Share

Sidang Pertama

Penulis: Reren Hurriyah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Part 51

Sidang Pertama

"Apa benar anda pernah melihat Nyonya Silvi pulang sendiri tanpa diantar suaminya?” tanya jaksa Penuntut.

"Benar, Pak, saya selalu melihat kakak sepupu saya ini pulang sendiri menggendong anaknya tanpa ditemani suaminya, awalnya saya tidak curiga sama sekali tapi lama-lama kalau dipikir-pikir… kakak sepupu saya ini kan punya suami, tapi kok kenapa suaminya sudah lama tidak pulang bareng ke rumah orang tuanya," papar Anwar anak sulung dari Paman Silvi.

Hakim hanya menganggukkan kepalanya, Silvi terus saja menangis dari awal persidangan sampai saat ini, pasalnya ini adalah persidangan perdana perceraiannya dengan Yogi. Dia tidak menyangka bahwa pernikahannya akan berakhir di pengadilan.

“Lalu apa anda pernah mendengar kabar bahwa suaminya itu betul mempunyai wanita lain?” tanya sang Jaksa.

“Kalau masalah itu saya baru denger-denger akhir-akhir ini sih, saya tidak terlalu mencari tahu ya, karena saya tidak mau ikut campur dalam ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Bayangan   Senasib

    Part 52Senasib“Yogi benar-benar tidak dating, dia benar-benar ingin perceraian ini terwujud.” Bisik Silvi pelan. Pandangannya kosong, ia benar-benar sedih dengan sikap Yogi yang sama sekali tidak mempertahankan rumah tangganya. “Baiklah, kita akan menunggu selama 15 menit,” ujar sang jaksa.Tik… tok… tik… tok…Suara denting jarum jam di ruangan itu terdengar dalam kesunyian. 15 menitpun berlalu, sang suami tak kunjung tiba. Jaksa berdiri dari tempat duduknya. “Jika sang suami tidak hadir dalam sidang ini, maka dapat dipastikan semua kesaksian para saksi adalah benar. Maka dari itu silakan menunggu di ruang tunggu untuk mendapatkan putusan akhir dari hakim,” pinta petugas lain.Semua orang yang hadir pada persidangan perceraian Silvi keluar dan menunggu di ruang tunggu. Ayah, ibu, Ema, termasuk Anwar semuanya menunggu dengan cemas di ruang tunggu. “Bu, aku ke toilet dulu ya.” ucap Silvi. Dia kemudian mencari toilet yang jaraknya ag

  • Istri Bayangan   Pohon Pinus

    Part 53Pohon PinusPagi ini cerah, matahari menyinari Rumah perkampungan yang asri bak selimut yang memberikan kehangatan. Silvi telah resmi bercerai dengan Yogi namun hatinya masih belum bisa menghapus sebuah nama yang amat berarti dalam hidupnya. Ya Yogi adalah cinta pertamanya yang sekaligus menjadi cinta terakhirnya sewaktu itu. Teringat saat pertama kali dia berjumpa dengan Yogi saat masih di bangku perkuliahan Silvi mengikuti acara di luar kampus yang melibatkan para mahasiswa dari berbagai universitasWaktu itu dalam acara rihlah atau yang biasa disebut tadabur alam gabungan dari para mahasiswa dari berbagai universitas Silvi mengikuti rangkaian kegiatan yang cukup padat. Usai shalat subuh berjamaah semua peserta di wajibkan tadarus. Selesai tadarus di perbolehkan sarapan, mandi dan bersiap melaksanakan agenda berikutnya agenda utama yaitu Rihlah.Rihlah adalah semacam kegiatan tadabur alam untuk mentafakuri alam sebagai karunia dan penciptaan yang luar biasa guna menumbuhkan

  • Istri Bayangan   Ajakan Tak Terduga

    Part 54Ajakan Tak TerdugaEma ikut rihlah bersama Silvi karena ini adalah acara terbuka, baik Mahasiswa ataupun pelajar ataupun yang putus sekolah yang penting ada kemauan dan berniat untuk mempertebal keimanan.Silvi berjalan dengan senyum dibibirnya, hati yang riang gembira berada di dekat sang pujaan hati, lelaki idaman yang kini terus menari-nari dalam pikiran Silvi. Wajahnya merah merona karena jatuh cinta, menggelayut rasa dalam dada semakin terasa seakan membuncah bagai kuncup daun yang semakin merimbun. Namun sekejap seakan hangus setelah labrakan kakak tingkat bernama Noer bak petir menyambar di siang bolong. "Hei kamu, Silvi ya?" Tanya Noer jutek. "Iya," jawab Silvi heran. "Silvi si anak Fakultas Tarbiyah sebrang itu ya?" Lanjut Noer. Kebetulan Noer adalah kakak tingkat yang satu fakultas dengan Yogi. Gedung fakultasnya berseberangan dengan gedung fakultas Tarbiyah di mana Silvi menimba ilmu. "Iya kak i

  • Istri Bayangan   Keputusan Hati

    Part 55Keputusan HatiDalam perjalan pulang Silvi terus berfikir, prinsipnya sangat menolak tawaran Yogi tapi hatinya terus saja memikirkan Yogi. Cinta yang mulai tumbuh harus ia relakan demi prinsip hidupnya, Silvi bermaksud istikharoh saja untuk meyakinkan hatinya. Langkah kakinya melemah, badan yang lesu terlihat kini, Ema dan Silvi kecapean. Sesampainya di titik kumpul sebelum mulai perjalanan tadi pagi, mereka bersiap untuk pulang. "Perhatian, perhatian, yuk kumpul dulu semua," ajak Yogi. Semua merapat di lapangan. Ransel dan perbekalan di gendong semua peserta bersiap untuk pulang. "Terimakasih kepada semuanya, acara MABIT telah selesai, semoga makin menambah keteguhan iman dan taqwa kita semua," kata Dera. "Terakhir kami dari pengurus OSMA dan juga mewakili bapa pembina mengucapkan selamat beristirahat di rumah, dan tetap semangat, Terimakasih." Lanjut Yogi. Bruuuul...Semua peserta pulang. Silvi terdiam, ia merasa lesu masih bimbang hatinya perkara ajakan Yogi yang me

  • Istri Bayangan   Pasangan Hidup

    Part 56Pasangan HidupSaat itu Silvi merasa yakin bahwa Yogi adalah pasangan hidupnya, Yogi berjanji akan menikahinya selepas lulus dari universitas tanpa pacaran dan tanpa berhubungan sebagaimana layaknya remaja lainnya. Prinsip yang dipegang oleh Silvi membuat dirinya tergesa-gesa memilih pasangan hidup hingga kini ia menyesal karena baru mengetahui sosok Yogi yang sebenarnya. Bayang-bayang Yogi saat pertama kali berjumpa membuat Silvi meneteskan air mata, pasalnya kini dia terpaksa menjadi seorang janda."Aku menyesal pernah mencintaimu, Mas aku tidak tahu bahwa dirimu begitu adanya,” ucap Silvi seraya menyapu air mata menatap pohon hijau di depan jendela kamarnya.“Apa ini? tak seharusnya aku mengeluh begini, ini adalah takdir yang Tuhan goreskan untukku,” bisik Silvi dalam hati. Ia sadar bahwa takdir Tuhan tidaklah bisa dirubah oleh manusia. Trililil… Sebuah pesan dating, terpampang di layar ponsel Silvi satu pesan masuk."Yogi?

  • Istri Bayangan   Membujuk Viyo

    Part 57Membujuk ViyoPOV Silvi"Mama....,"Terdengar teriakan Viyo di ujung telepon sana, dia menangis manggilku. Dada ini bergetar tak tega rasanya mendengar tangisannya meski ditelepon, rasanya aku tidak sanggup berpisah dengan Viyo meski baru satu hari. "Viyo nangis terus Dek, Dia pengen ke mamahnya." ucap Yogi ditelepon. "Gimana dong? Ini kan udah malam, perjalanan dari sini ke sana membutuhkan waktu 2 jam, ayah dan ibu juga sudah pada tidur," jawabku seraya berpikir mencari solusi bagaimana caranya agar Viyo tidak ngamuk. "Coba kita video call aja ya!” pinta Yogi.“Bboleh, boleh.” Jawabku reflek.Aku segera mengambil jilbab instanku, aku siapkan diri untuk melakukan panggilan video dengan putraku.“Ya Allah perpisahan ini bukan hanya menyiksaku, tetapi putraku juga sepertinya tersiksa,” ucapku lirih. Sambil menunggu panggilan dari Yogi aku membayangkan Viyo nan jauh disana. “Mama…,” Panggil Viyo. “Mama sini!

  • Istri Bayangan   Terpaksa Datang

    Part 58Terpaksa DatangKerudung panjang aku kenakan, seperti biasa baju yang aku kenakan adalah gamis besar yang tidak memperlihatkan lekuk tubuhku. Hari ini aku sengaja memakai masker dan tak akan aku lepaskan, aku tidk akan membiarkan laki-laki yang kini bukan mahramku memandangku, menikmati wajahku dengan leluasa. Aku terpaksa datang ke taman ini demi memenuhi keinginan putraku, jika bukan karenanya tak akan lah aku datang kemari. "Aku pinjam Viyo seminggu ya, Dek. Sudah 3 bulan aku nggak ketemu, rasanya rindu hatiku. Nanti kalau sudah seminggu aku antar lagi ke rumah mu.” itulah yang diminta oleh mantan suamiku Yogi kemarin. "Seminggu apanya, Mas? Sehari aja kamu nggak bisa ngebujuk Viyo biar nggak nangis, coba aku lihat, kamu bertahan berapa hari, Mas?” Bisikku nyinyir.Yogi memang lebih banyak melalui waktu di kantor sedangkan di rumah jika pun pulang dia selalu meristirahatkan badannya, hanya sesekali bermain dengan Viyo itu pun Jika dia tidak meme

  • Istri Bayangan   Teman Lama

    Part 59 Teman LamaPonselku terus saja berbunyi, aku yakin itu adalah panggilan dari Yogi, kupeluk buah hatiku erat-erat, air mataku kembali mengaliri pipi, semua penumpang yang ada di angkutan umum yang sedang aku tumpangi ini menatapku, aku tertunduk menahan kesedihan ini. Rasa kesal dalam hati menyelimuti, ingin rasanya aku pergi jauh dari kota ini. Aku tidak mau putraku terpengaruh buruk jika bertemu terus dengan laki-laki laknat itu. "Mama, kenapa pergi? Viyo masih mau main,” keluh Viyo sambil memandang wajahku, sepertinya ia heran kenapa aku tiba-tiba menggendongnya dan terus pergi terburu-buru dari taman itu. Tak tega rasanya melihat wajah polos putraku ini, ia tidak tahu apa-apa dan tidak mengerti apapun masalahku. Yang dia tahu hanyalah bahwa Firman adalah teman ayahnya, yang pernah bermain dan memberinya hadiah. “Oh, Tuhan,” aku menarik nafas panjang. Aku tidak tahu harus berkata apa dan harus bagaimana menjelaskannya. Kadang kala ak

Bab terbaru

  • Istri Bayangan   Amanat Pak Rahmat

    Bu Teti adalah seorang ibu yang penuh perhatian dan penyayang. Dia selalu hadir untuk mendukung putrinya, Silvi, dalam setiap langkah kehidupannya. Bu Teti memiliki peran penting dalam keluarga dan merupakan sumber kekuatan bagi Silvi."Suatu hari, ketika ayah?mu sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci, dia berdo'a dengan tulus. ayahmu sangat mengharapkan yang terbaik untukmu, Nak. Salah satu harapan terbesar yang dia sampaikan dalam do'a itu adalah agar kau mendapatkan pasangan hidup yang setia dan jujur." tutur bu Teti. "Ayahmu merasa sangat sedih ketika mengetahui bahwa suamimu, Yogi, telah mengkhianatimu. Ia ingin kau menemukan seseorang yang benar-benar mencintai dan setia kepadamu. Dia berharap agar kau dapat hidup bahagia dan mendapatkan kebahagiaan sejati dalam pernikahan." lanjut bu Teti. "Ibu sangat memahami perasaan ayahmu dan merasa berempati terhadap perjuangannya di tanah suci. Dia berusaha untuk menjadi pendukung utama bagimu, Nak. Ia ingin memastikan bahwa putri

  • Istri Bayangan   Ikhlas

    Silvi kini dipenuhi dengan kesedihan, menghadapi situasi duka yang sangat menyedihkan saat upacara pemakaman ayahnya berlangsung. Dalam suasana yang hening dan penuh duka, Silvi mencoba menahan air mata yang mengalir deras di pipinya. Rasa kehilangan yang mendalam dan kekosongan yang dirasakannya begitu menghantamnya, membuat hatinya hancur dan terasa sangat berat."Pak..., " jerit bu Teti. ia jatuh tak sadarkan diri. "Bu, bu," warga membantu tubuh bu Teti yang terjatuh lemas ke tanah. Bu Teti, juga berada dalam keadaan yang sangat rapuh. Saat jasad suaminya disemayamkan dalam liang lahat terakhir, ia tidak mampu menahan emosi yang membanjiri dirinya. Beban kesedihan yang begitu besar membuatnya pingsan tak lama setelah upacara dimulai. Keadaan ini semakin memperdalam kepedihan Silvi dan menggambarkan betapa besar kehilangan yang dirasakan oleh keluarga mereka.Saat jasad pak Rahmat dimasukkan ke dalam liang lahat, suasana menjadi semakin hening. Suara tangis pecah dari antara kerab

  • Istri Bayangan   Selamat jalan, Ayah

    Silvi, seorang ibu yang penuh kasih, kini mengalami perubahan drastis dalam sikap dan kehati-hatiannya sejak kasus penculikan terhadap putrinya, Zahra, beberapa hari yang lalu. Kejadian tragis ini telah mengguncang kehidupan Silvi secara mendalam membangkitkan rasa takut dan kekhawatiran yang mendalam dalam dirinya.Sebelum kasus penculikan terjadi, Silvi mungkin memiliki kehidupan yang relatif normal seperti ibu-ibu lainnya. Namun, setelah insiden tersebut, semua perhatiannya sepenuhnya tertuju pada Zahra. Ia tidak pernah melepaskan pandangannya dari putrinya yang berusia 7 bulan tersebut, khawatir bahwa bahaya mungkin mengancamnya kapan saja."Wanita itu berbahaya, aku tidak akan membiarkan dia menyakiti anak-anaku.Silvi tidak lagi merasa aman dalam lingkungan sekitarnya. Setiap gerakan, suara, atau kehadiran orang asing menjadi fokus perhatiannya. Ia berusaha melindungi Zahra dan Viyo dengan segala cara yang ia bisa, memastikan keamanan putra putrinya menjadi prioritas utama dalam

  • Istri Bayangan   Zena di Penjara

    Silvi kini penuh kekhawatiran dan kecemasan, ia merasa curiga pada Zena, seorang teman lama yang diyakininya telah menculik putrinya, Zahra. Curiga tersebut timbul karena ada beberapa kejadian yang mencurigakan dan petunjuk yang mengarah pada Zena. Meskipun saat kejadian tidak memiliki bukti yang konkrit, Silvi merasa yakin bahwa Zena adalah dalang di balik hilangnya Zahra.Kelegaan dan syukur memenuhi hati Silvi saat mengetahui bahwa Zahra, yang pada saat itu berusia 7 bulan, berhasil diselamatkan dan tidak terluka. Namun, rasa marah dan kebingungan tak terhindarkan saat mengetahui alasan di balik perbuatan Zena."Kenapa, ya, Zena tega melakukan ini pada putriku?" tanya Silvi termenung. sore itu Azam sudah pulang dan baru selesai mandi. "Maafkan aku, Vi," ucap Azam. "Maaf untuk apa, Mas?" tanya Silvi heran. Azam, suami Silvi, mengungkapkan kepada Silvi bahwa Zena melakukan perbuatan tersebut karena dendam yang tak terungkap. Azam menceritakan bahwa Zena sebenarnya telah mencintai

  • Istri Bayangan   Wanita Misterius

    Zena adalah seorang wanita yang memiliki dendam pada Azam karena telah menolak cintanya dulu sebelum menikahi Silvi ia berniat buruk dan melakukan penculikan terhadap Zahra, seorang bayi berusia 7 bulan. "Awas kalian, aku pasti akan menghancurkan rumah tangga kalian! Aku tidak akan membiarkan kalian hidup bahagia! " bisik Zena yang sedang memata-matai keluarga Azam. Kejadian itu terjadi di taman yang terletak dekat komplek perumahan, saat itu Silvi sedang pergi ke toilet. Pada saat itu, Zahra seharusnya dijaga oleh ayahnya, Azam, Namun, dalam kejadian yang tidak terduga, Azam malah berlari mendekati Viyo yang sedang bermain bola. Keadaan ini memberikan kesempatan kepada Zena untuk menculik Zahra tanpa diketahui. Dengan niat buruk yang dimilikinya, Zena mengambil kesempatan ini untuk melaksanakan rencananya.Zena melarikan diri dari taman dengan Zahra dalam pelukannya, menjauh dari area perumahan. Tujuan Zena dalam menculik Zahra adalah agar Azam dan Silvi bersedih, dapat disimpulk

  • Istri Bayangan   Berolahraga Bersama

    Beberapa bulan kemudian saat usia Zahra sudah menginjak 7 bulan semua curahan kasih sayang tertumpah kan pada cucu ke dua Bu Teti ini, kakeknya Pak Rahmat sangat menyayangi cucunya terutama Zahra yang saat ini sedang lucu-lucunya. "Cucu abah cantik banget," ucap Pak Rahmat, "Siapa dulu dong, neneknya," balas bu Teti centil. "Ciluuuk..., baaa...," pak Rahmat sedang asyik bermain dengan Zahra. tiba-tiba Silvi datang menghampiri Pak Rahmat dan bu Teti. "Bu, aku pamit ya," ucap Silvi. "Lho... emang kamu mau kemana, Nak?" tanya bu Teti kaget. "Ini, mama Rohimah pengen ketemu Zahra, aku nggak lama kok, paling cuman 3 hari. mumpung sekolah Viyo lagi libur. mas Azam juga lagi libur." pinta Silvi. "Yah, cucu nenek yang cakep ini bakalan pisah sama nenek, pasti nenek bakalan kangen sama kamu." ucap Bu Teti gemas sambil memeluk cucunya. "Pergilah, Nak, bu Rohimah kan juga neneknya Zahra, sudah pasti ia juga rindu sama cucunya." kata pak Rahmat mengerti. "Makasi, Ayah." ucap Silvi sambi

  • Istri Bayangan   Syukur Nikmat

    Azam merasakan kebahagiaan yang tak terkatakan saat ia berjumpa dengan putri pertamanya yang baru lahir. Detik-detik tersebut memancarkan kehangatan dan cahaya dalam hati Azam, memberikan perasaan penuh kasih sayang dan kegembiraan yang meluap-luap.Ketika Azam mengadzani putrinya, air mata haru mengalir di pipinya. Setiap tetesan air mata itu merupakan ungkapan perasaan campur aduk dalam hati Azam yang begitu mendalam. Air mata tersebut adalah bukti dari kekuatan emosi yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.Azam merasa sangat berterima kasih kepada Silvi, ibu dari putrinya, karena telah memberikan kehidupan baru yang tak ternilai harganya. Ia merasakan rasa syukur yang tak terbatas atas hadirnya sang putri, karena kehadirannya memberikan kehidupan baru yang penuh makna bagi Azam."Terimakasih, sayang," ucap Azam seraya mengecup kening istrinya. tangannya menggenggam tangan istrinya yang masih lemas terbaring di rumah sakit. Silvi tersenyum, dia bahagia bisa memberikan kebahag

  • Istri Bayangan   Kehadiran Buah Hati

    Silvi termenung sebelum pergi tidur, kehamilannya sudah memasuki usia hampir 9 bulan, ia merasa bayi dalam perutnya aktif, lama kelamaan merasakan kontraksi yang mengguncang perutnya. Tanda-tanda persalinan sudah jelas terlihat, dan waktunya untuk melahirkan semakin dekat. Namun, suaminya, Azam, sedang berada di luar kota karena pekerjaan yang tidak dapat dihindari.Dalam situasi ini, Silvi tidak merasa sendirian. Ia didampingi oleh ayah dan ibunya yang dengan segera mengambil tindakan. Meskipun hari sudah larut malam dan ada mitos yang mengatakan bahwa seorang ibu hamil tidak boleh keluar di malam hari, mereka memutuskan untuk segera pergi ke bidan terdekat.Keputusan ini dibuat demi keselamatan calon cucu mereka. Mereka menyadari bahwa mitos itu hanya cerita tanpa dasar ilmiah, dan yang terpenting adalah memastikan bahwa Silvi mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkannya saat ini. Mereka tidak ingin mengambil risiko dengan menunda perjalanan ke bidan hanya karena kepercayaan tak b

  • Istri Bayangan   Pak Rahmat Sakit

    Part 133Setelah meninggalkan toilet, Silvi dan Azam merasakan kelegaan saat tiba di kamar mereka. Mereka dapat merasakan betapa amannya lingkungan di sekitar mereka ketika aura mistis yang menyeramkan perlahan mulai memudar dan menghilang.Silvi, seorang wanita yang berambut panjang dan mata cerah, merasa dadanya menjadi lebih lega. Dia bisa bernapas dengan tenang, merasa bahwa ancaman yang terasa di toilet tadi telah ditinggalkannya jauh di belakang. Setiap langkah yang diambilnya kini terasa ringan, tanpa rasa takut yang menghantui.Sementara itu, Azam, seorang pria bertubuh tegap dengan senyum lebar, juga merasakan perubahan suasana yang sama di sekitarnya. Dia merasa ketegangan yang sebelumnya meliputi setiap serat ototnya perlahan-lahan mengendur. Pikirannya menjadi lebih jernih, dan ia dapat merasakan kembali kehangatan dan kenyamanan di dalam kamar.Saat mereka duduk di tempat tidur, Silvi dan Azam saling pandang dengan lega. Mereka tahu bahwa mereka telah melalui pengalaman y

DMCA.com Protection Status