Irene membuka tasnya dan melihat isi tasnya yang masih lengkap.Ponselnya direbut saat dia berada di Kediaman Frendi. Pada saat ini, ponselnya dalam keadaan mati. Saat Irene menyalakan ponselnya, serangkaian notifikasi pesan singkat dan panggilan tidak terjawab langsung memenuhi ponselnya.Di antaranya, ada yang berasal dari neneknya, Leni dan beberapa dari nomor yang tidak dikenal.Irene kira-kira bisa menebak alasan neneknya menghubunginya. Namun, panggilan dari Leni .... Irene melihat sekitar 20 panggilan tidak terjawab dari Leni.Irene bergegas menelepon teman baiknya ini.Di ujung telepon lainnya, Leni langsung menerima panggilan ini. "Irene?" tanya Leni."Ya, kemarin ponselku ... mati. Hari ini, saat aku menyalakan ponselku, aku baru melihat panggilan masuk darimu," kata Irene.Leni langsung membuang napas panjang. "Astaga, semalam, aku menghubungimu, tapi panggilannya nggak terhubung. Kamu bilang kamu akan pergi ke rumah nenekmu, aku khawatir ada yang terjadi padamu. Selain nene
Pada saat ini, dari ujung telepon lainnya, terdengar suara Robin yang mendesak. "Kenapa kamu nggak bilang pada Irene, suruh dia cepat cabut kasus itu, supaya mereka semuanya dilepaskan!""Dilepaskan? Apanya? Mereka sendiri yang sudah melakukan kejahatan, jadi mereka harus ditahan!" seru Sisca."Mereka adalah putra putrimu, haruskah kamu berbuat seperti ini demi anak orang lain?" tanya Robin.Sisca langsung berteriak, "Anak orang lain dari mana? Dia cucuku! Ibunya sudah meninggal, jadi sebagai neneknya, aku harus mendukungnya!""Kamu bersikap seperti ini biar kelak nggak ada yang mau menjagamu, ya? Atau kamu berencana untuk mengandalkan cucumu yang sudah masuk penjara ini supaya dia menjagamu?" kata Robin dengan sinis.Kedua orang ini terus bertengkar, seakan-akan mereka melupakan bahwa panggilan ini masih terhubung. Sesaat kemudian, neneknya Irene baru teringat akan panggilan ini. Dia pun bertanya, "Irene, kamu masih di sana?""Ya, Nenek," jawab Irene."Nenek sudah tenang karena kamu b
Air mata Irene selalu membuat Michael merasa tidak berdaya, seakan-akan Michael bisa melakukan apa pun asalkan dia bisa menghentikan air mata Irene.Irene tiba-tiba melemparkan dirinya ke pelukan Michael dan menangis tersedu-sedu.Bahkan Irene sendiri juga tidak tahu mengapa pada saat ini dia bisa berbuat seperti ini. Hanya saja, saat dia memeluk Michael, saat dia menyandarkan pipinya di dada Michael, dia merasa seolah-olah dia tidak perlu menahan diri dan bisa melampiaskan semua rasa sakit dalam hatinya sepenuhnya.Michael menundukkan kepalanya dan menatap wanita yang sedang menangis dalam pelukannya ini. Dia memeluk wanita ini dengan lembut dan membiarkan wanita ini menangis sepuasnya.Irene sendiri juga tidak tahu berapa lama dia sudah menangis. Sampai akhirnya, dia merasa seakan-akan air matanya sudah habis.Michael mengambil tisu dan menyeka air mata di pipi Irene dengan lembut sambil bertanya, "Sekarang, apakah Kakak bisa memberitahuku apa yang terjadi?""Nenek," kata Irene sambi
Dari awal sampai akhir, Irene hanya melihat pengobatan perawat ini dengan tenang. Bahkan saat dia melihat luka yang jelek di telapak tangannya pun ekspresinya tidak berubah sama sekali.Sampai saat perawat itu kembali membungkus tangan kanan Irene dengan kain kasa, Irene baru mengernyit karena rasa sakit itu, tetapi dia tidak berteriak kesakitan."Biar aku saja, kamu bisa pergi," kata Michael pada perawat itu.Perawat itu pun keluar dari ruangan dengan penuh hormat. Michael mengambil kain kasa dan membungkus tangan kanan Irene dengan terampil. Gerakannya lembut dan hati-hati, membuat Irene hampir tidak merasa kesakitan.Setelah tangan Irene dibungkus, Michael meletakkan kain kasa itu dan berkata, "Selama beberapa hari, jangan pakai tangan kanan, jangan mengepalkan tangan seperti tadi lagi, berapa banyak darah lagi yang ingin kamu keluarkan?"Irene melihat tangan kanannya yang dibungkus dengan rapi oleh Michael dengan kain kasa dan berkata, "Kamu sepertinya sangat terampil dalam melakuk
Michael merasa seakan-akan ada yang mengganjal di tenggorokannya. Sekarang, dia malah tidak bisa mengatakan bahwa dia adalah Michael Yunata.Dia jelas-jelas sudah berencana untuk memberi tahu Irene identitas aslinya!Di bawah cahaya lampu ruangan ini, rambut Irene yang panjang tersebar di bahunya, wajahnya tampak pucat, matanya yang jernih sedang menatap Michael dengan tatapan gugup, seakan-akan Irene sedang mengkhawatirkan sesuatu, tetapi juga seperti sudah menerima nasibnya.Seakan-akan hidup sudah memberikannya terlalu banyak beban dan tekanan, sehingga dia sudah lama menerima ketidakadilan itu dengan pasrah."Kak, rawat saja dirimu dengan baik di rumah sakit. Jangan pikirkan hal-hal lain. Setelah kamu keluar dari rumah sakit, aku akan beri tahu siapa aku sebenarnya," kata Michael.Sambil menatap Michael, Irene ragu-ragu sesaat sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya.Sepertinya Irene sudah mengeluarkan seluruh unek-unek dalam hatinya, jadi dia tiba-tiba merasa lelah. Dia pun mengu
Michael mengambil sikat gigi, menekan pasta gigi di atasnya, lalu meletakkan gelas berisi air hangat di tangan Irene.Dengan wajahnya yang memerah, Irene bahkan tidak mengingat bagaimana dia menyikat giginya. Dia hanya bisa merasakan hawa Michael yang menyelimuti dirinya.Kemudian, Michael mengambil sebuah handuk dan membasahkan handuk itu dengan air hangat.Irene menggigit bibirnya dan berkata, "Aku bisa melakukannya sendiri ....""Bukankah lebih mudah kalau aku yang melakukan hal-hal ini?" tanya Michael.Namun, masalahnya ... mereka terlalu dekat! Irene terjebak dalam pelukan Michael, sedangkan kedua lengan Michael melewati kedua sisi tubuh Irene dan membasahi handuk di hadapan Irene, lalu memeras handuk tersebut ....Irene mengangkat tatapannya dan melihat ke cermin di depannya.Selama ini, dia tahu bahwa Mike tampan. Namun, pada saat ini, tanpa rambut tebal yang menutupi keningnya dan dengan pakaian rapi seperti ini, Mike memancarkan aura bangsawan, seperti keberadaan yang tinggi d
Setelah Irene selesai bersih-bersih, Michael menggendong Irene kembali ke atas ranjang. Makanan Irene juga sudah dipersiapkan.Ada bubur dan beberapa lauk sederhana. Meskipun terlihat simpel, makanan ini sangat menggoda, hingga perut Irene seketika berbunyi keroncongan."Kata dokter, sebaiknya sekarang kamu memakan makanan yang mudah dicerna," kata Michael sambil menyusun makanan Irene di meja kecil di atas ranjang.Jika orang luar melihat adegan ini, sepertinya mata mereka akan terbelalak. Sejak kapan Tuan Michael yang terhormat, pria yang paling berkuasa di Kota Cena, melayani seorang wanita seperti ini?Irene mengambil sendoknya dan mulai makan. Hanya saja, saat dia menunduk untuk makan, rambutnya yang panjang sesekali ikut terjatuh, sehingga mudah masuk ke dalam buburnya.Ketika Irene hendak mengikat rambutnya dengan karet, Michael langsung berkata, "Biar aku saja." Kemudian, dia mengambil sekotak ikat rambut dan sisir dari samping.Begitu melihat logo di ikat rambut itu, Irene lan
"Wartawan ini sepertinya nggak mengetahui masalah Nona Irene masuk penjara, dia sepertinya hanya mengetahui nama Nona Irene dan mengira bahwa berita ini hanyalah sebuah skandal tentang Anda, Tuan Michael," kata Charles.Michael berkata dengan dingin, "Tanyakan terus dengan jelas sebelum kalian melepaskan orangnya. Selain itu, selidiki siapa orang di internet yang dibilang wartawan itu!""Baik," jawab Charles.Saat Michael mendorong pintu ruangan dan melihat wanita yang sedang makan bubur di atas ranjang, dia berpikir, apakah kedatangan wartawan itu hanya sebuah kebetulan?Apakah semalam, mereka memang hanya dilihat orang lain secara kebetulan atau apakah ada hal lain di belakangnya?Irene mengangkat kepalanya dan melihat ekspresi Michael yang masam dan aura penuh amarah yang terpancar dari diri pria ini. Dalam sekejap, Irene agak terkejut, dia hanya menatap pria itu dengan tatapan tercengang.Hanya saja, aura itu seketika menghilang. Seulas senyuman kecil tersungging di wajah Michael y