Setelah kembali dari rumah sakit dengan kabar baik tentang kehamilannya, kini Kaylee sudah berada di dalam kamar. Meskipun tubuhnya terasa lelah dan lemah, ia merasa bersyukur bahwa keadaannya baik-baik saja dan hanya membutuhkan istirahat yang cukup."Terima kasih, Sayang. Aku beruntung mempunyai suami sepertimu!" pujinya menatap manik hitam pekat yang selalu memancarkan gairah itu.Kenzo tersenyum, mengusap punggung istrinya dengan lembut saat ia membantunya berbaring di atas ranjang."Bukankah itu sudah kewajiban seorang suami?" jawabnya."Dan kata dokter, kamu hanya perlu istirahat yang cukup sekarang. Tunggu, aku keluar sebentar dan akan segera kembali!" Kenzo mengecup kening Kaylee kemudian keluar dan menutup pintu dengan rapat.Setelah Kenzo meninggalkan kamar, Kaylee duduk menyenderkan kepalanya ke belakang ranjang, mengelus perutnya yang masih rata dengan penuh kasih. Suasana hatinya tercampur antara kegembiraan dan haru. Ia bahagia atas berita baik tentang kehamilannya, dan
Huek! Huek! Huek!Pagi-pagi sekali, Kaylee sudah berada di kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya. Kepalanya terasa pusing hingga ia harus berpegang pada dinding. Keringat sudah banjir membasahi keningnya."Hah, hah!" Mencoba mengatur napasnya ketika hendak beranjak karena tubuhnya terasa sangat lemas.Di saat yang bersamaan, pintu kamar mandi terbuka perlahan, dan muncullah Kenzo dengan wajah khawatir. Langkahnya tergesa-gesa menuju istrinya, yang berdiri hendak keluar dengan mata sayu."Sayang, kamu baik-baik saja?" tanya Kenzo, suaranya penuh perhatian dan kekhawatiran.Ia menoleh pada suaminya dengan senyum lemah di bibirnya, meskipun matanya masih memancarkan cahaya keletihan. "Aku baik-baik saja, sayang," jawabnya dengan suara lemah. "Hanya sedikit mual saja, itu semua bagian dari proses menjadi seorang ibu. Dan aku sangat bahagia!" Kenzo mengangguk memahami, namun tatapannya masih terpaku pada wajah sang istri, "Kamu yakin, kamu baik-baik saja? Lebih baik kita ke Dok
Chapter 54"Kemungkinan Kaylee menikah dengan Tuan Kenzo yang kamu maksud, Vi!"Vivi terkejut mendengar apa yang dikatakan Axel, matanya membulat, dan ia secara refleks membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya. "Apa? Menikah dengan Tuan Kenzo?" gumamnya dengan suara yang hampir tidak terdengar karena mulutnya terkekang."Ya, kemungkinan suami Kaylee adalah Tuan Kenzo yang kamu katakan!"Vivi menggeleng-gelengkan kepala, mencoba memproses informasi yang baru saja dia dengar. "Tidak mungkin. Tuan Kenzo bukanlah pria sembarangan. Dia tidak akan mudah didekati oleh siapa pun. Dia sangat kaya dan berkuasa. Untuk apa dia menikah dengan Kaylee?""Ah, maksudku, dia pria yang dingin dan jarang bicara. Aku menebak pria seperti itu biasanya gampang memilih wanita tanpa harus menikahinya," desisnya, suaranya penuh dengan kebingungan dan tidak percaya dengan apa yang Axel katakan.Sementara itu, Vivi menatap Axel dengan ekspresi penasaran. "Apa kamu yakin bahwa pria yang menikahi Kaylee it
Kenzo dan Kaylee duduk berdampingan di dalam mobil, menuju ke pusat perbelanjaan. Suasana dalam mobil terasa hangat, diiringi oleh senyuman bahagia di wajah keduanya. Dan pria itu tak berhenti memandangi istrinya dengan penuh kasih saat dia berbicara, "Aku ingin membeli beberapa perlengkapan bayi hari ini. Waktunya memang masih lama, tapi aku ingin kita mempersiapkan semuanya dari sekarang."Kaylee tersenyum, meskipun dia sedikit terkejut dengan perkataan suaminya. "Sayang, aku baru saja hamil 4 minggu. Waktunya masih lama. Ini terlalu cepat!" jawabnya menoleh pada sang suami yang fokus menyetir."Aku tahu, tapi lebih baik kita mempersiapkannya dari sekarang. Aku mau semuanya siap ketika saatnya tiba, ketika anak kita lahir!""Aku juga akan menyuruh Marko dan Digo untuk menyuruh arsitek mendesain kamar khusus untuk anak kita!" ujarnya dengan tegas, tetapi tetap penuh kelembutan.Mendengar suaminya yang begitu menggebu-gebu dan bersemangat, Kaylee hanya mampu terkekeh. Ia tidak bisa me
"Sayang, perlengkapan bayi sudah kita beli semua. Sebaiknya sekarang kita pulang!'"Perlengkapan bayi?" batin Axel terkejut. Ia benar-benar tidak menyangka jika wanita yang ia cintai akan mengandung benih dari pria lain. Seketika harapan itu pupus sudah bersama kekecewaannya."Ah, iya!"Kenzo menggandeng lengan Kaylee dengan erat dan tersenyum sangat manis. Sementara Kaylee masih terpaku ditempat saat rasa canggung melanda dirinya."Maaf, aku harus pergi!" lirihnya menatap Axel dengan berat hati.Tanpa banyak bicara lagi, keduanya berlalu meninggalkan Axel yang masih berdiri dengan hati yang sakit. Matanya terlihat berkaca-kaca. Apakah ia bisa ikhlas melihat Kaylee dengan pria lain? Ia masih membutuhkan penjelasannya, tetapi Kenzo sudah menarik Kaylee seolah ingin memberitahu jika wanita itu sekarang hanya miliknya.Perjalanan mereka terus berlanjut di dalam mobil, tetapi hening yang menggantung di udara terasa semakin berat. Kaylee melirik suaminya yang kini fokus pada jalanan yang a
Chapter 57Kenzo memasuki ruangan kerjanya dengan langkah yang berat, wajahnya terlihat dan kesal. Ia langsung menuju meja kerjanya, mengambil sebotol vodka dari lemari khusus, dan menenggaknya hingga setengah botol dalam sekali teguk. Ia duduk di kursi kerjanya, matanya menatap tajam ke arah dinding, tapi pikirannya jauh, berkelana pada tadi ketika Kaylee bersama Axel.Ceklek!Pintu ruangan kerja terbuka perlahan, dan Kaylee masuk dengan hati-hati. Meskipun ragu, ia harus tetap menjelaskannya, karena ia tak mau ada salah paham di antara mereka."Sayang, apa yang terjadi?" tanyanya, langkahnya ragu ketika masuk ke dalam ruangan itu. Dia bisa merasakan atmosfer yang begitu tegang.Kenzo menoleh sekilas, tatapannya dingin, namun tak bersuara. Kaylee melangkah lebih dekat dengan hati-hati, memperhatikan ekspresi suaminya yang tegang."Aku ... maaf, jika aku salah," ucap Kaylee dengan ragu, mencoba mencari jawaban agar suaminya mau bicara. Namun Kenzo tetap diam, tatapannya masih menat
"Jadi, wanita itu .....*"Ya, dia tunanganmu! Dan Kenzo sudah merebutnya dariku!"Tentu saja perkataan Axel semakin membuat Tania penasaran. Apa yang terjadi? Kenapa Kaylee meninggalkan Axel?"Lalu, apa yang kamu mau dariku?"Axel tersenyum sinis dan mencondongkan tubuhnya ke depan, "Kita bekerjasama untuk memisahkan mereka..Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan Kenzo dan aku bisa mendapatkan wanita yang aku cintai lagi!""Caranya? Apa kamu bisa dipercaya? Aku tidak mengenalmu! Bagaimana kalau kamu memiliki?" tuduh Tania masih ragu dengan ajakan Axel."Kamu orang kaya, Nina! Kalau aku menipumu, kamu bisa mencarimu dengan uangmu. Bukankah itu hal.mudah bagimu."Pernataan Axel ada benarnya juga. Seperti mendapatkan kesempatan, Tania mengangguk setuju. "Baiklah Deal!""Deal!" jawab Axel menjabat tangannya."Maafkan aku Kaylee, bagai sekalipun kamu sudah berkorban untukku, tapi aku tidak bisa melepaskanmu be
"Hmmm .... segarnya!'Kaylee keluar dari kamar mandi dengan langkah ringan, masih menghirup aroma sabun yang menyegarkan tubuhnya."Akh!" Namun, tiba-tiba ia terlonjak kaget ketika pinggangnya ditarik oleh suaminya, yang baru saja pulang dari kantor."Sayang!""Sayang! Kamu selalu membuatku kaget!" ujarnya sambil berjinjit, mengelus dadanya yang hampir saja meledak akibat perlakuan suaminya sendiri.Kenzo hanya tertawa dan menjawab, "Salah sendiri kamu sering melamun. Padahal aku datang tidak mengendap-ngendap. Tapi, kamu selalu terkejut!" Kaylee menggeleng sambil tersenyum. "Ya, ya, aku tahu. Tapi bisakah kamu berhenti mengagetkanku?""Sepertinya tidak bisa. Aku selalu bahagia jika melihat wajah cantikmu yang polos ini!" ucap Kenzo menggoda."Hmmm .... benarkah? Jadi, sekarang kamu tidak marah lagi padaku?" tanya Kaylee membalikkan tubuh dan kini berhadapan dengan suaminya yang masih memakai setelan jas kantor."Aku tidak pernah bisa berlama-lama marah padamu. Tapi, kalau kamu mela