Share

Teror

Author: Mahessa Gandhi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Selesai mandi. Terlihat dari pantulan cermin, Mistha sedang mengenakan dalaman warna merah yang dipadukan dengan maxi dress tipe bonnie belahan selutut. Lengkap dengan jam tangan yang sedang diikatkan di pergelangannya, serta tas merk senada. Setelah menyisir rambut, Mistha mengintip sebuah ponsel yang bergetar di atas kasur.

Sebuah pesan masuk dari nomer yang tersimpan dikontak, “Bajingan Tua".

Bajingan Tua: Bersiap-siaplah untuk segera membusuk di penjara wanita gila. Anda berani bermain-main dengan Saya, silakan terima resikonya. Saya rasa Anda perlu menyiapkan dana untuk menebus mucikari baru dan hutang-hutang Anda sekarang juga!

Shit! Mistha mengumpat kasar setelah membaca pesan yang baru saja dikirim Vall Ankala.

Persetan! Gerutunya sekali lagi.

Rupanya Vall Ankala berhasil membuat darah Mistha berdesir hebat dari ujung kaki hingga kepala. Terlihat dari gelagat Mistha yang mulai merasa amarahnya sudah memuncak sampai ubun-ubunnya, mengacak-acak rambut, mengusap wajah tegangnya, lalu membuang handphone ke sembarang arah.

Selang beberapa waktu, layar handphonenya kembali menyala.

Bajingan Tua: Saya kasih waktu Anda satu minggu. Pesan kedua Vall Ankala disertai foto Khatila yang tengah disekap oleh anak buah Vall Ankala. Mistha memutar bola matanya, tak percaya. Bisa-bisanya Khatila yang tak ada hubungan apa-apa dengan semua hutang-hutangnya, ikut jadi sasarannya, gumamnya.

Bajingan!

Mistha menggigit ujung jari-jarinya, tampak berusaha mencari ide sembari menenangkan pikiran gusarnya. Memungut kembali handphonenya, lalu membalas pesan Vall Ankala.

Mistha: Lepasin Dia, gue akan kirim duitnya! Balas Mistha.

Bajingan Tua: Jangan bermain-main dengan Saya, Nona! Balas Vall Ankala lagi.

Mistha: Gue udah ada duitnya, lepasin Dia, Bajingan Tua! Bentak Mistha melalui pesan yang dikirimkan ke nomor Vall Ankala.

Bajingan Tua: Anda yang bermain-main dengan, Saya. Memang sudah sepantasnya Anda yang mendapatkan ganjarannya. Hahahahaha...

Bajingan Tua: Jangan Anda pikir dengan berlari, Anda akan terbebas dari hutang dan Polisi yang sudah menunggu Anda untuk mendekam selamanya di penjara! Pesan terakhir yang dibaca Mistha sebelum akhirnya ia mematikan handphonenya.

Mistha benar-benar naik darah. Semenjak ia berhasil kabur dari kejaran beberapa anak buah Vall Ankala setelah menghabisi nyawa Hans rekan kerja Vall Ankala minggu lalu, hidup Mistha kini seolah berada di ujung tanduk. Selain Vall Ankala yang ngotot untuk mencari keberadaan Mistha, Vall Ankala juga melaporkan kasus kematian rekannya itu kekepolisian. Semua usaha telah dikerahkan olehnya demi untuk menghabisi nyawa Mistha.

Setelah memungut tasnya, Mistha langsung pergi menemui Ghara.

"Saya terima tawaran Anda! Tapi ada syaratnya," tukasnya.

"Apa?" tanya Ghara.

"Pertama! Jangan pernah tanya Saya pergi kemana."

"Kedua, jangan pernah larang Saya terima bookingan dari siapa saja."

"Ketiga, jangan pernah ngajak Saya tidur bersama."

"Dan Saya mau Anda kirim sisanya sekarang juga! Selanjutnya terserah Anda maunya apa," jelasnya beruntun.

"Tapi, jika suatu saat ada kemungkinan lain. Saya harap bisa kita sepakati bersama, gimana?"

"Kemungkinan lain?" Mistha balik bertanya.

"Ya! kemungkinan lain. Intinya bukan soal tidur bersama, tapi lebih kekemungkinan diawal kesepakatan kita soal rencana untuk mempercayakan keluarga."

"Gimana? Deal!" sambung Ghara setelah penjelasan panjangnya.

Mistha mengangguk.

"Besok kita terbang ke Surabaya, Saya siapin Dpnya. Sisanya akan Saya lunasin di sana."

"Ha, besok?" Mistha sedikit mencondongkan tubuhnya sembari memasang muka tak percaya.

"Ya, besok."

"Nggak bisa!"

"Nggak ada waktu lagi Mistha, sekarang ikut Saya belanja."

"Belanja?"

"Ya!"

"Untuk apa?"

"Ganti semua barang-barang Anda, dari kaki hingga kepala."

"Nggak..., nggak bisa. Anda nggak mau dengan penampilan Saya yang kayak gini, artinya Saya bisa batalin kontraknya."

"Ini nggak ada dalam catatan di awal kesepakatan kita, Saya sudah catat semua, artinya masih bisa kita sepakati bersama!" kelit Ghara enteng.

"Saya batalin kontrak Anda, Ghara!" kilah Mistha mencoba untuk menarik ulur perhatian Ghara.

"Mistha..., nggak usah belaga, Anda butuh duitnya, 'kan? Masuk!" perintah Ghara dari dalam kemudi.

Mistha menyerah, pasrah, mengalah. Mistha emang butuh duitnya tapi nggak harus merubah gaya berpakaiannya. Kelitnya dalam hati.

"Anda, akan ketemu semua saudara Saya. Jadi Saya nggak mau mereka semua melihat Anda pamer belahan dada!" ungkap Ghara setelah melajukan mobilnya.

"Kirim duitnya sekarang juga."

"Cek!"

Oke, Mistha percaya. Ghara pria yang patuh dengan segala komitmennya. Lalu pandanganya beralih ke layar ponsel untuk menghubungi Vall Ankala si bajingan tua.

Mistha : Lepasin Khatila, gue kirim duitnya sekarang juga.

Bajingan Tua: Saya menunggu ada sendiri yang mengantar duitnya, Nona! balas Vall Ankala.

Shit!

Desis Mistha di samping Ghara, spontan melampiaskan kekesalannya hingga berhasil mengundang rasa penasaran Ghara.

"Kenapa?"

"Bukan urusan Anda, di kontrak Saya udah bilang kalau Anda nggak bakal ikut campur masalah Saya. Ngerti!" Gerutu Mistha.

"Saya nanya."

"Itu artinya Anda ikut campur, paham!" Mistha mendelik melampiaskan kekesalannya kepada Ghara.

"Oke...oke...oke...," Ghara hanya mengagguk-anggukan kepala sembari terus menginjak pedal gas mobilnya.

Dalam perjalanan itu Mistha merasa mobil Ghara ada yang mengikuti di belakangnya. Sebuah mobil ford mustang warna hitam. Mistha melihat seorang pria berpakaian jas hitam nampak sedang berbincang melalui telepon sembari menatap nyalang kearah spion. Spontan Mistha menarik steering wheels yang dipegang Ghara.

"Mistha!" teriak Ghara terkejut saat Mistha menarik posisi kemudinya kearah kiri.

"Gila!" imbuhnya menggerutu.

"Ada yang ngikutin," tukas Mistha.

"Siapa?" tanya Ghara penasaran.

"Saya jelasin pun, Anda nggak bakal tahu!" bentak Mistha

Lama-lama bisa sinting menghadapi satu wanita yang penuh dengan rahasia ini, Batin Ghara. Lalu kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Related chapters

  • Istri Bookingan   Harta atau Tahta

    Setelah mengantar Mistha ke apartement, Ghara langsung menuju ke kantor demi memenuhi panggilan dari Bos besarnya. "Pak, Ghara," Panggil Laurent sekretaris Erick Choii, begitu melihat Ghara melintasi bilik ruang kerja. Ghara mendongak tanpa bicara. Menyayangkan langkahnya yang separo sudah di ambang pintu ruang kerja. Sementara Laurent hanya berisyarat kecil dengan memiringkan jempol kanannya kearah ruangan Erick Choii. Ghara mengangguk tanda mengerti. Selang beberapa saat, karena tidak ingin terlalu lama mengacuhkan permintaan Bos besarnya itu, akhirnya Ghara bersiap untuk menuju ruangan Erick. Ghara berdehem sebelum mengetuk pintu, lalu disambut hangat oleh Laurent yang setia membukakan pintu setiap tamu yang berkepentingan dengan Erick. "Silakan duduk," sambut Erick sembari tersenyum lebar. Tentu hal ini sangat aneh, aneh sekali. Belum pernah sekalipun Ghara melihat Erick sehangat ini saat bicara dengan semua bawahan di kantor Biro Investigasinya. "Buka," Perintah Erick setela

  • Istri Bookingan   Melting Tight

    Sesuai kesepakatan yang telah disetujui kemarin, akhirnya hari ini Ghara dan Mistha terbang ke Surabaya untuk menghadiri acara reuni keluarganya. Melihat Mistha yang tampak masih belum terlalu fokus dengan apa yang telah direncanakan Ghara. Dalam perjalanan itu, Mistha masih tampak belum begitu yakin dengan semua hal yang akan terjadi di luar ekspektasinya, gelagat anehnya pun mengundang rasa penasaran Ghara. "Mistha..." "Hmm..." Ghara mengulurkan segelas coffe yang baru saja dibeli sebelum masuk ke dalam bandara. "Ada apa?" tanya Ghara begitu melihat Mistha menerima uluran gelas itu tanpa mengindahkan kehadirannya. Mistha diam. Entah apa yang sedang ada dalam pikirannya sekarang. "Cerita aja kalau memang lagi ada masalah, siapa tahu Saya bisa bantu," tukas Ghara setelah mencecap coffe yang ada di tangan kirinya. Mistha menghela napas panjang, sembari memandangi gelas coffe yang ada di tangannya. "Setiap orang pasti punya masalah masing-masing. Saya tahu, dikontrak memang Anda

  • Istri Bookingan   Suden Wedd!

    Sorenya semua keluarga Ghara sudah berkumpul di rumahnya. Termasuk saudara laki-laki dan perempuan dari bapaknya, karena memang kebetulan acara reuni yang dihadiri semua keluarga besar hari ini bertepatan dengan acara arisan yang kebetulan bapak dan ibu Ghara yang menjadi tuan rumahnya. "Dek, kata Ibu. Kamu tadi siang janji sama Bapak?" tanya kakak perempuan Ghara. Ghara tak menjawab, masih menimbang-nimbang jika ia disuruh menepati janji itu hari ini. "Kamu sudah tahu kondisi, Bapak kayak gimana, 'kan?" imbuh kakaknya begitu tidak mendapat jawaban dari Ghara. "Kak-" "Dek," sergah kakanya cepat. "Nunggu apa lagi, Mistha udah sesuai dengan harapan Ibu sama Bapak. Lihat semua saudara juga udah mendukung kalian, mau nunda sampai umur berapa lagi. Kurang apa lagi, Mistha cantik, sholeh, rajin." ucap kakaknya sembari menoleh kearah Mistha yang tengah membenarkan posisi jilbabnya. "Tapi nggak harus sekarang, Kak!" bantah Ghara. "Masmu sudah menyiapkan semuanya, Bapak yang nyuruh. Aca

  • Istri Bookingan   Panggilan-Ancaman!

    Mistha beranjak ke kamar mandi pagi itu. Membasahi wajah, sikat gigit, lalu mengganti pakaian yang masih digunakan semalam. Sejenak langkahnya terhenti begitu melihat Ghara yang masih tertidur pulas di atas sofa. Mistha memandangi wajah oval Ghara, ternyata Ghara termasuk hasil pahatan Tuhan yang sempurna, gumamnya. Alis tebal, jambang tipis disekeliling rahang tegasnya, serta anak rambut yang memenuhi kening, membuat Ghara tidur saja masih terlihat memesona. Apalagi jika Mistha menatap manik mata spectrum Ghara. Satu hal yang sangat dihindari Mistha adalah jatuh cinta, terlebih jatuh cinta kepada pria yang saat ini tengah dipandangi. Hati dan pikiran Mistha benar-benar berperang! Saat hati ingin berperan, namun pikiran berkata tinggalkan. "Sudah bangun, Nduk," sapa ibu Ghara mengagetkan Mistha. Mistha membalas senyum ucapan wanita yang sedang memakai mukena. "Mau ikut Sholat di Masjid?" imbuhnya. Mistha gelagapan, lalu menggaruk-garuk kepala yang benar-benar gatal karena jilbab y

  • Istri Bookingan   Metamorfosis (Bandeng presto tulang lunak)

    Ghara mengetuk pintu kamar Mistha. Tidak ada sahutan dari sana, lalu Ghara menyeruak masuk begitu tidak mendapat respon apa-apa. "Ada apa?" tanya Ghara begitu melihat Mistha seperti dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. "Mistha," tanya Ghara sekali lagi, begitu melihat Mistha hanya duduk sembari memegangi kedua tungkai. "Hei, ada apa?" tanya Ghara lagi sembari mendekati Mistha yang sudah merubah posisi dan menggigit jari jemari. "Kita balik ke Jakarta sekarang!" jawab Mistha lirih. "Iya, balik. Cerita dulu ada apa?" desak Ghara masih penasaran. "Nggak usah ikut campur masalah gue. Ngerti!" bentak Mistha dengan sebutan yang sudah berbeda. "Saya masih Suamimu, jadi sudah seharusnya tahu masalahmu!" tukas Ghara sedikit meninggi. "Ghara! Lo-" Mistha mendelik, sembari mengarahkan satu jari tepat di depan wajah Ghara, lalu Mistha mendengkus memukul agin berusaha membuang kekesalannya."Sttt..., tenang dulu. Nggak perlu emosi kayak gitu, iya oke, fine. Saya nggak akan cari tahu dan

  • Istri Bookingan   Explosion Box

    "Mistha," sapa Ghara saat mendapati Mistha yang tengah duduk termenung di kursi ayunan taman samping rumah Ghara. Mistha merubah posisi yang semula menyangga dagu dengan kedua tangan di atas paha begitu melihat Ghara berdiri di hadapannya dan membawa shoping bag, lalu Ghara menyodorkan benda tersebut kearah Mistha. Sebuah explosion box warna pink. "Buka," perintah Ghara. "Apa?" tanya Mistha sembari memandangi Ghara yang tangan kanannya masih di dalam satu saku celana, berdiri diam dengan seringai wajah handsomenya. "Buka," perintah Ghara lagi. Mistha menerima uluran explosion box dari tangan Ghara, lalu menarik ujung pita benda tersebut. Terbelah menjadi empat bagian sama rata, namun di dalam box itu masih ada box kecil terbungkus rapi kain berwana pink muda. "Box yang satunya jangan dibuka dulu kalau Kamu belum benar-benar membutuhkannya," ucap Ghara, sementara Mistha masih sibuk membaca setiap sisi yang tertuliskan, Blessed, House, Happyness, dan Help. Tentu Mistha sangat penas

  • Istri Bookingan   Kecolongan

    Bunyi air mendidih keluar dari sebuah teko pagi itu berhasil mengusik tidur pulas Mistha, seketika bias matanya merambat kesekeliling, berusaha menerka kejadian semalam, cangkir wine, sisa lemon dan daun mint-Ah sial! Mistha ingat, tentu otak primitifnya semalam sudah terlanjur menguasai diri yang tak mampu menahan hormon testoteron yang seketika memuncak. Reflek tangannya menggamit pakaian berwarna putih di lantai begitu melihat tubuhnya tak tersintal sehelai kain. "Selamat pagi," ucap pria dari balik punggung bidangnya, sembari sibuk mengaduk kopi di atas meja ruang makan. Mistha mengumpulkan nyawa, setengah sadar berjalan kearah Ghara sembari mengusap-usap kedua mata dengan punggung tangannya. Ghara seketika tertawa geli, melihat baju yang tengah dikenakan Mistha. Sejurus Mistha memandang kearah dada, ternyata ia sedang memakai kemeja putih yang kemarin dipakai Ghara. Anehnya, baju itu melekat dengan kancing tak sempurna, membuat sembulan kesar di samping

  • Istri Bookingan   Terperangkap

    Mistha mengemudikan mobil Ghara menuju tempat sesuai petunjuk dari Vall Ankala, sembari membawa sekoper uang untuk menebus Khatila.Bajingan Tua: Bagaimana, Nona? Pesan pertama yang dibaca Mistha.Mistha: Sekali lo sakiti Khatila, gue bunuh lo Bajingan! balas Mistha geram.Bajingan Tua : Lakukan jika Anda mampu melepas pelana tepat di kepala Saya dengan tangan manis Anda, Nona!Iblis! Desisnya, lalu melangkah mantap menuju sebuah gedung tempat Khatila berada. Sebuah gedung kosong, seperti tempat bekas peninggalan Belanda. Corak dari bangunan yang masih kentara, tidak ada yang dirubah satu pun diantara tembok-tembok yang berdiri kokoh di tengah kota.Mistha merasa tertipu, begitu tiba di lantai dua. Tidak ada Khatila di sana, tidak ada pula Vall Ankala yang berdiri tegak dengan kesombongannya."Hei, Bajingan Tua!" teriak Mistha, sembari melepas koper yang ada di tangannya.Tak lama kemudian, Mistha melihat segerombolan pria membawa senjata masuk ke dalam beranda.Shit! Mistha mengumpat

Latest chapter

  • Istri Bookingan   Villa

    "Sayang, Aku berangkat dulu ya!" ucap Mistha sembari sibuk menata barang-barang yang akan dibawa. Kemudian Ghara menghampiri Mistha yang nampak cantik pagi itu. "Hati-hati, hubungi Aku secepatnya jika ada apa-apa!" balasnya. Mistha tersenyum, kemudian berjalan ke arah Ghara. Memeluk erat tubuh Ghara yang tengah mencium keningnya. Setelah memastikan Mistha pergi, akhirnya Ghara bersiap diri untuk menemui Dokter sesuai janjinya hari ini. Ia mengenakan celana jeans dan hoodie. Tidak berpakaian rapi seperti biasa yang dipakai setiap pagi untuk berangkat ke kantor. Saya izin hari ini, Pak Dewa! Jaga mereka, jangan sampai mereka bertindak konyol. ucapnya begitu telephonenya tersambung. Siap, Pak! balas Dewa kemudian mengakhiri percakapan melalui telephone yang dilakukan Ghara dalam perjalanan menemui Dokter sesuai janjinya. Sementara Ghara sudah tiba di lokasi. Ia masih menunggu Dokter itu disalah satu kedai kopi. Beberapa saat setelah kedatangannya, Dokter itu tak juga menampakkan b

  • Istri Bookingan   Diagnosa

    Mendengar ucapan Vall Anakala, Ghara mencebikkan bibirnya. Ia bahkan sudah tak peduli lagi dengan ancaman pria biadab yang berdiri penuh dengan kejumawaan dihadapannya saat ini. Apa pun yang terjadi, Ghara harus menangkap lintah darat licin yang selama ini selalu lolos dari tangannya. "Pikirkan matang-matang ucapanku sebelum Anda benar-benar menyesal, Pak Ghara!" ulang Vall Ankala meyakinkan Ghara. Alih-alih Ghara rela melepaskan lintah darat licin ini menyeberangi kepungan hilir dan pergi begitu saja. "Lakukan jika Anda bisa. Tapi, ingat! Saya memiliki satu senjata yang selama ini Anda simpan rapat-rapat Pak Vall Ankala," balas Ghara yakin. Ghara tentu berpikir, berkas yang kini ada di tangan Nathe Rose adalah satu-satunya pusaka Vall Ankala dan Erick Choii yang sebentar lagi akan ungkap terang-terangan di persidangan. "Silakan ikut Kami. Anda tentu tak punya pilihan lagi, siapa yang bisa menyelamatkanmu sekarang?" ucap Ghara sembari menatap semua anak buah Vall Ankala yang berha

  • Istri Bookingan   Target Terdeteksi

    "Tolong..., tolong selamatkan Kami!"Lamat-lamat Ghara mendengar suara beberapa orang yang merintih kesakitan, berharap seseorang datang menyelamatkan dirinya.Demi untuk memastikan asal suara itu, Ghara pun melepas Morse yang menjadi alat komunikasi dengan team Jack'o Justice. Lalu ia menerobos lorong panjang, sebuah jalan setapak menuju tempat pengeboran tambang silika."Tolong selamatkan Kami, Pak! Tempat ini akan segera meledak," ucap seorang pria begitu ia melihat kehadiran Ghara.Ghara terkejut mendengar ucapan pria itu, benarkah yang ia katakan? Batin Ghara.Saat Ghara memakai morse kambali dan berniat untuk menjalin komunikasi dengan team yang berada di luar tempat penambangan, rupanya morse itu sudah tidak berfingsi seolah tidak dapat menerima sinyal suara lagi, sehingga ucapannya pun tak ada yang mendengar.Begitu Forge mulai bergetar, perlahan-lahan tempat pengeboran itu pun akhirnya terguncang membuat tubuhnya hampir terperosok kejurang, Ghara sedikit lagi nyaris tumbang.

  • Istri Bookingan   Pertempuran dimulai

    "Aku terjebak dalam permainan mereka! Aku akan membantu Kalian untuk membuka kode akses itu, tapi ada satu hal yang harus Kalian tepati!" "Katakan! Jika itu mendukung proses investigasi Kami dan Anda tidak terbukti bersalah, maka Kami akan melindungi Anda, Kami menjamin Anda kembali ke Amstelveen dengan selamat Bu Carrolyn." "Rahasiakan identiasku dan jangan pernah beri tahu mereka bahwa Aku membantu Kalian!" "Hanya itu saja?" "Segera bebaskan Aku, begitu pintu itu terbuka!" katanya. "Permintaan Anda Saya setujui untuk sementara ini, namun Anda harus melalui proses evaluasi terlebih dahulu. Jangan khawatir, seperti apa yang Saya katakan diawal. Kami akan segera membebaskan Anda begitu Anda tidak terbukti bersalah, bagaimana setuju?" Carrolyn menganggukkan kepala, tanda bahwa dia menyetujui kesepakatan itu. Pun ia yang merasa terjebak dalam situasi ini, berharap segera di bebaskan dan segera menghirup napas lega begitu para belut-belut licin yang bersembunyi di bawah tanah itu te

  • Istri Bookingan   Kode Akses

    Setelah mendapatkan kesaksian dari Louis, akhirnya Ghara pun kembali mengerahkan team Jack'o Justice untuk bergerak lebih cepat. Berkat satu nama kota yang sudah dikantongi team pun akhirnya bergerak menuju Amstelveen, bekerjasama dengan anggota inteligent setempat. Tidak butuh waktu lama bagi inteligent profesional yang berpencar mengepung pergerakan Carrolyn disebuah bar ternama malam itu. Saksi tersangka berhasil Kami tangkap, Pak! Kami akan segera kembali sesuai jadwal penerbangan international esok hari. Laporan selesai! ucap salah satu anggota Jack'o Justice yang diutus Ghara untuk berangkat menjemput Carrolyn kala itu. Laksanakan! Siap. Laksanakan, Pak Komandan! jawabnya kemudian menutup telephone roaming yang tersambung antar Negara itu. Amstelveen menjadi satu-satunya tempat persembunyian Carrolyn, ia berada di kota bagian Nord Holland itu memang tidak semata-mata melarikan diri dari sesuatu yang telah disembunyikan selama ini. Melainkan, Carrolyn memang warga Negara Asin

  • Istri Bookingan   Terungkapnya Saksi Kunci

    "Ada apa, Sayang?" tanya Mistha.Ghara tersentak, seketika mengusap air mata yang tumpah ruah tak tertahankan. Kemudian, ia menunjukkan iPad itu ke arah Mistha. Begitu Mistha lihat gambar yang tersimpan di galery pad drawing, ia pun turut terkejut. Benarkah Adzan yang menggambar ilustrasi ini? Batin Mistha."Ini bisa menjadi bukti, Louis tidak akan bisa mengelak lagi!" ucap Ghara."Tenang, Sayang. Istirahatlah terlebih dahulu, jangan terlalu memikirkan apa pun. Tidak mudah bagimu untuk menerima situasi ini, Aku paham. Tapi kesehatanmu lebih penting, Kita bahas nanti jika kondisimu sudah baikan," sahutnya memperhatikan Ghara yang terlihat lelah.Sepertinya apa yang dikatakan Mistha benar! Ghara butuh istirahat untuk mengembalikan kondisi dan konsentrasinya untuk mengurus kasus-kasus yang datang bertubi-tubi. Sehingga malam itu, Ghara mencoba memejamkan mata. Mengosokan pikirannya tentang apa pun, termasuk pikiran tentang kematian Adzan yang begitu membuatnya terpukul.***"Pagi Sayang!

  • Istri Bookingan   Kehilangan

    Mistha menghampiri Ghara yang tertunduk lemas memegangi kedua tungkai. Rasanya, tubuh Mistha ikut bergetar, jantungnya berdebar-debar. Melihat suaminya nampak frustasi seperti itu, membuat Mistha hampir tak bisa menggerakkan badannya untuk mendekat. "Bagaimana jika Adzan tak selamat, Sayang?" ucap Ghara lirih. Mendengar ucapan itu, Mistha merengkuh tubuh Ghara, memberi semangat dan kekuatan, bahwa Adzan pasti bisa disembuhkan. "Aku nggak bisa bayangin anak sekecil itu harus menjalani operasi yang membuat dia tak bisa kembali normal seperti dulu," ucap Ghara saat ia menandatangi persetujuan pembedahan colostomi karena terjadi infeksi dan pembengkakan pada usus besar Adzan pasca keracunan. Ia benar-benar tak menyangka jika hal itu membuat Adzan cacat permanen. "Adzan pasti sembuh, Sayang!" ucap Mistha menguatkan. Satu jam kemudian, operasi colostomi pun selesai. Dokter yang baru saja keluar dari ruang pembedahan menginformasikan, bahwa kondisi Adzan semakin kritis sehingga harus di

  • Istri Bookingan   Jebakan

    "Brassery TownHouse!" jawab Mistha. "Siapa nama Louis sebenarnya?" tanya Ghara yang sebenarnya sudah mencurigai satu nama yang dibahas waktu rapat kemarin siang. "Alexander Louis!" jawab Mistha sesuai nama yang tertera dinomor rekeningnya. "Kamu tahu di mana Louis tinggal?" tanya Ghara lagi. Mistha menggeleng, karena setiap pertemuan mereka selalu di coffe shop bahkan pertemuan awalnya saja di Brassery TownHouse dan Mistha hanya memiliki nomor handphonenya. "Hubungi Louis sekarang, Aku tahu Kamu masih simpan nomornya. Katakan bahwa Kamu akan memberikan uang sesuai permintaan terakhirnya!" kata Ghara. "Sayang! Aku tidak mau berhubungan dengan pria itu lagi," sahut Mistha. "Kamu tahu siapa Louis sebenarnya?" Mistha menggeleng, merasa bahwa dia sama sekali tak mengerti latar belakang Louis selain berandal yang mengakibatkan kematian Kirana. "Louis adalah saksi kunci dari kasus Vall Ankala. Hubungi Dia secepatnya dan rencanakan janji temu, bilang kalau Kamu tidak melibatkan siapa

  • Istri Bookingan   Luluh

    Setelah kejadian kemarin, Mistha paham bahwa Ghara satu-satunya pria yang mampu bertahan menghadapi dirinya yang keras kepala dengan ke sabaran luar biasa. Sikap Ghara dalam menyelesaikan masalah membuat Mistha terpukul lalu sadar bahwa tidak ada pria yang memiliki jiwa lembut seperti Ghara. Demi menebus kesalahannya itu, Mistha bertekad tidak akan mengecewakan Ghara lagi-pun ia berjanji akan menuruti semua perintah Ghara. Termasuk membantu Ghara mengusut semua kasus-kasus yang menjadi tanggung jawabnya sekarang. "Malam Sayang," sapa Ghara begitu ia tiba di rumah. Mistha tersentak! Sadar dari lamunannya begitu mendapati sang suami mematung tepat di depannya. "Selamat malam Sayang," balasnya manis kemudian membantu Ghara melepas jas kebesarannya. "Adzan dimana?" tanya Ghara. "Tidur," sahut Mistha. "Tumben," cetus Ghara aneh. "Kayaknya kecapekan," pungkasnya. Kemudian Ghara beranjak ke kamar Adzan. Memastikan bahwa ponakannya itu baik-baik saja, diiringi langkah Mistha di belak

DMCA.com Protection Status