Beranda / Romansa / Istri Dadakan Paman Nathen / 127 - Sepakat Untuk Bertemu

Share

127 - Sepakat Untuk Bertemu

Penulis: Putri_Pratama
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-26 21:05:29
Tertegun, bohong sekali jika Feli tidak merasa cukup terkejut setelah ia mendengar penuturan sang suami, yang tiba-tiba menggiring nama Davian di dalamnya.

Diam tergugu tanpa memutuskan kontak mata yang masih berlangsung dengan Nathen, wanita cantik itu mengerjapkan pelupuk mata berbulu lentiknya dengan pergerakan cepat bebapa kali.

Berdehem, Feli lantar tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal. Mengatupkan bibir cukup rapat seraya menundukan pandangan sesaat, ia kemudian berdehem.

Sebenarnya, merasa cukup bingung juga, entah harus bagaimana ia menanggapi penuturan Nathen tersebut.

"Begitu rupanya," tukas Feli sembari mengangguk ragu.

Nathen menilik setiap gerik juga reaksi yang ditunjukan sang istri, sedetail mungkin. Memicingkan mata, ia berdesis pelan sembari menelengkan kepala dan pandangan ke samping kiri, sejenak. "Ada apa dengan reaksi yang kau tunjukan itu?"

Pelupuk mata Feli mengerjap cepat lagi. Sedang manik matanya tampak gemetar, menat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Dadakan Paman Nathen   128 - Feli Merajuk

    Embusan napas kasar yang berasal dari dongkol bercampur frustrasi menguar dari mulut Andrea yang sedikit bercelah, ketika bola mata gadis cantik itu berotasi.Andrea yang saat ini tengah berdiri di dekat nakas samping tempat tidurnya –baru kembali dari kamar mandi, datangnya disambut oleh suara dering ponsel nyaring.Begitu meraih benda pipih itu untuk mengecek alasan mengapa membuat kebisingan, Andrea malah seketika merasa dongkol bukan main, sebab dirinya ternyata mendapatkan notifikasi panggilan suara masuk, dari orang yang sama.Yakni pria yang siang tadi sempat berbincang dengannya melalui sambungan panggilan suara juga, membahas perihal sang kakak, yang rupanya mengenal Davian.Menghela napas panjang sambil mendongakan kepala dan memejamkan pelupuk mata, Andrea mengembuskannya secara perlahan, guna mensugestikan diri agar tetap tenang, sebelum kemudian memutuskan untuk menjawab panggilan.Menenggerkan ponsel dalam genggaman di dekat daun telinga, gadis cantik itu mendudukan diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Istri Dadakan Paman Nathen   129 - Bocoran dari Elena

    Terbongkar sudah, satu kebenaran yang belum sempat tersampaikan, baik itu oleh Nathen maupun Helen, pada Feli.Hal itu bisa Feli ketahui, tepat sebelum dirinya menikmati makan malam bersama, Nathen, Zea dan Elena.Feli yang kala itu hendak langsung menuju area ruang makan, malah terurungkan niatannya, sebab mana kala ia nyaris berjalan melewati ambang pintu dari ruang keluarga di kediaman Elena, sang nenek menyerukan namanya."Feli?"Langkah Feli seketika stagnan. Mengedarkan pandangan secara sembarang, ia lantas menoleh ke arah dari mana suara Elena berasal.Feli tersenyum manis, ketika manik matanya bersitatap dengan mata Elena. "Nenek."Mengurungkan niatan untuk langsung pergi menuju ruang makan, Feli memutar sedikit tubuhnya, sebelum kemudian memutuskan untuk melenggang menghampiri Elena.Elena menatap Feli sambil mengernyitkan kening. "Kenapa kau turun sendiri? Di mana suamimu?""Paman Nathen masih di kamar. Nanti katanya akan nenyusul."Kepala Elena mengangguk mantap dengan begi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Istri Dadakan Paman Nathen   130 - Alasan Helen

    Duduk dalam keadaan relung dilanda bingung yang begitu mengungkung, Helen saat ini sedang berada di kafetaria kampus, bersama Feli, Andrea dan juga Velyn.Menguasai satu meja yang ada di sekat jendela paling sudut dari area pintu masuk, Feli dan Andrea duduk saling bersebelahan, menghadap langsung pada Helen dan Velyn yang duduk saling bersebrangan – terhalang meja persegi panjang.Dari empat anak manusia yang duduk mengitari meja yang sama itu, tiga di antara mereka, sama sekali tidak mengerti, mengapa mendadak sekali pagi ini – sebelum mata kuliah pertama mereka dimulai, Feli meminta mereka untuk berkumpul dulu di sana, katanya ada yang ingin ia diskusikan.Tetapi sudah menjelang sepuluh menit mereka saling bertatap muka, sampai detik ini juga, Feli masih saja bungkam, belum mengatakan apa pun di hadapan ketiga sahabatnya.Helen di sana menjadi orang yang paling merasa kebingungan. Betapa tidak, dari detik pertama dirinya berkumpul bersama ketiga sahabatnya untuk memenuhi keinginan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Istri Dadakan Paman Nathen   131 - Keluhan Helen

    Ayunan langkah Nathen terhenti, tepat saat pribadi tampan itu tiba di area dapur. Berdiri di hadapan meja pantry selepas meletakan papar bag berisi makanan yang ia bawa ke permukaan meja, Nathen mendengkus pelan.Pribadi tampan berusia sepertiga abad itu lantas merogoh saku terkuso yang ia lampurkan di lengan sebelah kanannya, untuk meraih ponsel yang berdering.Ikut meletakan teksudo yang terlipat dua memanjang itu ke permukaan meja, Nathen memfokuskan seluruh atensi yang dimiliki pada permukaan benda pipih yang tengah digenggamnya."Helen?" Permukaan kening Nathen sontak mengernyit, begitu mendapati nama milik sang adik termpampang, menjadi alasan ponselnya berdering, karena mendapatkan notifikasi panggilan suara masuk.Tidak memiliki niatan untuk membuang waktu sedikit pun, Nathen bergegas menjawab panggilan dari adiknya tersebut.Berkacak pinggang dengan satu tangan, Nathen sedikit mendongakan pandangan, membiarkan manik matanya menatap permukaan langit-langit sambil mengatupkan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Istri Dadakan Paman Nathen   132 - Mencoba Membujuk

    "Paman sudah gila, ya?!" jerit Feli, sembari gegas mendorong agak kasar tubuh Nathen agar menjauh, selepas sempat beberapa detik membiarkan permukaan bibir mereka sempat bertemu.Menatap Nathen yang tersenyum senang seperti orang bodoh dengan tatapan dongkol, wajah Feli sudah merah padam sekali, diselimuti marah."Gila bagaimana?""Kenapa Paman menciumku?"Nathen terkikik. Menundukan pandangannya sebentar, pria tampan berusia sepertiga aban itu melipat kedua lengannya di bawah dada.Fokus hanya pada sosok sang istri, sengaja sekali ia berdiri menghadapnya dalam jarak yang begitu dekat, hingga untuk kembali mengikis segala jarak seperti sebelumnya, ia hanya perlu mengambil satu langkah kecil saja untuk maju. "Bukannya tadi kau memintaku untuk membujukmu?"Permukaan kening Feli mengernyit, nyaris membuat kedua alisnya jadi saling bertuat. Matanya memicing, menatap Nathen, penuh hardik. "Apa seperti itu, cara Paman dalam membujuk seseorang yang sedang marah pada Paman?"Nathen melempar s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Istri Dadakan Paman Nathen   133 - Membuat Kesepakatan

    "Eh. Paman mana bisa seperti itu?" Feli tentu saja terkejut setelah mendengar penuturan Nathen, apa lagi ditambah ketika ia melihat suami tampannya itu berbalik badan.Menatap setiap gerik yang Nathen lakukan dengan tatapan penuh telisik, Feli mendapati sang suami berjalan mendekat ke arah meja pantry."Paman mau apa?" Feli bertanya sambil mengekor Nathen.Nathen tidak memberi sahutan, semakin membuat Feli jadi bertanya-tanya sendiri. Mereka kini berdiri saling berdampingan, menghadap meja pantry.Menyempatkan diri untuk memberi Feli lirikan, masih enggan agaknya memberi jawaban atau sahutan, Nathen meraih ponsel miliknya dari permukaan meja.Memfokuskan seluruh atensi yang dimiliki ke layar ponsel yang ia nyalakan dalam genggaman, Nathen menyekroll di menu riwayat panggilan terbaru."Paman tidak mungkin benar-benar akan membatalkan rencana untuk bertemu dengan Davian, kan?"Feli menengkup satu telapak tangan Nathen, lebih tepatnya menutupi permukaan layar ponsel sang suami menggunaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Istri Dadakan Paman Nathen   134 - Seorang Penyusup

    "Eummm ...!" Feli mengerang pelan di tengah tidur setengah pulasnya begitu ia merubah posisi berbaring jadi menghadap ke arah kanan, dari yang semula menghadap ke arah yang berlawanan.Ketika menyadari saat itu lengannya jatuh - seperti tidak sengaja menyentuh tubuh seseorang, Feli mengernyitkan kening sembari membiarkan telapak tangan berjemari lentiknya meraba-raba secara sembarang.Pelupuk mata wanita cantik itu masih setia tertutup dengan cukup rapat, tetapi kesadaran sudah perlahan terkumpul mengisi raganya kembali, setelah semalaman beristirahat dengan begitu tenang.Semakin ia membiarkan telapaknya meraba, semakin yakin pula ia bahwa dirinya saat ini memang tengah menyentuh tubuh seseorang. Dengan wajah bantal yang tampak merengut, Feli perlahan membuka pelupuk mata, mengerjapkannya dengan pergerakan cepat beberapa kali, lantas menguceknya pelan, guna mendapatkan penglihatan yang lebih jelas."Kau sudah bangun?""Paman?!" Feli sedikit menjerit kaget, seraya refleks membangkitka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Istri Dadakan Paman Nathen   135 - Berkilah

    "Paman jangan macam-macam!" Feli berucap sambil refleks mendorong tubuh Nathen agar menjauh darinya, begitu melihat suaminya itu nyaris saja mengikis habis jarak yang terbentang di antara mereka.Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Feli bergegas menyingkab selimut, lalu merayap menuju tepian tempat tidur, sebelum kemudian ia membangkitkan diri.Feli sebisa mungkin menjaga jarak dengan Nathen, tidak memberikan sedikit pun celah pada sang suami, agar bisa mendekati dirinya saat ini.Nathen mengernyitkan kening, membiarkan manik matanya memicing, menatap Feli penuh selidik. "Kau ini kenapa?"Kepala Feli menggeleng cepat. "Aku tidak kenapa-kenapa.""Kau membuat jarak denganku.""Ini masih pagi, Paman.""Memangnya kenapa kalau masih pagi?"Feli berdehem. "Memangnya Paman mau apa sih?"Nathen mendengkus. "Kita kan sudah berbaikan. Dua malam ini, sebelum pergi tidur, aku tidak mendapatkan pelukan dan ciuman darimu.""Lalu?""Lalu?" Nathen menatap Feli dengan tatapan tak habis pikir.Feli

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04

Bab terbaru

  • Istri Dadakan Paman Nathen   150 - Akhir yang Bahagia

    "Feli?" Nathen menyeru seraya melangkah, mendekati Feli yang masih duduk, menikmati film yang diputar pada layar kaca di hadapannya."Siapa yang datang, Paman?" Feli menengadah, menatap nanar sosok sang suami yang berdiri tepat di samping sofa yang ia duduki.Nathen tersenyum. "Ikut denganku. Ada yang ingin bertemu denganmu. Mereka sudah menunggu di ruang tamu."Pribadi tampan itu mengulurkan tangan ke arah Feli, membuat Feli menunduk, menatap tangan sang suami, bingung."Siapa?" tanyanya Feli, sembari menengadah, mempertemukan lagi pandangannya dengan Nathen.Nathen mendesis pelan, membungkukan tubuh, mencondongkannya ke arah Feli, sebab istri cantiknya itu tak kunjung menerima uluran tangannya. Ia menepikan remot kontrol yang kala itu berada dalam genggaman Feli, meraih telapak tangan istri cantiknya, membuatnya membangkitkan diri."Lihat saja sendiri," tukas Nathen sambil tersenyum hangat, menuntun Feli menuju ruang tamu.Dengan rasa penasaran pun bingung yang mulai mendera relung,

  • Istri Dadakan Paman Nathen   149 - Menghabiskan Waktu Bersama

    Akhir pekan lain ... satu minggu setelah akhirnya Feli dan Nathen saling mengakui perasaan yang telah bersemayam dalam hati mereka, yakni mencintai satu sama lain.Seperti akhir pekan sebelumnya ... hari ini, Feli dan Nathen kembali memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Tidak pergi ke mana-mana, hanya diam di rumah, menonton rendetan film yang sudah Feli list menjadi jadwal kegiatan wajib, ketika memiliki cukup banyak waktu luang.Sepasang suami istri yang tengah hangat-hangatnya menikmati kehidpan berumah tangga itu, kini saling duduk berdampingan. Lebih tepatnya, Feli berada dalam dekapan hangat tubuh gagah Nathen di bawah naungan selimut yang sama. Semenjak malam setelah perayaan hari ulang tahun Feli, Nathen memang jadi semakin lebih sering menunjukan sikap manjanya yang suka sekali menempel pada sang istri. Suka sekali berdekatan dengan Feli, seperti sering tiba-tiba memeluk, tak jarang membuat Feli terkejut. Meski dari sebelumnya ia memang sudah begitu, tapi kini frekuen

  • Istri Dadakan Paman Nathen   148 - Suasana Jadi Lebih Hangat

    "Paman?" Feli menyeru pelan setelah dirinya yang saat ini tengah duduk di salah satu kursi yang tertata mengitari meja makan, sedikit memutar tubuh, begitu mendengar suara derap langkah dan manik matanya berhasil menangkap sosok Nathen, si pelaku."Hemmm?" Nathen menyahut sambil tersenyum sumbringah, berjalan menghampiri sang istri dan menatapnya dengan tatapah penuh cinta."Paman habis melakukan apa dulu? Kenapa lama sekali turunnya?"Nathen menghentikan langkah, tepat di samping kursi yang Feli duduki. Mengusap kelewat lembut punggung bagian atas Feli lantas membungkukan tubuh, untuk melabuhi puncak kepala sang istri kecupan sayang. Melempar senyum manis, pribadi tampan berusia sepertiga abad itu tidak langsung memberi jawaban pada Feli, meski sempat membiarkan manik mata mereka saling bersitatap, sebelum kemudian menoleh.Nathen menilik area dapur, mendapati di sana hanya ada Aira ‐ salah satu asisten rumah tangga yang ia perkajaan, sedang sibuk sendiri, membersihkan meja pantry.

  • Istri Dadakan Paman Nathen   147 - Pengungkapan Rasa

    Dada Nathen ikut sesak rasanya selepas mendengar perkataan Feli, seakan ada kepalan tangan besar seseorang yang seketika mendaratkan bogeman mentah di sana.Mendapati Feli seketika menundukan pandangan, sengaja sekali memutuskan kontak mata dengan dirinya, buru-buru Nathen merubah posisi berbaring jadi memiring, menghadap ke arah Feli secara utuh, sebelum kemudian mempererat rengkuhan pada tubuh istri kecilnya itu.Tak lupa, Nathen juga melabuhkan kecupan sayang di puncak kepala Feli, pun memberi punggung istri kecilnya itu usapan lembut penuh makna secara berkala.Sementara Feli ... wanita cantik itu berusaha meredam mati-matian rasa sesaknya, tetapi berakhir dengan menghadirkan air mata yang menggenang, memenuhi pelupuknya.Membenamkan wajah di permukaan dada bidang Nathen sembari balas memeluk suami tampannya itu, ia memejam, membuat air matanya seketika tumpah ruah di sana.Tangis sedih Feli pecah dalam keheningan, mengakibatkan tubuhnya gemetaran dalam pelukan sang suami."Apa pu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   146 - Teman SMP

    Manik mata hitam Liam tampak gemetar, menilik sosok gadis cantik yang sedang berjalan menujunya yang saat ini tengah duduk di salah satu sofa panjang yang tertata di ruang utama dari unit apartemennya.Gadis cantik itu bernama Kesha. Ia merupakan sahabat masa kecil Liam yang dalam beberapa waktu terakhir ini sudah resmi menjadi kekasih dari teman satu universitas Feli itu.Kesha melempar senyum manis, manakala pandangannya bersitatap dengan Liam. "Ada apa?" tanyanya seraya ikut mendudukan diri, tepat di samping sang kekasih, "kenapa menatapku seperti itu?"Liam berdesis pelan sembari memiringkan kepalanya, sekilas. "Kau mengenal Felicia?"Permukaan kening Kesha mengernyit, hingga nyaris membuat kedua alisnya yang bersebrangan, jadi saling bertautan. Matanya memicing, menatap Liam, nanar.Tawa kecil menguar dari mulut gadis cantik berusia dua puluh dua tahun itu. "Maksudmu, Felicia yang tadi kita hadiri acara pesta ulang tahunnya?"Kepala Liam mengangguk. "Hemmm. Felicia yang itu. Tadi

  • Istri Dadakan Paman Nathen   145 - Kejutan

    "Paman benar-banar mau mengerjaiku, ya?" celoteh Feli, bertanya dengan nada setengah merengek, ketika ia harus berjalan dengan perasaan takut juga was-was, sebab matanya ditutup menggunakan kain veil oleh Nathen.Sudah dari semenjak separuh perjalanan sebenarnya Feli terus merengek, menanyakan hal yang sama pada Nathen, ke mana suaminya itu akan membawanya, apakah sedang merencanakan sesuatu untuk mengerjainya.Pertanyaan yang sama terus saja menguar dari mulut Feli, apa lagi setelah tiba-tiba Nathen sempat menghentikan laju mobil, hanya untuk sekadar menutupi matanya, tadi.Meski setengah ogah-ogahan, juga harus sedikit kesusahan Nathen membujuk Feli agar mau matanya ditutup, pada akhirnya ... istri kecilnya itu manut saja, dengan konsekuensi, kerewelannya berlipat ganda.Mulut Feli jadi benar-benar semakin tidak mau diam, setelah matanya ditutup. Bukan hanya sekadar melontarkan kalimat-kalimat tanya bernada rengekan, wanita cantik itu juga bahkan tak segan, melontarkan segala pradu

  • Istri Dadakan Paman Nathen   144 - Truth or Trick?

    "Paman ini mau membawaku ke mana, sih?" tanya Feli dengan nada setengah merengek, selagi dirinya berjalan dengan agak sedikit ogah-ogahan, ketika Nathen menuntunnya berjalan, ke luar dari sebuah salon mewah, menuju mobilnya.Tidak terasa, nyaris dua minggu sudah berlalu dari malam di mana akhirnya Feli mengetahui fakta jika ternyata Vivian memiliki hubungan gelap dengan Davian, bahkan mereka berencana melakukan sebuah pernikahan.Dua minggu berjalan, sungguh Nathen sama sekali tidak mengira, jika alih-alih marah atau merasa kecewa pada dirinya, Feli malah menunjukan, jika istri cantiknya itu merasa cukup tersentuh atas apa yang telah dilakukannya.Hubungan pernikahan mereka bahkan bisa dikatakan berjalan sangat baik-baik saja, terutama setelah akhirnya mereka sepakat untuk menempati rumah baru mereka.Hampir seharian ini, Feli dibuat sibuk juga kebingungan dalam satu waktu, ditemani oleh Helen yang mendadak mengajaknya berbelanja baju baru, hingga mempercantik diri di salon.Feli sung

  • Istri Dadakan Paman Nathen   143 - Pertama Kali Kebenaran Terungkap

    Masih terbayang kelewat jelas dalam ingatan Nathen, ayalnya rekaman video yang diputar di depan pelupuk mata dengan resolusi tinggi, bagaimana tiga minggu sebelum pernikahannya dan Feli dilangsungkan, ia bertemu lebih dulu dengan Vivian.Pertemuan pertama selepas nyaris satu bulan Nathen sama sekali tidak mendapat kabar dari calon istrinya itu, karena seakan menghilang tanpa jejak, ayalnya ditelan bumi.Itu pun terjadi secara mendadak sekali, di kediaman Hayden, ketika sahabat dari Nathen itu tiba-tiba meminta Nathen datang, katanya ada hal darurat yang musti dibahas.Begitu tiba dikediaman Hayden, Nathen malah dikagetkan dengan keberadaan Davian dan Vivian di sana, duduk saling berdampingan di ruang tamu.Nathen yang kala itu berjalan sambil dirangkul oleh Hayden, gegas menghentikan langkah, mencoba menelaah, apa sebenarnya yang sedang terjadi.Keterkejutan yang dirasakannya, mungkin nyaris sama, seperti bagaimana terkejutnya Feli melihat Davian membawa serta Vivian di pertemuan mere

  • Istri Dadakan Paman Nathen   142 - Menjadi Prioritas Sejak Awal

    Keheningan canggung itu tak terelakan, terjadi begitu saja, menyelimuti kebersamaan antara Nathen dan Feli, begitu keduanya memasuki mobil.Acara makan malam – lebih ke pertemuan yang Nathen adakan secara khusus dengan Davian, telah berakhir.Kini, Feli yang sudah mengetahui segala kebenarannya, sedari tadi telah sukses dibuat tidak bisa berkata-kata.Selepas Davian memberi penjelasan pada dirinya, dari mulai alasan sebenarnya mengapa Vivian memilih urung untuk menikah dengan Nathen, sampai Nathen yang rupanya telah membayar Jane untuk menutupi fakta bahwa Davian dan Vivian bersama – untuk sementara darinya, membuat Feli jadi lebih banyak diam.Tidak banyak kata yang terlontar dari mulut wanita cantik itu. Bukan karena tidak ada kalimat yang ingin ia utarakan, hanya saja ... Feli lebih ke merasa bingung, harus memulainya dari yang mana terlebih dahulu.Terlalu banyak kalimat berbentuk tanya yang saat ini tengah berkecamuk dengan begitu hebatnya dalam benak Feli, membuat perasaannya ja

DMCA.com Protection Status