Home / Romansa / Istri Badas VS Pelakor Keji / 8. Hangout bareng suami

Share

8. Hangout bareng suami

Author: Dentik
last update Last Updated: 2021-12-08 01:55:33

Kedatangan Mbok Kencana di tengah malam masih menyisakan getaran di hatiku. Hari ini aku akan pergi keluar dengan Aiden, tapi ga tau kenapa mata aku tidak bisa dibuka. Aku bermimpi, aku tau bahwa ini hanya mimpi atau biasanya disebut lucid dream. Kalau lucid dream kita bisa mengatur mimpi semau kita, tapi dibanding mengatur aku seakan berada di dalam permainan mimpi, aku memang sering seperti ini, tapi hal ini sangat tidak mengenakkan, dimana aku harus menyelamatkan diri aku dari berbagai kejahatan yang ada di permainan ini. Ketika aku tidak berhasil selamat atau aku harus mati di dalam mimpi ini, maka artinya aku harus mengulanginya dari awal. Sebenernya ada jalan pintasnya yaitu bangun tidur, aku sudah mencobanya berkali-kali tapi aku tidak bisa, meskipun aku sudah bangun sebentar aku akan tertidur lagi. 

Mau tidak mau aku harus menyelesaikan permainan ini atau aku harus bernego dengan pengatur mimpi ini, aku tidak tau siapa yang mengatur tapi aku bisa bernego, biasanya aku harus mengulang dari awal beberapa kali, jika aku tidak bisa menyelesaikan permainan mimpi ini aku bisa keluar dari permainan ini dengan menyelesaikan tugas yang telah diberikan. ini bakal ada rasa sakit pada tubuh aku ketika aku harus mati dalam permainan mimpi ini, contohnya ketika aku sedang tersabet pedang di lengan maka rasa sakit itu masih ada. Biasanya aku lebih memilih bunuh diri dengan menenggelamkan diriku ke dalam sungai, atau membunuh diri aku sendiri dengan senjata yang kumiliki. 

Atau aku kabur dari permainan itu dan mencari tempat yang aman untukku berusaha bangun dari mimpi ini. hal ini cukup melelahkan, apalagi ketika aku harus kejar-kejaran dengan musuhku. Ini seperti mobile legend dimana jika nyawa kita tinggal sedikit maka kita harus recall di tempat yang aman, jika ada musuh yang menyerang maka kita akan gagal recall. Dan itu yang terjadi pada diriku di mimpi.

Kali ini aku bernego hanya akan menyelesaikan satu misi, yaitu menghindari satu penjahat yang ada di mimpi, jika aku berhasil kabur atau menghindari penjahat itu maka aku akan recall seperti di mobile legend, jadi permainan ini seakan ada levelnya. Tiap level mempunyai daerah masing-masing untuk melakukan permainan, antar daerah level satu dengan yang lain tersedia daerah aman, dimana sebagai pembatas, dan tempat ini bisa dijadikan tempat untuk beristirahat atau recall, dan aku bisa menjangkau tempat itu, dari situ aku bisa mendengar suara seseorang yang memanggilku. Meskipun samar tapi aku bisa mendengarkannya.

“Dea… dee.. dea..” suara itu menggema dalam mimpi aku. “Dee… bangun, udah siang” aku berusaha untuk bangun dari mimpiku, tapi ini sangat sulit. Aku melihat ada monster yang mau menghampiri aku. Aku berusaha konsentrasi.

“De… bangun.. katanya mau keluar beli kulkas sama kucing.”

Dan akhirnya aku bisa bangun, sangat lega rasanya. Lalu dengan cepat aku duduk agar aku tidak masuk ke dalam mimpi itu lagi. Aku melihat Aiden sekilas, sebelum diajak bicara aku langsung ke kamar mandi gosok gigi dan wudhu, aku tidak bisa bangun tidur dari kemaren malam dan aku melewatkan sholat subuh, jadi aku menggantikannya sekarang.

Aku melihat Aiden sedang bermain benda pipihnya di atas ranjangku. Setelah sholat aku langsung bergegas mandi. Aku tidak tau kalo Aiden masih di kamar ku, sedangkan aku hanya memakai handuk saat keluar kamar mandi.

“Ngapain kamu disini?” tanyaku.

“Nungguin kamu.” jawab aiden sambil bermain hp nya.

“Aku mau ganti baju, keluar gih,” perintahku kepada Aiden.

“Kan di situ ada bilik ganti baju”

“Keluar lahhh.. risih tau gak,” protesku.

“Yaelahhh, ganti aja di bilik tuh. Gak aku intip deh,” jawabnya santai dan tetap bermain ponsel.

”Cepet.. udah jam 9 nih, nanti mampir ke kantorku dulu,” perintahnya.

Aku langsung masuk ke bilik tapi masih dengan rasa was-was. Aku ambil baju seadanya yang penting nyaman. Aku lupa kalo disini gaada kerudung, dan kerudungku kemaren masih dicuci.

“Punya hoodie gak?” tanyaku ke Aiden

“Punya,” jawabnya

“Pinjam 1.”

“Di kamarku, ayo kesana kamu pilih sendiri” lalu dia keluar dan maku mengikutinya, dia membukakan lemari, dan disitu ada beberapa hoodie, aku memilih hoodie warna putih dan ada kupluknya, hoodie ini kebesaran buat aku, tapi gamasalah lah. Aku menarik tali kupluknya sehingga hanya mukaku yang keliatan

“Kenapa dipake kayak gitu”

“Buat hijab lah” ucapku.

“Emang gaada kerudung?”

“Gaada, adanya baju sexy semua di kamar. Ada kerudung aku, tapi lagi dicuci.” Kenyataannya emang gitu, rata-rata baju sexy semua.

“Hmm.. yaudahlah ayo berangkat.”

“Aku belum sarapan,” ucapku pada Aiden

“Mau sarapan dulu?”

“Gak ah beli di luar aja, bentar mau ambil dompet,” tolakku karena aku juga pengen makan di luar. Aku langsung balik ke kamarku untuk mengambil dompet dan ponsel.

“Ayo de.. cepet!” teriak Aiden

“Sabar dong.” aku terburu-buru menghampirinya, yang mau turun.

Aku dan Aiden menuju garasi. Aku lihat dia akan masuk ke mobilnya.

“pake motor aja dong,” pintaku

“Panas Dea.”

“Aku mual kalo naik mobil, apalagi belom sarapan.” emang iya sih, mobil di rumahku aja jarang banget aku pakai.

“Enggak..”

“Gamau,” tolakku

“Dee… jangan bikin emosi deh”

“Aku naik sepeda sendiri deh, kamu naik mobilmu aja,” ucapku dan hendak mengambil helm. Tapi tiba-tiba tangan aiden sudah menarikku. Dan memasukkanku ke dalam mobil dengan paksa.

“Kacanya dibuka aja kalo gitu,” ucapku kesal karena dia paksa.

“Yaa..kita ke kantor dulu, aku mau ambil beberapa berkas,” jawabnya.

Lalu dia malajukan mobilnya, dalam perjalanan perutku sedikit gaenak. Aku hanya diam saja. Ketika sudah sampai di kantor.

“Ikut turun gak?” tanya Aiden kepadaku, aku pun menyetujuinya dengan menganggukkan kepalaku, kalo berada di dalam mobil ini terus-terus an pasti bakal mabuk aku. Ketika Aiden membuka pintunya, aku juga buru-buru membuka pintu mobil udah gabetah banget. Tiba-tiba saja aiden sudah berada di belakangku saat aku menutup pintu mobilnya. Dia tiba-tiba menggandeng tanganku, aku nurut aja, perutku udah mulai gaenak.

Ketika masuk kantornya hampir semua orang yang berada disitu menyapa Aiden dan beberapa orang melirik aku, aku tau mereka sedang mempertanyakan diri aku yang kucel ini apalagi tangan aiden yang memegang tanganku ini, udah kayak anak kecil yang digandeng bapaknya. Aku cuma pasrah, pokoknya pasrah saking gaenaknya perut aku.

“Istriku..” tiba-tiba mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya kepada segerombol orang yang sedang berkumpul. Mereka langsung tersenyum kepadaku, dan aku membalasnya. Aku hanya mampu melakukan itu.

Lalu aiden dan aku masuk ke lift, aku sedikit cemas ketika menaiki lift, rasanya tubuhku lemas, aku memang takut dengan ketinggian, jadi seperti ini kaki ku lemas banget. Aku tidak tau ada berapa lantai yang kita lewatin tapi ini lumayan lama. Lalu pintu terbuka dan aku mengikuti Aiden dengan tangan yang masih dipegangnya, kami menuju sebuah ruangan dan di depan ruangan itu ada perempuan yang tersenyum, tapi aku tau bahwa itu adalah senyuman kekesalan dia. Aku tidak tau kenapa, tapi ini pasti karena Aiden. 

Related chapters

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   9. Kehebohan Geng Aiden

    Ketika masuk ruangan itu, Aiden menyuruhku duduk di sofa, badanku masih lemas banget pengen tidur rasanya. Perempuan itu menghampiri Aiden, ternyata itu sekretaris Aiden namanya Liana. Tiba-tiba ada notif chat, aku membukanya, ternyata dari mama mertua, yang bilang kalau mau kerumah.Aiden menghampiriku. dan mengatakan.“Ayo ikut aku,” ucap Aiden.“Kemana?”“Ayo ikut aja,” ucapnya dan langsung menggandengku. Badanku masih lemas banget. Apalagi laper ini seakan membunuhku. Kita kembali naik lift, badanku rasanya melayang waktu masuk lift. Ternyata lift nya turun, lalu lift terbuka Aiden menyeretku ke satu ruangan tapi dia tidak masuk, aku hanya di belakangnya. Aku berusaha menormalkan tubuh ku yang rasanya sangat tidak nyaman ini.“Oiii!!!!! Pengantin baruuu!” teriak seseorang dari dalam, sepertinya bukan satu orang saja.“Lu sekarang sering bolos ya bro?” suara seseorang dari dalam“Mentang-mentang punya istri anjirr.. ” ucap seseorang yang berbeda lagi.“Ngapa lu gak masuk?” tanya ses

    Last Updated : 2021-12-08
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   10. Kabur dari Kerumunan

    Kehebohan geng Aiden membuatku sedikit terhibur. Namun siapa sangka tiba-tiba Aiden bersikap cemburu ketika salah satu temannya ingin duduk di sampingku.Setelah kenyang dengan makanan yang telah dihidangkan mereka. Aiden lekas mengajak aku keluar untuk membeli kucing yang sedari kemarin aku inginkan."Mau kemana Bro?" celetuk Raefal yang dari tadi menilik pergerakan aku dan Aiden."Anterin bini gua dulu," jawab Aiden seraya memasukkan ponsel ke dalam sakunya."Inces mau pergi?" tanya Devano. Aku hanya menganggukkan kepala."Yahh..." keluh Devano yang melihat responku."Udah Ayo," ucap Aiden lalu menggeretku dengan memegang bahuku. Aku yang merasa risih dengan tangan Aiden langsung berkelit agar segera terlepas dari cengkramannya.Selama perjalanan menuju parkiran tempat mobil aiden terparkir, setiap orang yang tanpa sengaja bertemu dengan kami menyapa Aiden dan memberikan tatapan penasaran kepadaku. Aku hanya bisa menghela nafas.&nbs

    Last Updated : 2022-04-20
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   11. Ada Apa dengan Aiden?

    Setelah memberikan pertanyaan sekaligus perintah yang tidak jelas, Aiden kini sudah berada di kamarku. Bertepatan pada pukul 21:00 WIB.Aku kebingungan ketika melihat wajah Aiden yang sama-sama bingung. Pada akhirnya aku membuka mulutku dan menyuarakan pertanyaan kepadanya."Ada apa?""Ahh Nggak papa," jawab Aiden dengan kikuk."Aku mau tidur, kalau nggak ngapa-ngapain cepet keluar," usirku."Emm... De, akuu..." ucap Aiden dengan sedikit bergumam."Kenapa?" tanyaku penasaran melihat tingkah Aiden yang tidak jelas."Emm... Nggak," jawab Aiden dan langsung keluar dari kamarku. Aku hanya bisa mengerutkan kedua alisku ketika melihat tingkat Aiden yang semakin tidak jelas.Aku tidak tau dengan maskud Aiden bertingkah seperti itu. Akhirnya kuputuskan untuk tidur, karena seharian ini aku sudah capek bermain dengan kedua kucingku.***Keesokan harinya saat sarapan dengan Aiden di ruang makan. Terlihat dia yang sibuk denga

    Last Updated : 2022-04-22
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   12. Shock

    Ketika melihat pemandangan ini, entah kenapa aku tidak bisa berkutik. Sedangkan Aiden dari tadi hanya menatapku dan tetap memeluk perempuan itu.Ya, seseorang itu adalah perempuan dengan rambut panjang dan berwarna coklat. Memakai dres mini dengan high heels setinggi tower."Non," panggil Bik Asih dengan raut wajah panik.Tanpa menggubris Bik Asih kubalikkan badan dan kembali ke kamar. Amarah dalam diriku tiba-tiba tersulut.Ku kunci pintu kamarku. Dadaku naik turun tidak karuan, "Bisa-bisanya dia memeluk cewek setelah mencium keningku!""Arggghhhh...!!!" teriakku kesal.Dadaku terasa sangat nyeri. Buru-buru kucari obat di lemari pakaian milikku."Aghh...." Rasanya sangat nyeri. Panikku kambuh, aku harus segera menemukan obatku."Arghhhhh... aghhh!!" Aku sangat kesulitan mengatur detak jantungku.Titik yang melihatku kesakitan hanya bisa mondar-mandir. Dia menunjuk koper yang ada di atas lemari.

    Last Updated : 2022-04-22
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   13. MAAF

    Ekspresi Aiden yang datar membuat moodku yang sebelumnya ingin tertawa melihat kepanikan titik dan Bik Asih berubah menjadi biasa saja. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu, tetapi hatiku tiba-tiba terasa sakit melihat pemandangan barusan. Rasanya seperti dikhianati, padahal kita menikah tanpa dilandasi cinta. Namun, karena aku merasa akhir-akhir ini dia lebih perhatian padaku, tanpa sadar membuatku merasa telah memilikinya.Lambat laun sesak napasku mulai reda."Sudah baikan?" tanya lelaki itu datar."Sudah.""Astaga Non. Bagaimana bisa tadi seperti itu. Untung saja ada bibik yang langsung masuk ke kamar." Wanita tua itu mengomel layaknya mak mak yang khawatir pada putrinya. Ketulusan hati yang diberikan kepala pelayan rumah ini membuatku tersenyum."Maaf." Kulirik wajah suamiku yang hanya bisa menghela napas ketika mendengar permintaan maafku. Tak hanya Aiden, Bik Asih pun menghela napas panjang."Saya buatkan teh hangat dulu ya Non. Janga

    Last Updated : 2023-02-26
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   14. Siapa perempuan itu?

    "Dia Wendy." Hanya itu jawabannya. "Kekasihmu?" "Ya." "Oh." Kami diam seribu bahasa. Entah kenapa ada perasaan kecewa menyelimuti hatiku. Apa aku mulai tertarik pada suamiku? ini rasanya sangat gila. Padahal kami menikah karena terpaksa, dan aku yakin tidak akan menaruh perasaan padanya. Tapi kenapa hari ini perasaanku seakan tersakiti ketika melihatnya berpelukan dengan perempuan lain. Padahal kami baru kenal salam waktu yang singkat. Apa tuhan sudah membalikkan perasaanku pada orang asing ini? "Jadi perempuan itu yang dimaksud Oma. Cantik ya," celetukku tanpa pikir panjang. Rasanya seperti sedang cemburu. "Kamu juga cantik Dea." Aku tersenyum culas mendengar ucapan lelaki itu. Aku tak tau cantik darimananya wajahku ini. Dibanding dengan wanita itu jelas masih kalah jauh. "Habis berantem?" "Em hanya sedikit kesalah pahaman." "Apa karena kehadiranku?" tebakku. "Kurang lebih seperti itu." Jawaban itu terasa panas di telingaku. Seakan tak terima mendengarnya. "Kamu mau me

    Last Updated : 2023-03-04
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   15.

    White hanya mendengkur setelah mendengar keluhanku. Perlahan mataku tertutup seiring reaksi obat yang menyergap kesadaranku. ***Pagi sudah tiba, kali ini aku terbangun lebih cepat dari biasanya. Bik Asih dan beberapa orang sedang menghidangkan sarapan pagi."Pagi Non," sapa wanita itu melihat kedatanganku. Kulirik Aiden tengah sibuk dengan gawainya."Pagi." Aku langsung duduk di samping suamiku. Tak ada pembicaraan, dan kami fokus dengan makanan masing-masing. Ketika selesai menengguk jus jeruk. Aku terdiam sejenak, menunggu obrolan yang akan dibahas Aiden bersamaku. "Apa kita bahas sekarang juga?" Tanyanya."Terserah. Bukankah kamu harus kerja?""Ya."Aku hanya mengendikkan bahu. "Kalau begitu kita bahas nanti sore. Aku berangkat dulu." Lelaki itu langsung berlalu begitu saja. Bik Asih dan beberapa pelayan lain berdiri di belakangku tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Non."

    Last Updated : 2023-03-05
  • Istri Badas VS Pelakor Keji   16.

    Melihat keadaan suamiku yang tak biasa membuatku penasaran. Ditambah gaya bicaranya yang meninggi dengan mata merah membuatku merinding. Aku tak tau apa yang baru saja terjadi pada lelaki itu. Tapi melihat penampilannya yang porak poranda menandakan ada yang tidak beres."Apa yang kamu lakukan De?" tanyanya dengan suara purau. "Aku ngapain?" Aku tak mengerti apa yang dimaksud lelaki itu."Jangan pura-pura bodoh. Kamu kan yang mengadu ke mama soal Wendy?!" Aiden benar-benar dikuasai oleh emosinya. Nada bicaranya tidak bisa santai ketika bertanya padaku. Ini sangat berbeda dengan kemarin malam ataupun beberapa hari lalu."Mama yang maksa aku jawab pertanyaannya. Kenapa aku kemarin bisa kambuh lagi.""Terus kamu bilang kalau itu karena Wendy? Iya!?"" Aku cuma jawab kalau habis liat kamu pelukan sama kekasihmu. Aku nggak bilang kalau itu Wendy.""Itu sama aja De! Sialan!? Wanita tidak guna! Gara-gara kamu Wendy dimarahin m

    Last Updated : 2023-03-06

Latest chapter

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   124

    Aku terdiam mendengar permintaan Aiden, mencoba mencerna setiap kata yang keluar dari mulutnya. "Satu kesempatan?" gumamku, hampir tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Aku menghela napas panjang, mencoba menenangkan hati yang bergejolak. “Dea.” Suaranya semakin mendekat, dan aku bisa merasakan kehangatan tubuhnya saat dia duduk lebih dekat. Tangannya menyentuh lembut jemariku yang masih menggenggam tongkat. Sentuhannya membawa campuran perasaan yang sulit dijelaskan. Entah kenapa ada kemarahan, kesedihan, dan kerinduan yang tak kuinginkan.“Maafkan aku, Dea,” lanjutnya, nadanya penuh penyesalan. Aku menggeleng pelan, meskipun aku tahu dia tak bisa melihat gerakanku. “Pergi dari sini. Aku tidak mau bertemu denganmu lagi.” Kata-kataku menghantam udara seperti bilah tajam. Aku merasakan genggamannya mengendur sejenak, seolah-olah kata-kataku telah memukulnya tepat di tempat yang paling lemah. Aku langsung berdiri, tangan mantan suamiku sempat menahanku. Namun, kukibaskan sek

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   123

    Aku merenung sejenak menerka siapa yang berniat menemuiku. Terdengar Ayah membukakan pintu selebar mungkin. "Ayo, Nak."Kulontarkan tongkatku untuk menuntun langkah kakiku. Semenjak tidak bisa melihat, kupaksakan diriku untuk tetap mandiri. Setelah sekian bulan berlalu, akhirnya Mama dan Ayah membiarkan apapun yang kulakukan. Pada awalnya, mereka akan memaksa untuk menuntunku. Syukurnya lambat laun, Ayah dan Mama hanya membiarkanku berjalan sendiri, tetapi aku tau jika mereka mengawasiku dari kejauhan untuk memastikan tidak terjadi masalah serius.Suara ketukan sandal dan tongkat menggema ke penjuru ruangan. Aku masih menerka-nerka siapa yang datang ke rumah, tapi sampai sekarang aku tidak mendengar suara orang lain di ruangan ini. Bahkan ketika aku sudah duduk cukup lama. Hanya genggangaman Ayah yang semakin mengendur dan perlahan menjauh."Ayah," panggilku pelan karena ku dengar beliau berpindah tempat. Perlahan aku bisa merasakan seseorang bernapas di sampingku. Kutolehkan sedikit

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   122

    "Dia sedang sibuk mengurus perusahaannya. Ternyata sahabat dia sendiri yang menggelapkan uang di cabang perusahaannya, penipuan investor dan banyak lagi. Banyak orang yang terlibat dalam kejahatan itu. Dan sekarang keluarga Gito sedang kalap menyelamatkan semua usaha mereka dan warisan," jelas Ayah yang membuatku sedikit lega. Kata-kata Ayah menggema dalam pikiranku, menyisakan kekosongan yang sulit dijelaskan. Namun, entah kenapa, ada sedikit kelegaan yang mengalir di dadaku. Setidaknya Aiden sedang sibuk dengan dunianya sendiri, mungkin itu alasan mengapa dia tak mencariku atau mencoba menghubungiku."Apa itu Elvaro?" tanyaku yang teringat dengan tingkah aneh pria itu. Nama itu muncul begitu saja di benakku, seperti serpihan teka-teki yang terlupakan. Ditambah Dalbo dan Titik sempat melaporkan beberapa kecurigaan mereka saat aku ada di kantor suamiku. Ah... salah, tapi mantan suami.Ayah mendengkus, seakan jengah dengan informasi yang ia simpan. "Iya. Dia juga bekerja sama dengan We

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   121

    "Kita pulang sekarang, Nak. Ini demi kebaikanmu," ujar Ayah sembari mendorong kursi roda yang kududuki. Ibu mengikuti langkah ayah dengan tergesa-gesa. "Aku sudah memberitahu dokter. Dia mau berkerjasama dengan kita, Mas.""Syukurlah kalau begitu, Bu. Kita haru segera pulang. Cuma di rumah kita, tempat yang aman untuk keselamatan Dea."Suasana di rumah sakit terasa tegang, bahkan langkah kaki Ayah yang biasanya tenang kini terdengar berat dan terburu-buru. Aku duduk diam di kursi roda, membiarkan Ayah mendorongku tanpa perlawanan. “Ibu, kenapa kita harus buru-buru pulang?” tanyaku berusaha mencari penjelasan.“Nak, kita hanya ingin kamu istirahat di rumah. Rumah akan lebih nyaman untuk pemulihanmu.” Suara ibu terengah karena harus berpacu dengan langkah kaki ayah yang cepat.“Tapi, Bu,” aku mencoba membantah, tetapi Ayah memotong dengan nada tegas.“Dea, dengarkan Ayah. Sekarang yang penting adalah keselamatanmu. Kita tidak punya banyak waktu untuk penjelasan. Nanti, kalau sudah di r

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   120

    Entah sudah berapa lama aku terkapar dalam kegelapan. Samar-samar aku mendengar isakan tangis perempuan meranyap di indera pendengaranku."Kenapa nasib putri kita seperti ini, Mas?" itu suara ibuku.Ayah menghela napasnya panjang. "Aku juga tidak tahu, Bu. Padahal kamu tahu sendiri bagaimana aku menjaga putri kita." "Kenapa putri kita digariskan takdir yang sangat tragis begini. Kenapa tidak aku saja, Ya Allah! Kenapa putriku harus semenderita ini! Apa salah dia!" Ibu terdengar meraung di sana."Bu, tenang. Kita sedang berada di rumah sakit.""Tenang bagaimana, Yah?! Dea sudah koma selama dua bulan! Kamu minta aku tenang! Putri kita sedang berada di antara hidup dan mati!" Hah? Dua bulan? Selama itukah aku terkapar di sini. Aku masih tidak bisa melihat apapun. Bahkan aku untuk menggerakkan tubuh saja sulit. Suaraku terasa hilang begitu saja. Akhirnya aku hanya bisa mengerang pelan untuk memberitahu orang tuaku kalau aku sudah siuman.Butuh banyak tenaga untukku memberikan sinyal pad

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   119

    Setelah dibawa ke kamar pemulihan, aku berbaring di atas ranjang. Wajahku yang masih tertutup perban, tapi aku merasakan sedikit kehangatan dari jendela kamar yang diterangi sinar matahari. Rasanya aneh, aku tidak tahu apakah itu pagi atau siang. Bagiku dunia seperti tempat yang jauh dan tak terjangkau.Ayah duduk di kursi sebelah tempat tidur. Beliau menggenggam tanganku erat. "Kamu sangat kuat, Nak. Operasi ini adalah langkah besar. Dokter bilang kemungkinan kamu akan sembuh total." Suaranya penuh optimisme, tetapi ada hati-hati di balik kalimatnya.Aku tersenyum kecil, meskipun dalam hati ada rasa gelisah yang sulit dihilangkan. "Ayah," panggilku pelan, mencoba mencari celah untuk bertanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia."Ya, Sayang?"Aku terdiam sejenak, lalu menarik napas panjang. "Bagaimana kabar di sana? Tentang kasus itu." Rasanya sangat berat mengatakan keingintahuanku. Namun, aku harus mencobanya, "Sony, Hendro, dan semua kejahatan mereka. Apa semuanya suda

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   118

    Ruangan operasi dipenuhi oleh suasana yang hening, hanya suara monitor detak jantung yang berdentang lembut. Lampu-lampu terang menyinari meja operasi, membuat setiap sudutnya terlihat steril dan berkilau. Aku berbaring dengan tubuh tertutup kain bedah, hanya menyisakan area wajahku yang terlihat. Meski tak bisa melihat apa-apa, aku merasakan udara dingin dari ventilasi ruangan menyentuh kulitku. “Baik, kita mulai sekarang,” suara dokter terdengar tegas tapi tenang. Beliau mencoba memberikan rasa aman di tengah kegelisahanku. “Mrs.Dea, Anda tidak akan merasakan sakit, tapi kami akan tetap memberikan anastesi lokal untuk kenyamanan.” Aku mengangguk pelan, meskipun jantungku berdegup kencang. Tubuhku terasa kaku di bawah tekanan emosional. Rasanya seperti berada di antara harapan besar dan ketakutan yang sulit diprediksi. “Tarik napas perlahan, Nona Dea,” seorang perawat berkata lembut di telingaku, membantu menenangkan. Aku mencoba mengikuti instruksinya, menarik napas dalam-dalam, l

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   117

    Aku menatap Ayah dengan raut penuh pertanyaan, tapi aku tahu dia tak akan memberiku jawaban lebih dari itu. "Istirahatlah, Sayang. Kita akan bicara lagi besok pagi," katanya dengan nada yang lebih lembut, sebelum melangkah keluar dari kamar.Kata-katanya terasa menggantung, menyisakan banyak pertanyaan yang berputar di kepalaku. Perkembangan baru? Apa itu berarti ada harapan untuk penglihatanku? Tapi bagaimana dengan kasus ini? Apakah benar aku harus pergi sekarang, meninggalkan semua ini di tengah jalan?Aku menghela napas panjang, berusaha meyakinkan diri bahwa semua ini adalah keputusan terbaik. Namun, tidur tetap menjadi hal yang mustahil malam itu. Suara di ruang tamu hotel, samar-samar terdengar dari balik pintu, menunjukkan diskusi serius antara Ayah dan seseorang. Aku berusaha menutup telinga, tetapi rasa ingin tahu tetap mengalahkan.***Keesokan harinya, suasana sarapan terasa canggung. Ayah dan Ibu tampak saling membisu, sementara Nio, yang biasanya penuh semangat, memilih

  • Istri Badas VS Pelakor Keji   116

    Setiap orang di ruangan seperti menahan napas, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Pengacara Sony berdiri dengan percaya diri, menyodorkan dokumen tambahan yang membuat hakim terlihat serius saat membacanya. Bisikan-bisikan kecil dari para penonton sidang mulai memenuhi ruangan.“Yang Mulia,” kata pengacara itu, suaranya tegas namun penuh intrik, “Dokumen ini menunjukkan bahwa Sony dan Hendro hanyalah pion dalam permainan ini. Ada individu yang lebih besar, lebih berkuasa, yang berada di balik kegiatan ini. Orang itu telah mengarahkan semua operasi ilegal yang melibatkan perdagangan hewan langka, hingga ancaman pada saksi utama, Saudari Dea.”Aku merasa tangan Ayah menggenggam erat bahuku, seolah ingin memastikan aku tetap tenang. Namun, pikiranku berputar, mencoba mencerna pernyataan itu. Individu yang lebih besar? Siapa lagi?Hakim mengetukkan palunya pelan, meminta ketenangan di ruang sidang. "Apakah Anda memiliki bukti kuat untuk mendukung klaim ini?" tanyanya dengan suara

DMCA.com Protection Status