Share

3. Positif Thinking

Setelah puas mengamati bingkai foto itu, aku memilih untuk menjelajahi rak buku. Namun pikiranku tidak bisa untuk diajak berkompromi, sedari tadi aku memikirkan siapa perempuan di foto tersebut. Dari pose yang mereka lakukan itu terlalu intens, dimana perempuan itu duduk berpangku paha suamiku, sedangkan suamiku menyenderkan kepalanya di dada wanita itu. Apa itu mantan istrinya? tapi setauku Aiden tidak pernah menikah. Aku melamun sambil terbengong tanpa sadar aku sampai di depan lemari kaca yang berisikan mahar-mahar yang diberikan Aiden. Aku hanya mengambil seperangkat alat sholat.

Aku kembali ke kamarku untuk naruh mukena dan mengambil ponselku di meja rias. Setelah itu aku keluar kamar, dan berkeliling melihat seluas apa rumah ini. Tiba-tiba ada segerombolan orang yang membawa alat bersih-bersih rumah.

Dan mereka menyapaku.

“Selamat siang Non,” sapa mereka kepadaku. Kulontarkan senyuman manisku agar aku tidak terkesan judes.

“Iya selamat siang.”

“Permisi Non mau bersih-bersih dulu,”

“Iya silakan.”

Gerombolan itu mulai berpencar sesuai tugas masing-masing. Banyak juga orangnya, apa mereka juga tinggal disini? sepertinya enggak deh… tapi nggak tau lah, nanti tanya Bik Asih aja.

Hm… aku mulai berkeliling, dan wow emang besar banget. Banyak ruang-ruang nya, ada kolam renang juga, tempat fitness, musholla kecil, ruang baca, tempat basket, taman, dan.. tidak tau, karena banyak ruang yang terkunci. Aku capek berkeliling dan berniat membantu perkerja yang sedang membersihkan rumah, tetapi mereka tidak mengijinkanku. Jadi aku terpaksa ke taman, di sana ada ayunan. Dan aku menaikinya. Tiba-tiba suasana jadi gelap. Ahhh.. mulai lagi. Disini ada penunggunya berarti.

Dan ternyata.

Ba!! Bener ada kuntilanak di depan ku, aku diam aja.

“hihihihihiiiiii!!!!!!!!!” dia mulai mengarahkan tangannya ke leherku, ingin mencekikku.

“Ngapain?" tanyaku santai. Aku sudah terbiasa dengan gangguan seperti ini. Dia menambah keseraman wajahnya, namun itu tidak mempan untukku.

Kuntilanak terkaget karena aku pelototin dia, dia mundur.

“nggak takut?” ttanyanya.

“takut? Aku ? hahaaa… kamu itu yang seharusnya takut,” aku pelototin dia.

“Ehh.. maaf non, saya gak bakal ganggu lagi, tapi ini tempat saya, itu ayunan saya.”

“Ayunanmu? Sekarang ini punyaku?” Aku merampas kekuasaan tempat kuntilanak ini.

“Iya Nyonya,” jawabnya pasrah.

“Pergi sana,” usirku. Mood-ku jadi hancur gegara liat kuntilanak itu, merasa sok jagoan dia disini. Aku melihat pocong, gendruwo, dan ada harimau putih juga, mereka mulai pergi ketika aku liatin mereka. Hmm.. ya ini lah sedikit kelebihanku, hanya terkadang saja aku bisa melihat hal-hal kayak gitu. Setelah kejadian 4 tahun lalu.

Aku bersantai vukup lama, tak terasa hari sudah mulai sore. Aku kembali kamar, siap-siap untuk mandi dan sholat. Setelah itu aku santai di balkon samping kamarku, aku bisa melihat harimau yang sedang bersantai di pinggir kolam. Nih harimau punya siapa sih? Aku jadi penasaran. Tapi masih banyak orang di rumah ini, nanti malam aja deh aku tanyain. Aku mau balik ke kamar. Eh.. ada Aiden, kayaknya baru pulang. Nggak perlu nyapa lah, sesuai kesepakatan. Aku langsung masuk kamar. Rasanya sepi banget, nggak ngapa-ngapain, kangen sama kucing aku. Apa aku boleh melihara kucing ? tapi saat keliling tadi aku tidak melihat satu pun peliharaan di rumah ini. Apa aku coba tanya Aiden aja ya ?

Tapi kan, aku nggak boleh ganggu dia. Nanti aja deh kalo ketemu. Tapi sekarang pengen banget.. si blackie makannya teratur gak ya setelah aku pindah ke rumah ini. Padahal baru 2 hari disini hehe...

Setelah lepas isya' aku keluar kamar, tiba-tiba rasa lapar menyerang perutku.. aku kalau makan memang tidak teratur, sering banget dimarahin ayah gegara makan tidak teratur. Jadi kangen ayah.

aku menuju dapur dan sudah tersedia makanan di meja makan, aku makan tidak banyak, karena aku berniat mau makan snack yang ada di kulkas sambil nonton drakor di kamar. Setelah selesai aku menuju kamar. Dan sepertinya ada tamu di ruang tamu, aku tidak melihatnya, udah jadi kebiasaan di rumah orang tuaku dulu sih, nggak pernah nampakin diri pas ada tamu, kecuali kalau disuruh buatin kopi buat tamunya ayah.

Aku masuk kamarku ini, kamarku sangat nyaman, luas banget, dan semua keperluan ada disini. Termasuk skincare dan make up. Mertua ku emang the best banget. Betah banget kalo kayak gini. Habis ini aku mau beli kulkas kecil buat ditaruh di kamar ah.. biar gak bolak balik ke dapur buat ambil snack.. aku menonton drakor hanya satu episode karena updatenya Cuma 1 episode. Setelah itu aku matiin ponselku. Dan aku melihat baju-baju di lemari.. dan ya.. bagus bagus semuanya, lucu-lucu juga. Ada dress warna cream polos tapi kalau dipakai kayaknya elegant deh.. aku coba mamakai dress itu.

Oh.. wow ini baju yang dari dulu pengen aku pakai, model singlet tipis dan di atas lutut dikit dressnya, keliatan sexy banget aku. Aku tertawa sendiri, karena ini pertama kali aku makai baju kayak gini, ternyata aku tak segemuk yang dibilang ayah, ini sih masih tertolong gemuknya, emang bagian pipi dan dagu aku yang banyak lemaknya, di badanku tidak terlalu gemuk hanya berisi saja sih. Eh.. kebanyakan muji diri sendiri nih aku, hehe...

 Aku liat meja riasku, disana terdapat berbagai macam make up banyak yang masih tersegel, hmm.. ya memang aku belom menggunakannya sama sekali sih. Aku mulai merias wajah aku. Aku senang banget.. ini salah satu impian aku aku bisa bebas memakai dan ber-make up sesuka aku. Sebenarnya make-up adalah salah satu hobi aku di rumah orangtuaku juga banyak banget make-up ku, tapi tak semahal yang ada disini. Merek make-up yang disediakan mama mertua samua brand-brand ternama, aku tidak tau berapa banyak uang yang dikeluarkan mama mertuaku untuk membeli semua make-up ini. Mumpung  rumah ini sedang sepi, jadi aku bisa melakukan apapun.. haha..

Setelah selesai bermake-up dan menata rambut aku berdiri di depan kaca yang besar.. wow. Bagus banget. Aku berputar putar, beberapa kali mengambil foto di depan kaca. Aku keluar kamar dan mencari space yang bagus untuk berfoto. Dengan membawa tripod aku mulai mengaturnya, dan saat di tangga aku berpas-pasan lagi dengan Aiden. Dan temannya.. temannya keliatan kaget ketika melihat aku. Aku hanya melihatnya. Aku merasa risih karena pakaian yang aku pakai sekarang juga tergolong seksi, apalagi tanpa lengan.

“Emm.. Arion ini Dea, Dea ini Arion sahabat aku,” Aiden memperkenalkan temannya padaku.

“Hai... Arion.” Dia menyondorkan tangannya kepadaku.

“Dea.” Aku hanya tersenyum dan tidak membalas jabatan tangannya, karena aku tidak terbiasa buat menyentuh orang baru.

Aku langsung turun dan menuju ruang baca, dan aku masih bisa merasakan mereka berdua masih memperhatikan aku, bodoamat lah. Jalani hidup masing-masing okey..

Tempat ini cocok banget buat foto dengan ootd aku yang kayak gini hehe.. aku mengambil beberapa foto, sedikit kesulitan. Apa aku sewa fotografer saja ya.. tapi ini terlalu malam. Kapan-kapan aja deh.

Tak terasa ini sudah jam 21.30, aku mulai menuju ke kolam untuk menghampiri harimau putih, dia terbangun. Dan aku menoleh ke kuntilanak yang sedang berada di ayunan.

“Selamat malam Nyonya.” Mereka serentak menyapaku, aku Cuma mengangkat alisku. Aku menunjuk harimau, dan menyuruhnya dia ke sampingku. Dan aku duduk di kursi santai.

“hmm… harimau putih. aku panggil kamu jadi white ya ?”

“iya.”

“siapa pemilikmu?”

“sesepuhnya Tuan Aiden.”

“Penjaga Aiden?”

“Iya Nyonya.”

“Sejak kapan disini?”

“Sejak rumah ini dibangun.”

“Hm.. sudah lama ?”

“10 tahun”

“Sejak kapan jaga Aiden?”

“Sejak Tuan bayi.”

“Sesepuhnya Aiden itu buyut atau eyangnya?”

“buyut.”

“Ohh...” aku mengelus kepala harimau itu. Dia nurut jadi kangen kucing aku.

Setelah itu aku diam dan mulai tiduran sambil melihat bintang dilangit. Dan tak terasa aku ketiduran. Tiba-tiba Hp ku berdering. Dengan sedikit rasa pusing aku liat siapa yang menelponku ternyata viola, salah satu sahabat aku. Ketika panggilan video berakhir. Aku lihat sekarang sudah pukul 22.30, aku langsung masuk ke dalam rumah, sebelum masuk aku sempat liatin Aiden sedang bermain ponselnya di balkon. Sepertinya temannya sudah pulang.

Aku menuju kamarku dan aku liat dia sudah tidak ada di balkon, sudah masuk kamarnya pasti. Aku ingat mau meminta ijin dia membawa kucingku kesini, aku memberanikan diri untuk mengetuk pintunya. Rada ragu, tapi yasudahlah cuma bertanya boleh apa tidak aja. Aku mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok..

“Aiden.” agak lama dia keluar.

“Apa?”

“Aku mau bawa kucingku ke rumah sini boleh? “

“Gaboleh”

“Kenapa?”

“Aku gak suka ada binatang di rumahku. Bikin kotor aja.”

“Tapi aku bosen kalo gaada kucing, gaada teman.”

“Aku bilang gaboleh ya gaboleh.”

Aku sedih banget denger nya. Aku langsung menuju kamarku. Aku banting pintu kamarku. Dan langsung kekamar mandi cuci muka dan ganti baju. Setelah itu aku tiduran sambil liat tik tok kucing yang lucu-lucu. Aku kangen banget sama kucingku. Gak kerasa aku nangis saking kangennya. Dan ketiduran lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status