"Jadi, wanita itu .....*"Ya, dia tunanganmu! Dan Kenzo sudah merebutnya dariku!"Tentu saja perkataan Axel semakin membuat Tania penasaran. Apa yang terjadi? Kenapa Kaylee meninggalkan Axel?"Lalu, apa yang kamu mau dariku?"Axel tersenyum sinis dan mencondongkan tubuhnya ke depan, "Kita bekerjasama untuk memisahkan mereka..Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan Kenzo dan aku bisa mendapatkan wanita yang aku cintai lagi!""Caranya? Apa kamu bisa dipercaya? Aku tidak mengenalmu! Bagaimana kalau kamu memiliki?" tuduh Tania masih ragu dengan ajakan Axel."Kamu orang kaya, Nina! Kalau aku menipumu, kamu bisa mencarimu dengan uangmu. Bukankah itu hal.mudah bagimu."Pernataan Axel ada benarnya juga. Seperti mendapatkan kesempatan, Tania mengangguk setuju. "Baiklah Deal!""Deal!" jawab Axel menjabat tangannya."Maafkan aku Kaylee, bagai sekalipun kamu sudah berkorban untukku, tapi aku tidak bisa melepaskanmu be
"Hmmm .... segarnya!'Kaylee keluar dari kamar mandi dengan langkah ringan, masih menghirup aroma sabun yang menyegarkan tubuhnya."Akh!" Namun, tiba-tiba ia terlonjak kaget ketika pinggangnya ditarik oleh suaminya, yang baru saja pulang dari kantor."Sayang!""Sayang! Kamu selalu membuatku kaget!" ujarnya sambil berjinjit, mengelus dadanya yang hampir saja meledak akibat perlakuan suaminya sendiri.Kenzo hanya tertawa dan menjawab, "Salah sendiri kamu sering melamun. Padahal aku datang tidak mengendap-ngendap. Tapi, kamu selalu terkejut!" Kaylee menggeleng sambil tersenyum. "Ya, ya, aku tahu. Tapi bisakah kamu berhenti mengagetkanku?""Sepertinya tidak bisa. Aku selalu bahagia jika melihat wajah cantikmu yang polos ini!" ucap Kenzo menggoda."Hmmm .... benarkah? Jadi, sekarang kamu tidak marah lagi padaku?" tanya Kaylee membalikkan tubuh dan kini berhadapan dengan suaminya yang masih memakai setelan jas kantor."Aku tidak pernah bisa berlama-lama marah padamu. Tapi, kalau kamu mela
Chapter 60Kini, Kaylee dan Kenzo sudah berada di apartemen. Mereka akan tinggal sementara waktu di sana, karena Mansion harus perbaikan.Huek! Huek! Huek!Kaylee merebahkan dirinya di sofa, merasakan keletihan yang melanda tubuhnya. Perutnya mulai terasa tidak enak lagi, membuatnya merasa mual. "Sayang, kamu tidak apa-apa?" Kenzo duduk di sebelahnya, menatapnya dengan perhatian penuh dan mengelus perut Kaylee dengan lembut."Perutku mual lagi. Rasanya ...."Huek! Huek! Huek!"Kaylee menahan diri sekuat tenaga agar tidak muntah. Kenzo semakin khawatir melihat istrinya yang seperti itu. Wajahnya pucat dengan tetesan keringat di dahinya."Anak Papa minta apa?" tanya Kenzo dengan lembut mengelus perut sangat istri, matanya penuh dengan kehangatan dan kepedulian."Jangan nakal, ya sayang! Jangan buat Mama susah. Kalau kamu mau, kamu tidak apa-apa buat Papa susah. Kasian Mama!" tambahnya lagi berharap calon anaknya tidak terus membuat istrinya mual."Lebih baik kita makan dulu? Mungkin p
Chapter 61Setelah berjuang dengan nasi gorengnya yang kurang berhasil, Kenzo akhirnya memutuskan untuk memesan pizza untuk makan malam mereka. Dan Kenzo sendiri pun sudah mencicipi nasi goreng buatannya yang memang rasanya tidak karuan."Saya pizza menjadi pilihan yang aman malam ini," ujar Kenzo sambil menghela nafas lega.Kaylee menatap suaminya dengan senyum lembut. "Terima kasih sudah mencoba, sayang. Tapi memang mungkin masakanmu lebih cocok untuk pemanis hatiku daripada perutku," kata Kaylee dengan lembut.Kenzo terkekeh mendengar pujian istrinya, merasa lega bahwa istri dan ia masih bisa tersenyum meskipun masakannya tidak sesuai harapan. "Sepertinya memang begitu," ucapnya menggelengkan kepalanya Saat mereka menikmati pizza, Kaylee tiba-tiba menggoda suaminya, "Apa besok kamu bekerja?"Kenzo mengangguk. "Iya, ada beberapa rapat yang harus saya hadiri.""Oh, aku pikir kamu tidak kerja. Aku kamu sekali berjalan-j
Kenzo mengemudi mobilnya dengan hati-hati, melintasi jalan berkelok-kelok yang membelah hamparan hutan hijau. Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya mereka tiba di tepi pantai yang indah. Dengan cepat, ia membuka pintu mobil bagian istrinya, dan mengulurkan tangannya untuk menggandengnya keluar. "Silakan Tuan putri!" ucap Kenzo membuat Kaylee terkekeh.Kaylee tersenyum bahagia melihat panorama pantai yang indah di siang hari. Angin sepoi-sepoi laut membuat rambutnya berkibar-kibar di udara. "Pantainya indah sekali! Aku suka!" teriak Kaylee merentangkan kedua tangannya.Kenzo, yang melihat kebahagiaan di wajah istrinya, segera mendekapnya dari belakang dengan penuh kelembutan, sambil bertanya, "Kamu bahagia, sayang?"Kaylee mengangguk riang. "Iya, aku sangat bahagia. Dan aku yakin anak kita juga merasakan kebahagiaan yang kita rasakan!" ucapnya tak berhenti tersenyum."Anak Papa, baik-baik di sana, ya! Papa dan Papa akan selalu menunggu di sini!" ucap Kenzo mengelus perut Kaylee
Chapter 63Kenzo menatap Kaylee dan Axel dengan mata yang memancarkan kemarahan yang besar. Tubuhnya gemetar, penuh dengan kekesalan yang tak terbendung. Kaylee, yang sudah melepaskan dirinya dari pelukan Axel, terlihat ketakutan. Takut akan jika suaminya akan kembali salah paham."Maafkan aku, ini tidak seperti yang kamu lihat," ucap Kaylee dengan suara gemetar, mencoba menjelaskan situasi yang sebenarnya.Namun sebelum Kaylee sempat menjelaskan apapun, tangan Axel sudah menariknya ke belakang tubuhnya hingga Kenzo menatap adegan tersebut dengan kemarahan yang semakin besar. "Apa yang kamu lakukan? Dia istriku?" hardik Kenzo dengan suara yang lantang tak ikhlas jika Axel melakukan itu pada istrinya."Kamu emang suaminya, tapi dia kekasihku!" jawab Axel tak gentar.Kaylee yang mendengar perkataan Axel hanya bisa terperangah. Ingin pergi tapi Axel terus menahannya. Melihat wajah Kenzo yang bengis membuat Kaylee semakin takut. Ia tak mau ada pertengkaran diantara dua pria itu."Kekasihm
Liburan ke pantai seharusnya menjadi momen paling bahagia bagi Kenzo dan Kaylee. Mereka berdua telah merencanakannya dengan penuh antusiasme, tetapi kehadiran Axel benar-benar mengacaukan segalanya. Ketegangan mulai terasa ketika Kenzo memutuskan untuk pulang, tanpa sepatah kata pun dan ia fokus hanya pada kemudi mobil dan jalan di depannya.Kaylee yang duduk di sebelah Kenzo terus saja meremas kedua jemarinya dengan perasaan cemas. Air matanya masih berlinang, dia bingung dengan perasaannya. Mencoba menjelaskan kepada Kenzo, tapi pria itu hanya terdiam, ekspresinya sulit sekali dibaca."Tolong, jangan lakukan ini. Aku akan tetap bersamamu. Maafkan kesalahanku tadi, aku benar-benar..." kata Kaylee dengan suara terputus, mencoba menekankan perasaannya."Diam. Jangan bicara lagi," potong Kenzo tiba-tiba, suaranya dingin dan tegas. "Lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Tidak usah menghiraukanku. Dan jangan khawatir, ketika anakku lahir nanti, kamu boleh kembali bersama pria itu."Ucapan K
Kaylee membuka pintu apartemennya dengan perlahan, berharap menemukan suaminya di dalam. Namun, kekosongan yang menyambutnya membuatnya semakin gelisah. Dia melangkah masuk ke dalam apartemen, memeriksa setiap sudut dengan harapan.Namun, tidak ada tanda-tanda keberadaan suaminya di ruang tamu, kamar tidur, dapur, atau pun kamar mandi. Rasa cemas semakin menyelimuti Kaylee."Dia pasti sangat kecewa padaku," gumamnya pelan, suaranya dipenuhi dengan penyesalan. "Kenapa aku bisa menyakiti hatinya? Kenapa di saat dia sudah berubah dan memilih hati ini, aku malah menyia-nyiakannya?"Dengan langkah gontai, Kaylee masuk kembali ke dalam kamarnya, berusaha menenangkan diri. Namun, tiba-tiba matanya tertangkap oleh sosok bertubuh tinggi atletis yang sedang merenung di balkon apartemen."Kenzo!" panggilnya dengan suara bergetar, mendekati suaminya.Kenzo hanya diam, meskipun dia jelas mendengar panggilan Kaylee. Dengan hati-hati, Kaylee duduk di ku