Share

3. Simbol Cinta

last update Last Updated: 2022-08-27 23:10:36

Ada satu cerita yang selalu dibacakan mendiang ibunya ketika Serena kecil. Sebuah dongeng manis yang mengantarkannya pada angan-angan bahwa suatu hari ia akan menjadi puteri yang akan menemukan cinta sejatinya. Sebuah dongeng yang sering dibaca ibunya berulang-ulang tanpa bosan.

"Ibu harap, suatu hari kau juga akan menemukan cinta sejatimu, Nak..." pesan ibunya, Maria, kala itu.

Serena kecil hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ia mengharapkan hal yang sama seperti yang diinginkan ibunya. "Iya, Bu... Kalau besar nanti, aku pasti akan bertemu dengan pangeranku. Seseorang yang ibu bilang akan membuatku bahagia seeelamanya..."

Namun kini, harapan itu hanyalah sebuah harapan. Serena bahkan tidak pernah menemukan pangerannya. Ia malah mendapati fakta jika suami yang seharusnya menjaga dan mencintainya malah pergi bersama dengan wanita lain di hari pernikahannya.

Sisa-sisa malam pesta pernikahan itu diakhiri dengan konser musik dari band ternama yang hanya disaksikan oleh Serena. Rupanya semua orang terlalu terpukau dengan penampilan band tersebut sehingga tidak menyadari jika mempelai prianya sudah tidak terlihat sejak dua jam lalu.

"Serena, di mana suamimu?" tanya Tania Dominic, ibu Aarav yang notabene adalah mertuanya. Wanita baik hati dan lembut itu meraih lengan Serena. Pandangannya mencari-cari Aarav yang tidak terlihat di manapun.

Serena gelagapan. Ia bingung harus mengatakan apa pada mertuanya. "Umm... Aarav... Umm... Sedang sakit, Bu. Dia bilang ingin istirahat sebentar di kamar. Tapi entahlah. Acaranya sudah selesai tapi Aarav belum juga bangun. Mungkin dia ketiduran..."

Tania kaget mendengar hal tersebut, pasalnya anak tunggalnya itu tidak menunjukkan tanda-tanda tidak enak badan sebelum acara dimulai. Mungkin karena kelelahan menyalami banyak tamu, Aarav merasa kelelahan sekarang. Tidak bisa dipungkiri, lima ratus undangan yang memenuhi ballroom adalah orang-orang penting yang harus disapa. Terlebih mereka adalah kolega berarti yang dimiliki perusahaan. Aarav tidak mungkin mengabaikan mereka begitu saja.

"Kalau begitu biar Ibu lihat bagaimana keadaannya..." Tania langsung bergegas, berniat melihat kondisi Aarav.

Namun Serena segera mencegahnya. "Ibu, jangan!" teriaknya panik.

Hal tersebut membuat Tania menoleh.

Serena yang menyadari jika ia sudah berlebihan langsung menutupinya dengan senyum. "Maksudku, Ibu jangan menganggu Aarav dulu. Karena tadi dia berpesan agar tidak diganggu. Dia hanya kelelahan, kok. Mungkin sekarang... Ummm... Anu... Mungkin sekarang dia sedang terlelap."

Menyadari jika kalimat menantunya itu ada benarnya juga, Tania langsung menganggukkan kepalanya. "Kau benar, Nak. Aku memang tidak seharusnya menganggu pasangan yang baru saja menikah, bukan?" serunya dengan mengerlingkan mata. "Kalian pasti ingin berdua saja, kan?"

Serena menggoyang-goyangkan tangannya di depan dada. "Bukan begitu maksudku—"

"Tidak apa. Bukankah itu sudah sewajarnya? Ibu akan semakin senang jika kalian cepat memberi Ibu cucu..." gumamnya. "Ah, tapi sudahlah, mau cepat atau lambat semuanya terserah saja. Yang penting Ibu sudah senang Aarav bisa menikah dengan wanita baik-baik sepertimu..."

Serena tersenyum mendengar kalimat itu. "Memangnya, selama ini yang dikenal Aarav tidak baik?"

Tania mengibaskan tangannya. "Tidak ada yang sebaik kau. Semua teman dekat Aarav hanyalah gadis-gadis yang mengincar harta saja. Mereka juga selalu berpakaian terbuka dan seksi. Meskipun sekarang jaman modern, tapi jujur saja, Ibu tidak suka dengan baju-baju yang kekurangan bahan seperti itu. Ibu malah malu saat melihatnya..."

Serena tersenyum. Tania adalah sosok ibu mertua yang banyak diidamkan menantu di dunia ini. Wanita itu pula lah yang memaksa Aarav untuk menikahinya. Serena hanya bertemu beberapa kali dengan Nyonya Dominic. Awalnya, ia pikir wanita itu adalah tipikal mertua yang galak. Namun tidak, Tania sangatlah baik dengan perangai yang lembut.

"Ketika pertama kali melihatmu, Ibu sangat senang. Kau gadis yang polos dan juga sopan. Kau bahkan jauh dari kata manipulatif seperti mantan-mantan Aarav. Kau pasti tidak tahu betapa leganya aku ketika putraku menemukan wanita sebaik dirimu. Sebagai Ibunya, aku sangat bahagia melebihi siapapun di dunia ini, Serena..." Tania lantas meraih bahu Serena. Lalu menepuknya perlahan. "Semoga hubungan kalian selalu awet, langgeng, dan bahagia..."

Serena mengangguk. Ia lantas memeluk Tania dengan sayang. Kerinduannya pada sosok ibu kandung membuatnya merasa jika Tania hidup untuk menjadi mertua sekaligus ibunya. "Terima kasih, Ibu..."

"Ah ya, aku punya hadiah untukmu..."

Serena melepaskan pelukannya dengan lembut. Lalu menatap Tania. Senyumnya merekah. "Hadiah apa?"

Tania lantas melepaskan kalung yang ia pakai. Wanita itu lantas menggenggamnya. Lalu menyerahkannya pada Serena. "Kalung ini, adalah pemberian dari ayah Aarav ketika kami menikah dulu... Aku tidak pernah melepaskannya sekalipun seumur hidupku. Tapi hari ini kuberikan kalung ini padamu. Sebagai simbol jika aku memberikan cinta, kasih sayang dan pengorbanan yang kelak harus kau lanjutkan sebagai seorang isteri pada suamimu..."

Serena menggelengkan kepalanya. "Jangan, Bu... Kalung ini pasti sangat berharga untuk Ibu. Aku tidak bisa menerimanya..."

"Serena!" panggil Tania. Wanita itu lantas menggelengkan kepalanya. "Aku sudah berniat memberikan kalung ini pada istri Aarav sejak lama. Dan kini aku menemukan wanita itu. Dia adalah kau! Jadi kumohon, terimalah kalung ini sebagai pemberian dan sambutan pertama dariku..."

Tangis Serena langsung mengucur deras. Ia tidak menyangka jika Tuhan mempertemukannya dengan sosok mertua sebaik Tania. Serena bahkan tidak pernah membayangkan akan bertemu dengannya. Namun Tuhan memberinya kesempatan untuk merasakan hangatnya cinta dari seorang ibu. Dari seorang Tania...

Tania lantas memasangkan kalung tersebut pada leher Serena. Kalung dengan berlian cantik sebagai hiasannya itu terlihat begitu pas di lehernya. Serena meraba kalung tersebut.

Simbol cinta, kasih sayang, dan pengorbanan yang harus ia berikan pada Aarav...

Serena menyadari dengan pahit jika ia bersedia memberikan ketiganya untuk pria itu. Tapi masalahnya, apakah Aarav bersedia menerimanya? Apakah pria itu bersedia menerima kasih sayang dan pengorbanan yang akan ia berikan? Dan cinta, bukankah Aarav sudah memiliki cintanya sendiri?

Serena memeluk Tania sekali lagi. "Terima kasih banyak, Ibu Tania... Aku akan berusaha berjalan di belakang Aarav dan menjadi wanita yang menurut apapun semua perkataannya."

Tania menggelengkan kepalanya. "Tidak, Nak. Kau tidak boleh berjalan di belakang Aarav. Tapi kau harus berjalan bersisian dan beriringan dengannya. Bukan sebagai bawahan, bukan sebagai atasan. Tapi sebagai teman seperjalanan. Kau mengerti?"

Serena mengangguk penuh senyum.

"Dan kau tidak boleh hanya menurut atas apa yang Aarav perintahkan padamu. Ada kalanya kau melawan jika itu adalah perintah yang bertentangan dengan kebaikan. Kau harus tegas. Karena, kau adalah asisten nahkoda dalam rumah tangga ini. Mengerti?"

Serena mengangguk lagi. "Semua yang Ibu katakan akan aku ingat hingga nanti..."

Tania tertawa. "Dasar anak penurut! Sekarang Ibu antar kau ke kamarmu. Istirahatlah... Acaranya sudah selesai. Dan kau harus tidur!"

"Baik, Ibu mertua yang cantik..."

"Ish!"

***

Related chapters

  • Istri Cantik Tuan Dominic   4. Wine dan Pelarian

    Aarav menatap Evelyn. Wanita itu baru saja mengganti bajunya. Ia sengaja mengajak wanita itu untuk beralih ke hotel yang lainnya. Ia tidak mau berada dalam satu hotel dengan keluarga ataupun Serena. Berada dalam acara tersebut membuatnya muak. Pernikahan itu juga membuatnya muak. Dan Serena... Entah berapa lama wanita itu bersembunyi dibalik kepolosannya. Aarav bahkan tidak menyangka ada manusia selicik itu hanya karena uang. "Sayang..." panggil Evelyn. Aarav yang tadinya duduk di lantai sembari menegak wine-nya, kini menatap sesosok tubuh seksi yang dibalut pakaian minim itu dengan pandangan tajam. "Malam ini... Kau tidak mau bersenang-senang denganku?" tawar Evelyn dengan suara manja. Wanita itu bergelayut di tubuh Aarav. Mengajaknya bercinta. Namun Aarav menggeleng. Ia mengibaskan tangan Evelyn. "Tidak untuk malam ini dan seterusnya..." serunya parau. Hal tersebut membuat Evelyn mendesah. "Ya ampun, kau masih marah soal hal itu?" tanya Evelyn. Aarav menarik napas panjang sebe

    Last Updated : 2022-08-27
  • Istri Cantik Tuan Dominic   5. Flash Back On

    Satu minggu yang lalu..."Kini, Ayahmu sudah meninggal, Rav. Hanya tinggal kita berdua yang harus mengurus perusahaan..." seru Tania, menatap putranya yang terlihat angkuh di luar namun begitu merasa kehilangan atas kepergian ayahnya itu. Aarav mengangguk. "Aku yang akan meneruskan semua bisnis ayah. Jadi Ibu jangan khawatir lagi..."Tania mengangguk. "Ibu selalu percaya padamu. Kecuali satu hal...""Apa?" "Soal pernikahan. Ibu tidak pernah percaya pada janji-janji manismu kalau kau akan segera menikah..." ucap Tania sembari mengibaskan tangannya. Aarav mendesah. Lagi-lagi soal pernikahan. Kenapa pula ia harus selalu ditagih-tagih soal yang satu itu? Hidupnya benar-benar tidak tenang jika harus berurusan dengan pernikahan. "Aku tidak bohong, Bu..." katanya. "Aku memang memiliki kekasih. Dan aku memang berniat mengenalkannya pada Ibu..."Tania mengangkat alisnya tidak percaya. "Ah ya? Lalu mana?!""Ada... Tapi dia sedang di LA..."Tania mengernyitkan dahinya. "Jangan bilang kalau di

    Last Updated : 2022-08-27
  • Istri Cantik Tuan Dominic   6. Flashback 2

    Di sisi lain, Serena Williams yang sedang asyik merajut sembari menatap orang-orang yang bekerja di perkebunan sesekali tampak tersenyum. Ia duduk di pekarangan rumahnya yang bersih dan melakukan hobinya itu dengan suka cita. Merajut adalah salah satu hal yang membuatnya bahagia. Teknik yang halus dan rapi itu diajarkan oleh mendiang ibunya ketika ia masih kecil, dan sekarang Serena hanya melanjutkan kebiasaan itu dengan konsisten. "Serena!" panggil Viona dari dalam rumahnya. Mendengar jika saudari tirinya itu menyebut namanya, Serena menoleh. "Aku di sini!" serunya lantang.Viona pun dengan cepat mendekati Serena. Wanita dengan tubuh tinggi itu tampak tidak sabaran. "Kau tahu di mana kemejaku? Hari ini aku ada interview untuk menjadi karyawan di perusahaan besar!"Serena membulatkan mata kaget. "Ah, benarkah? Itu kabar bagus!""Tentu saja itu kabar bagus. Kenapa? Kau iri ya? Kau kan hanya seorang dokter desa dengan upah tidak seberapa, pasti sulit bagimu menerima fakta jika aku ada

    Last Updated : 2022-09-16
  • Istri Cantik Tuan Dominic   7. Flashback 3

    Seorang pria berkacamata hitam tampak keluar dari mobil mewahnya. Sepatu mengilatnya tampak asing ketika menyentuh permukaan tanah yang kotor. Ia tidak terbiasa. Pandangannya mengedar ke seluruh perkebunan teh luas di hadapannya. Matanya kemudian menangkap tubuh mungil seorang wanita yang terlihat berjalan di jalan setapak. Matanya memincing. Wanita itu berjalan membelakanginya. Gaunnya terlihat tertiup angin. Aarav menoleh pada sopirnya. "Siapa dia?""Oh itu Serena, Tuan. Serena Williams. Dia putri dari Adams, pria yang akan kita temui hari ini..." seru sopir Aarav. Aarav mengangguk. Ia ingin segera menuntaskan pekerjaannya untuk menemui Adam Williams, namun matanya tidak bisa beralih dari wanita itu. Aarav mendesah. Ada apa dengannya? Kenapa reaksinya pada wanita itu benar-benar berbeda? Padahal melihat wajahnya saja tidak. Siapa dia?"Cari tahu soal Serena! Aku mau data lengkap tentangnya. Mulai dari latar belakang pendidikan hingga kehidupan sehari-harinya. Pastikan jangan sampai

    Last Updated : 2022-09-16
  • Istri Cantik Tuan Dominic   8. Flashback 4

    "Serena..." panggil ayahnya. Serena mendekat. Ia baru saja membuat teh untuk tamu khusus ayahnya. Yang katanya berasal dari kota. Pria itu, seperti yang Lisa katakan adalah seseorang yang akan mengambil perkebunan beserta rumah dan seisinya. Pria itu adalah pemilik perkebunan yang telah ayahnya jaminkan bertahun-tahun lalu. Serena memegang nampan berisi dua cangkir teh dan membawanya kembali ke ruang tamu. Ia sedikit gelisah ketika mendapati jika pandangan pria itu mengintimidasinya. Serena melihat jika pria itu mengikuti kemanapun Serena pergi. "Perkenalkan, ini Tuan Aarav Dominic. Dia jauh-jauh datang dari kota untuk melihat perkebunan. Kau bisa antar?"Serena mengangguk sopan. Ia meletakkan cangkir teh hangat itu dengan sopan di hadapan pria itu. "Halo, Tuan Dominic. Ini adalah teh yang dibuat dari pabrik di samping perkebunan. Anda bisa mencobanya..." ucap Serena, memperkenalkan produk teh yang dibuat oleh masyarakat desa. "Ah ya, saya Serena. Saya bersedia mengantar anda berke

    Last Updated : 2022-09-17
  • Istri Cantik Tuan Dominic   9. Flashback 5

    "Saya harus pulang, Sir!" seru Aarav sembari membungkukkan badan pada Adam, Lisa, Serena, dan Viona. Berbeda dari semua orang yang tampak tenang, Viona yang baru sampai rumah langsung histeris ketika mendapati petinggi Dominic Grup setampan Aarav sedang singgah di rumahnya. "Saya tidak akan melarang Tuan Dominic untuk pergi seandainya ini masih belum petang. Tapi ini sudah gelap. Apa tidak mau menginap dulu?" seru Adam. Pria itu melihat Aarav dan Serena pulang hampir petang karena berteduh dari hujan ketika keduanya berkeliling perkebunan teh. Serena terlihat nyaris membeku karena kedinginan, sedangkan Aarav juga tidak jauh berbeda dari kondisi putrinya. Namun pria itu bersikeras untuk tetap pulang ke kota setelah membuat kesepakatan jika dalan waktu satu minggu Adam akan mengosongkan rumah beserta dengan perkebunannya dan memberikannya pada Aarav. Aarav yang merasa jika permasalahan mengenai tanah perkebunan teh dan rumah yang sudah menjadi haknya selesai, Aarav berpikir jika ia h

    Last Updated : 2022-09-17
  • Istri Cantik Tuan Dominic   10. Flashback 6

    Aarav nyaris tertidur setelah makan malam di kamar yang sudah disiapkan oleh Serena. Ia hampir masuk ke alam mimpi ketika mendengar suara ketukan pintu yang langsung membuatnya terjaga. Dan alangkah kagetnya Aarav ketika melihat Serena sudah berdiri di depan pintu kamarnya. "Ada apa?" tanya Aarav sesaat setelah membuka pintu. Serena menyodorkan dua lipat baju yang rapi. Sebuah kaos dan celana yang diminta untuk diberikan kepada pria itu. "Ini, Ayah meminta saya untuk memberikan baju ini. Anda tidak mungkin tidur dengan jas mahal itu, kan?" tanya Serena. Aarav mengangguk. Dalam hati ia bersyukur karena Adam nyatanya lebih peka terhadapnya. Ia memang risih jika harus tidur dengan jas yang sudah ia pakai seharian. Meskipun tidak bau dan kotor, tapi tetap saja Aarav tidak terbiasa. Tadinya ia memang berniat meminjam baju apa saja pada Adam. Tapi niatnya entah mengapa urung juga. Ia tidak suka merepotkan orang lain. "Kalau begitu, saya permisi!" seru Serena ketika Aarav sudah menerima

    Last Updated : 2022-09-18
  • Istri Cantik Tuan Dominic   11. Aku Membencimu

    Aarav melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar hotel nyaris pagi hari. Ia masuk dengan keadaan mabuk berat. Ia bahkan harus dibantu Pak Ian, sopirnya yang tadi ia telepon untuk menjemputnya. Aarav berjalan gontai. "Sudah, kau pulang saja!" seru Aarav ketika ia sampai di depan pintu kamarnya. Pak Ian mengangguk paham. "Baik, Tuan!" katanya patuh tanpa banyak bertanya. Meskipun dalam hati, Aarav tahu pria itu juga bertanya-tanya kenapa ia malah pergi dimalam yang seharusnya ia habiskan bersama Serena. Ketika Pak Ian sudah membalikkan badan dan masuk ke dalam lift, Aarav mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Sial! Ia sudah begitu pusing. Ke mana Serena? Apa wanita itu tuli?Aarav meraih ponselnya, untuk menelepon wanita itu. Hanya dalam sekali nada dering, Serena sudah mengangkat teleponnya. Belum sempat wanita itu mengatakan sesuatu, Aarav sudah bersuara. "Hei, kau tuli? Aku mengetuk pintu berulang kali tapi kau tidak dengar!" katanya. Serena yang tadinya setengah tertidur, kini lang

    Last Updated : 2022-09-18

Latest chapter

  • Istri Cantik Tuan Dominic   33. Habis Kesabaran

    Serena baru saja mengecek kembali kondisi Tania dengan memeriksa suhu badannya. Mulai turun. Meskipun belum bisa dikatakan normal, ketika Aarav datang. Pria itu terlihat menghentikan mobilnya di halaman. Tadinya Serena memang sempat melihat Aarav keluar. Tapi ia tidak sempat menanyakan kemana gerangan pria itu pergi. Lagipula kalau dipikir-pikir kenapa ia harus menanyakan hal tersebut pada Aarav? Pria itu pasti akan menghujatnya dengan melabeli Serena sebagai orang yang kepo dan cerewet. Toh, ia bukanlah istri sebenarnya yang harus mengetahui kemana suaminya pergi. Ia hanyalah istri yang tidak dianggap. Lebih tepatnya, istri yang dianggap hanya sebagai pembantu. Jadi, Serena memilih tidak bertanya. Karena... Sepertinya lebih baik memang begitu...Pria itu terdengar membuka pintu dan menghampiri Serena yang sedang menyiapkan air panas untuk mengompres Tania lagi. "Apa yang sedang kau lakukan dengan air panas itu?" tanya pria itu heran ketika melihat Serena menuangkan air panas ke da

  • Istri Cantik Tuan Dominic   32. Remuk Redam

    Aarav memasuki kelab yang dipenuhi lautan manusia baik sadar maupun dalam keadaan mabuk dengan langkah panjang. Malam minggu begini memang banyak sekali muda-mudi yang menghabiskan waktu mereka dengan dunia malam. Aarav khawatir pada Evelyn yang masih di dalam. Bagaimana bisa manajer wanita itu meninggalkannya sendirian seperti itu?Aarav mulai mencari-cari Evelyn diantara banyaknya orang yang berada dalam ruangan pengap tersebut. Lampu blits menyala-nyala, menyilaukan pandangannya yang berusaha mencari-cari Evelyn. Ditengah usahanya mencari wanita itu, banyak sekali wanita yang melambai padanya. Mereka bahkan melihat kedatangan Aarav dengan pandangan memuja. Mereka mendekati pria itu sembari menawarkan segelas wine. Aarav menggeleng. Dan para wanita itu akhirnya berlalu setelah berdecih kecewa. Tujuannya datang kemari adalah untuk mencari Evelyn. Dan..Itu dia!Sosok wanita cantik terlihat sedang menyilangkan kakinya di sofa VIP. Wanita itu terlihat sedang mengobrol dengan orang la

  • Istri Cantik Tuan Dominic   31. Upaya Saling Menyakiti

    Serena menyuapi Tania dengan telaten. Ia selalu berusaha mengajak ibunya mengobrol. Dan entah bagaimana, ibunya yang sakit itu terlihat sedikit riang karena menimpali ucapan Serena dengan senyum atau tawa kecil. Aarav menyesal karena mendapati fakta jika ibunya tidak pernah seriang itu ketika mengobrol dengannya. Aarav memang mengakui jika ia adalah anak yang kaku. Kehidupannya selama ini hanya berpusat pada pekerjaan dan pekerjaan saja. Pasti sangat membosankan mengobrol dengannya. Namun Tania seolah mendapatkan teman baru saat bersama Serena. Mereka berdua membicarakan banyak hal seputar makanan. Serena lebih banyak bicara dan menceritakan apa saja. Sementara Tania hanya bisa tersenyum dan memukul menantunya itu dengan sayang sesekali. "Ibu tahu tidak. Terkadang Aarav selalu mendengkur saat tidur. Yah memang tidak setiap malam. Tapi bukankah itu lucu... Hahahha..." ucap Serena pada Tania. Aarav mencoba mengalihkan pandangannya. Mendengar dua orang membicarakan dirinya dengan tawa

  • Istri Cantik Tuan Dominic   30. Panggilan Sayang

    "Aku ikut. Aku akan mencoba membantu merawat ibumu!"Untuk sedetik, Aarav merasa ia begitu terpana. Pada kalimat yang diutarakan oleh Serena. Wanita itu terlihat panik meraih tas mungilnya yang kusam. Lalu mengambil jaket yang berada di gantungan dengan kecepatan kilat dan langsung menyusul Aarav. "Aarav, ayo!" ucap Serena ketika Aarav malah bengong sembari menatapnya. Sebenarnya Aarav terpana pada sikap Serena yang langsung berniat ikut ke rumah ibunya tanpa ragu sedikitpun. Ekspresi khawator benar-benar ditunjukkannya sepanjang wanita itu melangkah menuju mobil dan duduk di samping kemudi Aarav. Semua ekspresi dan perilakunya sama sekali tidak luput dari perhatian Aarav. Bagaimana ada seorang wanita manipulatif yang begitu khawatir pada ibunya? Aarav bertanya-tanya apakah itu hanyalah samdiwara? Tapi bagaimana bisa seseorang bisa bersandiwara sehebat itu? Rasanya tidak mungkin. Serena bahkan berulang kali menangkupkan tangannya seolah sedang berdoa untuk kesembuhan ibunya. "Sem

  • Istri Cantik Tuan Dominic   29. Drama Makan Malam

    Serena menatap Aarav dengan pandangan membulat. "Katanya kau tidak suka makanan yang kubuat?" Aarav merasa sedikit keceplosan. Ia mengangkat bahunya. "Memang!""Lalu kenapa kau bertanya soal makanan apa yang kumasak?!" Aarav hanya terdiam. Pria itu tidak mengatakan apapun. Ia mulai bingung menyusun kalimat untuk membuat alasan. "Kau mau kupesankan makanan saja?" tanya Serena. Ia bingung dengan pertanyaan Aarav. Karena biasanya pria itu selalu memesan makanan. Namun Aarav menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku ingin menyantap makanan buatanmu malam ini."Serena membulatkan matanya. Menyantap makanan buatannya? Tumben sekali. Biasanya pria borju pemilih ini sangatlah anti terhadap apapun yang Serena buat. Jangankan memakannya, menyentuh saja Aarav seolah haram. Jadi sangatlah beralasan kalau Serena hanya bisa mengangkat alisnya ketika pria itu mengutarakan keinginannya. "Kau yakin?!" tanya Serena lagi. Aarav mengangkat alisnya. "Menurutmu itu hal aneh? Meminta sesuatu pada istrinya

  • Istri Cantik Tuan Dominic   28. Di Rumah Saja

    Aarav masuk ke dalam rumahnya. Dan seperti biasa, Serena terlihat menyambutnya dari balik pintu rumah. Meskipun sambutan itu bukanlah sapaan seperti layaknya istri pada suaminya, melainkan hanya senyuman biasa, Aarav tetaplah tidak terbiasa. Sejak kecil ia selalu dibesarkan untuk menjadi seorang pria yang ditakdirkan sendirian. Terlahir dari seorang ibu dan ayah yang selalu sibuk membuatnya merasa kesepian. Ia tidak memiliki saudara. Aarav juga jarang berteman dengan sebayanya saat anak-anak hingga beranjak dewasa. Bukan apa-apa, mereka takut jika berada dalam lingkungan Aarav. Kalaupun ada, anak-anak itu hanya memanfaatkan Aarav untuk kepentingan mereka sendiri. Dulu Aarav pernah memiliki seorang sahabat ketika ia duduk di bangku sekolah atas. Ia temannya itu selalu bersama, bahkan Aarav yang awalnya tidak memiliki kepercayaan diri dalam pertemanan mulai percaya pada sosok sahabat yang selalu di sampingnya. Kehidupan sahabatnya yang miris dan jauh dari kata layak membuat Aarav mem

  • Istri Cantik Tuan Dominic   27. Hanya Benalu?

    Pria itu menyuruhnya tidur. Serena berbaring menyamping sembari mengamati kartu kredit yang Aarav berikan tadi padanya. Kata pria itu uang di dalam rekening ini cukup untuk membeli semua keperluan Serena, kan?Memangnya seberapa banyak? Serena jadi bertanya-tanya. Selama ini penghasilannya sebagai dokter yang mengabdi di desa terpencil tidaklah selalu menghasilkan. Ia acapkali dibayar dengan hasil kebun seperti pisang dan ketela atas jasanya pada orang lain. Namun Serena tidak pernah mengeluh. Baginya, profesi yang ia jalani adalah sebagai pelayan masyarakat dengan diagnosis yang tepat. Bukan membebani mereka dengan tarif yang banyak. Jadi bukan salahnya kalau ia tidak pernah melihat setumpuk uang yang bisa dipastikan saat ini ada dalam genggamannya. Dengan kartu ini Serena pasti bisa membeli banyak hal. Seperti sepatu, tas, make up, dan terutama baju. Eh?! Serena memukul kepalanya sendiri. Kenapa ia jadi berniat boros begini? Bukannya ia tidak memerlukan apa-apa? Ia sudah memiliki

  • Istri Cantik Tuan Dominic   26. Kecurigaan yang Beralasan

    Aarav mengyilangkan kakinya. "Aku memang ingin menyingkirkan Serena tapi bukan dengan membuatnya pergi dari rumahku dengan cara yang kotor seperti itu!" desah Aarav. "Lagipula, apa yang akan kukatan pada ayah Serena jika mengetahui putrinya pergi tanpa alasan? Dan ibuku? Aku tidak tahu bagaimana sedihnya ia jika menemukan fakta bahwa aku membiarkan Serena pergi. Kau tahu, kan dia sangat menyayangi menantunya itu!"Evelyn menghela napas. Kini sepertinya Aarav mulai menggunakan perasaannya dengan melibatkan ibu dan ayah Serena. Benar-benar tidak bisa dibiarkan. "Aku tidak tahu kalau sekarang kau berubah menjadi menantu dan anak yang sangat penurut..." sindir Evelyn. Aarav mengangkat bahunya. Sama sekali tidak merasa terintimidasi. "Aku hanya tidak mau melanggar janjiku pada dua orang tua itu.""Lalu kau akan menyuruhnya pergi dengan cara apa?" tanya Evelyn gemas. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara Aarav berpikir. Bagaimana bisa pria itu masih mempertahankan wanita kelas rendahan seperti

  • Istri Cantik Tuan Dominic   25. Tersenyum Tanpa Alasan

    Aarav tidak tahu kenapa ia tersenyum sepanjang perjalanan menuju kantor. Ia bahkan terlihat ceria ketika menenteng tas berisi beberapa kotak makan. Ia sama sekali tidak memikirkan kejadian Mr Rudolf yang baru saja datang. Ia bahkan tidak memikirkan soal batalnya investasi besar tersebut. Semuanya seolah biasa saja. Aarav memang pebisnis yang hebat. Ia selalu berhasil mendapatkan investor yang menanamkan modal dengan jumlah yang tidak sedikit. Tapi melihat betapa angkuh dan sombong Mr Rudolf yang menghina Serena membuatnya tidak pandang bulu. Siapa saja yang mengusiknya akan ia singkirkan tanpa berpikir panjang lagi. Aarav masuk ke dalam ruangannya lalu selalu menaruh berpuluh-puluh kotak makanan itu di atas meja. Terus terang saja tangannya terasa pegal. Ia bahkan tidak tahu bagaimana caranya Serena bisa memasak makanan sebanyak itu. Padahal Aarav yang membawanya saja merasa sangat capek. Bagaimana dengan Serena?Aarav segera menelpon sekretarisnya. Ia menekan interkom dan bicara den

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status