Home / Horor / Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak / Bab 23 - Hutan Kuntilanak

Share

Bab 23 - Hutan Kuntilanak

Author: Vie Junaeni
last update Last Updated: 2024-05-29 20:00:48

Bab 23

Laila menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena rasa takut dan jijik kala melihat hantu wanita tersebut.

"Jangan ganggu saya, saya mohon jangan ganggu saya," Laila masih berusaha menyembunyikan wajahnya dari kuntilanak penunggu pohon mangga itu.

"Heh, sesama kunti kenapa takut, sih?" tanyanya.

"Sa-saya kan, kuntilanak baru, Kak."

"Oh... begitu, kamu dari mana asalnya?"

"Dari kota, Kak." Laila masih menunduk.

"Woah kamu dari kota? Kamu ngapain sampai sini? Apa di sana sudah tak ada lagi pohon untuk kau hinggapi?" tanya kuntilanak itu.

"Ada sih, Kak. Malahan kalau di kota, kuntilanak dan hantu lainnya tinggal di apartemen, atau malah mereka tinggal di hotel," ucap Laila.

"Apartemen itu apa? Sama gak dengan rumah zaman Belanda?" tanyanya.

Laila mulai memberanikan diri membuka kedua tangannya.

‘Haduh, masih serem juga lagi mukanya. Laila kamu harus bisa,’ batin Laila.<
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 24 - Bertemu Ratu Kuntilanak

    Bab 24 Betapa senangnya Dika mendapati gadisnya di hadapan mata. Pria itu langsung bangkit dan memeluk Laila."Aku tuh dari tadi cariin kamu sampai masuk hutan ini. Aku mohon jangan tinggalkan aku ya,” pinta Dika dengan wajah memelasnya."Eh sembarangan aja! Dia ini milik Ijah! Dia ke sini mau cari kuntilanak cantik yang wajahnya cantik seperti aku, bukan kamu!" hardik hantu Ijah seraya mendorong bahu Laila."Yeee jangan kepedean jadi kunti! Muka kamu aja rata gitu, gak ada mata, hidung, mulut, bisa-bisanya masih ngaku cantik," balas Laila."Eh nanti juga kalau dia tancapkan paku cintanya padaku di sini, aku berubah jadi cantik!" Hantu Ijah menunjuk ke arah ubun-ubun kepalanya. "Gak bisa, gak boleh! Dika itu punya aku, cuma aku yang boleh ditancapkan paku cinta sama dia, ya kan Dika?" Laila menoleh pada Dika."A-a-aku, duh gimana ya?” Dika menggaruk kepalanya meski tak gatal.Belum juga Dik

    Last Updated : 2024-05-29
  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 25 - Pencari Kuntilanak

    Bab 25Laila menepuk pipi Dika berkali-kali sampai sadar. Dika langsung memeluk Laila dengan eratnya.Tangan Laila gemetar dan terasa kikuk, perlahan ia membalas pelukan Dika dengan erat."Ka-kamu kenapa, sih?" tanya Laila, dirinya masih merasa sangat gugup mendapat pelukan dari Dika."Aku takut tau, aku belum siap kalau harus lihat hantu terus kayak gini, jadi aku mohon jangan tinggalkan aku," pinta Dika."Iya, aku gak akan tinggalkan kamu," sahut Laila."Oh... rupanya kalian di sini," tegur Lasmi dari atas pohon yang berada di samping Dika dan Laila."Udah deh, jangan kejar Dika! Lelaki ini milik aku," ucap Laila memeluk Dika kembali."Hmmm... oke, silahkan kau miliki sampai puas kalau gitu. Hmmm, kalian ingin tetap tinggal di sini atau mau ke luar dari hutan ini?" tanya Lasmi yang perlahan turun.Sayangnya daster putih miliknya tersangkut ranting dan membuatnya terjebak menggantung di ranting pohon b

    Last Updated : 2024-05-29
  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 26 - Tak Sengaja

    Bab 26 Kuntilanak Sebentar saya buka dulu mata batin kamu," ucap pria renta yang memakai ikat kepala hitam itu.Ia lalu memberi perintah agar pria bernama Edo itu berlutut."Terus gimana nih, Lasmi?" tanya Laila mulai takut."Udah kita liat aja nanti," ucap Lasmi.Tak lama kemudian Edo terperanjat dan langsung mundur menyeret bokongnya menjauh kala melihat dua sosok kuntilanak di hadapannya."Gak usah takut, coba beranikan diri kamu untuk lihat!" perintah dukun itu.Edo akhirnya memberanikan diri untuk melihat ke arah para kuntilanak itu. Meski masih ada rasa takut, lalu Edo memberanikan diri untuk menunjuk ke arah Laila. "Saya mau yang itu, Mbah!" seru Edo."Nah, kamu siap-siap ya paku dia nanti saya bantu tangkap,” ujarnya.Mbah Dukun itu lantas merapalkan mantera yang membuat Laila tak bisa bergerak."Laila, dia mengincar kamu, hihihihi... Aku pergi dulu ya, daaah…." Lasmi langsung pergi terbang meninggalkan Laila begitu saja. Ia melarikan diri."Kunti somplak! Dasar kutu kupret

    Last Updated : 2024-06-01
  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 27 - Panik

    Bab 27 Kuntilanak Setelah sampai di dekat lahan pasar traditional, Laila dan Dika menghentikan langkahnya."Lai, gimana ini?" tanya Dika."Gimana apanya?" "Mbah Dukun itu...." Dika masih saja merengek."Berisik, nih! Dia itu orang jahat bukan orang baik, orang sesat pula dan sukanya menyesatkan orang lain, udah lah gak usah kamu sesali!" tukas Laila."Tapi aku gak mau jadi pembunuh, aku mau ngaku aja, kita ke kantor polisi, yuk!" ajak Dika."Heh, bodoh! kalau kamu ke kantor polisi terus kamu dipenjara, memangnya kamu siap? apalagi nanti kalau kamu dapat hukuman penjara seumur hidup, siap?" Dika menggeleng pasti."Nah, kalau gak siap udah sih tenang aja, anggap tadi itu gak kejadian apa-apa, oke?" tanya Laila meyakinkan Dika.Dika menjawab dengan anggukan kepala mengiyakan."Ya udah, sekarang kita pergi ke Desa Merah, ke tempat nenek kamu, tuh sang fajar udah nongol," tunjuk Laila.Sosok Laila lalu menghilang.Tak jauh dari tempat Dika berdiri, munculah sebuah andong yang dikemudika

    Last Updated : 2024-06-05
  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 28 - Sampai Terminal

    Bab 28Beberapa orang laki-laki terlihat menggotong tubuh pria tua yang Dika kenal sebelumnya itu, dari kejauhan."Duh, mati aku!" gumam Dika seraya menepuk dahinya sendiri."Kek, ayo buruan! Atau saya aja yang bawa andongnya sendiri nih," ancam Dika."Jangan gitu dong, mau nyuri itu namanya, wong numpang aja kok merintah segala," ucap Kakek Danu mengerucutkan bibirnya."Saya bayar deh, lima puluh ribu, gimana?" tanya Dika menawarkan.Kakek Danu tak bergeming juga."Nanti saya kasih nomor telepon nenek saya, mau gak?" Dika mencoba menggoda Kakek Danu. "Mbok ya dari tadi bilang mau bayar, ya udah ayo kita berangkat. Jangan lupa nomor telepon nenek kamu ya, lumayan kakek ini lagi jomblo nih," ucap Kakek Danu meringis.Kemudian ia pamit pada Pak Kades menaiki andongnya dan bergegas pergi mengantar Dika.Saat andong milik Kakek Danu bergerak pergi, Dika melihat wajah Mbah Dukun yang menoleh ke arahnya saat sedang digotong para warga.Dika langsung buru-buru menutupi wajahnya dengan tas r

    Last Updated : 2024-06-05
  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 29 - Cewek Nakal di Bus

    Bab 29 Dika menaiki bus menuju Desa Merah bersama Laila. Rasa kantuk menyerangnya kala itu juga karena semalaman ia terjebak di Hutan Kuntilanak bersama Laila.Namun, Dika kembali membuka kedua matanya karena teringat sesuatu."Kamu kenapa?" tanya Laila."Aku lagi mau memastikan kalau kita gak naik bus hantu," sahut Dika."Hahahaha... udah sih tidur aja lagi, aku pastikan ini bukan mobil hantu," sahut Laila yang menepuk wajah Dika saat bersandar di bahunya.Seorang pria yang baru duduk memperhatikan Dika dengan raut wajah aneh dan bergidik ngeri.Baru sepuluh menit perjalanan, ternyata bus tersebut mengangkut penumpang juga dari halte. Beberapa orang naik dari halte tersebut. Seorang wanita duduk di samping Dika yang masih tertidur pulas di samping Laila. "Nih cewek dari tadi merhatiin aja sih, gak jelas!" gumam Laila.Dika terbangun saat lonjakan dalam bus itu terjadi. Bus itu melewati jalanan berbatu yang cukup membuat para penumpang mual. Tangan kanan Dika tak sengaja sampai terj

    Last Updated : 2024-06-05
  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 30 - Sampai di Desa Merah

    Bab 30Laila menahan Dika yang sedang kesal dan berdiri dari kursinya."Udah diam-diam aja di sini, daripada nanti kamu yang jadi korbannya."Kenek itu melangkah ke depan menuju penumpang lainnya untuk meminta tiket bus."Tuh apa aku bilang, makanya aku gak suka tadi tuh cewek genit sama kamu. Ehz taunya dia maling, ih gak nyangka," sahut Laila."Tapi, Lai… kasian dong abang yang lagi di jebak itu," ucap Dika."Biarin aja sih, salah sendiri tuh abang tergoda sama cewek itu," sahut Laila."Lagian tuh abang menikmati gitu kok pegang-pegang dada ceweknya," keluh Laila.Dika mencoba berdiri berpura-pura merogoh sesuatu dari sakunya, padahal ia ingin mengintip perbuatan si Mbak dan calon korban yang tadi dibicarakan si Kenek."Woi! kepo aja nih!" Laila menarik tangan Dika."Hehehe... penasaran Lai, kayak apa," sahut Dika.Tak berapa lama kemudian, wanita itu turun di halte depan bersama dua

    Last Updated : 2024-06-06
  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 31 - Hantu dalam Hutan

    Bab 31"Ada hantu? masa sih?" potong Dika."Ih gak percaya dibilanginnya," sahut Laila."Tapi, aku kalau lagi deket kamu kok nggak bau melati, sih?" tanya Dika.Laila mencium dua ketiaknya bergantian. "Iya, aku kok gak wangi melati ya, gak bau apa-apa," ucap Laila."Nak, sini diminum dulu kopinya!" Wanita paruh baya itu memanggil Dika dengan kibasan tangannya. "Ummm... gak jadi, Mbah. Aku mau lanjut jalan aja ke dusun sana," ucap Dika."Tadi, katanya mau cerita si mata merah, sini ceritain," ucapnya."Eng, enggak usah Mbah, mungkin saya salah lihat." "Oh... salah lihat kalau mata merah kayak gini sama gak?" Tiba-tiba kedua mata wanita itu menjadi merah bola matanya bahkan ia melotot seraya tersenyum menyeringai. Kedua bola matanya seperti ingin melompat ke luar rongga matanya. Perlahan demi perlahan, benar saja, dua bola matanya terlepas dan jatuh ke tangan wanita itu.

    Last Updated : 2024-06-06

Latest chapter

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 43 - Pertemuan Laila dan Ayahnya

    Bab 43 kuntilanak Bulir bening dari kelopak mata Laila terus mengalir. Ia memeluk tubuh Oma, kesedihan masih saja menghinggapinya."Sudah ah jangan nangis, sekarang ini kamu harus menikmati hidup kedua kamu bersama Dika, dan juga perbaiki hubungan kamu dengan Papi kamu," ucap Oma Murni."Iya, Oma. Laila mau cari Papi dulu." Laila bergegas masuk ke rumah besar. Ia paham betul di mana harus mencari laki-laki pemilik rumah besar itu.Tuan agus Kuncoro selalu duduk di taman mawar yang di buat mendiang istrinya, Mami -nya Laila. Taman yang penuh bunga mawar itu terletak di samping kolam renang yang luas berbentuk huruf M.Tuan Agus sedang memeluk bingkai foto bergambar ia, istrinya dan Laila. Lantunan lagu lihat kebunku yang selalu ia nyanyikan bersama istrinya untuk Laila selalu dilantunkan saat sedang merenung di sana.Mata lelaki itu terperanjat saat melihat sepasang kaki perempuan yang sudah berdiri di hadapannya. Pandangan mata Tuan Agus makin naik sampai ke wajah Laila yang terseny

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 42 - Laila Pulang

    Bab 42 Kuntilanak Di dalam bus menuju Kota Lurik Ayu, Laila tampak gelisah. Peluh bercucuran membasahi tubuhnya seraya mencengkeram paha kiri Dika."Awww... kamu kenapa sih, Lai? Jangan sekarang juga kali kalau kangen sama ular naga punyaku," bisik Dika.Laila menoyor kepala suaminya itu dengan kesal dan gemas."Bukan itu tau, ih pikiran kamu tuh ya gak jauh dari hal itu sekarang," bisik Laila menatap tajam ke arah Dika."Terus kamu kenapa emangnya?" tanya Dika lagi."Itu, suara radionya aku gak kuat," bisik Laila.Dika baru sadar kalau supir bus ini memasang musik solawat yang membuat Laila merasakan hawa panas dan ketakutan. Biar bagaimana pun Laila masih termasuk kaum lelembut. "Duh, gimana caranya ini? Masa aku minta sama Pak Sopir buat matiin radionya," ucap Dika."Aku gak tahan, aku gak kuat, panas banget ini," ucap Laila yang mulai berteriak. Sontak saja para pengunjung menatap ke arah Dika dan Laila."Ono opo, toh?" tanya Nenek Asih."Laila, Nek, dia kepanasan denger solaw

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 41 - Laila yang Rakus

    Bab 41 Kuntilanak Setelah sampai di terminal, Dika memesan tiket bus yang menuju Kota Lurik. Akan tetapi, mereka harus transit dulu di kota sebelumnya. Dika, Laila dan Nenek Asih, akhirnya mendapat tiket bus menuju kota Lurik di jam keberangkatan malam hari. "Makan dulu ya, Nek, aku lapar," ucap Dika."Iya, aku juga," sahut Laila. "Lho udah bisa ngerasain lapar, toh? Ayo yo wis ayo kita cari makan sebelum bisnya datang," ucap Nenek Asih.Mereka bertiga pun akhirnya memutuskan untuk singgah di kedai soto ayam di dalam terminal tersebut."Astagfirullah... kok ketemu beginian, sih," pekik Dika saat melihat sosok pocong sedang duduk dalam kedai tersebut.Pemuda itu bersembunyi di balik Laila."Hai, wah kalian semua bisa melihatku, ya? Hebat hebat!" ucap pocong perempuan itu seraya meringis menunjukkan deretan gusinya yang penuh darah."Permisi Mbak, aku mau duduk. Tolong geser dikit, ya," pinta Laila yang memberanikan diri menggeser pocong perempuan itu."Oke, Say! Hihihihihi ketawa a

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 40 - Kemampuan Tak Terduga Nenek Asih

    Bab 40Setelah Laila meletakkan tubuh Diah ke atas sofa, wanita itu segera melangkah menuju lemari tivi milik Nenek Asih."Kamu mau apa, Lai?" tanya Dika."Mau cari minyak kayu putih buat sadarkan dia," sahut Laila."Duh, terus kalau dia sadar dan cerita yang enggak-enggak sama warga, gimana?" Dika terlihat cemas dan panik."Iya terus kalau dia gak sadar nanti juga, gimana? Emangnya mau kita bunuh?" tanya Laila."Astaga, Laila! Apa yang kamu ucapkan itu berdosa Laila," sahut Dika."Apaan sih, kamu sendiri berdosa tau memperistri aku seperti ini," sahut Laila tak kalah."Aku kan cinta sama kamu, kadang cinta itu bisa membuat orang melakukan dosa, ya gak?" "Tau lah, udah ketemu nih minyak kayu putihnya, pokoknya kita buat dia sadar," ucap Laila.Tak lama kemudian setelah Laila mengoleskan minyak itu ke bawah hidung gadis yang terbaring itu, tiba-tiba Diah membuka matanya.Ia menatap wajah Laila lalu berteriak ketakutan. "Pergi! Pergi! Tolong jangan dekati saya, pergi!" pekik Diah.Ter

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 39 - Pasang Paku

    Bab 39Laila duduk berlutut tepat di hadapan bagian intim milik Dika."Kok, posisinya ada yang aneh ya? Aduh, rasanya saya mau nurunin celana aja," ucap Dika menggoda Laila."Haish salah hadap kan aku! Udah lah aku balik badan aja nih!" balas Laila yang langsung mengubah posisi duduknya."Hehehe... ya kali Lai, kamu mau gitu karaoke punyaku,” celetuk Dika."Au amat lah! Buruan pasang pakunya!" sahut Laila mulai kesal.Dika lantas tertawa. Setelah tenang, menarik napas dalam, pria itu lalu membuka kain merah yang membungkus paku tersebut."Buruan!" pinta Laila dengan nada berseru."Tunggu, sabar dulu! Aku lupa ambil palu bentar ya. Tunggu di sini, aku tanya dulu Nenek taruh palu itu di mana," ucap Dika."Yah, Dika... Aku udah nahan-nahan takut sakit nih," ucap Laila memelas."Iya tunggu bentar." Dika mengetuk pintu Nenek Asih dan terpaksa membangunkannya. Namun, saat Dika membuka pintu Nenek secara spontan ia melihat sosok pocong sedang menindih tubuh si Nenek Asih."Astaga, Nenek!" p

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 38 - Membusuk?

    Bab 38"Emang kalau gak sukses kenapa Mbah?" celetuk Dika."Kalau nggak sukses ya ngapain aku capek-capek buat minum sama keluarin panganan ini toh le hehehe," ucap nenek bungkuk itu seraya tertawa menunjukkan deretan giginya yang beberapa gigi itu terbuat dari emas.“Nyoh!” Mbah Sarno menyerahkan kotak itu pada Dika. Pemuda itu langsung menerimanya dengan perasaan senang seraya mendekap kotak tersebut dengan erat."Yes, sebentar lagi, Laila akan menjadi manusia seutuhnya," gumam Dika."Cara pakainya gimana, Mbah?" tanya Nenek Asih."Ya ditancap seperti biasa ke atas ubun-ubun kepala sambil baca mantra yang sudah aku tulis pada kertas di dalam kotak tersebut,” titahnya.Dika mencari kertas berisi mantera dalam kotak tersebut."Oh iya ini ketemu." "Tapi ingat, ada konsekuensinya lho," ucap Mbah Sarno memotong kebahagiaan Dika saat itu."Maksud Mbah?" tanya Dika."Begini, kuntilanak itu kan asline wujudnya itu hantu, berarti sudah mati, toh. Nah, kalau kamu tetap ingin dia seperti man

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 37 - Paku Mahal

    Bab 37Pria tua berusia delapan puluh tahun itu bernama Mbah Sarno. Nenek Asih lantas menyambut tangan lelaki tua itu dan mengecup punggung tangannya. “Dika, Salim!” bisik Nenek Asih.Dika lantas mengikuti gerakan salim sang nenek. "Ono opo toh, Yu, tumben kamu ke sini?" tanya Mbah Sarno."Begini Mbah, langsung saja, ya. Lah ini cucuku namanya Dika, dan dia mempunyai istri yang sudah berwujud kuntilanak, jadi saya bermaksud untuk–" "Minta paku kuntilanak?" tanya Mbah Sarno langsung menebak tujuan Dika dan Nenek Asih ke sana."Ia, Mbah,” sahutnya sambil mengangguk, “jika Mbah berkenan, saya gak tega soalnya mereka saling mencintai dan baru saja menikah soalnya. Saya mohon dengan sangat Mbah, tolong bantu saya dan cucu saya?" pinta Nenek Asih.Mbah Sarno diam sejenak seraya berpikir, lalu ia mengangguk-anggukan kepalanya. Tak lama kemudian ia masuk ke dalam rumahnya.Dika mengikuti dengan reflek.“Hush!” Pukulan pelan dari sang nenek mendarat di punggung Dika."Gimana, Nek?" tanya D

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 36 - Misi Pencarian Paku Kuntilanak

    Bab 36Keesokan harinya, Nenek Asih yang tengah sibuk di dapur malah menggoda sang cucu."Gimana pertarungan semalam?" tanyanya saat Dika yang menghampirinya di dapur."Ah, Nenek bisa aja. Ya seru lah, tapi aku nyesel," sahut Dika seraya duduk di kursi samping meja makan."Kenapa menyesal?" Nenek Asih mengernyitkan dahinya."Ya, aku nyesel lah, kenapa gak dari dulu aja aku nikah, hehehe." "Huuuu... cah gemblung!" Nenek Asih memukul pelan kepala Dika dengan sodet di tangannya.Tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar dari depan rumah Nenek Asih."Itu pasti si Diah, dia setiap hari memang selalu ke sini menemani Nenek," ucap Nenek Asih lalu melangkah menuju ruang tamu dan membuka pintu."Assalamualaikum, Nenek sudah sarapan hari ini?" tanya Diah si anak Pak RT itu."Sudah." Wanita itu tersenyum manis."Ya ampun, Nenek... aku kan bawa makanan nih. Tadi aku buat soto ayam kampung," ucap Diah seraya menunjukkan rantang dari bahan alumunium di tangannya."Wah baunya enak, kebetulan aku la

  • Istri Cantikku Ternyata Kuntilanak   Bab 35 - Punggung Bolong?

    Bab 35Dika mengangkat tubuh Laila dan menaruh kedua kaki gadis itu bertumpu di pinggangnya. "Cie... pada pacaran cie…." Sosok anak kecil berkepala botak yang hanya memakai celana dalam itu menegur Laila dan Dika.Keduanya langsung kikuk dan sontak saja membuat Laila turun dari gendongan Dika."Tuyul sialan!" umpat Dika.“Udah biarin aja,” bisik Laila.Saat Laila dan Dika masuk ke dalam rumah Nenek Asih, wanita paruh baya itu sudah merentangkan kedua tangannya menyambut Laila. Gadis itu menghamburkan tubuhnya sambil menangis di pelukan Nenek Asih."Jadi bagaimana, besok kita jadi kan ke rumah dukun itu?" tanya Dika raut wajahnya sangat terlihat antusias."Apa mau sekarang kita ke tempat Mbah Semar?" tanya Nenek Asih."Udah malam banget, Nek. Besok aja," sahut Laila."Oke kalau gitu. Ya udah, yuk kita bobo!" ajak Dika menarik lengan Laila."Aku tidur sama Nenek Asih aja," sahut Laila."Lho kita kan udah suami istri tau. Boleh kan Nek kalau aku tidur bareng sama Laila?" Dika menoleh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status