Home / Romansa / Istri Cantik Tuan Dominic / 4. Wine dan Pelarian

Share

4. Wine dan Pelarian

last update Last Updated: 2022-08-27 23:11:16

Aarav menatap Evelyn. Wanita itu baru saja mengganti bajunya. Ia sengaja mengajak wanita itu untuk beralih ke hotel yang lainnya. Ia tidak mau berada dalam satu hotel dengan keluarga ataupun Serena. Berada dalam acara tersebut membuatnya muak. Pernikahan itu juga membuatnya muak. Dan Serena... Entah berapa lama wanita itu bersembunyi dibalik kepolosannya. Aarav bahkan tidak menyangka ada manusia selicik itu hanya karena uang.

"Sayang..." panggil Evelyn.

Aarav yang tadinya duduk di lantai sembari menegak wine-nya, kini menatap sesosok tubuh seksi yang dibalut pakaian minim itu dengan pandangan tajam.

"Malam ini... Kau tidak mau bersenang-senang denganku?" tawar Evelyn dengan suara manja. Wanita itu bergelayut di tubuh Aarav. Mengajaknya bercinta.

Namun Aarav menggeleng. Ia mengibaskan tangan Evelyn. "Tidak untuk malam ini dan seterusnya..." serunya parau.

Hal tersebut membuat Evelyn mendesah. "Ya ampun, kau masih marah soal hal itu?" tanya Evelyn.

Aarav menarik napas panjang sebelum memutuskan untuk menyesap wine mahalnya lagi. "Kau pikir mudah bagiku menerima pernikahan dengan wanita udik sepertinya?"

Evelyn kini ikut menuangkan wine pada gelas tingginya. Lalu ia ikut menyesapnya bersama dengan Aarav. "Aku tahu... Tapi itu adalah perintah ibumu, kan? Dan kau tidak pernah bisa melawan wanita tua itu, Rav!"

"Ini semua gara-gara kau!" seru Aarav dengan nada tajam. "Seandainya kau mau menikah denganku lebih cepat, semua hal ini tidak akan terjadi. Tapi kau malah egois dengan memikirkan dirimu sendiri!"

Evelyn menggeleng. "Jangan bicara hal keji itu padaku, Rav! Kau tahu betapa berharganya karirku untuk diriku! Kau tidak tahu berapa lama aku berusaha hingga ada di titik ini!" gumamnya.

Aarav berdecih. "Dan aku tidak berarti bagimu, begitu?"

"Bukan begitu!!" sergah Evelyn cepat. Wanita itu mengumpulkan semua kalimat yang selama ini ia tahan. "Kau tidak tahu betapa besar obsesiku untuk menjadi model papan atas. Dan aku sangat senang saat mendapatkan kontrak. Aku tidak bisa merelakan semuanya dengan menikah denganmu... Setidaknya, tidak untuk sekarang..." ucap Evelyn dengan nada menggebu. Bayangan jika ia baru saja mendapatkan kontrak yang akan membawa namanya menjadi model internasional membuatnya menolak ketika sang kekasih yang sudah ia pacari selama dua tahun lamanya itu melamarnya.

Aarav menyandarkan tubuhnya pada pilar. "Memangnya kenapa kau terobsesi sekalu menjadi seorang model? Memangnya aku tidak cukup kaya untuk membuatmu bahagia?"

Evelyn tahu betul jika takaran kekayaan Aarav bukanlah salah satu yang membuatnya menolak lamaran itu. Pasalnya, Aarav bukanlah pria biasa yang tidak sanggup menghidupinya sehingga ia harus berusaha bekerja sendiri. Malahan sebaliknya. Tapi Evelyn ingin menunjukkan dirinya pada dunia bahwa ia pantas diakui, bukan hanya sebagai isteri dari seorang Aarav, tapi sebagai model yang namanya sudah dikenal dikancah internasional.

Katakan ia egois dan ambisius. Tapi begitulah faktanya. Ia tidak ingin hanya mengandalkan orang lain untuk mewujudkan mimpinya. Namun ia ingin berdiri di atas kakinya sendiri.

"Bukan begitu... Tapi aku memang tidak bisa mengingkari perjanjian dalam kontrak yang sudah kutandatangani. Bahwa aku tidak boleh menikah sebelum kontraknya berakhir. Seharusnya... Kau menungguku, Rav... Ini adalah jalanku untuk menjadi model. Tinggal selangkah lagi. Dan setelah itu aku akan menjadi milikmu seutuhnya."

"Aku menunggumu, Eve. Aku bahkan selalu menunggumu. Tapi siapa yang akan tahu jika jalang kecil itu tiba-tiba naik ke atas ranjangku dan membuat salah paham yang besar?" gumam Aarav. Matanya nyalang ketika mengingat kejadian dimana ia dipermalukan di depan banyak orang.

Rasa malu yang ditanggungnya pun berujung pada satu kondisi di mana ia harus menikahi Serena. Jika tidak, semua aset perusahaan yang ia miliki akan musnah dalam waktu singkat. Dan Aarav yang sudah membangun bisnisnya mulai dari nol tidak akan membiarkan itu terjadi. Yang artinya, dengan sangat terpaksa ia setuju untuk menikah dengan Serena.

"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan? Semuanya sudah terlanjur. Bahkan saat ini kau sudah resmi menjadi suaminya..."

Aarav mendesah. Ia memijat pangkal hidungnya yang mendadak berdenyut ngilu. Menciptakan rasa pening yang membuatnya harus mengernyitkan dahi. "Berapa lama lagi kontrak modelmu akan berakhir?"

"Dalam tiga bulan. Kenapa?"

Aarav mengangguk singkat. "Kalau begitu aku akan menceraikan Serena setelah tiga bulan dan menikah denganmu setelah kontrakmu berakhir..."

Senyum Evelyn kemudian terbit juga. Ia kembali bergelayut manja pada lengan pria itu. "Sungguh? Kau tidak bohong?!"

"Kapan aku bohong padamu?!"

Evelyn nyaris berteriak saking girangnya. "Bagus, aku akan menjadi model internasional dalam waktu dekat, dan kita akan menikah. Bagus sekali... Aku akan mendapatkan semua yang kumau."

Aarav bergumam. "Benar, kita hanya perlu menunggu selama tiga bulan..."

"Tapi selama tiga bulan kedepan. Apa yang akan kau lakukan pada Serena? Jangan-jangan nanti kau akan jatuh cinta padanya. Bukannya dia termasuk wanita yang cantik?"

Aarav berdecih. Ia tertawa sumbang. "Dalam tiga bulan ini aku akan membuatnya merasa seperti hidup di neraka. Dan kalau kau bertanya apakah aku akan jatuh cinta padanya atau tidak, jawabannya adalah tidak. Aku tidak akan jatuh cinta pada wanita kelas bawah sepertinya. Lagipula aku sudah tahu betapa murah tubuhnya. Dia bahkan sangat memalukan dan menjijikkan..."

Jawaban itu membuat Evelyn bahagia juga. Artinya, Aarav tidak akan jatuh cinta pada wanita itu. Dan Serena bukanlah lawan yang sepadan dengannya untuk mendapatkan hati Aarav. Pria itu secara tidak langsung sudah mengatakan jika ia hanya jatuh cinta pada Evelyn. Tidak ada lagi.

Evelyn lantas membuka tabletnya. Ia berusaha mengalihkan obrolan dengan melakukan aktivitas membaca berita. Namun matanya melebar kaget ketika membaca judul sebuah artikel. "Pengusaha Dominic Grup Menikah dengan Gadis Biasa."

Judul artikel itu sangat jelas. Bahkan beritanya sudah dimuat beberapa jam saja setelah pesta pernikahan usai. Evelyn tersenyum miring. Lalu menunjukkan berita tersebut pada Aarav. "Lihat! Berita tentang pernikahanmu sudah dimuat dalam berita online. Kau trending karena menikahi gadis biasa."

Aarav menyesap winenya tidak peduli. "Berita tidak bermutu!" komentarnya.

Evelyn lantas membuka berita tersebut. Ia cukup kaget ketika melihat foto Serena sedang memeluk Tante Tania yang notabene adalah ibu Aarav. Sepertinya hubungan keduanya sangat akrab. Mau tidak mau Evelyn iri juga. Sejak berpacaran dengan Aarav ia selalu berusaha mengakrabkan diri dengan wanita tua itu. Sayangnya, Tante Tania sama sekali tidak membuka kesempatan baginya untuk akrab. Dan Serena begitu mudahnya mendapatkan perhatian itu lebih darinya.

"Eh, Aarav, Lihat! Bukannya ini kalung yang dikenakan ibumu?" Evelyn menunjuk kalung yang kini dipakai Serena. Kalung itu adalah milik Tante Tania yang sejujurnya selama ini selalu dilirik oleh Evelyn. "Kalung itu kan kalung yang dulu sempat kutaksir. Sekarang kenapa Serena yang memakainya?"

"Entahlah, mungkin ibuku yang memberikannya pada Serena..."

Evelyn tersenyum licik. "Kalau begitu, bisakah kau meminta kalung itu dari Serena dan memberikannya untukku?"

***

Related chapters

  • Istri Cantik Tuan Dominic   5. Flash Back On

    Satu minggu yang lalu..."Kini, Ayahmu sudah meninggal, Rav. Hanya tinggal kita berdua yang harus mengurus perusahaan..." seru Tania, menatap putranya yang terlihat angkuh di luar namun begitu merasa kehilangan atas kepergian ayahnya itu. Aarav mengangguk. "Aku yang akan meneruskan semua bisnis ayah. Jadi Ibu jangan khawatir lagi..."Tania mengangguk. "Ibu selalu percaya padamu. Kecuali satu hal...""Apa?" "Soal pernikahan. Ibu tidak pernah percaya pada janji-janji manismu kalau kau akan segera menikah..." ucap Tania sembari mengibaskan tangannya. Aarav mendesah. Lagi-lagi soal pernikahan. Kenapa pula ia harus selalu ditagih-tagih soal yang satu itu? Hidupnya benar-benar tidak tenang jika harus berurusan dengan pernikahan. "Aku tidak bohong, Bu..." katanya. "Aku memang memiliki kekasih. Dan aku memang berniat mengenalkannya pada Ibu..."Tania mengangkat alisnya tidak percaya. "Ah ya? Lalu mana?!""Ada... Tapi dia sedang di LA..."Tania mengernyitkan dahinya. "Jangan bilang kalau di

    Last Updated : 2022-08-27
  • Istri Cantik Tuan Dominic   6. Flashback 2

    Di sisi lain, Serena Williams yang sedang asyik merajut sembari menatap orang-orang yang bekerja di perkebunan sesekali tampak tersenyum. Ia duduk di pekarangan rumahnya yang bersih dan melakukan hobinya itu dengan suka cita. Merajut adalah salah satu hal yang membuatnya bahagia. Teknik yang halus dan rapi itu diajarkan oleh mendiang ibunya ketika ia masih kecil, dan sekarang Serena hanya melanjutkan kebiasaan itu dengan konsisten. "Serena!" panggil Viona dari dalam rumahnya. Mendengar jika saudari tirinya itu menyebut namanya, Serena menoleh. "Aku di sini!" serunya lantang.Viona pun dengan cepat mendekati Serena. Wanita dengan tubuh tinggi itu tampak tidak sabaran. "Kau tahu di mana kemejaku? Hari ini aku ada interview untuk menjadi karyawan di perusahaan besar!"Serena membulatkan mata kaget. "Ah, benarkah? Itu kabar bagus!""Tentu saja itu kabar bagus. Kenapa? Kau iri ya? Kau kan hanya seorang dokter desa dengan upah tidak seberapa, pasti sulit bagimu menerima fakta jika aku ada

    Last Updated : 2022-09-16
  • Istri Cantik Tuan Dominic   7. Flashback 3

    Seorang pria berkacamata hitam tampak keluar dari mobil mewahnya. Sepatu mengilatnya tampak asing ketika menyentuh permukaan tanah yang kotor. Ia tidak terbiasa. Pandangannya mengedar ke seluruh perkebunan teh luas di hadapannya. Matanya kemudian menangkap tubuh mungil seorang wanita yang terlihat berjalan di jalan setapak. Matanya memincing. Wanita itu berjalan membelakanginya. Gaunnya terlihat tertiup angin. Aarav menoleh pada sopirnya. "Siapa dia?""Oh itu Serena, Tuan. Serena Williams. Dia putri dari Adams, pria yang akan kita temui hari ini..." seru sopir Aarav. Aarav mengangguk. Ia ingin segera menuntaskan pekerjaannya untuk menemui Adam Williams, namun matanya tidak bisa beralih dari wanita itu. Aarav mendesah. Ada apa dengannya? Kenapa reaksinya pada wanita itu benar-benar berbeda? Padahal melihat wajahnya saja tidak. Siapa dia?"Cari tahu soal Serena! Aku mau data lengkap tentangnya. Mulai dari latar belakang pendidikan hingga kehidupan sehari-harinya. Pastikan jangan sampai

    Last Updated : 2022-09-16
  • Istri Cantik Tuan Dominic   8. Flashback 4

    "Serena..." panggil ayahnya. Serena mendekat. Ia baru saja membuat teh untuk tamu khusus ayahnya. Yang katanya berasal dari kota. Pria itu, seperti yang Lisa katakan adalah seseorang yang akan mengambil perkebunan beserta rumah dan seisinya. Pria itu adalah pemilik perkebunan yang telah ayahnya jaminkan bertahun-tahun lalu. Serena memegang nampan berisi dua cangkir teh dan membawanya kembali ke ruang tamu. Ia sedikit gelisah ketika mendapati jika pandangan pria itu mengintimidasinya. Serena melihat jika pria itu mengikuti kemanapun Serena pergi. "Perkenalkan, ini Tuan Aarav Dominic. Dia jauh-jauh datang dari kota untuk melihat perkebunan. Kau bisa antar?"Serena mengangguk sopan. Ia meletakkan cangkir teh hangat itu dengan sopan di hadapan pria itu. "Halo, Tuan Dominic. Ini adalah teh yang dibuat dari pabrik di samping perkebunan. Anda bisa mencobanya..." ucap Serena, memperkenalkan produk teh yang dibuat oleh masyarakat desa. "Ah ya, saya Serena. Saya bersedia mengantar anda berke

    Last Updated : 2022-09-17
  • Istri Cantik Tuan Dominic   9. Flashback 5

    "Saya harus pulang, Sir!" seru Aarav sembari membungkukkan badan pada Adam, Lisa, Serena, dan Viona. Berbeda dari semua orang yang tampak tenang, Viona yang baru sampai rumah langsung histeris ketika mendapati petinggi Dominic Grup setampan Aarav sedang singgah di rumahnya. "Saya tidak akan melarang Tuan Dominic untuk pergi seandainya ini masih belum petang. Tapi ini sudah gelap. Apa tidak mau menginap dulu?" seru Adam. Pria itu melihat Aarav dan Serena pulang hampir petang karena berteduh dari hujan ketika keduanya berkeliling perkebunan teh. Serena terlihat nyaris membeku karena kedinginan, sedangkan Aarav juga tidak jauh berbeda dari kondisi putrinya. Namun pria itu bersikeras untuk tetap pulang ke kota setelah membuat kesepakatan jika dalan waktu satu minggu Adam akan mengosongkan rumah beserta dengan perkebunannya dan memberikannya pada Aarav. Aarav yang merasa jika permasalahan mengenai tanah perkebunan teh dan rumah yang sudah menjadi haknya selesai, Aarav berpikir jika ia h

    Last Updated : 2022-09-17
  • Istri Cantik Tuan Dominic   10. Flashback 6

    Aarav nyaris tertidur setelah makan malam di kamar yang sudah disiapkan oleh Serena. Ia hampir masuk ke alam mimpi ketika mendengar suara ketukan pintu yang langsung membuatnya terjaga. Dan alangkah kagetnya Aarav ketika melihat Serena sudah berdiri di depan pintu kamarnya. "Ada apa?" tanya Aarav sesaat setelah membuka pintu. Serena menyodorkan dua lipat baju yang rapi. Sebuah kaos dan celana yang diminta untuk diberikan kepada pria itu. "Ini, Ayah meminta saya untuk memberikan baju ini. Anda tidak mungkin tidur dengan jas mahal itu, kan?" tanya Serena. Aarav mengangguk. Dalam hati ia bersyukur karena Adam nyatanya lebih peka terhadapnya. Ia memang risih jika harus tidur dengan jas yang sudah ia pakai seharian. Meskipun tidak bau dan kotor, tapi tetap saja Aarav tidak terbiasa. Tadinya ia memang berniat meminjam baju apa saja pada Adam. Tapi niatnya entah mengapa urung juga. Ia tidak suka merepotkan orang lain. "Kalau begitu, saya permisi!" seru Serena ketika Aarav sudah menerima

    Last Updated : 2022-09-18
  • Istri Cantik Tuan Dominic   11. Aku Membencimu

    Aarav melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar hotel nyaris pagi hari. Ia masuk dengan keadaan mabuk berat. Ia bahkan harus dibantu Pak Ian, sopirnya yang tadi ia telepon untuk menjemputnya. Aarav berjalan gontai. "Sudah, kau pulang saja!" seru Aarav ketika ia sampai di depan pintu kamarnya. Pak Ian mengangguk paham. "Baik, Tuan!" katanya patuh tanpa banyak bertanya. Meskipun dalam hati, Aarav tahu pria itu juga bertanya-tanya kenapa ia malah pergi dimalam yang seharusnya ia habiskan bersama Serena. Ketika Pak Ian sudah membalikkan badan dan masuk ke dalam lift, Aarav mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Sial! Ia sudah begitu pusing. Ke mana Serena? Apa wanita itu tuli?Aarav meraih ponselnya, untuk menelepon wanita itu. Hanya dalam sekali nada dering, Serena sudah mengangkat teleponnya. Belum sempat wanita itu mengatakan sesuatu, Aarav sudah bersuara. "Hei, kau tuli? Aku mengetuk pintu berulang kali tapi kau tidak dengar!" katanya. Serena yang tadinya setengah tertidur, kini lang

    Last Updated : 2022-09-18
  • Istri Cantik Tuan Dominic   12. Yang Tersakiti

    Serena mengelap wajah Aarav dengan air hangat. Ia tadi menelepon Pak Ian dan meminta pria itu untuk mengganti baju Aarav sementara Serena menunggu di luar. Aneh memang. Pak Ian bahkan bingung luar biasa ketika Serena memintanya melakukan hal tersebut. Mungkin pria itu bertanya-tanya kenapa Serena tidak mau melihat tubuh Aarav padahal ia adalah istrinya yang sah. Dan Serena hanya beralasan jika ia kesulitan mengganti baju Aarav. Meskipun bingung, Pak Ian menurutinya. Serena menatap wajah Aarav yang kini terlihat lebih segar. Saat tidur, Aarav terlihat begitu tenang. Pria itu bahkan tidak terlihat menakutkan dan dingin seperti seharian ini. Serena menitikan air mata. Setidaknya ia berani melakukannya ketika Aarav memejamkan mata. Ketika Aarav bangun, Serena akan menjadi wanita kuat yang tidak akan menangis tidak peduli berapa banyak pria itu menghina dan menyakitinya. Serena hanya akan melakukannya ketika Aarav tertidur lelap. Sehingga ia tidak akan terlihat lemah... Sehingga ia tidak

    Last Updated : 2022-09-24

Latest chapter

  • Istri Cantik Tuan Dominic   33. Habis Kesabaran

    Serena baru saja mengecek kembali kondisi Tania dengan memeriksa suhu badannya. Mulai turun. Meskipun belum bisa dikatakan normal, ketika Aarav datang. Pria itu terlihat menghentikan mobilnya di halaman. Tadinya Serena memang sempat melihat Aarav keluar. Tapi ia tidak sempat menanyakan kemana gerangan pria itu pergi. Lagipula kalau dipikir-pikir kenapa ia harus menanyakan hal tersebut pada Aarav? Pria itu pasti akan menghujatnya dengan melabeli Serena sebagai orang yang kepo dan cerewet. Toh, ia bukanlah istri sebenarnya yang harus mengetahui kemana suaminya pergi. Ia hanyalah istri yang tidak dianggap. Lebih tepatnya, istri yang dianggap hanya sebagai pembantu. Jadi, Serena memilih tidak bertanya. Karena... Sepertinya lebih baik memang begitu...Pria itu terdengar membuka pintu dan menghampiri Serena yang sedang menyiapkan air panas untuk mengompres Tania lagi. "Apa yang sedang kau lakukan dengan air panas itu?" tanya pria itu heran ketika melihat Serena menuangkan air panas ke da

  • Istri Cantik Tuan Dominic   32. Remuk Redam

    Aarav memasuki kelab yang dipenuhi lautan manusia baik sadar maupun dalam keadaan mabuk dengan langkah panjang. Malam minggu begini memang banyak sekali muda-mudi yang menghabiskan waktu mereka dengan dunia malam. Aarav khawatir pada Evelyn yang masih di dalam. Bagaimana bisa manajer wanita itu meninggalkannya sendirian seperti itu?Aarav mulai mencari-cari Evelyn diantara banyaknya orang yang berada dalam ruangan pengap tersebut. Lampu blits menyala-nyala, menyilaukan pandangannya yang berusaha mencari-cari Evelyn. Ditengah usahanya mencari wanita itu, banyak sekali wanita yang melambai padanya. Mereka bahkan melihat kedatangan Aarav dengan pandangan memuja. Mereka mendekati pria itu sembari menawarkan segelas wine. Aarav menggeleng. Dan para wanita itu akhirnya berlalu setelah berdecih kecewa. Tujuannya datang kemari adalah untuk mencari Evelyn. Dan..Itu dia!Sosok wanita cantik terlihat sedang menyilangkan kakinya di sofa VIP. Wanita itu terlihat sedang mengobrol dengan orang la

  • Istri Cantik Tuan Dominic   31. Upaya Saling Menyakiti

    Serena menyuapi Tania dengan telaten. Ia selalu berusaha mengajak ibunya mengobrol. Dan entah bagaimana, ibunya yang sakit itu terlihat sedikit riang karena menimpali ucapan Serena dengan senyum atau tawa kecil. Aarav menyesal karena mendapati fakta jika ibunya tidak pernah seriang itu ketika mengobrol dengannya. Aarav memang mengakui jika ia adalah anak yang kaku. Kehidupannya selama ini hanya berpusat pada pekerjaan dan pekerjaan saja. Pasti sangat membosankan mengobrol dengannya. Namun Tania seolah mendapatkan teman baru saat bersama Serena. Mereka berdua membicarakan banyak hal seputar makanan. Serena lebih banyak bicara dan menceritakan apa saja. Sementara Tania hanya bisa tersenyum dan memukul menantunya itu dengan sayang sesekali. "Ibu tahu tidak. Terkadang Aarav selalu mendengkur saat tidur. Yah memang tidak setiap malam. Tapi bukankah itu lucu... Hahahha..." ucap Serena pada Tania. Aarav mencoba mengalihkan pandangannya. Mendengar dua orang membicarakan dirinya dengan tawa

  • Istri Cantik Tuan Dominic   30. Panggilan Sayang

    "Aku ikut. Aku akan mencoba membantu merawat ibumu!"Untuk sedetik, Aarav merasa ia begitu terpana. Pada kalimat yang diutarakan oleh Serena. Wanita itu terlihat panik meraih tas mungilnya yang kusam. Lalu mengambil jaket yang berada di gantungan dengan kecepatan kilat dan langsung menyusul Aarav. "Aarav, ayo!" ucap Serena ketika Aarav malah bengong sembari menatapnya. Sebenarnya Aarav terpana pada sikap Serena yang langsung berniat ikut ke rumah ibunya tanpa ragu sedikitpun. Ekspresi khawator benar-benar ditunjukkannya sepanjang wanita itu melangkah menuju mobil dan duduk di samping kemudi Aarav. Semua ekspresi dan perilakunya sama sekali tidak luput dari perhatian Aarav. Bagaimana ada seorang wanita manipulatif yang begitu khawatir pada ibunya? Aarav bertanya-tanya apakah itu hanyalah samdiwara? Tapi bagaimana bisa seseorang bisa bersandiwara sehebat itu? Rasanya tidak mungkin. Serena bahkan berulang kali menangkupkan tangannya seolah sedang berdoa untuk kesembuhan ibunya. "Sem

  • Istri Cantik Tuan Dominic   29. Drama Makan Malam

    Serena menatap Aarav dengan pandangan membulat. "Katanya kau tidak suka makanan yang kubuat?" Aarav merasa sedikit keceplosan. Ia mengangkat bahunya. "Memang!""Lalu kenapa kau bertanya soal makanan apa yang kumasak?!" Aarav hanya terdiam. Pria itu tidak mengatakan apapun. Ia mulai bingung menyusun kalimat untuk membuat alasan. "Kau mau kupesankan makanan saja?" tanya Serena. Ia bingung dengan pertanyaan Aarav. Karena biasanya pria itu selalu memesan makanan. Namun Aarav menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku ingin menyantap makanan buatanmu malam ini."Serena membulatkan matanya. Menyantap makanan buatannya? Tumben sekali. Biasanya pria borju pemilih ini sangatlah anti terhadap apapun yang Serena buat. Jangankan memakannya, menyentuh saja Aarav seolah haram. Jadi sangatlah beralasan kalau Serena hanya bisa mengangkat alisnya ketika pria itu mengutarakan keinginannya. "Kau yakin?!" tanya Serena lagi. Aarav mengangkat alisnya. "Menurutmu itu hal aneh? Meminta sesuatu pada istrinya

  • Istri Cantik Tuan Dominic   28. Di Rumah Saja

    Aarav masuk ke dalam rumahnya. Dan seperti biasa, Serena terlihat menyambutnya dari balik pintu rumah. Meskipun sambutan itu bukanlah sapaan seperti layaknya istri pada suaminya, melainkan hanya senyuman biasa, Aarav tetaplah tidak terbiasa. Sejak kecil ia selalu dibesarkan untuk menjadi seorang pria yang ditakdirkan sendirian. Terlahir dari seorang ibu dan ayah yang selalu sibuk membuatnya merasa kesepian. Ia tidak memiliki saudara. Aarav juga jarang berteman dengan sebayanya saat anak-anak hingga beranjak dewasa. Bukan apa-apa, mereka takut jika berada dalam lingkungan Aarav. Kalaupun ada, anak-anak itu hanya memanfaatkan Aarav untuk kepentingan mereka sendiri. Dulu Aarav pernah memiliki seorang sahabat ketika ia duduk di bangku sekolah atas. Ia temannya itu selalu bersama, bahkan Aarav yang awalnya tidak memiliki kepercayaan diri dalam pertemanan mulai percaya pada sosok sahabat yang selalu di sampingnya. Kehidupan sahabatnya yang miris dan jauh dari kata layak membuat Aarav mem

  • Istri Cantik Tuan Dominic   27. Hanya Benalu?

    Pria itu menyuruhnya tidur. Serena berbaring menyamping sembari mengamati kartu kredit yang Aarav berikan tadi padanya. Kata pria itu uang di dalam rekening ini cukup untuk membeli semua keperluan Serena, kan?Memangnya seberapa banyak? Serena jadi bertanya-tanya. Selama ini penghasilannya sebagai dokter yang mengabdi di desa terpencil tidaklah selalu menghasilkan. Ia acapkali dibayar dengan hasil kebun seperti pisang dan ketela atas jasanya pada orang lain. Namun Serena tidak pernah mengeluh. Baginya, profesi yang ia jalani adalah sebagai pelayan masyarakat dengan diagnosis yang tepat. Bukan membebani mereka dengan tarif yang banyak. Jadi bukan salahnya kalau ia tidak pernah melihat setumpuk uang yang bisa dipastikan saat ini ada dalam genggamannya. Dengan kartu ini Serena pasti bisa membeli banyak hal. Seperti sepatu, tas, make up, dan terutama baju. Eh?! Serena memukul kepalanya sendiri. Kenapa ia jadi berniat boros begini? Bukannya ia tidak memerlukan apa-apa? Ia sudah memiliki

  • Istri Cantik Tuan Dominic   26. Kecurigaan yang Beralasan

    Aarav mengyilangkan kakinya. "Aku memang ingin menyingkirkan Serena tapi bukan dengan membuatnya pergi dari rumahku dengan cara yang kotor seperti itu!" desah Aarav. "Lagipula, apa yang akan kukatan pada ayah Serena jika mengetahui putrinya pergi tanpa alasan? Dan ibuku? Aku tidak tahu bagaimana sedihnya ia jika menemukan fakta bahwa aku membiarkan Serena pergi. Kau tahu, kan dia sangat menyayangi menantunya itu!"Evelyn menghela napas. Kini sepertinya Aarav mulai menggunakan perasaannya dengan melibatkan ibu dan ayah Serena. Benar-benar tidak bisa dibiarkan. "Aku tidak tahu kalau sekarang kau berubah menjadi menantu dan anak yang sangat penurut..." sindir Evelyn. Aarav mengangkat bahunya. Sama sekali tidak merasa terintimidasi. "Aku hanya tidak mau melanggar janjiku pada dua orang tua itu.""Lalu kau akan menyuruhnya pergi dengan cara apa?" tanya Evelyn gemas. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara Aarav berpikir. Bagaimana bisa pria itu masih mempertahankan wanita kelas rendahan seperti

  • Istri Cantik Tuan Dominic   25. Tersenyum Tanpa Alasan

    Aarav tidak tahu kenapa ia tersenyum sepanjang perjalanan menuju kantor. Ia bahkan terlihat ceria ketika menenteng tas berisi beberapa kotak makan. Ia sama sekali tidak memikirkan kejadian Mr Rudolf yang baru saja datang. Ia bahkan tidak memikirkan soal batalnya investasi besar tersebut. Semuanya seolah biasa saja. Aarav memang pebisnis yang hebat. Ia selalu berhasil mendapatkan investor yang menanamkan modal dengan jumlah yang tidak sedikit. Tapi melihat betapa angkuh dan sombong Mr Rudolf yang menghina Serena membuatnya tidak pandang bulu. Siapa saja yang mengusiknya akan ia singkirkan tanpa berpikir panjang lagi. Aarav masuk ke dalam ruangannya lalu selalu menaruh berpuluh-puluh kotak makanan itu di atas meja. Terus terang saja tangannya terasa pegal. Ia bahkan tidak tahu bagaimana caranya Serena bisa memasak makanan sebanyak itu. Padahal Aarav yang membawanya saja merasa sangat capek. Bagaimana dengan Serena?Aarav segera menelpon sekretarisnya. Ia menekan interkom dan bicara den

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status