Bab 20 - Kuntilanak Wanita bernama Yaya yang berwujud siluman kerbau itu terbakar seraya berteriak kepanasan dan kesakitan. "Bagus, ternyata ini cara untuk memusnahkanmu. Rasakan itu!" seru Laila sambil menertawakan Yaya. Gadis itu bahkan sampai tersedak asap yang muncul dari pembakaran jin tersebut. "Uhuk... uhuk... aduh tolongin, Dika!" Dika langsung menghampiri Laila dan menariknya menjauh, karena rumah yang ada di belakang Laila juga ikut terbakar. Dika menepuk-nepuk punggung Laila. "Ada gitu hantu kuntilanak keselek asap," ejek Dika. "Ya namanya juga hantu baru. Kalau waktunya keselek juga ya keselek aja," sahut Laila asal, seraya menatap ke arah Dika tajam. "Makasih ya, kamu sudah menyelamatkan aku," ucap Dika sambil menggenggam kedua tangan Laila dan menaruhnya di dada pria tersebut. "Jan
Bab 21"Kalau mau bantuin tuh di bopong gitu, jangan ikut nyeret kayak gini, dong," protes Laila."Berat say, malas ah mending gini. Eh lama-lama cakep juga nih cowok," ucap si Pocong Eyke."Hei awas ya, Anda gak boleh macam-macam sama dia. Dia tuh cuma milik saya," ucap Laila menatap Eyke dengan tajam."Hmmm... maaf deh, baru ini Eyke tau ada kuntilanak bucin banget sama manusia," celetuk Eyke."Biarin aja, wleeekk!" cibir Laila."Eh, nama kamu siapa?" tanya Eyke."Nama aku Laila, dia namanya Dika." "Kok bisa barengan sama manusia?" tanyanya."Aku juga gak tau pokoknya aku terhubung sama dia dan gak bisa jauh dari dia," jawab Laila."Cieee... jangan-jangan jodoh," seru Eyke menggoda Laila."Jodoh dari mana? Kan, aku udah mati sedangkan dia manusia, mana bisa bersatu dan berjodoh?" ucap Laila ada raut sedih yang terpancar di wajahnya."Kata siapa gak bisa jodoh? Kamu belum de
Bab 22 "Sakit tau! kenapa sih dari tadi kepala aku jadi korban terus, nanti aku bisa gegar otak lho," ucap Dika bersungut kesal."Habisnya kamu bener-bener nyebelin deh, masa kamu gak paham sama yang dia maksud?" keluh Laila."Oke, oke aku ngerti, jadi kamu mau aku minta paku buat pakuin hantu kuntilanak ke seorang dukun, gitu? manfaatnya buat aku apa?" tanya Dika."Hadeh, manfaatnya buat kamu ya kamu jadi bisa punya istri kuntilanak, gitu!" seru Eyke."Hidih, wanita yang manusia normal aja banyak, ngapain aku bela-belain nikah sama kuntilanak? Hdih ogah, serem!" jawab Dika."Oh... gitu ya, Ka. Makasih deh kalau ternyata pemikiran kamu seperti itu," lirih Laila menunduk sedih.Gadis itu lalu pergi meninggalkan Dika. Ia berlari seraya menyeka buliran bening yang menetes di pipinya. Hatinya tersinggung."Laila... Laila...!" seru Dika memanggil Laila.Plak!Gantian Pocong Eyke yang memukul kepala
Bab 23Laila menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena rasa takut dan jijik kala melihat hantu wanita tersebut."Jangan ganggu saya, saya mohon jangan ganggu saya," Laila masih berusaha menyembunyikan wajahnya dari kuntilanak penunggu pohon mangga itu."Heh, sesama kunti kenapa takut, sih?" tanyanya."Sa-saya kan, kuntilanak baru, Kak." "Oh... begitu, kamu dari mana asalnya?" "Dari kota, Kak." Laila masih menunduk."Woah kamu dari kota? Kamu ngapain sampai sini? Apa di sana sudah tak ada lagi pohon untuk kau hinggapi?" tanya kuntilanak itu. "Ada sih, Kak. Malahan kalau di kota, kuntilanak dan hantu lainnya tinggal di apartemen, atau malah mereka tinggal di hotel," ucap Laila."Apartemen itu apa? Sama gak dengan rumah zaman Belanda?" tanyanya.Laila mulai memberanikan diri membuka kedua tangannya. ‘Haduh, masih serem juga lagi mukanya. Laila kamu harus bisa,’ batin Laila.
Bab 24 Betapa senangnya Dika mendapati gadisnya di hadapan mata. Pria itu langsung bangkit dan memeluk Laila."Aku tuh dari tadi cariin kamu sampai masuk hutan ini. Aku mohon jangan tinggalkan aku ya,” pinta Dika dengan wajah memelasnya."Eh sembarangan aja! Dia ini milik Ijah! Dia ke sini mau cari kuntilanak cantik yang wajahnya cantik seperti aku, bukan kamu!" hardik hantu Ijah seraya mendorong bahu Laila."Yeee jangan kepedean jadi kunti! Muka kamu aja rata gitu, gak ada mata, hidung, mulut, bisa-bisanya masih ngaku cantik," balas Laila."Eh nanti juga kalau dia tancapkan paku cintanya padaku di sini, aku berubah jadi cantik!" Hantu Ijah menunjuk ke arah ubun-ubun kepalanya. "Gak bisa, gak boleh! Dika itu punya aku, cuma aku yang boleh ditancapkan paku cinta sama dia, ya kan Dika?" Laila menoleh pada Dika."A-a-aku, duh gimana ya?” Dika menggaruk kepalanya meski tak gatal.Belum juga Dik
Bab 25Laila menepuk pipi Dika berkali-kali sampai sadar. Dika langsung memeluk Laila dengan eratnya.Tangan Laila gemetar dan terasa kikuk, perlahan ia membalas pelukan Dika dengan erat."Ka-kamu kenapa, sih?" tanya Laila, dirinya masih merasa sangat gugup mendapat pelukan dari Dika."Aku takut tau, aku belum siap kalau harus lihat hantu terus kayak gini, jadi aku mohon jangan tinggalkan aku," pinta Dika."Iya, aku gak akan tinggalkan kamu," sahut Laila."Oh... rupanya kalian di sini," tegur Lasmi dari atas pohon yang berada di samping Dika dan Laila."Udah deh, jangan kejar Dika! Lelaki ini milik aku," ucap Laila memeluk Dika kembali."Hmmm... oke, silahkan kau miliki sampai puas kalau gitu. Hmmm, kalian ingin tetap tinggal di sini atau mau ke luar dari hutan ini?" tanya Lasmi yang perlahan turun.Sayangnya daster putih miliknya tersangkut ranting dan membuatnya terjebak menggantung di ranting pohon b
Bab 26 Kuntilanak Sebentar saya buka dulu mata batin kamu," ucap pria renta yang memakai ikat kepala hitam itu.Ia lalu memberi perintah agar pria bernama Edo itu berlutut."Terus gimana nih, Lasmi?" tanya Laila mulai takut."Udah kita liat aja nanti," ucap Lasmi.Tak lama kemudian Edo terperanjat dan langsung mundur menyeret bokongnya menjauh kala melihat dua sosok kuntilanak di hadapannya."Gak usah takut, coba beranikan diri kamu untuk lihat!" perintah dukun itu.Edo akhirnya memberanikan diri untuk melihat ke arah para kuntilanak itu. Meski masih ada rasa takut, lalu Edo memberanikan diri untuk menunjuk ke arah Laila. "Saya mau yang itu, Mbah!" seru Edo."Nah, kamu siap-siap ya paku dia nanti saya bantu tangkap,” ujarnya.Mbah Dukun itu lantas merapalkan mantera yang membuat Laila tak bisa bergerak."Laila, dia mengincar kamu, hihihihi... Aku pergi dulu ya, daaah…." Lasmi langsung pergi terbang meninggalkan Laila begitu saja. Ia melarikan diri."Kunti somplak! Dasar kutu kupret
Bab 27 Kuntilanak Setelah sampai di dekat lahan pasar traditional, Laila dan Dika menghentikan langkahnya."Lai, gimana ini?" tanya Dika."Gimana apanya?" "Mbah Dukun itu...." Dika masih saja merengek."Berisik, nih! Dia itu orang jahat bukan orang baik, orang sesat pula dan sukanya menyesatkan orang lain, udah lah gak usah kamu sesali!" tukas Laila."Tapi aku gak mau jadi pembunuh, aku mau ngaku aja, kita ke kantor polisi, yuk!" ajak Dika."Heh, bodoh! kalau kamu ke kantor polisi terus kamu dipenjara, memangnya kamu siap? apalagi nanti kalau kamu dapat hukuman penjara seumur hidup, siap?" Dika menggeleng pasti."Nah, kalau gak siap udah sih tenang aja, anggap tadi itu gak kejadian apa-apa, oke?" tanya Laila meyakinkan Dika.Dika menjawab dengan anggukan kepala mengiyakan."Ya udah, sekarang kita pergi ke Desa Merah, ke tempat nenek kamu, tuh sang fajar udah nongol," tunjuk Laila.Sosok Laila lalu menghilang.Tak jauh dari tempat Dika berdiri, munculah sebuah andong yang dikemudika