Dulu, pada jam pulang kerja, Irene dan rekan kerjanya di firma hukum akan datang makan di tempat ini. Pada saat itu, makanan di tempat ini seperti makanan sehari-hari baginya.Namun, sekarang makanan di restoran ini malah menjadi sebuah kemewahan."Lumayan, ya. Nanti, Kakak saja yang pesan," kata Michael untuk mengalihkan topik pembicaraannya.Irene memesan beberapa jenis makanan yang lebih murah. Pesanan termahal mereka juga hanyalah seporsi udang seharga 96 ribu. Total pesanan mereka 356 ribu.Meskipun sebenarnya pesanan mereka tidak mahal, ini adalah makanan termahal yang Irene makan selama jangka waktu ini.Michael menyuruh Irene untuk memesan lagi. "Kak, aku punya uang," katanya.Namun, Irene tetap menolak. "Sudah cukup, kalau mau makan enak, kita nggak perlu pesan terlalu banyak."Sesaat kemudian, pelayan restoran menyajikan makanan mereka. Irene dan Michael pun makan bersama. Makanan di tempat ini tentu saja jauh lebih enak daripada makanan simpel yang mereka makan biasanya.Saa
Irene sedikit mengangkat kepalanya dan melihat ke satu sisi. Kemudian, dia membuang napas dengan lega dan menatap Michael sambil bertanya, "Sudah bayar?""Sudah," jawab Michael."Kalau begitu, ayo jalan," kata Irene sambil mengambil tasnya dan berjalan keluar dari restoran ini, seakan-akan dia sedang menghindari sesuatu."Kenapa? Apa yang sedang kamu hindari?" tanya Michael.Langkah kaki Irene terhenti, ekspresinya susah untuk dimengerti. "Rekan kerjaku dulu juga datang makan di sini. Aku ... nggak ingin bertemu dengan mereka."Sambil berbicara, Irene mentertawakan dirinya sendiri. "Konyol sekali, 'kan? Sebenarnya, mereka tahu tentang kecelakaan itu, mereka juga seharusnya bisa menebak betapa terpuruknya hidupku sekarang. Tapi, aku tetap saja nggak ingin bertemu dengan mereka secara langsung."Dia tidak ingin melihat rasa simpati dan penyesalan di tatapan mereka.Dulu, dia ingin mengabdikan hidupnya dengan bekerja sebagai seorang pengacara seumur hidupnya. Sekarang rekan kerjanya masih
Pada saat ini, lampu merah berubah menjadi hijau.Baru saja Martin hendak menginjak gas, tubuhnya malah tiba-tiba menegang. Saat dia melihat pria itu, dalam benaknya, muncul sosok yang disebut sebagai pria yang paling tidak boleh disinggung di Kota Cena.Bentuk tubuh pria itu mirip sekali dengan Michael!Namun, bagaimana mungkin Michael bisa berada di sisi Irene? Konyol sekali!Saat mobil di belakang mobil Martin membunyikan klaksonnya, Martin bergegas menginjak gas. Hanya saja, pada saat ini, pria yang berdiri di sisi Irene mengangkat kepalanya dan memandang ke arah Martin.Begitu Martin melihat pria ini, dia hanya merasa seakan-akan darah di seluruh tubuhnya membeku.Itu ... Michael?!Apakah itu Michael? Meskipun pada saat ini pakaian, rambut dan kesan pria itu berbeda dengan Michael, wajah itu benar-benar sama persis dengan wajah Michael!Martin mengemudi mobilnya dengan tubuhnya yang kaku, dia hanya merasa seperti semuanya menjadi tidak nyata.Sedangkan pada saat ini, Irene yang be
Irene mengernyit. Apakah Martin sedang menanyakan tentang Mike? "Tuan Martin, kamu benar-benar terlalu ikut campur urusan orang lain. Kenapa? Kalau aku dan adikku berjalan bersama, aku juga harus melapor padamu, ya?""Adik? Sejak kapan kamu punya adik laki-laki?" kata Martin. Dia hanya mengetahui bahwa Irene memiliki seorang adik perempuan, bukan adik laki-laki."Seorang adik yang kukenal. Nggak boleh, ya?" kata Irene.Martin memelototi Irene, seakan-akan dia ingin mencari kebenaran dari ekspresi Irene.Tepat pada saat ini, Shanti yang sedang menyapu jalanan di seberang melihat situasi ini. Dia pun bergegas datang dan berkata, "Tuan Martin, kalau ada masalah, katakan dengan baik. Jangan main kasar."Shanti mengenali Martin sebagai orang yang sebelumnya menemani Hannah datang meminta maaf dan memberi hadiah pada Pusat Sanitasi Lingkungan. Berdasarkan ucapan orang-orang di Pusat Sanitasi Lingkungan, dia adalah mantan pacarnya Irene."Tuan Martin, kalau kamu masih juga nggak melepaskan ta
"Cherria, aku nggak mau melihat semua orang di sini memusuhi seorang rekan kerja seperti ini. Irene memang pernah masuk penjara, tapi nggak berarti kita harus memperlakukannya seperti ini dan menyusahkan dirinya. Karena kamu merasa bahwa kamu nggak bisa bekerja dengan Irene, menurutku, kamu nggak perlu melakukan pekerjaan ini lagi," kata direktur Pusat Sanitasi Lingkungan.Dia ... dia pekerja tetap! Mengapa dia dipecat begitu saja?! Cherria sama sekali tidak berani percaya. Namun, kenyataannya memang begitu!"Cherria, cepat katakan," desak orang di samping Cherria.Cherria menatap ke sekeliling, lalu saat dia melihat Irene, amarahnya tiba-tiba melonjak. Dia langsung menerjang ke arah Irene dan berkata, "Kamu! Semuanya gara-gara kamu! Kalau bukan karena kamu, aku nggak mungkin dipecat! Jelas-jelas orang yang harus dipecat itu kamu!"Semua orang pun kebingungan. Cherria dipecat?!"Cherria, kamu bercanda, ya?!""Nggak mungkin, deh?!"Cherria memelototi Irene dengan penuh dendam sambil men
Meskipun tadi pagi Irene sudah mengatakan bahwa pria itu "adiknya", Martin tetap merasa bahwa dia perlu mengonfirmasi kebenaran tersebut supaya dia bisa tenang.Mobilnya Martin tiba di depan gerbang sebuah perumahan kecil. Martin turun dari mobil dan berjalan memasuki perumahan ini sambil mencari bangunan tempat Irene tinggal. Sesaat kemudian, dia akhirnya tiba di depan sebuah pintu yang sempit.Tempat ini terlihat seperti kamar kontrakan murah pada umumnya.Apakah Irene tinggal di tempat ini?Saat Martin hendak mengetuk pintu, dia tiba-tiba mendengar suara langkah kaki.Tanpa disadari, dia bersembunyi di bayang-bayang di satu sisi, lalu mengintip ke arah datangnya langkah kaki tersebut.Sebuah sosok yang tinggi sedang berjalan ke arahnya.Saat sosok itu mendekat, mata Martin juga terbelalak. Tebakan yang dia kira tidak mungkin terjadi, yang sesekali muncul dalam hatinya, akhirnya menjadi kenyataan.Orang itu adalah Michael! Itu benar-benar Michael Yunata!Jika orang ini hanya mirip de
Martin merasa bahwa sikap Michael terhadap Irene bisa dideskripsikan dengan kata "lembut".Tuan Michael yang bermartabat tidak pernah bersikap lembut terhadap wanita lainnya. Bahkan dulu, Michael juga tidak pernah memperlakukan Helen seperti ini.Tiba-tiba, masalah pelepasan iklan itu kembali melintas dalam benak Martin. Sebelumnya, mereka terus mengira bahwa Michael tidak menyukai Keluarga Susanto dan tidak senang melihat Keluarga Susanto melakukan lamaran pernikahan secara besar-besaran karena hubungan antara Martin dengan Irene sebelumnya.Namun, setelah dipikir-pikir, hal ini mungkin memang berhubungan dengan Irene, tetapi bukan seperti yang awalnya mereka pikirkan!Pikiran Martin menjadi kacau.Di dalam kamar kontrakan itu, Irene dan Michael makan bersama. Irene pun menceritakan kejadian yang terjadi hari ini di Pusat Sanitasi Lingkungan pada Michael. "Entah kenapa, Pak Direktur malah memecat Cherria. Awalnya, kukira dia pasti akan memecat aku," kata Irene."Baguslah kalau begitu,
Namun, pada saat ini, sambil melihat pacarnya mengenakan gaun seindah ini, dia malah memikirkan adegan yang dia lihat semalam. Hal yang melintas dalam benaknya malah wajah Michael dan Irene.Sampai sekarang pun dia masih merasa bahwa segalanya yang dia lihat semalam seperti mimpi.Apa yang sebenarnya terjadi antara Irene dan Michael?Melihat calon suaminya sedang melamun, Hannah mengernyit dengan kesal dan berkata, "Kamu kenapa? Kemarin, perhatianmu terganggu. Hari ini, kamu juga masih saja begitu. Kalau kamu nggak ingin bertunangan denganku, katakan saja langsung."Martin tersentak. Dia bergegas tersenyum dan berkata, "Nggak mungkin, mana mungkin aku nggak mau bertunangan denganmu? Kamu tahu aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku.""Sepenuh hati?" Dengan alis terangkat, Hannah bertanya, "Kalau begitu, kamu benar-benar sudah nggak menyukai Irene?"Ekspresi Martin seketika menjadi agak kaku. Kemudian, dia berkata dengan tidak nyaman, "Kenapa kamu mengungkit tentang dia lagi? Sudah tiga t