Pada saat ini, suasana di dalam ruang rawat ini sunyi senyap. Tidak ada yang bersuara. Irene hanya merasakan tatapan Willy yang sedang tertuju padanya. Hanya saja, tatapan ini mengandung penghinaan dan kebencian.Di sisi Willy, selain seorang perawat, ada juga pria yang membawa Irene ke tempat ini, yaitu orang yang menyebut dirinya sebagai sekretaris pribadinya Willy.Akhirnya, sesaat kemudian, suara Willy memecahkan keheningan ini. "Tahukah kamu kenapa aku menyuruh seseorang untuk membawamu kemari?" tanya Willy."Saya tahu," jawab Irene. "Karena Michael, 'kan?" Dalam perjalanan ke rumah sakit, Irene merasa cemas dan juga gugup. Namun, setibanya di rumah sakit, setelah dia melihat tatapan Willy yang penuh kebencian itu, entah mengapa suasana hatinya menjadi tenang.Lagi pula, dulu, dia sudah pernah mengalami keadaan yang lebih parah daripada ini, jadi keadaan sekarang juga tidak akan menandingi hal itu.Willy mendengus dan berkata, "Ternyata kamu tahu, ya!""Apa yang ingin Anda katakan
Dulu, bukankah Irene mempelajari hukum karena dia ingin menegakkan keadilan? Namun, sekarang, dia malah bahkan tidak bisa mendapatkan keadilan untuk dirinya sendiri.Pria itu tertawa dan berkata, "Kamu memang pintar."Irene mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Ternyata, dia hanya bisa menerima perlakuan buruk orang lain, tanpa kemampuan untuk melawan sama sekali!Melihat belati pria itu mendekati wajahnya, tubuh Irene bergetar makin hebat. Tiba-tiba, dia menurunkan tubuhnya untuk menghindari lengan pria itu, lalu berlari ke arah pintu ruangan.Namun, saat dia membuka pintu itu, dia langsung ditahan oleh dua pengawal yang mengawal di depan pintu.Pria itu berjalan ke hadapan Irene dan berkata dengan sinis, "Kukira kamu sangat pemberani, ternyata kamu hanya ingin mencari kesempatan untuk melarikan diri. Tapi, seperti ucapanmu tadi, kamu nggak akan bisa melarikan diri."Benar, dia tidak bisa melarikan diri. Namun, setidaknya, dia juga ingin memberikan dirinya sebuah kesempatan untuk mel
Selama ini, pada malam hari ini, apa pun yang terjadi, Michael tidak akan meninggalkan Kediaman Yunata. Dia akan berjaga semalaman di depan papan roh ayahnya. Selama semalaman, dia akan memberi tahu dirinya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan ayahnya.Dia selalu melakukan hal yang sama setiap tahunnya.Namun, malam ini, semuanya berubah!...Irene dibawa ke luar rumah sakit oleh Michael.Sebuah mobil hitam berhenti di depan pintu rumah sakit. Setelah naik mobil, Irene masih merasa seakan-akan dia sedang bermimpi. Awalnya, dia mengira bahwa malam ini pasti akan menjadi mimpi buruk baginya. Namun, tak disangka, Michael malah datang."Kamu ketakutan, ya?" tanya Michael sambil memegang tangan Irene. Bahkan sekarang pun tangan Irene masih gemetaran.Irene menggigit bibirnya, lalu menganggukkan kepalanya. Iya, bagaimana mungkin dia tidak ketakutan? Dia merasa seakan-akan nasibnya dikendalikan oleh orang lain. Seluruh perjuangannya tidak berguna.Satu patah kata dari mulut orang
Michael tidak berada di dalam kamar.Kalau begitu, dia di mana? Di lantai bawah?Namun, saat Irene berjalan ke lantai bawah, dia malah menyadari bahwa Michael juga tidak berada di lantai bawah.Kemudian, bahkan dia sendiri juga tidak tahu mengapa setelah dia tidak menemukan pria ini di rumah utama, dia pergi ke luar.Kediaman Yunata sangat luas. Selain rumah utama, masih ada rumah untuk para pembantu, taman, paviliun dan kolam.Sebenarnya, setelah tinggal lama di Kediaman Yunata pun sampai sekarang Irene belum pernah benar-benar mengelilingi Kediaman Yunata, jadi dia tidak mengetahui seluas apa Kediaman Yunata sebenarnya.Pada saat ini, hari sudah hampir subuh. Selain beberapa lampu yang bersinar di sepanjang jalan, Irene hanya melihat kegelapan.Karena tiupan angin malam, Irene merasa agak kedinginan, dia pun mempererat bajunya. Dalam hatinya, dia berpikir, 'Untuk apa aku mencari Michael? Apakah aku takut dia terkena masalah?''Tapi, masalah seperti apa yang bisa menimpa Michael di Ke
Irene ragu-ragu sesaat, lalu berkata, "Nggak apa-apa. Hanya saja, saat kamu mengantarkanku ke kamarku, kulihat kamu nggak masuk kamar, tapi malah jalan ke bawah. Jadi, kupikir, jangan-jangan kamu terkena masalah. Emm, kalau nggak ada apa-apa, aku pergi dulu ...."Kemudian, Irene berbalik dan hendak meninggalkan tempat ini.Namun, sepasang tangan malah memeluknya dari belakang. "Jadi, Kak, kamu khawatir, ya?" tanya Michael.Irene seketika merasa seakan-akan dia diselimuti oleh hawa pria ini. Untuk sesaat, dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan ini.Khawatir? Apakah dia sedang mengkhawatirkan pria ini?Pikiran Irene menjadi kacau. Apakah dia mencari pria ini karena pria ini menyelamatkannya? Oleh karena itu, malam ini, dia tidak menganggap pria ini sebagai Michael, melainkan "Mike", sehingga dia mengkhawatirkan pria ini?Saat Irene sedang memikirkan hal ini, tiba-tiba, suara napas di telinganya terdengar terengah-engah. Michael juga mengeluarkan suara rintihan yang samar-sama
"Kalau nggak minum obat, kamu bisa makin kesakitan, nggak?" tanya Irene. Tiba-tiba, Irene seperti teringat akan sesuatu. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan mencari toko obat di internet.Meskipun ada toko obat yang agak jauh dari tempat ini, kelebihannya adalah asalkan mereka membayar ongkos kirim, mereka akan mendapatkan obatnya dalam waktu 20 menit. Cara ini lebih cepat daripada membiarkan petugas keamanan pergi membeli obat.Setelah berpikir sejenak, Irene langsung memesan obat sesuai dengan yang dia belikan untuk Michael sebelumnya. Setelah pesanannya berhasil, tatapannya tertuju pada pria ini.Tubuh pria ini sudah pelan-pelan meringkuk. Bibirnya terkatup rapat, seakan-akan dia sedang menahan erangan pelan yang hendak keluar dari mulutnya, tetapi hal ini malah membuat suara napasnya terdengar kasar.Pada saat ini, matanya tertutup rapat. Bulu matanya yang panjang membentuk bayangan di bawah matanya.Pria yang berkuasa di Kota Cena ini malah terlihat seperti seorang anak kecil
Oleh karena itu, Irene berkata pada Michael, "Tunggu sebentar di sini, ya. Aku pergi ambil obat dulu. Kemudian, dia langsung berlari keluar dari rumah duka ini dengan terburu-buru.Michael berbaring di atas sofa. 'Sebentar, ya .... Dulu, saat Irene pergi beli obat pada tengah malam, dia juga mengucapkan kata itu,' pikir Michael.Baiklah, aku akan menunggu, aku akan menunggunya pulang ....'...Irene berlari dengan terburu-buru ke gerbang besi kediaman ini. Lampu jalan di sisi gerbang itu secara kebetulan menyinari pengantar obat yang tampak kebingungan.Pria ini jelas-jelas juga tidak menyangka bahwa tengah malam begini, dia akan mengantarkan obat ke depan pintu kediaman sebesar ini."Ini pesananmu? Nona Irene?" tanya pria itu."Iya, itu aku," jawab Irene sambil menerima obat dari tangan pria itu. Setelah berterima kasih pada pria itu, Irene berbalik dan berlari lagi ke arah Rumah Duka.Pengantar obat itu menggaruk kepalanya sambil memandang kediaman luas yang tidak berujung ini, masih
Michael membuka matanya secara perlahan dan menatap Irene. Seperti sebelumnya, Irene kembali dengan napas yang terengah-engah. 'Meskipun Irene takut padaku, nggak menyukaiku dan bahkan mungkin membenciku, dia tetap nggak tega melihatku kesakitan, ya?' Sambil memikirkan hal ini, bahkan rasa sakit di tubuh Michael juga rasanya jauh mereda.Michael membuka mulutnya dengan patuh dan menelan obat dan air yang Irene bawakan untuknya.Tatapan Irene pun tertuju ke bibir pria ini. Jelas-jelas terlihat bekas gigitan di bibir Michael. Sebelumnya, dia pasti benar-benar kesakitan, sehingga dia bisa menggigit bibirnya hingga terluka."Kalau kamu terus menatapku seperti itu, aku akan menciummu," kata Michael.Irene seketika tersadar. Wajahnya pun memerah. "Aku hanya melihat bibirmu yang terluka, nggak ada maksud lain," kata Irene."Nggak apa-apa juga kalau kamu punya maksud lain. Kalau Kakak ingin menciumku, kamu bisa melakukannya kapan pun itu," kata Michael. Pada saat ini, meskipun wajahnya tetap p