Kenzo dan Kaylee duduk berdampingan di dalam mobil, menuju ke pusat perbelanjaan. Suasana dalam mobil terasa hangat, diiringi oleh senyuman bahagia di wajah keduanya. Dan pria itu tak berhenti memandangi istrinya dengan penuh kasih saat dia berbicara, "Aku ingin membeli beberapa perlengkapan bayi hari ini. Waktunya memang masih lama, tapi aku ingin kita mempersiapkan semuanya dari sekarang."Kaylee tersenyum, meskipun dia sedikit terkejut dengan perkataan suaminya. "Sayang, aku baru saja hamil 4 minggu. Waktunya masih lama. Ini terlalu cepat!" jawabnya menoleh pada sang suami yang fokus menyetir."Aku tahu, tapi lebih baik kita mempersiapkannya dari sekarang. Aku mau semuanya siap ketika saatnya tiba, ketika anak kita lahir!""Aku juga akan menyuruh Marko dan Digo untuk menyuruh arsitek mendesain kamar khusus untuk anak kita!" ujarnya dengan tegas, tetapi tetap penuh kelembutan.Mendengar suaminya yang begitu menggebu-gebu dan bersemangat, Kaylee hanya mampu terkekeh. Ia tidak bisa me
"Sayang, perlengkapan bayi sudah kita beli semua. Sebaiknya sekarang kita pulang!'"Perlengkapan bayi?" batin Axel terkejut. Ia benar-benar tidak menyangka jika wanita yang ia cintai akan mengandung benih dari pria lain. Seketika harapan itu pupus sudah bersama kekecewaannya."Ah, iya!"Kenzo menggandeng lengan Kaylee dengan erat dan tersenyum sangat manis. Sementara Kaylee masih terpaku ditempat saat rasa canggung melanda dirinya."Maaf, aku harus pergi!" lirihnya menatap Axel dengan berat hati.Tanpa banyak bicara lagi, keduanya berlalu meninggalkan Axel yang masih berdiri dengan hati yang sakit. Matanya terlihat berkaca-kaca. Apakah ia bisa ikhlas melihat Kaylee dengan pria lain? Ia masih membutuhkan penjelasannya, tetapi Kenzo sudah menarik Kaylee seolah ingin memberitahu jika wanita itu sekarang hanya miliknya.Perjalanan mereka terus berlanjut di dalam mobil, tetapi hening yang menggantung di udara terasa semakin berat. Kaylee melirik suaminya yang kini fokus pada jalanan yang a
Chapter 57Kenzo memasuki ruangan kerjanya dengan langkah yang berat, wajahnya terlihat dan kesal. Ia langsung menuju meja kerjanya, mengambil sebotol vodka dari lemari khusus, dan menenggaknya hingga setengah botol dalam sekali teguk. Ia duduk di kursi kerjanya, matanya menatap tajam ke arah dinding, tapi pikirannya jauh, berkelana pada tadi ketika Kaylee bersama Axel.Ceklek!Pintu ruangan kerja terbuka perlahan, dan Kaylee masuk dengan hati-hati. Meskipun ragu, ia harus tetap menjelaskannya, karena ia tak mau ada salah paham di antara mereka."Sayang, apa yang terjadi?" tanyanya, langkahnya ragu ketika masuk ke dalam ruangan itu. Dia bisa merasakan atmosfer yang begitu tegang.Kenzo menoleh sekilas, tatapannya dingin, namun tak bersuara. Kaylee melangkah lebih dekat dengan hati-hati, memperhatikan ekspresi suaminya yang tegang."Aku ... maaf, jika aku salah," ucap Kaylee dengan ragu, mencoba mencari jawaban agar suaminya mau bicara. Namun Kenzo tetap diam, tatapannya masih menat
"Jadi, wanita itu .....*"Ya, dia tunanganmu! Dan Kenzo sudah merebutnya dariku!"Tentu saja perkataan Axel semakin membuat Tania penasaran. Apa yang terjadi? Kenapa Kaylee meninggalkan Axel?"Lalu, apa yang kamu mau dariku?"Axel tersenyum sinis dan mencondongkan tubuhnya ke depan, "Kita bekerjasama untuk memisahkan mereka..Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan Kenzo dan aku bisa mendapatkan wanita yang aku cintai lagi!""Caranya? Apa kamu bisa dipercaya? Aku tidak mengenalmu! Bagaimana kalau kamu memiliki?" tuduh Tania masih ragu dengan ajakan Axel."Kamu orang kaya, Nina! Kalau aku menipumu, kamu bisa mencarimu dengan uangmu. Bukankah itu hal.mudah bagimu."Pernataan Axel ada benarnya juga. Seperti mendapatkan kesempatan, Tania mengangguk setuju. "Baiklah Deal!""Deal!" jawab Axel menjabat tangannya."Maafkan aku Kaylee, bagai sekalipun kamu sudah berkorban untukku, tapi aku tidak bisa melepaskanmu be
"Hmmm .... segarnya!'Kaylee keluar dari kamar mandi dengan langkah ringan, masih menghirup aroma sabun yang menyegarkan tubuhnya."Akh!" Namun, tiba-tiba ia terlonjak kaget ketika pinggangnya ditarik oleh suaminya, yang baru saja pulang dari kantor."Sayang!""Sayang! Kamu selalu membuatku kaget!" ujarnya sambil berjinjit, mengelus dadanya yang hampir saja meledak akibat perlakuan suaminya sendiri.Kenzo hanya tertawa dan menjawab, "Salah sendiri kamu sering melamun. Padahal aku datang tidak mengendap-ngendap. Tapi, kamu selalu terkejut!" Kaylee menggeleng sambil tersenyum. "Ya, ya, aku tahu. Tapi bisakah kamu berhenti mengagetkanku?""Sepertinya tidak bisa. Aku selalu bahagia jika melihat wajah cantikmu yang polos ini!" ucap Kenzo menggoda."Hmmm .... benarkah? Jadi, sekarang kamu tidak marah lagi padaku?" tanya Kaylee membalikkan tubuh dan kini berhadapan dengan suaminya yang masih memakai setelan jas kantor."Aku tidak pernah bisa berlama-lama marah padamu. Tapi, kalau kamu mela
Chapter 60Kini, Kaylee dan Kenzo sudah berada di apartemen. Mereka akan tinggal sementara waktu di sana, karena Mansion harus perbaikan.Huek! Huek! Huek!Kaylee merebahkan dirinya di sofa, merasakan keletihan yang melanda tubuhnya. Perutnya mulai terasa tidak enak lagi, membuatnya merasa mual. "Sayang, kamu tidak apa-apa?" Kenzo duduk di sebelahnya, menatapnya dengan perhatian penuh dan mengelus perut Kaylee dengan lembut."Perutku mual lagi. Rasanya ...."Huek! Huek! Huek!"Kaylee menahan diri sekuat tenaga agar tidak muntah. Kenzo semakin khawatir melihat istrinya yang seperti itu. Wajahnya pucat dengan tetesan keringat di dahinya."Anak Papa minta apa?" tanya Kenzo dengan lembut mengelus perut sangat istri, matanya penuh dengan kehangatan dan kepedulian."Jangan nakal, ya sayang! Jangan buat Mama susah. Kalau kamu mau, kamu tidak apa-apa buat Papa susah. Kasian Mama!" tambahnya lagi berharap calon anaknya tidak terus membuat istrinya mual."Lebih baik kita makan dulu? Mungkin p
Chapter 61Setelah berjuang dengan nasi gorengnya yang kurang berhasil, Kenzo akhirnya memutuskan untuk memesan pizza untuk makan malam mereka. Dan Kenzo sendiri pun sudah mencicipi nasi goreng buatannya yang memang rasanya tidak karuan."Saya pizza menjadi pilihan yang aman malam ini," ujar Kenzo sambil menghela nafas lega.Kaylee menatap suaminya dengan senyum lembut. "Terima kasih sudah mencoba, sayang. Tapi memang mungkin masakanmu lebih cocok untuk pemanis hatiku daripada perutku," kata Kaylee dengan lembut.Kenzo terkekeh mendengar pujian istrinya, merasa lega bahwa istri dan ia masih bisa tersenyum meskipun masakannya tidak sesuai harapan. "Sepertinya memang begitu," ucapnya menggelengkan kepalanya Saat mereka menikmati pizza, Kaylee tiba-tiba menggoda suaminya, "Apa besok kamu bekerja?"Kenzo mengangguk. "Iya, ada beberapa rapat yang harus saya hadiri.""Oh, aku pikir kamu tidak kerja. Aku kamu sekali berjalan-j
Kenzo mengemudi mobilnya dengan hati-hati, melintasi jalan berkelok-kelok yang membelah hamparan hutan hijau. Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya mereka tiba di tepi pantai yang indah. Dengan cepat, ia membuka pintu mobil bagian istrinya, dan mengulurkan tangannya untuk menggandengnya keluar. "Silakan Tuan putri!" ucap Kenzo membuat Kaylee terkekeh.Kaylee tersenyum bahagia melihat panorama pantai yang indah di siang hari. Angin sepoi-sepoi laut membuat rambutnya berkibar-kibar di udara. "Pantainya indah sekali! Aku suka!" teriak Kaylee merentangkan kedua tangannya.Kenzo, yang melihat kebahagiaan di wajah istrinya, segera mendekapnya dari belakang dengan penuh kelembutan, sambil bertanya, "Kamu bahagia, sayang?"Kaylee mengangguk riang. "Iya, aku sangat bahagia. Dan aku yakin anak kita juga merasakan kebahagiaan yang kita rasakan!" ucapnya tak berhenti tersenyum."Anak Papa, baik-baik di sana, ya! Papa dan Papa akan selalu menunggu di sini!" ucap Kenzo mengelus perut Kaylee