"Baiklah," jawab Irene.Saat Irene menyimpan kembali ponselnya, dia mendengar Michael bertanya, "Leni, ya?""Iya," jawab Irene."Kenapa? Dia meminta bantuan Brandon untuk menyelidiki tentang kasusmu dulu?" tanya Michael."Bukan juga," kata Irene. "Dia hanya meminta bantuan Brandon untuk menyelidiki tentang seorang saksi mata di Kota Saraya. Katanya, saksi mata itu sedang ditahan, jadi dia mencari cara untuk berbicara dengan orang itu. Besok, aku akan pergi ke Kota Saraya."Meskipun Leni tidak menjelaskan cara berbicara dengan pria itu, Irene juga pernah menjadi pengacara, jadi dia mengetahui beberapa triknya.Berbicara dengan orang yang sedang ditahan tidak mudah. Dengan kesabaran Leni, seharusnya Leni tidak bisa melakukannya, jadi sepertinya ini perbuatan Brandon.Hanya saja, jelas-jelas ini masalah Irene, tetapi dia malah membuat Leni berutang budi pada Brandon lagi.Sebesar apa Leni mau berkorban demi Irene? Apakah kelak Irene masih bisa membalas budi Leni? Sambil memikirkan hal ini
"Menurutmu, apakah aku harus memberitahunya kebenaran itu?" tanya Michael dengan cuek. Namun tatapannya yang mendalam terlihat sangat dingin.Dalam sekejap, Charles langsung merinding. Dia tahu bahwa dia sudah menyentuh larangan bosnya secara tidak sengaja.Mengenai perkara hukum dan Irene, hal ini adalah sesuatu yang tidak boleh ditanyakan pada Michael.Charles hanya perlu melakukan sesuai arahan Michael dengan patuh."Kalau begitu, saya akan pergi ke Kota Saraya," kata Charles. Kemudian, dia pun meninggalkan ruang baca ini.Hanya saja, baru saja dia keluar dari ruangan ini, dia malah melihat Irene yang sedang berjalan ke arahnya."Nona Irene, kamu mencari Tuan Michael, ya?" tanya Charles dengan sopan. Dalam hatinya, dia mengerti, jika tidak ada hal yang tidak diduga, wanita di hadapannya ini sepertinya akan menjadi nyonya besar di Keluarga Yunata.Meskipun Michael awalnya hanya menganggap wanita ini sebagai sejenis permainan, sekarang, perasaan Michael terhadap wanita ini sangat tulu
"Nggak apa-apa, aku hanya ingin memelukmu sebentar," kata Michael dengan suara rendah sambil membenamkan wajahnya di leher Irene dan menghirup wangi Irene.Hanya dengan memeluk Irene erat-erat seperti ini, Michael merasa sangat terikat pada wanita ini.Entah mengapa, Irene merasa bahwa gerakan Michael pada saat ini agak kekanak-kanakan, seperti anak kecil yang sedang memeluk mainan kesukaannya dan tidak ingin melepasnya.Sedangkan Irene adalah mainan itu.Irene mengangkat tangannya dan membalas pelukan Michael dengan lembut.Saat tangan Irene memeluk Michael, tubuh Michael tiba-tiba menegang. Sesaat kemudian, Michael bergumam di telinga Irene, "Kak, aku suka kalau kamu memelukku seperti ini. Bisakah kamu memelukku lebih lama lagi?"Suara gumaman ini terdengar manja, membuat Irene tidak bisa menolak."Baiklah," jawab Irene sambil terus memeluk Michael, membiarkan waktu berlalu dengan tenang .......Keesokan paginya, Leni tiba di depan pintu Kediaman Yunata tepat waktu. Hanya saja, sela
Sebelumnya, saat Brandon memberi tahu Leni apa yang sudah dia lakukan, Leni terus memuji Brandon. Tentu saja, setelah memuji Brandon, Leni juga dimanfaatkan oleh Brandon.Namun, sebenarnya, Leni tidak membencinya, dia malah ... menyukainya.Leni pernah menganalisis dirinya sendiri, mengapa dia menyukai perbuatan Brandon. Akhirnya, dia menyimpulkan bahwa mungkin saja alasannya adalah wajah Brandon.Bagaimanapun, Leni sangat menyukai penampilan pria ini. Dia juga sangat menyukai pria tampan, jadi dia gampang terpengaruh oleh wajah tampan itu.Lagi pula, pada dasarnya, manusia adalah makhluk visual.Pada saat ini, suasana antara kedua pria yang saling bertatapan di luar mobil tidak seharmonis kedua wanita di dalam mobil."Nggak kusangka, ternyata hari ini Pak Michael juga pergi," kata Brandon."Irene pacarku, jadi urusannya tentu saja adalah urusanku juga," kata Michael dengan santai."Oh ya?" Brandon berkata, "Dulu, orang yang meninggal dalam kasusnya Irene itu sepertinya Helen Moiras, c
Kedua pria ini naik mobil. Karena Irene dan Leni sudah duduk di jok belakang mobil, Brandon duduk di jok pengemudi, sedangkan Michael duduk di jok penumpang di depan.Saat mobil ini melaju di jalanan, Leni tiba-tiba merasa bahwa mobil kecilnya ini seperti menjadi besar. Jika orang lain tahu bahwa presiden direktur Grup Yunata dan Grup Sinatra berada di dalam mobil kecilnya ini, seperti orang itu akan terkejut.Sepanjang perjalanan, kedua pria di barisan depan mobil tidak berbicara, sedangkan kedua wanita di barisan belakang terus berceloteh.Namun, Leni lebih banyak berbicara, sedangkan Irene hanya mendengar."Oh iya, akhir-akhir ini, ada serial televisi yang sangat terkenal, judulnya 'Kekasih Raja'. Kamu sudah tonton, belum?" tanya Leni.Irene menggelengkan kepalanya. Dia bekerja hampir setiap hari. Pada malam hari, saat dia pulang kerja, dia paling-paling hanya membaca berita di internet sebelum tidur."Seru juga, lo. Tapi aku nggak bisa membocorkan ceritanya! Nanti, biar aku kirimka
Brandon merasa murka karena dia merasa cemburu hanya karena seorang aktor dan sebuah peran di dalam serial televisi. Dia merasa tidak berdaya karena dia hanya bisa menerima keadaan seperti ini di hadapan wanita seperti Leni.Wanita ini sangat kejam. Dia bisa menerima apa pun. Kalau seseorang bersikap baik padanya, dia akan meminta lebih banyak lagi, membuat orang itu tidak berdaya.Namun, saat Brandon mendengar Leni berkata bahwa dulu, Irene juga merupakan penggemarnya Jovan, dia tiba-tiba merasa sedikit lebih tenang.Sepertinya, orang yang merasa frustasi bukan hanya dia sendiri!Sepanjang perjalanan, Michael dan Brandon mengemudi secara bergantian, dengan masing-masing mengemudi setengah perjalanan. Setibanya di pusat tahanan di Kota Saraya, waktu sudah menunjukkan lewat pukul sembilan.Brandon sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, jadi mereka bisa langsung memasuki sebuah ruangan di sebelah ruang interogasi.Di dalam ruangan ini, terdapat beberapa layar besar yang menunjukkan ru
Rasa bersalah melintas di matanya Yuto. Dia berkata, "Cara benar apanya? Aku selalu hidup dengan benar, apanya yang nggak benar?""Oh iya. Kemarin, saat aku pergi membicarakan masalahmu dengan orang tuamu, nada bicara mereka terdengar seperti dialek Kota Cena. Mereka orang sana, ya?" tanya mediator itu dengan santai."Iya. Dulu, mereka tinggal di Kota Cena," jawab Yuto."Kalau begitu, dulu, kamu juga tinggal di Kota Cena? Kenapa kamu mau pindah ke Kota Saraya? Kota Cena lebih baik daripada Kota Saraya, deh," kata mediator itu seakan-akan dia hanya mengobrol santai dengan Yuto."Kota Cena itu kota besar, tekanan hidup di sana terlalu berat. Meskipun kota ini lebih kecil, aku merasa nyaman di sini," jawab Yuto."Benar juga." Mediator itu tersenyum, lalu tiba-tiba berkata, "Aku hampir lupa. Orang yang kamu pukul itu menyuruhku untuk menanyakanmu tentang perihal Nona Helen. Katanya, kalau kamu nggak takut ketahuan, sebaiknya kamu bayar ganti rugi itu sesuai ucapannya. Kalau nggak, dia akan
Kalau dipikir-pikir, jika penguasa Kota Cena mau membantu seseorang mengajukan banding, tentu saja hal ini akan tercapai!Terlebih lagi, Irene memang tidak bersalah! Siapa pun dalang di balik layar itu, orang itu pasti akan ditemukan!Leni menyingkirkan kekesalannya yang sebelumnya, suasana hatinya pun membaik. "Sudah siang, ayo pergi makan bersama," kata Leni.Irene menganggukkan kepalanya. Keempat orang ini pun berjalan keluar dari pusat tahanan dan naik mobil.Irene terus mencari tempat makan yang terkenal di Kota Saraya. Kemudian, dia membiarkan Irene memilih dari beberapa pilihan. Adapun kedua pria itu tentu saja tidak keberatan. Oleh karena itu, Brandon mengemudi ke tempat makan itu.Mereka mengunjungi sebuah restoran yang menyajikan makanan lokal Kota Saraya, restoran ini cukup terkenal. Keempat orang ini turun dari mobil dan pergi ke sebuah ruangan khusus, lalu mulai memesan makanan.Tentu saja, orang yang bertugas memesan makanan adalah Leni. Namun, dia juga hanya memesan maka