Share

Chapter 236

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-04-21 16:58:33

Stormi berlari…

Mendorong Diego sampai akhirnya—tembakan itu mengenai dirinya.

“Bruuk!” Stormi terjatuh dengan tembakan yang terkena dada kirinya.

Diego menatap Stormi—langsung saja ia menarik pelatuknya.

Namun sebelum itu. Ruby menendang tubuh Dario.

Menarik kerah leher Dario sampai tubuh pria itu terangkat.

“Brengsek!” Ruby dengan gelap mata memukul membabi buta Dario.

Sampai terjatuh. Sampai Dario tergeletak seakan sudah mati.

Namun—pria itu masih bisa membuka mata. “Keluarkan kekuatanmu jalang…” lirihnya.

“Aku akan memang akan mengeluarkannya untuk membunuhmu!” Ruby meninju rahang Dario.

Ruby bahkan bisa mendengar suara retak dari tulang-tulang rahang pria itu.

“Bicara lagi dan aku akan menghajarmu lagi.” Ruby sedikit mengangkat kerah Dario.

Dario tersenyum miring dengan wajahnya yang babak belur itu. “Dasar monster…” lirihnya.

“Dasar monster. kau pantas mati!”

Ruby mengerjap—ia menggeleng pelan. ia melepaskan cengkramannya pada leher Dario.

“Hahaha…
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 237

    Leonard sudah tidak tahan lagi untuk tidak menyusul Ruby. Ruby beberapa kali terlibat dengan Mafia seperti Diego De Luca. Leonard segera mengambil penerbangan untuk menyusul Istrinya dengan cepat. [Sir, gawat sekali. nyonya Ruby pergi ke kediaman Diego lagi. Di sana sangat kacau. Ada suara tembakan saat nyonya Ruby berada di deapan kediaman Diego. Sebelum saya bisa menarik nyonya Ruby pergi dari sana. orang Diego sudah lebih dulu membawa nyonya ruby ke dalam mansion. Dan ternyata kediaman Diego sedang diserang] [Saya berada di luar. Saya tidak bisa melakukan apapun di sini, Sir. Saya tidak bisa masuk. saya hanya bisa mengawasi dari luar.] Benar. orang yang mengawasi Ruby pun tidak bisa masuk. Semuanya memang kacau. Penyerangan itu melibatkan banyak orang dan senjata. Salah langkah saja akan membuat nyawa melayang. Leonard baru saja masuk ke dalam mobil. Tapi situasinya begitu genting. Seharusnya ia mengirim banyak orang untuk mengawasi dan melindungi Ruby. Ia m

    Last Updated : 2025-04-22
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 238

    Melakukan perjalanan secepat mungkin. Akhirnya Leonard sampai di sebuah Mansion. Bagian depan yang terisi oleh lumuran darah. Benar kata James, semuanya kacau sekali. Ia segera melangkah masuk—meski Diego mengangkat pistol. Leonard tidak gentar sama sekali. Tujuannya satu yaitu menemui istrinya. “Leonard…” lirih Ruby. Leonard segera mendekat—memeluk Ruby yang duduk di lantai. “Leonard..” lirih Ruby. Membalas pelukan Leonard. melingkarkan tangannya di bahu suaminya itu. Leonard mengusap pelan rambut Ruby. “Apa ada yang sakit?” tanya Leonard. ia hendak melepaskan pelukan mereka sejenak untuk melihat bagaimana keadaan Ruby. Tapi Ruby menggeleng. Ia kembali menarik dan memeluk Leonard. menenggelamkan wajahnya di bahu Leonard yang lebar. “Aku merindukanmu…” lirih Ruby. Ia memejamkan mata dan menangis. Setelah banyak berpikir dan melewati banyak hal. Ruby tidak akan bisa menghilangkan rasa cintanya pada Leonard. Benar kata Stormi, benci leonard sebanyak mun

    Last Updated : 2025-04-22
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 239

    Leonard dan Ruby saling menautkan jari mereka. Mereka berjalan keluar dari Mansion. “Bagaimana dengan bayi kita?” tanya Leonard yang begitu mendadak. “Bayi?” tanya Ruby. “Kamu memeriksanya dengan banyak alat kan? bagaimana hasilnya?” tanya Leonard. tangannya menyentuh perut Ruby. “Bagaimana?” Ruby menggeleng. “Tidak ada bayi.” Mengusap tangan Leonard yang berada di perutnya. “Oh—” Leonard yang kebingungan. “Tidak ada bayi, Leonard. Aku hanya mabuk perjalanan.” Ruby menyipitkan mata. akhirnya menyingkirkan tangan Leonard dari perutnya. Aneh sekali tiba-tiba tahu tentang memeriksa kehamilan. “Tunggu. Dari mana kamu tahu aku—” Ruby berhenti bicara lagi. “SIR TUNGGU SAYA!” teriak seorang pria yang berlari dari sisi kanan Mansion. “Halo Mrs. Ruby akhirnya saya bisa bertemu dengan anda secara langsung.” Ruby menatap Leonard dengan kebingungan. “Dia orang yang aku suruh untuk mengawasi dan melindungi kamu selama di sini.” Leonard memperkenalkan James pada Ruby. Rub

    Last Updated : 2025-04-22
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 240

    Entah berapa jam tertidur. Ruby terbangun dengan tubuh yang lebih ringan. Ia membuka mata dan mendapati dirinya di atas kasur. Ia menyipitkan mata—di mana ia berada. Kamar ini begitu luas—dengan dinding yang terbuat kaca. Di hadapannya—ada balkon yang begitu luas mengarah langsung pada pemandangan bawah. Itu artinya kamar ini—atau hotel ini berada di atas. “Leonard..” panggil Ruby. Leonard tidak ada. Ruby akhirnya bangkit dari ranjang. Berjalan mendekati balkon. “Leonard…” panggil Ruby lagi. Leonard bersandar pada kursi dengan mata yang terpejam. Ruby menghela nafas pelan. “Pasti dia memikirkan banyak hal sampai tertidur di sini.” Melihat beberapa putung rokok yang dihabiskan oleh suaminya itu. Udara di sini dingin. Tidak baik jika Leonard terus tertidur di sini. Ruby berlutut di hadapan Leonard. menangkup wajah Leonard yang masih tidur. “Leonard…” panggilnya. Ruby menepuk pelan pipi Leonard. “Bangun. Pindahlah ke dalam. Udara di sini bisa membuat kamu sa

    Last Updated : 2025-04-22
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 241

    21++Leonard memperdalam ciuman mereka. Mengukung tubuh Ruby… Setengah menindih tubuh wanita itu. Leonard melepaskan ciumannya—melepaskan pakaiannya sendiri. Setelah itu kembali mencium bibir Ruby liar. Ciumannya turun ke bawah. Menghisap leher jenjang Ruby. Aroma Ruby yang Leonard suka. Aroma wanita itu yang membuat Leonard betah mencium Ruby lama-lama. Meninggalkan jejak di leher istrinya. Leonard melakukannya dengan sangat liar.Jemarinya tidak tinggal diam. bergerak melepaskan pakaian yang digunakan Ruby. Hampir menyobek pakaian yang digunakan Ruby. Untungnya Leonard bisa melepaskannya tanpa masalah. Hingga tubuh Ruby benar-benar polos tanpa sehelai benangpun. Leonard mencium buah dada Ruby sebelum menghisapnya. “Leonard..” lirih Ruby. Tangannya meremas rambut Leonard sebagai pelampiasan. Leonard menghisap buah dada Ruby seolah sedang kehausan. Lidah Leonard yang begitu lihai menjilat buah dada Ruby. Bibir pria itu yang begitu pintar menyesap puncak dada Ruby. Sedang

    Last Updated : 2025-04-23
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 242

    21++ Leonard mencabut jarinya. Menyelipkan tangannya di belakang leher Ruby dan mengangkatnya perlahan. Ia berdiri di hadapan Ruby. Memposisikan miliknya di hadapan wajah istrinya. Ruby mendongak—jemarinya yang lentik terangkat ke atas. Mengusap perlahan dada Leonard yang indah. Perut pria itu yang terisi dengan otot-otot yang terbentuk. “Babe…” lirih Leonard. “Jangan membuatku gila…” Leonard memejamkan mata. Ruby menatap wajah Leonard. pria itu menikmati sentuhan tangannya. Jemari Ruby bergerak semakin ke bawah… Sampai ke milik Leonard yang membesar dan tertutupi oleh kain. Ruby melepaskannya. Melepaskan celana Leonard dan kini mereka sama-sama polos tanpa pakaian sedikitpun. Ruby menyentuh milik Leonard dengan tangannya… “Bagus ohh!” Leonard mengusap kepala Ruby pelan. Ruby mendekat—menjulurkan lidahnya. Menjilat milik Leonard yang menginginkan sentuhannya. “Ruby…” lirih Leonard. “Kamu nakal sayang..” Ruby memasukkan milik Leonard ke dalam mulutnya. Me

    Last Updated : 2025-04-23
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 243

    “Aku sudah menghacurkan perjanjian kita.” Leonard mengusap kepala Ruby yang berada di dadanya. Ruby mengangguk. menyandarkan kepalanya di dada Leonard dengan nyaman. Tubuh mereka hangat di bawah selimut. “Aku tidak peduli lagi dengan surat perjanjian itu. Pada awalnya aku juga kecewa karena kamu masih menyimpannya. Aku pikir kamu hanya ingin bermain denganku.” “Mana bisa seperti itu.” Leonard mengecup kepala Ruby. Jemarinya mengusap punggung Ruby yang begitu halus. “Aku juga tidak tahu kenapa aku belum menghancurkannya. Aku pasti berpikir surat itu tidak penting lagi sampai aku lupa menghancurkannya…” “Leonard..” panggil Ruby. “Hm?” Leonard menunduk sebentar. “Tidak bisakah kamu memanggilku dengan panggilan yang lebih manis?” “Yang lebih manis?” tanya Ruby. “Apa? My sugar?” tanyanya. “My sugar?” tanya Leonard. “Kan gula manis.” Ruby tertawa pelan. “Tidak usah kalau begitu.” Leonard mendesah kecewa. “Baiklah. Sayangku..” Leonard tidak bisa menyembunyikan senyu

    Last Updated : 2025-04-23
  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   chapter 244

    Ruby mendongak. “Jika minta maaf lagi. aku tidak akan mau dicium!” Leonard mengerjap. “Mana bisa seperti itu..” leonard melepaskan pelukan mereka. “Maka dari itu berhentilah meminta maaf.” Ruby tersenyum. menyentuh rahang Leonard yang begitu tegas. Rahang Leonard yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus. “Baiklah.” Leonard menatap bola mata Ruby. “Aku jadi tahu kenapa aku tidak bisa melihat kejadian yang kamu alami.” Jemarinya menyentuh kelopak mata Ruby. “Karena mata ini bukan mataku yang asli?” tanya Ruby. Leonard mengangguk. “Mata ini yang membawaku padamu.” “Setelah operasi, apa mata kamu pernah sakit?” tanya Leonard. Ruby menggeleng. “Tidak, sayang. Aku baik-baik saja.” Ruby mengecup rahang Leonard singkat. “Berhentilah kawatir.” Leonard mengangguk. mengecup punggung tangan Ruby. “Kamu yang tidak bisa berhenti membuatku kawatir. Datang ke tempat berbahaya sendiri. berurusan dengan mafia.” Ruby memejamkan mata—menutup telinganya dengan kedua tanganya. Leonard se

    Last Updated : 2025-04-23

Latest chapter

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 253

    21++ “Katakan padaku sayang.” Ruby mendongak. “Aku bisa menjaga rahasia.” Leonard terdiam sebentar. “Kamu ingin tahu karena menghawatirkan Stormi?” Ruby mengangguk jujur. Ia takut kalau Diego tidak sebaik yang ia kira. Ia takut suatu saat Diego bisa menyakiti Stormi. Apalagi Stormi baru saja gagal menikah. diselingkuhi mantan kekasihnya. “Yang aku lihat hanya sekilas karena aku menahan diriku. Tapi kejadian itu tetap terlihat.” Leonard mengusap punggung Ruby. “Aku melihatnya banyak menembak orang…” lirih Leonard. Ruby mengerjap. “Sungguh?” Leonard mengangguk. “Seperti Papa dulu..” lanjutnya. “Dia banyak terlibat keributan. Hidupnya memang dipenuhi dengan bahaya.” Ruby melepaskan pelukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku memberitahu Stormi?” “Jangan.” Leonard menggeleng. “Di antara banyaknya kejadian yang terlintas di kepalaku. Aku tidak melihatnya menyakiti wanita.” “Dan juga…” Leonard menyipitkan mata. Ruby menunggu ucapan suaminya. “Dan juga?”

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 252

    Waktunya pulang…. Ruby dan Leonard sudah berada di pesawat. Dengan menggunakan pesawat pribadi seperti ini, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke kota. Ruby turun perlahan dibantu Leonard yang selalu menggenggam tangannya. “Perutku..” Ruby mengernyit. Lagi-lagi mual. “Aku sangat bosan…” Ruby mengernyit. “Aku selalu seperti ini setelah melakukan perjalanan.” Leonard menunduk. “Kita ke rumah sakit dulu.” Ruby menggeleng. “aku baik-baik saja. hanya sedikit mual. Tidak sampai ingin muntah.” Leonard mengusap punggung Ruby pelan. “Jangan menahannya.” Ruby mengangguk. mereka masuk ke dalam mobil. Perjalanan akan berlanjut sekitar 15 menit untuk sampai ke rumah kakek neneknya. Tapi tujuan mereka bukan rumah dahulu. Tapi… Mereka akhirnya sampai di sebuah pemakaman. Ruby membawa bunga yang ia beli saat perjalanan ke sini. Ia menggandeng tangan Leonard—sampai berada di depan makam kakek neneknya. Makam yang sangat sejuk. Tidak seperti kebanyaka

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 251

    Berkeliling mansion… Berkeliling peternakan hewan yang ada di Mansion lebih tepatnya. Di belakang Mansion ada bangunan yang khusus digunakan sebagai ternak hewan. Mereka berempat sedang berjalan ke sana. bangunan yang mirip dengan kebun binatang. “Kenapa kau membangun kebun binatang di belakang rumahmu?” tanya Leonard yang begitu heran. Ia memeluk pinggang Ruby dari samping. Diego dan Stormi berjalan lebih dulu memimpin perjalanan mereka dari berkeliling ini. “Ini bukan kebun binatang,” balas Diego. “Ini Peternakan.” Mereka sampai peternakan buaya. Bentuknya seperti rawa. Namun mereka berdiri di ruangan yang dilapisi dengan dinding dan kaca. Sehingga mereka bisa memantau para buaya yang berada di depan mereka. “Buaya?” tanya Leonard. “Waah..” Stormi mendekat. “Ini menakjubkan.” Di depan sana—ada beberapa petugas yang sudah ahli memberi makan buaya dengan daging ayam. Ruby mengerjap—ia tidak pernah melihat buaya secara langsung. Tapi ini—sungguh membuatnya m

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 250

    “Aku akan mengajakmu berkeliling. Tapi makan dulu.” Diego memundurkan kursi untuk Stormi. Stormi mengangguk. ia duduk di samping Diego. “Kenapa barang-barang di bawa orang? Mau pindah?” tanya Stormi. “Pembangunan Mansionku yang baru sudah selesai. aku akan segera pindah ke sana. dan ada barang-barang yang tidak bisa aku tinggalkan. Jadi aku membawanya.” “Lalu bagaimana dengan Mansion ini?” tanya Stormi. “Mansion ini akan dijadikan sebagai Markas sekaligus kantorku.” Stormi mengerti. “Ooh…” “Makanlah. Jangan banyak berpikir.” Diego mengambil satu roti. “Mau pakai apa?” “Cokelat saja.” Diego mengoleskan selai cokelat di roti yang sudah dipanggang. Dengan pelan-pelan dan teliti. “Kau seperti pangeran,” ucap Stormi memperhatikan tingkah perilaku Diego. “Tidak ada pangeran yang memiliki banyak tato sepertiku.” Diego menaruh roti itu di atas piring Stormi. Tidak tanggung-tanggun. Ia melakukannya pada lima lembar roti. “Hanya perilakumu..” Stormi menyipitkan mata. “Wajahmu juga

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 249

    Diego menghela nafas. ia memejamkan mata sebentar. Sekali lagi ia harus menyadarkan diri. Stormi memiliki pemikiran yang berbeda dari kebanyakan wanita yang ia temui. “Bilang saja menyelamatkanku.” Stormi menoleh. “Mana bisa…” “Kenapa tidak bisa?” “Aku memberitahu ibuku kalau aku dan kekasihku batal menikah. lalu bagaimana jika aku bilang kalau aku terluka karena menyelamatkan seorang pria lain….” Stromi berhenti bicara. Ia menoleh pada Diego yang sedari tadi menyimak ucapannya. Bukankah ini terlalu awal untuk menceritakan bagaimana kisahnya pada pria ini. Tapi mulutnya memang tidak bisa dikondisikan. “Aku pasti sudah gila..” lirihnya. “Pria mana yang meninggalkanmu?” tanya Diego. “Pria mana yang menyia-nyiakan wanita secantik dirimu?” Tangan Diego terangkat mengusap pipi Stormi. “Dia memang brengsek. Aku menjalin hubungan dengannya 2 tahun. Tapi dia berselingkuh dengan teman kantorku. Kita sudah bertunangan dan berencana akan menikah di waktu dekat. Tapi dia

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 248

    Stormi memejamkan mata. Ia membiarkan Diego yang berusaha melepaskan pakaiannya. Ciuman mereka semakin dalam. Stormi tidak menolak sentuhan Diego. sama sekali tidak menolak. Sentuhan pria itu sangat hati-hati dan lembut. Memperlakukannya dengan sangat hati-hati. Namun… “Akh!” Jari Diego tidak sengaja mengenai lukanya. “Kau baik-baik saja?” tanya Diego segera melepaskan Stormi. Stormi mengangguk. Namun, sesungguhnya masih sedikit nyeri. “Biar aku lihat.” Diego melepaskan kancing piyama Stormi lagi. Kali ini bukan karena nafsu. Tapi karena ia mencemaskan wanita itu. ia ingin melihat luka Stormi apakah terbuka dan semakin parah. “Tidak parah kan?” tanya Stormi. Ia sedikit malu. pakaiannya berantakan karena dibuka Diego. Ia menggigit bibirnya lagi. tapi untungnya pria itu tidak fokus pada tubuhnya dan hanya fokus pada lukanya. Diego melihat Luka Stormi yang mengeluarkan darah. “Lukamu harus diperiksa dokter,” ucap Diego. Pria itu hendak berdiri. Namun Stor

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 246

    Diego tersenyum lagi. Kali ini tertawa kecil. “Bagaimana kalau aku bilang aku juga tertarik denganmu?” tanyanya. Stormi menggigit bibirnya. “Kenapa? Karena kasihan padaku? atau karena aku menyelamatkanmu?” Stormi menggeleng. “Jangan merasa bersalah. Aku baik-baik saja kalau kau tidak tertarik denganku. Jangan memaksa dirimu hanya karena merasa bersalah padaku.” “Aku tidak pernah merasa bersalah pada orang.” Diego mendekat. “Kau tahu aku akan? Aku bahkan bisa membunuh orang dengan mudah. Untuk apa membohongi perasaanku sendiri.” “Aku juga tertarik denganmu.” Stormi mengerjap—menunjuk dirinya. “Denganku?” Diego mengangguk. “Bukankah kau suka dengan Ruby? Kau terlihat menyukai Ruby?” tanya Stormi. “Pada awalnya aku hanya penasaran dengannya karena wajahnya tidak asing. Aku semakin penasaran karena melihat kekuatannya. Hanya sebatas itu.. ketertarikanku hanya sebatas itu..” “Aku juga merasa kita khanya cocok menjadi teman. Dia juga sudah bersuami. Meskipun aku kejam. Aku tidak

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   Chapter 245

    “Ruby pergi bersama suaminya.” Suara itu membuat Stormi menoleh. Di sanalah—di sofa. Diego sedang duduk sembari mengusap wajah sebentar. Apa pria itu menunggunya? “Aku takut…” lirih Stormi. Hanya ada dua lampu tidur yang menyala. Sehingga cahaya di kamar ini gelap. Diego berdiri dari duduknya. Menyalakan saklar lampu sehingga semuanya menjadi cerah. “Aku pikir mematikan lampunya agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Stormi menatap Diego… Sedikit takut.Masih takut. “Apa yang membuatmu takut? aku membuatmu takut?” tanya Diego berjalan mendekat. Stormi menggangguk namun segera menggeleng lagi. “Ti-tidak. Aku tidak takut padamu.” Diego nampak lebih santai. tidak sepergi biasanya yang selalu menggunakan pakaian formal. Kali ini, pria itu hanya menggunakan celana pendek dan kaos hitam. Memang tidak pernah jauh-jauh dari warna hitam. Diego mengambil duduk di samping ranjang Stormi. Menatap Stormi lekat. Stormi mengerjap—kedua tangannya meremas selimut yang membungkus tubuhnya

  • Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata   chapter 244

    Ruby mendongak. “Jika minta maaf lagi. aku tidak akan mau dicium!” Leonard mengerjap. “Mana bisa seperti itu..” leonard melepaskan pelukan mereka. “Maka dari itu berhentilah meminta maaf.” Ruby tersenyum. menyentuh rahang Leonard yang begitu tegas. Rahang Leonard yang dipenuhi dengan bulu-bulu halus. “Baiklah.” Leonard menatap bola mata Ruby. “Aku jadi tahu kenapa aku tidak bisa melihat kejadian yang kamu alami.” Jemarinya menyentuh kelopak mata Ruby. “Karena mata ini bukan mataku yang asli?” tanya Ruby. Leonard mengangguk. “Mata ini yang membawaku padamu.” “Setelah operasi, apa mata kamu pernah sakit?” tanya Leonard. Ruby menggeleng. “Tidak, sayang. Aku baik-baik saja.” Ruby mengecup rahang Leonard singkat. “Berhentilah kawatir.” Leonard mengangguk. mengecup punggung tangan Ruby. “Kamu yang tidak bisa berhenti membuatku kawatir. Datang ke tempat berbahaya sendiri. berurusan dengan mafia.” Ruby memejamkan mata—menutup telinganya dengan kedua tanganya. Leonard se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status