Beranda / Romansa / Istri Belian / Bab 40|Karyawan Terbaik

Share

Bab 40|Karyawan Terbaik

Penulis: Meina H.
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-06 11:43:46
~Delima~

Aku tidak tahu apa yang ada di dalam kepala Elan ketika aku meminta dia untuk tidak melakukan ini lagi. Apa dia pikir aku tidak serius dengan ucapanku itu? Saat aku memasuki bilikku, setangkai mawar merah terletak di samping kibor komputerku. Aku langsung tahu bahwa dia yang mengirimnya.

Jerome dan Dhini yang selalu ingin tahu mengenai aku, segera berdiri di sisiku. Dhini mengeluh karena tidak ada cokelat, hanya setangkai bunga. Tetapi dia tidak kembali ke biliknya sebelum menyampaikan pendapatnya mengenai tujuan Elan mengirim bunga tersebut.

“Kalian bertiga sedang menggosipkan apa di sana? Ayo, bersiap-siap. Sebentar lagi jam kerja dimulai.” Puput melewati bilikku, tetapi dia menyempatkan untuk mengintip apa yang ada di atas mejaku. Aku hanya menggelengkan kepala. Sudah beberapa hari ini mereka bertiga berharap akan menemukan sekotak cokelat lagi di atas meja kerjaku.

Tidak seperti pada minggu sebelumnya, Puput mulai memercayai aku untuk mengurus transaksi yang terjadi pa
Meina H.

Hai, teman-teman. Aku tidak tahu kelebihan apa yang didapatkan karyaku ini sehingga bertengger di banner Terbaru bagian Trending. Tetapi satu hal yang pasti, kisah Benedict dan Delima tidak akan ada di sana tanpa dukungan kalian. (´ ▽`).。o♡ Terima kasih sudah setia membaca buku ini, juga untuk gem dan peringkat yang teman-teman berikan. Bila ada kritik dan saran, jangan segan, ya. Mau menyampaikan komentar apa pun, jangan sungkan juga. Salam sayang, Meina H.

| 5
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Susi Syahdiana
alur cerita yang apik, aku suka...
goodnovel comment avatar
Meina H.
Terima kasih, Kak. Ayo, mampir ke ceritaku yang lain. ♡
goodnovel comment avatar
Meina H.
Perbuatan yang sulit dan tidak akan bisa dilupakan itu apa, Kak? (。’▽’。)♡ Aku memikirkannya, tetapi belum dapat jawabannya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Belian   Bab 41|Penyebar Gosip

    Aku tidak memberi komentar mengenai apa yang terjadi saat kami makan malam. Ketika dia kembali dengan mata yang tidak mau melihat ke arahku, aku berusaha untuk tidak memerhatikannya. Aku justru membahas apa yang rekan-rekanku bahas tadi saat kami makan siang. Wajahnya terlihat sedikit lebih santai saat aku menceritakan tanggapan Dhini dan Jerome mengenai mereka yang mendapatkan predikat karyawan terbaik. Aku juga menyampaikan pujian mereka tentang tempat kerja mereka. Juga apa yang aku pikirkan mengenai hubungan Dhini dan Jerome. “Mereka mirip sekali seperti kita. Jerome sangat terbuka menyampaikan pendapatnya, sedangkan Dhini selalu menghindari topik pribadi. Dia akan berusaha untuk mengganti topik pembicaraan agar bukan dia lagi yang menjadi fokus. Tetapi Jerome sangat pintar mengembalikan lampu sorot pada rekan kami itu.” Aku tertawa kecil. “Aku tidak seperti Dhini.” Dia segera membantah. “Aku tidak menyebut kamu mirip dengan Dhini,” kataku penuh arti. “Aku hanya bilang mereka m

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-06
  • Istri Belian   Bab 42|Alasan Peminjaman

    Pria itu berjalan mendekati aku dengan senyum menghiasi wajahnya. Seandainya saja suasananya berbeda, aku dengan senang hati akan berbincang dengannya. Seperti yang aku lakukan saat kami bertemu di hotel. Tetapi aku selalu percaya dengan firasatku. Keputusanku untuk menjaga jarak di tempat kerja terbukti benar. Karyawan yang melewati kami melihat ke arahku dengan tatapan tidak suka. Seandainya karyawan wanita lain yang bicara akrab dengannya, mereka tidak akan peduli. Aku perhatikan tidak ada yang terganggu saat Elan bicara dengan Dhini atau Natasha. Ini pasti karena statusku sebagai janda. Tidak benar bahwa Elan punya perasaan atau perhatian khusus kepadaku. Kami hanya berteman dan dia melakukan semua ini karena dia prihatin dengan keadaanku. Dia hanya memberi aku dukungan setelah berbagai hal buruk yang menimpa aku. “Berhari-hari menunggu kamu di sini, aku tidak pernah beruntung. Aku sampai berpikir bahwa kamu punya kekuatan super sehingga kamu bisa keluar lingkungan gedung tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Istri Belian   Bab 43|Tergiur Uang

    ~Benedict~ Kalau bukan karena bengkel yang mengingatkan mengenai kartu memori yang mereka keluarkan dari kamera dasbor mobil untuk menggantinya dengan yang baru, maka aku akan butuh waktu lama untuk tahu siapa yang berada di balik kecelakaan tersebut. Aku tidak mau orang lain yang melakukan pemecatan, karena itu aku datang sendiri ke pabrik. Tentu saja semua orang terkejut melihat kedatanganku. Aku sengaja tidak memberi tahu siapa pun. Nelson hanya memastikan bahwa pria itu bekerja pada hari kedatangan kami. Supaya para karyawan tidak mencurigai apa pun, aku dan Nelson sengaja melakukan inspeksi ke setiap divisi. Hal yang biasanya aku lakukan pada setiap kunjunganku. “Saya benar-benar minta maaf atas kejahatan yang dia lakukan, Pak. Kami akan menyerahkan dia ke kantor polisi dan saya berjanji hal yang serupa tidak akan terjadi lagi,” ucap kepala keamanan pabrik. “Bila kalian sedang mengalami kesulitan keuangan, beri tahu supervisor atau siapa saja atasan kalian. Pak Benedict selalu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Istri Belian   Bab 44|Aku di Pihakmu

    Dia menoleh ke arahku dengan senyum di wajahnya. Lalu dia kembali menundukkan kepalanya dan menatap ke tangan kami yang saling bertautan. Rasa rendah diriku menyerang melihat betapa kecilnya tanganku dalam genggamannya. Persis tangan anak kecil, bukan tangan orang dewasa. “Mengapa kamu begitu baik kepadaku, Ben? Apakah kamu bersikap seperti ini kepada semua orang? Atau kamu memperlakukan aku seperti ini karena rasa kasihan?” tanyanya pelan. “Kamu adalah istriku. Aku tidak akan membiarkan istriku sendiri merasa sedih. Bukankah itu tugas seorang suami?” Aku balik bertanya. Dengan emosinya saat ini, aku harus berhati-hati saat memberi jawaban. “Ada apa? Apa yang bisa aku bantu?” “Sudah terjadi, kamu tidak bisa membantu aku. Lagi pula ini bukan hal yang membutuhkan bantuan.” Dia mengambil selembar tisu yang ada di atas meja, lalu mengeringkan hidungnya yang berair. “Aku melewatkan satu bulan kematian Bakti.” Dia tertawa sedih. “Aku jahat, ya.” “Kamu punya utang warisan almarhum suamimu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Istri Belian   Bab 45|Dukungan Rekan

    ~Delima~ Aku meletakkan sekotak cokelat masing-masing satu di meja Puput, Dhini, dan Jerome. Ada sebuah kartu di setiap kotak agar mereka tidak berteriak atau memberi tahu siapa pun mengenai cokelat tersebut. Walaupun mereka tidak mengatakannya secara langsung, mereka menggunakan aplikasi pada komputer mereka untuk berterima kasih kepadaku. Kami makan siang bersama di ruang kerja Puput dengan meminta seorang OB untuk memesan makanan mereka bertiga di kantin dan membawanya ke ruangan itu. Aku tidak perlu repot karena punya bekal sendiri. Dugaan Dhini benar. Puput sangat kecewa dengan kekalahannya dari Elan. Dia sangat berharap akan mendapat predikat supervisor terbaik bulan ini agar dia bisa menjadi supervisor terbaik tahun ini. Mereka bersaing demi bonus liburan lengkap dengan tiket pesawat dan akomodasinya untuk dua orang selama dua hari dua malam. Tempat tujuan dipilih sendiri oleh pemenang. “Dengan bonus yang kamu dapatkan setiap kali memenangkan predikat bulanan, kamu bisa perg

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Istri Belian   Bab 46|Kasus Aneh

    Dia sama sekali tidak terkejut melihat aku berada di lantai ini juga. Atau dia hanya berpura-pura bersikap biasa, aku tidak tahu. Pandangannya tertuju pada tas bekal makanan yang aku bawa. Aku sengaja tidak bicara agar dia yang memulai lebih dahulu. “Aku melihat kamu sering sekali naik ke lantai ini sebelum pergi ke kantin.” Dia melihat ke sekitar kami. “Apa yang kamu lakukan di sini?” “Kamu benar-benar tidak tahu atau sedang menguji aku?” Aku balik bertanya, sama sekali tidak menyembunyikan rasa tidak sukaku. Dia tersenyum. “Maaf, aku tidak bermaksud mengikuti kamu. Tetapi saat aku ke sini, aku tidak menemukan kamu di mana pun. Aku tidak berniat ke sana karena itu tempat parkir khusus para pimpinan. Aku tidak mau dituduh mencuri ketika ada dari mereka yang kehilangan sesuatu. Mungkin kamu tidak tahu, tetapi hal itu pernah terjadi dua kali. Sejak itu, tidak ada seorang karyawan pun yang berani ke sana tanpa didampingi orang yang berwenang.” Aku tidak puas dengan jawabannya, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • Istri Belian   Bab 47|Rumah Kita

    Dia tertawa kecil. “Semua pelayan yang bekerja di rumah ini tidak mungkin tinggal di rumah yang hanya menyediakan lima kamar tidur, Ima. Rumah itu juga rumah kita yang aku beli khusus untuk tempat tinggal mereka.” Mulutku otomatis menganga mendengarnya. Dia punya dua rumah mewah, tetapi adik serta adik iparnya menyebut dia tidak kaya?? Aku yakin harga rumah ini lebih dari lima miliar. Ben tidak hanya punya satu, tetapi dua. Mungkin ada baiknya aku memeriksa daftar propertinya yang tertera pada surat perjanjian pranikah kami. “Ini adalah kamarku,” katanya membuka pintu yang ada di sebelah kanan kami. “Keadaannya sama saja dengan kamarmu hanya beda posisi.” “Jendela dan balkon kamu ada di sebelah kanan kamar, sedangkan aku berada di sebelah kiri.” Aku mengangguk mengerti. Dua pintu yang berada di sebelah kiri itu pasti kamar mandi dan ruang pakaian. Berbeda dengan kamarku yang bernuansa putih, maka kamarnya didominasi warna hitam, putih, dan abu-abu. Warna yang maskulin. “Dan pintu y

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • Istri Belian   Bab 48|Sambutan Hangat

    Rumah itu nyaris tidak bisa aku kenali lagi. Dari pagar berukir bercat putihnya saja, aku butuh waktu untuk mengenali bahwa itu adalah rumah orang tuaku. Rumah di mana aku tumbuh besar. Warna cat rumah itu diganti dengan kuning lembut dan putih. Garasi luar diberi atap baru yang bergaya modern. Pekarangan kecil di depan rumah diberi rumput yang segar dan ada beberapa tanaman bunga yang pucuknya mulai bermunculan. Ada dua kursi di teras dengan sebuah meja kecil di antaranya. Pintu dan jendela terlihat diganti dengan kayu dengan lebih baik. Bahkan plafonnya tidak ada lagi yang terlepas. Atapnya juga terlihat diganti dengan yang baru. Aku menoleh ke arah Ben. Dia hanya tersenyum. Terbuat dari apa hati pria ini sehingga dia begitu baik kepada orang tuaku? “Hai! Ayo, masuk!” Mama membuka pintu. Kak Pangestu segera mendekati pagar dan membuka gemboknya. Aku masuk lebih dahulu, lalu Ben menyusul. “Bagaimana perjalanan kalian tadi? Ayo, kalian pasti sudah lapar!” Aku yang berada di dekatnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09

Bab terbaru

  • Istri Belian   Bab 102|Menyayangi Selamanya

    ~Delima~ Setiap kali mengingat Rora, aku selalu tertawa. Idenya dan saudara sepupunya itu termasuk biasa, namun brilian. Rora memanfaatkan ketidaktahuannya mengenai hubungan Elan dan Sania. Mereka beranggapan bahwa keluarga besar mereka juga tidak mengetahuinya. Elan datang dengan santainya ke acara ulang tahun Nenek Rora dan Sania. Keluarga Sania yang segera mengenalinya, langsung memarahinya habis-habisan. Ternyata Elan memutuskan hubungan secara sepihak. Dia tidak datang dan bicara baik-baik dengan keluarga Sania. Spontan saja kedua kakak laki-laki Sania dan ayahnya menggelar sidang di depan keluarga besar tersebut. Rora dan Sania membuat siaran langsung kejadian itu di media sosial mereka. Semoga saja Elan jera mempermainkan hati wanita. Aku bisa memahami perasaannya yang dia pendam untukku. Tetapi aku tidak bisa mengerti keegoisannya yang memaksa aku meninggalkan suamiku dan memberi dia kesempatan untuk menjalin hubungan denganku. Sania adalah wanita yang cantik dan dari cerit

  • Istri Belian   Bab 101|Menjaga Selamanya

    ~Benedict~ Delima dan kedua bayi kami sudah bukan milikku seorang begitu kedua orang tua kami mengetahui kehamilannya. Apalagi saat mereka tahu ada dua bayi yang tumbuh di rahimnya. Setiap akhir pekan, mereka ada di mana kami berada, lalu memanjakan Delima. Aku tersingkir dan hanya bisa manyun melihat istriku mereka monopoli. Bahkan saat kami mengunjungi dokter kandungan untuk melakukan USG pada minggu kedua puluh. Sesuai kesepakatan, kami ingin tahu jenis kelamin kedua bayi kami. Ayah, Ibu, Papa, dan Mama juga tidak mau ketinggalan untuk menjadi yang pertama mengetahui gender cucu mereka. Untung saja dokter melakukan hal yang bijak dengan mengusir para orang tua itu dan mengizinkan aku mendampingi istriku. Tetapi setelah aku melihat sendiri dan mendengarkan penjelasan dari dokter, maka aku mempersilakan kedua orang tua kami untuk bergantian melihatnya juga. Ada begitu banyak perayaan yang aku adakan pada akhir tahun. Aku tidak menyesal telah merogoh kocek dalam-dalam demi membahag

  • Istri Belian   Bab 100|Kesalahan yang Fatal

    Elan segera keluar dari bilikku tanpa menunggu responsku. Laudya menatap aku dengan khawatir. Aku tersenyum kepadanya dan mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Apa yang Elan lakukan kepada Rora? Apa mereka sedang menjalin hubungan asmara? “Apa yang terjadi, Delima?” tanya Dhini yang melihat dari atas papan pemisah bilik kami. “Mengapa Elan datang menemui kamu pada jam kerja? Aku hanya mengangkat kedua bahuku. “Pria yang aneh.” Dhini menggeleng pelan, sedangkan aku tertawa mendengarnya. Pada jam istirahat makan siang, aku mengerti mengapa Elan sampai nekat datang ke bilikku tadi. Ternyata dia mengundurkan diri. Dia sangat mencintai pekerjaannya, jadi aku tahu bahwa dia tidak melakukan itu dengan sukarela. Pasti Ben yang menyuruhnya memberikan surat pengunduran diri itu. Aku bertemu pandang dengan Natasha yang melihat aku dengan hormat, begitu juga teman-teman dari divisinya. Dia tidak lagi menatap aku dengan tajam. Itu perubahan yang sangat baik. “Menjadi istri bos memang ada keuntung

  • Istri Belian   Bab 99|Hadiah dari Kakek

    ~Delima~ Aku melihat seorang wanita muda yang cantik sedang menatap Ben sambil berkedip genit. Dia salah satu pemenang lomba yang tadi makan bersama kami. Apa yang dia lakukan di sini? Bukankah acara sudah selesai? Lalu mengapa dia lancang sekali memanggil Ben dengan namanya saja tanpa gelar bapak seperti yang mereka lakukan di dalam? “Apa yang perlu diingat lagi?” Ben balik bertanya. “Oh, ayolah, Ben. Kita hampir menikah. Bagaimana mungkin kamu bisa melupakan aku secepat itu? Kamu memilih aku sebagai pemenang pasti karena kamu ingat denganku, ‘kan?” katanya menggoda. “Ooo. Apa kamu wanita yang kabur pada hari pernikahan setelah melihat aku? Pantas saja aku butuh waktu untuk mengingatnya. Kamu salah paham. Saat memilih pemenang, aku memilih desain. Tidak ada nama yang tertera supaya penilaiannya adil,” jawab Ben dengan senyum mengejek di wajahnya. “Aku masih di sini sampai besok. Kamu pasti tahu nomor kamarku. Bila kamu ingin mengobrol ….” Dia melirik ke arahku sebelum kembali men

  • Istri Belian   Bab 98|Memegang Kendali

    Suasana ruang kerja yang semula tenang itu berubah ramai dengan suara Ayah yang memarahi Kenneth dan Ibu yang menangis setengah menjerit tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Aku segera meminta rekaman CCTV ruang kerja Kenneth untuk melihat apa benar dia yang telah menelepon Kakek lewat ponsel itu pada saat Kakek terkena serangan jantung. Petugas keamanan bingung saat Ayah memerintahkan mereka untuk membawa Kenneth ke kantor polisi. Nelson mengikuti mereka. Dia juga sudah membawa bukti rekaman CCTV di mana adikku itu telah beberapa kali melakukan kekerasan kepadaku beberapa bulan belakangan. Dengan semua bukti itu, aku yakin dia tidak akan diizinkan keluar dari tahanan sampai proses pengadilan selesai. Kemudian aku meminta semua laporan keuangan terbaru yang asli, bukan yang palsu untuk aku pelajari. Sekretaris Kenneth menoleh ke arah Ayah untuk meminta persetujuannya. Ayah segera mengangguk setuju dan memberi tahu bahwa mulai dari hari ini aku yang pegang kendali penuh. T

  • Istri Belian   Bab 97|Permintaan Ayah

    ~Benedict~ Dadaku sakit sekali mendengar dia mengatakan pisah. Seketika itu juga aku tidak peduli dengan apa pun yang ada di dunia ini. Aku juga tidak peduli bila aku harus berlutut memohon kepadanya. Aku tidak mau dia pergi dariku. Walaupun dia meminta seluruh hartaku, aku akan memberikan semua kepadanya. Benda itu tidak ada artinya tanpa dia di sisiku. Namun Delima memberi aku kejutan lainnya. Dia sedang hamil. Kenneth dan Eloisa selalu mengejek aku tidak akan pernah menikah apalagi punya anak seperti mereka. Jadi, berita itu adalah keajaiban bagiku. Ketika melihat foto hitam putih mereka, aku tidak tahu di mana mereka berada. Tetapi aku percaya bahwa mereka ada di dalam perut istriku. Selama ini aku berpikir bahwa aku adalah ciptaan yang dilupakan oleh Tuhan. Dia pasti bercanda pada saat menciptakan aku dengan segala kekuranganku. Ternyata Dia masih mengingat aku dan memberikan aku bukan satu, tetapi dua orang anak sekaligus. Aku tidak muda lagi, tetapi aku berjanji akan bertahan

  • Istri Belian   Bab 96|Akhir Penantian

    Pikiranku kacau, dadaku terasa sesak, karena aku tidak tahu harus merasa bahagia atau sedih. Aku bahagia, karena penantian panjangku sudah berakhir. Kehamilan ini sudah lama aku harapkan, tetapi keadaannya sedang tidak memungkinkan. Ben tidak mau kami punya anak. Jika alat ini akurat, maka hubunganku dan Ben juga berakhir. Aku tidak berhenti menangis memikirkan hubungan kami harus usai secepat ini. Memikirkan kondisi janin yang aku kandung tidak membuat aku cukup kuat menghentikan air mata yang mengalir jatuh dengan deras di pipiku. Seharusnya ini adalah kabar baik, kabar yang membahagiakan. Sibuk dengan pikiranku sendiri, aku tidak terlalu memerhatikan apa yang terjadi di makam Kakek. Eloisa entah bicara apa, Ayah dan Ibu yang kemudian datang membahas apa, tidak aku dengarkan. Ben mengajak aku ke mana pun, aku hanya mengikutinya saja. Namun saat tiba di rumah, aku segera kembali ke kamar dan menyendiri. Aku perlu memikirkan hal ini seorang diri. Yang pasti, aku menginginkan bayi in

  • Istri Belian   Bab 95|Penantian Panjang

    ~Delima~ Beraninya dia mengatakan cinta pada tarikan napas yang sama dia menyebut tidak mau memiliki anak bersamaku. Dengan intensitas kami melakukan hubungan suami istri, apa dia pikir kami bisa mencegah seorang anak lahir? Juga beraninya dia menuduh aku akan berubah pikiran terhadap anakku sendiri seandainya dia mempunyai kekurangan. Aku bukan ayah atau ibunya. Aku tidak akan membuang anakku sendiri seperti yang mereka lakukan. Malam itu, usai bicara dengannya, aku tidak melarang dia tidur bersamaku. Tetapi aku tidak sudi berbaring menghadapnya seperti kebiasaan kami tidur bersama. Aku sangat kesal dan tidak mau melihat wajahnya agar amarahku tidak semakin memuncak. Untuk pertama kalinya, kiriman bunga darinya aku buang ke tempat sampah. Aku tidak butuh bunga atau kartu untuk mewakili dia menyampaikan pesannya. Dia bisa bicara langsung denganku. Elan yang tidak tahu diri itu juga masih berani mengajak aku bicara. Tidak tahan lagi dengan sikapnya, aku memarahinya panjang lebar dan

  • Istri Belian   Bab 94|Usaha yang Gagal

    Mama tidak mau menjawab pertanyaanku. Dia justru cepat-cepat mengakhiri percakapan kami. Mungkin Delima sedang berada di dekatnya dan Mama tidak mau istriku sampai tahu bahwa Mama melaporkan sakitnya kepadaku. Aku semakin panik, karena tidak tahu sakitnya parah atau tidak. Ini semua salahku. Seharusnya aku mengajak dia bicara baik-baik. Bukan memaksakan kehendakku kepadanya. Dia seorang wanita, wajar saja dia memiliki jiwa keibuan yang mengharapkan memiliki anak sendiri. Apalagi kakak iparnya sedang hamil. Sedikit banyak, dia pasti merindukan kehadiran anak-anak juga. Aku malah tidak peka dan bersikap egois. Untuk meminta maaf kepadanya, aku meneruskan rencanaku. Setidaknya saat dia pulang nanti, dia tahu bahwa aku menyesal sudah menyakiti perasaannya. Aku tidak mau tidur sendirian lagi. Deva dan semua pelayan membantu aku menyiapkan kejutan untuk istriku. Namun saat dia pulang, dia hanya diam saja melihat balon dan bunga yang ada di sekitarku, juga papan bertuliskan maafkan aku yan

DMCA.com Protection Status