Share

Makan Malam Yang Tertunda

Alea jadi sebal karena harus mengeringkan rambutnya saat Hera sudah berteriak dari luar pintu kamar mereka, Sementara Ardhan masih enak-enakan ngorok karena merasa kelelahan. Dia menghentikan sebentar kegiatannya sambil membangunkan sang suami yang barusan begitu bengis menghabisinya dengan serangan cintanya.

“Kak, Mama udah teriak-teriak itu!” Alea menggoyangkan tubuh Ardhan agar dia lekas bangun.

“Duh, bentar lagi saja. Biarin mereka makan malam duluan!” Ardhan malah tidak peduli dengan makan malam mereka lagi.

“Jangan begitulah, Kak. Kita datang kan memang untuk makan malam bersama. Ini malah begituan lagi!” gerutu Alea menepuk punggung Ardhan yang tidur sambil tengkurap.

Ardhan tersenyum dalam tidurnya mendengar ucapan Alea. Dia kemudian mengganti posisi tidurnya menjadi miring menghadap ke Alea.

“Ya udah, siap-siap sana, kamu kan lama siap-siapnya!” Ardhan mencolek bibir Alea yang cemberut itu.

“Gara-gara Kakak kan, semua jadi serba buru-buru begini!” Alea menyisir rambutnya masi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status