjelaskan keberadaan Manda padaku? Ah, kurasa hatinya sedang gundah gulana, takut aku marah padanya. Kuraih ponsel dan pura-pura sibuk chat-an untuk menambah kesan judes ini. “Zar, Sha ... karena kebetulan kita ketemu di sini ....” ‘Lah, terus kenapa kalau ketemu di sini? Mau kopral sambil kayang?’“Jadi, sekalian aja gue minta maaf dan pamit pada kalian, terkhusus pada lu, Zar,” lanjut Manda.Setidaknya, aku memasang telinga baik-baik untuk lebih memperjelas pendengaran.Benarkah dia minta maaf? ‘Tumbenan banget seorang Manda minta maaf? Gak salah orang gue, kan, ya?’Takutnya aku cuma mimpi dan pas bangun malah ketampa

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 134 - Mika Hidup?

    Sore ini, ketika pulang dari rumah sakit menjenguk Kak Kyra, aku mengajak Mas Ezar untuk ke makamnya Almarhumah Mika.Sebelumnya aku juga sudah janjian dengan Vina untuk bertemu di gerbang masuk pemakaman.Setelah bertemu Vina, kami sama-sama menyusuri makam hingga berhenti di sebuah makam yang di nisannya bertuliskan nama Ditya Diatmika binti Gilang Baskara. Aku dan Vina berjongkok secara bersamaan disusul oleh Mas Ezar dan Kak Akmal yang juga ikut berjongkok di samping kami.Sejurus kemudian, aku dan Vina bergantian menyiram air ke tanah makan, menabur bunga untuk Mika, dan bersama-sama membacakan doa untuknya. “Mika, terima kasih banyak atas semua warna yang pernah lu berikan pada hidup gue. Saat hidup gue suram, lu yang datang dan susah payah menghibur walau mulanya gue gak pernah ngerespons baik kedatangan lu di masa laluJahatnya gue, karena berpikir kalau lu sama pengkhianatnya dengan orang-orang yang gue kenal sebelumny

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 133 - Melongok Baby Sagara

    Aku yang penasaran dengan wujud Baby Boy Kak Ghazaar dan Kak Kyra tak bisa menunggu lama lagi untuk melongoknya. Selesai sarapan dan mandi, aku langsung mengajak Mas Ezar ke rumah sakit. Untungnya, karena dia tak banyak neko-neko. Sampai di rumah sakit, Mas Ezar langsung membuka pintu ruang rawat Kak Kyra hingga perhatian semua orang yang fokus pada Baby Boy beralih ke kami sebentar. “Assalamualaikum,” ucap kami kompak.Di ruangan sudah ada Bunda, Papa, Kak Ghazaar, ibunya Kak Kyra, juga Bu Aina yang tampaknya malah sudah bergegas untuk pulang."Waalaikumsalam,” jawab mereka kompak.“Gak jodoh banget sama ponakan ganteng dan cantik yang satu ini. Giliran mereka datang, Tante mau pulang,” ujar Bu Aina. “Kenapa buru-buru, Bu?” tanyaku. “Mau ke butik. Ada klien yang nungguin di sana.”Kuanggukkan kepala berulang kali tanda mengerti. “Ibu gak ke toko kan?” tanyaku memicing. “Kenapa emang?” tanya wanita berhijab itu menyelidik. “Soalnya Asha bolos,” ucapku jujur, sengaja memasang eks

  • Istri Dadakan si Dosen Tampan   Part 132 - Euforia Wisuda

    Bunda Ola tersenyum tipis, lalu celingak-celinguk seperti sedang mencari sesuatu. “Itu dia orangnya.” Ibu mertuaku itu menunjuk dua orang pria yang kegantengannya tak diragukan lagi tengah berjalan beriringan ke arah kami. “Selamat ya, Nak.” Papa menyodorkan tangan yang langsung kusambut dan mencium punggung tangannya dengan takzim. “Mau lanjut kuliah magister di UNNUS juga, gak?” tanya Papa. Aku terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal. “Nanti dipikir-pikir lagi, Pa. Kalau gak mager, boleh di-gas tanpa rem.”Aku beralih menatap Mas Ezar yang sedari tadi hanya tersenyum tanpa membuka suara. Satu tangannya berada di belakang, entah apa yang disembunyikan itu? Aku berusaha mengintip, tapi pria tampanku itu bergeser seolah tak membiarkanku melihatnya.“Bawa apa, sih?” tanyaku penasaran. Seketika itu, Mas Ezar mengusap-usap kepala ini pelan dan langsung mengeluarkan benda dari balik punggungnya.

DMCA.com Protection Status