Omong kosong! Tentu saja hal ini mendesak. Terutama pada saat ini, Leni tidak tahu kapan pria ini baru mau membiarkannya pergi."Aku nggak mau membuat sahabatku dan orang tuaku khawatir," kata Leni.Hanya saja, ucapan Leni seperti menyinggung topik terlarang bagi pria ini. Tatapan pria ini seketika menjadi dingin. Dia tersenyum sinis dan berkata, "Kamu takut mereka khawatir, tapi dulu, pernahkah kamu berpikir apakah aku akan khawatir atau nggak?"Leni langsung terdiam. Dengan raut wajah bersalah, dia menjawab, "Pada saat itu ... aku ... aku ada urusan mendadak ....""Urusan mendadak?" Brandon mendengus dan berkata, "Maksudmu, pulang untuk membantu temanmu dengan proses pengadilannya? Kamu boleh pulang, tapi kamu bahkan nggak mengabarkanku sama sekali. Atau ... dari awal, kamu hanya main-main denganku?"Leni juga tahu bahwa dia bersalah. Dulu, saat dia pergi jalan-jalan ke luar negeri, sekaligus untuk melihat-lihat universitas, secara kebetulan, dia bertemu dengan Brandon.Pada saat itu
Begitu Leni teringat akan malam itu, dia merasa bersalah. Kesalahan terbesarnya adalah pada hari itu, dia terlalu bersemangat. Dia juga tidak mengetahui tingkat toleransinya terhadap alkohol dengan jelas. Dia mengira bahwa meminum banyak minuman beralkohol yang terbuat dari buah tidak akan membuatnya mabuk. Alhasil, dia mabuk dan membuat masalah.Namun, saat dia terbangun, dia masih mengingat hal yang terjadi setelah dia mabuk. Dia mengingat bagaimana dia memaksakan dirinya pada Brandon dan kata-kata manis yang dia ucapkan pada pria itu.Saat Leni mengingat kembali kata-kata yang dia ucapkan, dia merasa bahwa ucapan itu seperti ucapan yang para pria di serial televisi ucapkan pada wanita! Terutama ada beberapa patah kata yang dia tiru dari serial televisi yang sedang dia tonton pada saat itu.Artinya, menonton terlalu banyak drama romantis juga tidak bagus karena saat Leni mabuk, kata-kata manis itu akan keluar dengan sendirinya dari mulutnya.Alhasil ... dia benar-benar berhasil! Dia
"Nggak dekat," jawab Leni. Namun, dia bisa menebak alasan Michael mencarinya kemungkinan berhubungan dengan Irene."Kalau nggak dekat, kenapa dia secara khusus datang ke sini untuk mencarimu malam-malam begini?" tanya Brandon dengan suara dingin. "Di Kota Cena, dia bisa memperlakukan wanita mana seperti ini? Selama beberapa tahun terakhir, apakah alasan kamu nggak mencariku berhubungan dengannya?"Suaranya samar-samar mengandung kecemburuan.Leni terdiam. Astaga, hal itu hanya bisa terjadi jika Michael menyukainya! Namun, orang yang Michael sukai adalah Irene!"Nggak ada hubungannya dengannya, aku yang nggak mau mencarimu saja," kata Leni. Setelah dia pulang, terjadi terlalu banyak masalah, sehingga dia tidak sempat memikirkan hal lainnya.Terlebih lagi, dia hanya menganggap pertemuan itu dan malam itu sebagai sebuah kecelakaan. Dia berniat untuk menjaga rahasia ini hingga akhir hayatnya. Dia bahkan tidak menceritakan kejadian ini pada orang tuanya dan Irene.Brandon jelas-jelas tampak
"Kamu Irene Linardo, ya," kata Brandon. Ucapan Brandon bukanlah sebuah pertanyaan, melainkan adalah sebuah pemastian. Sebelumnya, setelah dia secara kebetulan melihat Leni di jalanan, dia mulai mencari tahu semua informasi tentang Leni.Irene tentu saja termasuk dalam informasi yang dia dapatkan.Irene adalah sahabatnya Leni. Dulu, untuk membantu Irene dengan proses pengadilannya, Leni baru tiba-tiba pulang naik pesawat terawal, lalu berusaha sebisanya untuk mencarikan pengacara dan berbagai barang bukti untuk Irene.Dengan kata lain, karena Irene, Leni baru meninggalkan Brandon secepat itu.Sambil memikirkan hal ini, entah mengapa, Brandon merasa tidak nyaman.Jika Irene bukan seorang wanita, Brandon mungkin akan menganggap Irene sebagai saingannya."Iya, aku Irene," kata Irene sambil mengangkat dagunya."Kamu nggak layak ikut campur dalam hubunganku dengan Leni. Sebaiknya kamu nggak terlalu memandang tinggi dirimu sendiri. Aku sama sekali nggak pernah berbelas kasih pada wanita," kat
Brandon baru mengeluarkan selembar kertas yang sudah kusut dan agak menguning dari kantongnya.Kertas itu bertuliskan kata-kata: "Maaf, aku ada urusan. Aku pergi dulu, ya."Kertas ini adalah kertas yang Leni tinggalkan pada saat itu. Selama beberapa tahun terakhir, Brandon masih selalu menyimpan kertas tersebut.Pernah beberapa kali, karena dorongan amarahnya, dia meremas kertas itu dan membuangnya ke tong sampah. Namun, akhirnya, dia membongkar tong sampah itu untuk mencari kertas itu lagi.Kertas ini seperti duri yang menusuk hatinya, tidak bisa dicabut, tetapi sebenarnya juga tidak rela dia cabut.Kertas ini seakan-akan sudah menjadi satu-satunya barang yang Leni tinggalkan untuknya. Jika bahkan kertas ini juga dibuang, dia tidak memiliki satu pun benda milik Leni lagi.Namun, sekarang ... dia sudah menemukan Leni!"Leni ... Leni Chiara ...." Brandon terus-menerus menggumamkan nama Leni sambil mencium lembaran kertas di tangannya dengan penuh kerinduan....Leni mengikuti Irene naik
Terlebih lagi, jika orang seperti Michael juga bisa terkena bahaya, apakah Irene berlutut atau tidak, hal ini sama sekali tidak penting lagi.Walaupun Irene berlutut hingga kedua kakinya patah pun sepertinya hal ini tidak akan membawa kegunaan apa pun bagi Michael.Kediaman Irene membuat tatapan Michael menggelap. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia kembali menyalakan mesin mobil.Pada saat ini, Irene hanya merasakan suasana di dalam mobil hening dan tegang....Keesokan harinya, Irene pergi mencari Leni. Mereka pergi ke sebuah restoran di dekat rumahnya Leni. Melihat mata sahabatnya yang jelas-jelas sudah menjadi mata panda, Irene menebak bahwa sahabatnya pasti tidak bisa tidur semalaman."Kemarin, saat kamu pulang rumah, apa yang terjadi?" tanya Irene."Jangan bahas lagi. Orang tuaku sedang menyiapkan uang tebusan. Melihatku pulang, mereka hampir menghukum aku," jawab Leni.Dengan ekspresi terkejut, Irene bertanya, "Kenapa? Kamu nggak cerita tentang Brandon pada mereka?""Iya, ak
Irene berkata, "Pada saatnya, kalau kamu nggak bisa menyelesaikan masalah ini, beri tahu aku, aku ...."Namun, Leni langsung memotong ucapannya. "Irene, kemarin, kamu sudah sangat membantuku. Kalau bukan berkat kamu, Michael sepertinya juga nggak akan datang menjemputku. Akulah yang memulai masalah dengan Brandon, paling-paling dia akan melampiaskan amarahnya padaku," kata Leni.Ucapan Leni terdengar santai, tetapi Irene masih saja merasa khawatir. Apakah masalahnya benar-benar begitu sederhana?"Aih, tenang saja. Meskipun pada saat itu aku meninggalkan Brandon tanpa pamit, aku juga nggak melakukan dosa berat atau punya dendam kesumat apa pun dengannya. Kami hanya ... bersenang-senang selama satu malam, dia seharusnya nggak akan bertindak terlalu kejam padaku," kata Leni untuk menenangkan sahabatnya.Bagaimanapun, sekarang, masalah Michael juga sudah cukup menyusahkan Irene, jadi Leni tidak berharap agar sahabatnya ini mengkhawatirkan masalahnya lagi."Tapi, kalau ada apa-apa, kamu har
"Naik mobil," kata Brandon dengan singkat.Leni seketika merasa dilema. Ponselnya memang berharga, tetapi kebebasannya bahkan lebih penting lagi! Dia tidak ingin dikurung di kamar oleh Brandon selama beberapa jam seperti kemarin.Jika kemarin Irene dan Michael tidak datang membawanya pergi, entah kapan dia baru bisa meninggalkan tempat itu."Nggak perlu. Kebetulan, aku mau ganti ponsel baru, jadi aku nggak memerlukan ponsel lama itu lagi," kata Leni dengan serbasalah."Kalau begitu, foto-foto dan berbagai akun di ponsel itu juga nggak perlu lagi? Oh iya, sepertinya ada sebagian informasi dalam perusahaanmu, deh," kata Brandon dengan cuek. "Bagus juga kalau kamu benar-benar nggak menginginkannya lagi."Ini ... ancaman!Leni menggertakkan giginya. Namun, masalahnya adalah ponselnya jelas-jelas dilindungi dengan kata sandi. Apakah Brandon membuka ponselnya dan melihat-lihat foto dan informasi dalam ponsel itu?Jangan-jangan Brandon juga memecahkan kata sandi berbagai akun sosialnya?"Kena