Share

Dua Orang Menyedihkan

Penulis: Kafkaika
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-08 21:01:33

Naysila tampak gelisah karena seseorang yang ditunggunya tidak muncul juga. Dia bahkan sudah menghabiskan milk shake yang sudah dipesannya. Dia sangat tidak sabaran, terlihat begitu marah karena janjiannya molor.

Nampak seorang wanita sedikit tergesa tidak sengaja menyenggolnya. Sontak membuat Naysila marah-marah pada wanita itu.

“Apa kau buta?” teriaknya bangkit melotot pada wanita itu. Tangannya berkacak pinggang terlihat menantang wanita yang sudah menyenggolnya tadi.

“Oh, maaf. Tadi aku sedikit ceroboh sampai menyenggolmu,” ucap wanita itu meminta maaf.

“Kau pikir semua orang bisa memaklumi kecerobohanmu? Bagaimana kalau aku tidak terima!”

Naysila yang dilanda bad mood karena bertemu Ardhan yang sudah menggandeng wanita lain, diperparah dengan janjiannya yang molor, sekarang nampak tidak terima hanya karena ada seorang ibu-ibu menyenggol dirinya.

“Sudah, Mbak. Kasihan ibunya tidak sengaja!”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Aku Mencintaimu

    Alea terlihat masih menguping benda pipih ditelinga sambil berbicara menyahuti obrolan, saat dirinya masuk menghampiri Ardhan di ruang kerjanya. Dia sedang menerima panggilan dari Hera yang meminta mereka datang ke rumah keluarga. Karenanya, Alea menyerahkan ponsel itu pada Ardhan agar bisa berbicara sendiri.“Ya, Mama? Ada apa?” tanya Ardhan pada Hera.“Besok ajak istrimu datang ke rumah. Sejak kalian pindah kalian belum pernah berkunjung ke rumah kan?” Hera berujar.“Besok?”Ardhan mengingat-ingat, apa ada scedhule penting yang masih harus dilakukannya. Dia menghechek schedhulnya sejenak dan nampak lega karena tidak ada hal penting. Lantas balik dalam obrolan dengan Hera dan berkata, “Oke, Insyaallah, Ma.”“Alhamdulillah, Mama seneng dengarnya. Besok Pak Nadhim juga kita undang biar ramai sekalian.” Hera sudah merancang makan malam besok.“Iya, terserah Mama.”P

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Sebuah Lukisan

    “Lukisan apa?” tanya Alea di antara kebingungannya. Bisa jadi Ardhan hanya ingin mengalihkan pembicaraan mereka saja. Ya, sudahlah. Percuma juga mencari kepastian pada pria yang tidak pernah serius ini. Ardhan membuka kain putih itu hingga sebuah lukisan di atas kanvas terekspos. Alea menatap lukisan itu namun belum menyadari sesuatu. Ardhan sudah membayangkan dia akan terkejut, tapi sepertinya loading anak itu sedikit lama. Butuh bersabar sebentar agar dia menyadari sesuatu. “Itu…?” Alea melangkah lebih dekat dan melihat lukisan di sana. Ada seorang gadis belia yang tersenyum menyentuh kupu-kupu di pucuk daun. “Kau sudah melihatnya?” Ardhan nampak tidak sabar ketika Alea mengelus gambar gadis itu. “Seperti pernah lihat ya, Kak?” Alea belum juga menyadarinya. Membuat Ardhan menghirup oksigen banyak-banyak agar darahnya tetap bekerja normal. “Apa kau lupa wajahmu sendiri?” tukas Ardhan yang sudah ingin menjinjing kerah belakang Alea dan melemparnya dari kaca jendela. “Oh, itu a

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-09
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Mengunjungi Rumah Keluarga

    Sebuah mobil memasuki halaman rumah megah yang luas itu. Hera yang diberitahu pembantunya berjingkat senang dan segera bangkit keluar menyambut yang baru datang. Melihat putra semata wayangnya bersama menantu kesayangan, sudut bibirnya tertarik ke atas.“Assalamualaiku, Ma!” tegur Alea mencium tangan Hera kemudian mereka saling berpelukan.“Waalaikum salam, Mama kangen banget sama kamu, Al!” ucap Hera memeluk lagi Alea.“Tidak kangen sama aku, Ma?” sahut Ardhan.“Hemm, udah bosen sama kamu. Sejak dalam perut sampe segede ini!” kelakar Hera menepuk miring pundak Ardhan.Mereka masuk ke dalam bersama. Ardhan membawakan tas Alea ke kamar sementara membiarkan Hera dan Alea masih asyik mengobrol.“Mama senang lihatnya, Al!” ucap Hera melihat Ardhan berlalu masuk kamar. Dia jadi bisa bicara dengan leluasa. “Ardhan sudah lebih perhatian padamu sekarang.”Alea hanya tersenyum mendengar ucapan Hera. Dia jadi terpikir, apakah Laila menceritakan apa yang dilihatnya waktu itu di rumah mereka? kal

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Makan Malam Yang Tertunda

    Alea jadi sebal karena harus mengeringkan rambutnya saat Hera sudah berteriak dari luar pintu kamar mereka, Sementara Ardhan masih enak-enakan ngorok karena merasa kelelahan. Dia menghentikan sebentar kegiatannya sambil membangunkan sang suami yang barusan begitu bengis menghabisinya dengan serangan cintanya.“Kak, Mama udah teriak-teriak itu!” Alea menggoyangkan tubuh Ardhan agar dia lekas bangun.“Duh, bentar lagi saja. Biarin mereka makan malam duluan!” Ardhan malah tidak peduli dengan makan malam mereka lagi.“Jangan begitulah, Kak. Kita datang kan memang untuk makan malam bersama. Ini malah begituan lagi!” gerutu Alea menepuk punggung Ardhan yang tidur sambil tengkurap.Ardhan tersenyum dalam tidurnya mendengar ucapan Alea. Dia kemudian mengganti posisi tidurnya menjadi miring menghadap ke Alea.“Ya udah, siap-siap sana, kamu kan lama siap-siapnya!” Ardhan mencolek bibir Alea yang cemberut itu.“Gara-gara Kakak kan, semua jadi serba buru-buru begini!” Alea menyisir rambutnya masi

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-10
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Siapa Wanita Itu?

    “Alea?” sapa Nadhim pada putrinya yang terbengong itu.Alea segera tersadar ketika tangan Nadhim mengelus bahunya lembut. Lalu dia menoleh kepada Wanita yang mungkin usianya 40 tahunan itu dan saat ini sedang menggandeng seorang anak kecil.Siapa mereka?Namun Nadhim mengusik rasa penasaran Alea dengan menanyakan kabarnya.“Apa kabar, Nak?”“Eh, Baik Ayah. Ayah juga baik-baik saja, Kan?” Alea mencium tangan pria itu lalu memeluknya.Saat itu dia merasa sedikit aneh, karena Nadhim memeluknya erat sekali. Seperti sedang meminta Alea tetap bersamanya meski sesuatu telah berubah. Perasaan Alea justru menjadi jadi tidak tenang.“Ayah, ada apa?” tanya Alea lirih karena ayahnya tidak kunjung melepasnya. Di sudut matanya Alea masih bisa melihat keberadaan wanita itu yang berdiri menunggu mereka selesai berpelukan.“Ayah, sebaiknya kita masuk dulu!” suara Ardhan terdengar dari belakang Alea. Di sana sudah berdiri Hera dan Hamid yang juga menyambut kedatangan Nadhim.“Benar, Pak Nadhim. Wulan,

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Pria Munafik

    Alea jadi tidak sabar dan menatap ayahnya dengan tatapan mendesak. Sejak tadi pria itu sungguh membuatnya bertanya-tanya, apa yang sudah disembunyikannya hingga dia serisau itu?“Ayah sudah mengenalkannya tadi. Ayah jawab saja pertanyaan Alea, kapan ayah menikah? Lalu anak itu anak siapa?” tukas Alea dengan nada mengintrogasi.“Ayah sudah menikah beberapa tahun yang lalu, Nak!” tukas Nadhim yang merasa harus menjelaskan semuanya.“Beberapa tahun? Berapa tahun Ayah?” Alea semakin penasaran. Ibunya bahkan baru meninggal setahun yang lalu.“Sekitar 5 tahun yang lalu,” jawab Nadhim menegaskan.Alea menatap Nadhim dengan perasaan yang entah bagaimana bisa digambarkannya. Membayangkan 5 tahun yang lalu ayahnya menikah dengan wanita lain sementara ibunya tidak tahu apa-apa dengan hubungan mereka. Ataukah ibunya sudah mengetahuinya namun sengaja pura-pura tidak tahu hal itu? Bahkan ketika dia harus berjuang melawan penyakitnya, apakah perselingkuhan ayahnya ini adalah salah satu pencetus sema

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-11
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Alasan Klasik

    Cukup lama Ardhan mematung karena membiarkan Alea terisak di dadanya. Dia hanya mengelus punggung Alea dengan lembut dan berharap tangisannya mulai mereda. Namun Alea tidak juga terlihat meredakan tangisnya. Bahkan kemeja Ardhan sudah basah karena air matanya. Ardhan baru tahu, wanita ternyata bisa menangis selama ini.“Kau pasti, lelah. Duduklah, aku ambilkan minuman untukmu ya?”Ardhan membelai rambut kepala istrinya itu dan mengusap air matanya dengan lembut. Hatinya lega karena melihat Alea akhirnya mengangguk. Setelah membantunya duduk di tempat tidur. Ardhan bergegas keluar kamar untuk mengambil minuman. Mungkin karena lama tidak ditempati, dispenser di kamarnya kosong dan Hera lupa meminta pembantu mengisinya. Maklum saja, biasanya Mbok Nem yang mengatur semuanya.Saat keluar kamar, Ardhan berpapasan dengan Wulan dan putranya itu. Wanita itu terlihat begitu sedih dan serba salah. Karenanya dia hanya mengangguk melewati Ardhan.&ld

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12
  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Menghibur Alea

    Sejak selesai sholat subuh tadi, Ardhan hanya melihat Alea duduk termenung di dekat jendela. Pasti masih memikirkan tentang ayahnya. Ardhan menghampiri dan duduk di dekatnya. Sedih rasa hati melihat Alea yang biasanya ceria dan bawel sekarang berubah murung.“Alea?” tegur Ardhan agar Alea menyadari bahwa dirinya ada di sampingnya.Namun Alea seolah tidak mendengar suara Ardhan. Dia sibuk dengan semua hal yang masih belum bisa diterimanya. Tentang penghianatan ayahnya di kala ibunya sedang sangat membutuhkan dukungannya.Alea hanya sedih mengenang nasib ibunya yang begitu mengiris perasaan itu. Sebagai seorang anak yang sangat mencintai ibunya dan rasa kehilangan pun bahkan sampai saat ini masih dirasakannya, tentu kenyataan tentang semua ini membuatnya begitu terluka.“Kakak mau bilang, tidak perlu memikirkannya, bukan?” Alea akhirnya menyahut namun terdengar dingin.Ardhan memilih membisu dan akan mendengar begitu saja apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-12

Bab terbaru

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Bahagia Sudah Kembali

    Dia sedang bermimpi. Mendengar bayi mengoceh di sampingnya. Matanya tidak mau membuka karena masih ingin menikmati ocehan bayi yang terdengar gemas di telinganya. Usia Vier sudah 3 bulan, seharusnya dia saat ini sudah mulai mengoceh. Alea jadi sedih mengingatnya. Suara itu tidak hilang di telinganya meski matanya perlahan terbuka dan termenung sesaat. Dia tidak sedang bermimpi. Suara ocehan itu masih ada. Perlahan dia menoleh ke samping. Deg! Bayi siapa itu? Alea terperanjat dan segera bangkit. Namun dia masih menatap bayi itu seolah mencoba memastikan bahwa apa yang dia lihat bukanlah ilusi semata, yang akan menghilang saat dia menyentuhnya. Tidak, jangan menyentuhnya! Nanti hilang. “Eeeeehhh!” suara bayi itu seperti merasa kurang nyaman dengan posisinya yang mencoba tengkurap tapi terhadang bantal. Bayi itu mulai menangis namun Alea belum juga bergeming. Masih menatapnya saja dan menikmati visual yang bisa dirasakannya. Tangannya mulai bergerak perlahan menyentuh bayi itu. Na

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Anakku Masih Hidup?

    “Mbak Sika dini hari begini ada apa?” Ardhan meminta Sika segera masuk.Sika terlihat menghela napas lega dan begitu saja melewati satpam yang galak itu mengikuti Ardhan. Napasnya tampak memburu karena tidak sabar ingin menyampaikan sesuatu.“Ada apa, Mbak? Mbak ada masalah?”Ardhan mendudukan Sika di teras. Dia melihat sika membuka penutup keranjang yang ditentengnya. Seorang bayi yang sedang terlelap. Ardhan heran Sika menyodorkan keranjang bayi itu padanya.“Bayi siapa, Mbak?” tanya Ardhan masih tidak mengerti.Baru ketika dia memperhatikan dengan jelas bayi yang terlelap dengan anteng itu darahnya berdesir hebat. Jantungnya seolah berhenti berdegup namun setelahnya berdegup dengan kencang. Wajah bayi itu membuatnya terkenang putranya. Sungguh bayi yang menggemaskan.“Mbak?!” Ardhan tidak ingin terlalu berhayal. Dia butuh kebenaran dari Sika.“Ini Javier, Pak!”

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Tamu Dini Hari

    Kondisi Hera mulai membaik setelah Alea menemuinya dan membesarkan hatinya. Perasaannya yang sudah bercampur aduk tidak karuan karena merasa bersalah sudah membuat cucunya hingga berakhir dalam tragedi yang mengenaskan. Hera merasa bertanggung jawab atas rasa tertekan sang menantu, hingga membuat kondisinya sendiri malah memburuk.Kehadiran Alea yang sudah bisa mengikhlaskan semuanya membuat Hera kembali punya semangat hidup lagi. Setelah ini akan ada Vier-Vier baru lagi yang terlahir dari rahim sang menantu.“Ajaklah istrimu berlibur. Sudah, anggap semua yang terjadi hanya mimpi buruk saja. Jangan pikirkan pekerjaan dulu.” Hera bertutur pada Adhan.“Baik, Ma!” ujar Ardhan begitu saja memenuhi keinginan sang mama. Sikapnya mulai berbeda setelah kejadian ini. Lebih banyak diamnya dan terlihat dingin dengan sekitar.Ya Allah, mudah-mudahan suamiku baik-baik saja. Batin Alea yang mulai merasa bahwa bukan hanya dirinya yang terli

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Ikhlas

    Ardhan baru membuka lengannya dari melindungi pandangannya yang silau karena ledakan api di vila. Melihat Alea sudah berlari menuju arah vila yang terbakar, Ardhan begitu terkejut namun segera mengambil langkah panjang untuk mengejar wanita yang sungguh membuat darahnya hampir berhenti mengalir itu.Begitu tubuh itu sudah ada dijangkauannya, Ardhan langsung meraihnya. Ledakan kedua terdengar membuat Ardhan dan Alea terpental di rerumputan beberapa meter dari tempat itu.“Lepas! Aku mau menyelamatkan anakku. LEPASIN!” Alea meronta mencoba mendorong dada Ardhan.“Sudah, Sayang! Sudah ya?” Ardhan mendekap dan mencoba menenangkan istrinya yang kalut itu. Dia sudah frustasi dan tidak berdaya melihat kilatan api itu. Hanya berharap anak buah Pram berhasil menyelamatkannya. Meski dia merasa itu tidak mungkin mengingat kobaran api yang segera membumbung sesaat setelah dia keluar rumah itu. Kemungkinan besar mereka terjebak di dalam.&ldquo

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Nekat

    “Bayimu manis sekali! Seharusnya akulah yang melahirkan anak-anakmu, bukan wanita laknat itu!” Naysila menggendong bayi yang terbungkus selimut itu sambil menimang-nimangnya. Melihat sikapnya yang manis dia tidak percaya bahwa wanita ini adalah iblis yang tega memberikan obat tidur pada bayi 2 bulannya.“Aku sudah mengabulkan permintaanmu yang pertama. Pram akan mengaburkan barang bukti itu dan mengakui itu hanyalah sebuah kesalahan. Kau akan bebas!” tutur Ardhan sambil terus mengawasi pergerakan Naysila. Menunggu kesempatan agar bisa merebut bayinya.“Apa buktinya? Kau bisa saja membohongiku. Kau sudah berkali-kali membohongiku Ardhan!”“Kau mau bukti bagaimana?”Sebentar terdengar sesuatu seperti ada yang datang. Tatapan Naysila menjadi tidak percaya pada Ardhan. Bukankah dia sudah memintanya datang sendiri tadi. Tapi sepertinya dia berbohong lagi.Dengan geram disambarnya botol minuman keras

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Menyelamatkan Javier

    Ardhan melakukan panggilan namun segera merijeknya untuk memastikan dan menunggu reaksi dari nomor tersebut. Pram sudah tidak sabar melacak lokasinya jika benar pemilik nomor itulah yang menculik Javier.Tidak berapa lama muncul notif pesan dari nomor tersebut. Netra Ardhan membulat membaca teks yang dikirimkan dari nomor itu.Pram yang juga membaca notif itu dari laptopnya menatap Ardhan terkejut. Fix, ini adalah penculiknya.[ Akhirnya kau mencariku! ]Begitu pesan yang terbaca di ponsel Ardhan.“Telpon dia!” tukas Pram.Ardhan menormalkan emosinya dan mencoba tenang sebelum menelpon ke nomor itu.Panggilan tidak langsung diangkat. Baru di panggilan ke tiga, seseorang itu mengangkatnya.“Hallo?” sapa Ardhan fokus mendeteksi suara apa saja yang bisa didengarnya dari dalam ponselnya sehingga bisa dijadikan petunjuk.“Hhhg!” suara itu baru terdengar di telinga Ardhan. Sepertinya d

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Siapa Penculiknya?

    “Anakku!? Mana anakku, Paman?” Alea tampak mendesak.Ketika pintu belakang mobil dibuka, keluarlah anak buah Pram membawa bayi yang tertidur lelap. Melihat selimut dan corak baju yang digunakan bayi itu, Alea merasa sedikit lega. Dia pun mengambil bayi itu dari tangan anak buah Pram dengan tidak sabar.“Vier? Kau tidak apa, Nak?” Alea memeluk sang bayi erat seolah takut kehilangannya lagi.Hera merasa sungguh bersalah karena kecerobohannya membiarkan baby sitter itu membawa cucunya hingga membuatnya hampir celaka. Dia baru hendak menghampiri sang menantu, tapi Alea sepertinya merasa ada yang tidak beres.“Tidak!” ujarnya menatap bayi itu. Pegangan tangannya tidak stabil dan Ardhan langsung mengambil alih bayi itu. Dia sama terkejutnya dengan Alea saat menatap bayi yang terlelap itu.“Ada apa?” Nadhim segera menghampiri. Cemas sekali takut sesuatu terjadi pada cucuny

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Javier Diculik

    Hari ini jadwal imunisasi Javier. Alea ditemani Hera dan Mita pergi ke rumah sakit. Tadinya Alea ingin Ardhan yang mengantarnya. Tapi Hera merasa cukuplah dia dan Mita yang mengantar, jadinya membiarkan saja Ardhan pergi ke kantor karena ada alasan meeting penting dengan dewan direksi.Karena sudah menghubungi dokter anak sebelumnya dan dokter keluarga Muradz pun sudah mereservasikan jadwal imunisasi, begitu baby Javier datang, imunisasi langsung berjalan dengan cepat dan lancar.“Cup, cup!” Hera menenangkan Javier yang menangis setelah mendapat imunisasi sambil menimang-nimangnya. Sementara Alea masih berkonsultasi dengan dokter anak.“Mama bawa Vier ke depan dulu ya, Al. Mungkin dia butuh suasana di luar!” ujar Hera membawa Javier keluar ruang spesialis dokter anak, di ikuti Mita yang mendorong strolernya.“Baby Vier masih full ASI kan, Ma?” tanya dokter anak itu.“Alhamdulillah masih, dok!&rd

  • Istri Cantik Pilihan Mamaku   Tidak Suka

    “Maaf Mbak, saya tidak bermaksud seperti itu tadi!” Mita melihat Alea yang sepertinya menilai cara bekerjanya yang kurang bagus. Dia tidak bisa membiarkan wanita itu akan protes pada yayasan tempatnya bekerja. Itu akan membuat gajinya lagi-lagi disunnat. “Saya sudah mengasuh 6 bayi sebelumnya, Mbak. Jadi apa yang saya lakukan tadi tidak bakal menyakiti bayi. Justru akan lebih baik karena dapat membiasakan bayi dan mengurangi reflek moronya.” Mita masih mencoba menjelaskan, tapi dia tahu Alea sepertinya tidak butuh sebuah teori. Atau jangan-jangan dia tidak tahu apa itu reflek moro pada bayi? “Terima kasih, Mita. Tapi untuk selanjutnya tolong berhati-hatilah!” ujar Alea berlalu sambil membawa Javier keluar kamar bayi.Mita menatap mama muda itu dan melenguh karena merasa wanita itu menyepelekannya. Tahu apa dia tentang merawat bayi? Kalau dia bisa merawat bayinya sendiri, untuk apa juga masih mempekerjakan pengasuh bayi? Benar-benar aneh.Tapi ini justru lebih baik. Dia jadi bisa b

DMCA.com Protection Status