“Kalian lagi bahas apa kok tegang banget?” ucap Alcand yang baru saja datang. Pria itu tadi pamit pulang sebentar untuk mengantarkan baju kotor ke rumah dan membawa baju bersih. Tidak hanya itu Alcand juga membawa alat tempur kerjanya di rumah inap Sophia. Meskipun wanita itu sudah memaksa Alcand untuk pulang dan istirahat, tapi nyatanya Alcand menolak dan kembali lagi. Padahal jika dipikir masih ada hari esok untuk dia datang.Ah ya, masalah pertanyaan Shaka tentu saja Sophia belum memberikan jawaban apapun pada pria itu. Dia masih ingat betul tentang kontrak yang Shaka buat untuk dirinya. Tidak ada yang namanya mengenal satu sama lain, tidak ikut campur satu sama lain. Dan kali ini Shaka malah mengingatkan ucapan Petra? Apa iya Sophia harus mengingatkan isi kontrak yang Shaka tulis sendiri? “Tidak ada. Aku cuma mengupas apel sama jeruk aja.” Shaka terlihat santai, tapi tidak dengan Sophia yang masih saja bingung dengan ucapkan Shaka. Reaksi Sophia membuat Alcand tidak percaya. Di
Mungkin ini hari kelima Sophia menginap di rumah sakit, dia meminta dokter untuk mengizinkan dia pulang. Sungguh, semahal apapun tempat ini nyatanya Sophia tidak betah jika harus berlama-lama di rumah sakit. Dia rindu rumahnya, rindu tempat duduknya dan juga toko bunganya. Hampir setiap hari Sophia kepikiran bunga yang ditanam di depan rumah apakah tanamannya mati atau hidup? Sedangkan tanamannya sudah waktunya di pupuk agar berbunga dengan cepat. “Ayolah Dok, saya sudah merasa baikan. Saya ingin pulang.” rengek Sophia. Dokter Dany pun hanya mampu tersenyum, selama menginap kondisi Sophia memang sudah menunjukkan banyak perubahan. Dia sudah mau makan banyak, obat yang diberikan pun diminum secara rutin, hanya saja Alcand masih menahan Sophia dengan alasan wanita itu masih belum sembuh total. Sedangkan penyakit yang diderita Sophia ini memang tergolong paling lama fase penyembuhan nya, tapi melihat perubahan Sophia membuat dokter yakin. Jika ingin sembuh cepat berawal dari diri sendi
Setelah sarapan, Sophia tidak tahu harus melakukan apa. Semua pekerjaan rumah hingga memasak semuanya ditangani oleh Ayu, meskipun Sophia meminta Ayu untuk mengepel rumahnya setiap dua atau tiga hari sekali saja tidak perlu setiap hari. Lagian lantai rumah ini juga tidak begitu kotor, di sapu pun juga sudah bersih menurut Sophia. “Bu Sophia butuh sesuatu?” tanya Ayu memastikan. Dia tidak tahu harus melakukan apa setelah semua pekerjaan rumah selesai. Dia juga sudah menyirami tanaman Sophia di depan rumah dan samping rumah, meskipun ada banyak yang mati tapi menurut Ayu ada beberapa bunga yang sudah berbunga. “Tidak ada. Kamu istirahat saja jika tidak ada kerjaan, Ayu.” “Tapi Bu, saya ‘kan di bayar untuk kerja bukan untuk tidur. Saya takut Bu Sophia manggil saya, tapi saya tidak dengar.” Untuk saat ini Sophia tidak membutuhkan apapun, karena dia sendiri juga bingung mau minta apa dan melakukan apa. Sophia saja mencari kegiatan agar dia tidak bosan di rumah, malah di tawarin butuh
Shaka benar-benar mengantar Sophia ke cafe baru Alcand. Disana wanita itu bisa melihat Alcand yang sudah menunggunya di depan cafe, sesekali menatap jam tangan mahalnya yang lingkaran indah di pergelangan tangan kirinya.Sophia berdehem. “Udah nunggu lama ya?” katanya dengan suara pelan.Alcand tersenyum, tapi senyum itu luntur setelah melihat Shaka yang tiba-tiba saja turun dari mobil dengan wajah arogan nya. “Kenapa tikus curut diajak? Katanya kesini sendiri, kenapa sama dia?” “Aku juga tidak tahu. Kemarin aku sudah berdebat dengan dia masalah ini, tapi Shaka tetap ngeyel nganter aku kesini.” “Maklum saja sih terancam miskin kalau nyia-nyiain kamu lagi.” kekeh Alcand.Sophia tertawa mendengar hal itu, dia pun meminta Alcand untuk menunjukkan tempat mana yang harus dihias. “Mau bunga apa?” Untuk masalah itu Alcand menyerahkan semuanya pada Sophia. Mau dikasih bunga apapun itu terserah Sophia yang penting bunganya bagus dan wangi. Alcand hanya minta pada Sophia untuk mengganti bunga
“Valery sakit, jadi aku harus menginap di rumahnya. Dia juga marah, karena menganggap kamu berhak atas diriku dan juga hidupku.” ucap Shaka.Sophia menoleh cepat menatap Shaka yang duduk di sampingnya sambil menyiapkan obat untuk Sophia. “Valery sakit apa?” “Demam. Dia kelelahan karena banyak job.” Sampai disini Sophia lupa jika kekasih Shaka adalah seorang model. “Begitu ya. Kamu akan lebih sering ke tempat Valery?” “Ya. Aku ingin merawat dia.” “Baiklah, pergilah. Aku akan menghubungimu jika ayahmu datang berkunjung ke rumah ini.” Mendadak Shaka pun langsung menghentikan aktivitasnya, dia menatap Sophia dengan dalam dan menilai raut wajah wanita itu dengan serius. Shaka mengajak Sophia untuk memulai hubungan baru, tapi kenapa hal seperti ini langsung membuat Sophia mengiyakan apa yang dikatakan oleh Shaka? Kenapa wanita itu tidak menahan Shaka untuk tidak pergi? Meskipun Shaka tidak ingin, tapi kan tidak ada salahnya jika Sophia lebih dulu menahan Shaka untuk tidak pergi ke ruma
Sophia pikir Shaka tidak akan mengantarkan Sophia pergi ke rumah sakit hanya untuk sekedar periksa. Dan ternyata pagi tadi Shaka sudah siap menunggu Sophia di meja makan untuk sarapan bersama. Sophia pikir Shaka ingin pergi ke kantor karena membawa tas hitam yang sering dia bawa pergi ketika bekerja. Taunya malah Shaka benar-benar mengantar Sophia pergi ke rumah sakit bertemu dengan dokter Dany.Kondisi Sophia sudah membaik, hanya saja ada beberapa makanan yang harus dihindari oleh Sophia. Dari makanan pedas, asam hingga makanan yang mengandung santan dan juga kopi. Bahkan dokter Dany juga meminta Sophia untuk tidak terlalu banyak makan buah yang asem, itu bisa memicu kembali penyakit lambungnya naik. Tidak hanya itu, Dokter Dany juga menyarankan Sophia selalu bersedia obat maag, karena penyakit itu bisa kambuh kapan saja tanpa disadari.“Ada lagi?” ucap Shaka penasaran. “Sudah cukup itu saja. Jaga pola makan yang baik ya jangan sampai telat makan. Dipastikan jika satu hari makan ti
Sampai dirumah Shaka dikejutkan oleh kedatangan Petra dan juga Mia ke rumahnya. Kedua orang tuanya ibu sering sekali berkunjung setelah Sophia sakit, lebih tepatnya Petra karena Shaka tahu ibunya itu hanya mengekor di balik punggung ayahnya yang begitu menyayangi Sophia. "Papi … Mami." panggil Shaka gugup.Petra mengerutkan keningnya, "Kenapa wajah kamu panik melihat kedatangan kami? Apa yang kamu lakukan, Shaka?" "Tidak ada!!" jawab Shaka cepat.Tentu hal itu membuat Petra curiga, dia hanya tidak mau hal yang lalu terulang kembali. Dimana Shaka sama sekali tidak peduli dengan Sophia. Dan malah orang lain yang begitu peduli dengan Sophia. Petra hanya tidak ingin Sophia berpaling ke orang lain hanya karena kurang diperhatikan oleh Shaka. Itu sebabnya Petra meminta Shaka untuk lebih banyak menghabiskan waktu berdua dengan Sophia ketimbang di luar sana. Apalagi orang yang dekat dengan Sophia adalah Alcand teman Shaka sendiri. Masa iya nanti akan ada berita jika seorang teman telah meni
Suara ketukan pintu yang cukup kencang membuat Sophia mengerutkan keningnya. Wanita itu ingin bangkit dari duduknya dan melihat siapa yang datang ke rumahnya sepagi ini, tapi Shaka melarang dan meminta Ayu yang membuka pintu rumahnya. ini masih cukup pagi untuk bertamu. Shaka meminta Ayu menanyakan keperluan tamu itu apa, jika hal yang tidak begitu penting Shaka meminta Ayu untuk mengusir tamu itu. Tapi jika benar-benar penting dan urgent Shaka meminta Ayu untuk mempersilahkan tamunya masuk menunggu Shaka dan juga Sophia untuk selesai sarapan.“Selamat pagi, maaf ada keperluan apa ya?” tanya Ayu sesopan mungkin.“Dimana Shaka? Aku ingin bertemu dengan Shaka.” “Iya, ada perlu apa ya Mbak. Bapak sedang tidak ingin diganggu.” Valery yang tidak tahan dengan semua ini pun mendorong Ayu untuk pergi dari hadapannya. Dia tidak suka ada banyak sekali pertanyaan tentang dirinya dan ada perlu apa dia datang kemari. Yang jelas Valery tidak Terima jika Shaka lebih sibuk dengan Sophia ketimbang di