Akhirnya Adrian dan Greesel sampai juga di kediaman rumah sakit dengan mereka berdua berdua langsung memasuki ruang perawatan Asti. Greesel yang langsung masuk ke dalam ruang inti perawatan Asti yang mungkin ingin melihat keadaan hati dan juga adiknya yang bisa dikatakan cukup lama dia tinggalkan karena tadi harus menyelesaikan pertengkaran suaminya dengan sang kekasih. Sementara Adrian yang ternyata tetap ada di sana dan tidak menyusul Greesel untuk masuk. Sebenarnya Adrian memang sama sekali tidak belum pernah melihat ibu Greesel, meski dia sudah beberapa kali berada di rumah sakit itu. Greesel yang masuk ke dalam melihat Vano yang tertidur duduk di samping pasti dengan wajahnya yang bertumpu pada tempat tidur. "Vano!" ucap Greesel yang membangunkan dengan begitu lembu. "Dek! bangun!" ucapnya lagi yang akhirnya Vano terbangun dengan membuka matanya. "Kakak sudah kembali," ucap Vano. "Iya. Kamu jangan tidur di sini ya. Kamu sekarang tidur di luar, biar lebih nyaman," u
Setelah mendapatkan perawatan yang baik akhirnya ibu Greesel sudah pulang ke rumah dan sesuai dengan apa yang dikatakan Adrian jika Ibu Greesel akan dirawat oleh suster dan juga akan ada Dokter yang berkunjung untuk melakukan pemeriksaan seminggu dua kali dan pasti ada asisten rumah tangga untuk membantu mengurus pekerjaan rumah Greesel.Greesel yang tadi ikut mengantarkan kepulangan sang ibu dan sekarang kembali ke rumah untuk pertama kali Setelah dia 2 hari berada di rumah sakit. Adrian tadi tidak ikut. Karena ada pekerjaan di luar kota, jadi dia tidak bisa mengantarkan Greesel dan ibunya.Greesel yang sudah sampai rumah yang dijemput oleh sopir dan sekarang memasuki rumah yang ternyata di ruang tamu ada Elang bersama dengan Sherly calon istri Elang."Assalamualaikum!" sapa Greesel."Walaikum salam," sahut Eyang yang juga ada di ruangan tamu. Greesel yang langsung menghampiri Eyang dan juga tamu Eyang itu. Greesel yang tidak lupa mencium punggung tangan Eyang dan hanya tersenyum m
Greesel yang sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasa di Grand Hotel."Greesel!" panggil Gracia yang membuat Greesel menghentikan langkah dengan membalikkan tubuh. "Bu Gracia!" sapa Greesel dengan menundukkan kepala."Kamu sekarang ikut saya," ucap Gracia."Memang kita mau ke mana, Bu?" tanya Greesel kebingungan."Mau menyusul Adrian ke Bali. Ada hal penting yang dibutuhkan Adrian dan kamu harus ikut bersama saya. Karena saya tidak bisa mengatasi sendiri," jawab Gracia yang terkesan begitu buru-buru sekali dan wajahnya juga yang panik."Tapi untuk apa saya ikut dan saya sama sekali tidak ada persiapan untuk terbang ke Bali?" tanya Greesel."Kamu bisa tidak! jangan banyak tanya. Kalau saya mengajak kamu yang artinya itu adalah hal penting. Saya juga sudah menjelaskan terlebih dahulu kepada kamu. Jika saya tidak bisa sendiri dan kamu harus ikut. Kamu jangan terus banyak tanya ini dan itu. Kamu ya benar-benar ya!" kesal Gracia."Baiklah, Bu!" ucap Greesel yang tidak bisa membantah
Sementara Greesel dan Kayra yang sudah berada di dalam Taxi yang melewati jalanan yang ternyata macet dan ditambah lagi dengan hujan deras. "Pak! ini sebenarnya ada apa? kenapa dari tadi kita belum jalan juga?" tanya Gracia yang begitu terlihat sangat panik yang beberapa kali melihat jam di ponselnya. "Di depan ada pohon tumbang Non. Jadi membuat kendaraan susah lewat dan menyebabkan macet," jawab supir tersebut."Ya ampun bagaimana ini?" gumam Gracia yang semakin panik. "Bu. Apa kita sudah terlambat?" tanya Greesel yang juga ikut panik. "Kita sudah terlambat 1 jam dan aku tidak tahu bagaimana Adrian menghadapi klien," jawab Gracia yang juga sangat mengkhawatirkan Adrian. "Apa pertemuan dengan Klien ini sangat penting?" tanya Greesel."Ini jelas-jelas pertemuan yang sangat penting. Jika tidak penting saya tidak mungkin mengajak kamu ikut bersama saya dan saya harus bubur pergi ke Bali dan dan tanpa ada persiapan dan sama dengan kamu. Klien yang ditemui Adrian investor dari Jerman
"Saya mohon tuan untuk memberikan saya kesempatan!" pinta Greesel lagi."Kamu sudah datang dengan begitu excited dan bahkan melewati hujan deras hanya untuk mengantarkan dokumen milik suami kamu. Maka tidak ada alasan bagi saya untuk tidak memberi kamu kesempatan dan bukankah itu sama saja tuan Elang. Jika ingin tetap melihat rancangan milik tuan Adrian," ucap pria itu yang juga meminta pendapat dari Elang.Wajah Elang yang terlihat begitu kesal dan sekarang tersenyum dengan sangat terpaksa. "Kenapa tidak? seperti apa yang Anda katakan itu sama saja," sahut Elang yang sepertinya begitu kesal dan tidak setuju. Tetapi terpaksa harus mengatakan hal seperti itu. "Jadi apa saya benar-benar akan diberi kesempatan?" tanya Greesel yang ingin memastikan. "Silahkan!" sahut pria itu yang membuat Adrian lega.Dia tidak percaya akan mendapatkan kesempatan dan semua itu gara-gara Greesel yang tiba-tiba saja muncul dengan membawakan dokumen dan bahkan Adrian tidak tahu jika Gracia akan membawa sa
Setelah berdebat dengan Gracia dan mau tidak mau Gracia harus mengalah yang tidur di kamar lain dan tidak bisa bermesraan dengan Adrian yang memang ada Elang yang otomatis makan kepo dengan hubungan mereka berdua. Adrian kembali ke dalam kamar dan bersamaan dengan Greesel yang baru keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri dan hanya menggunakan jubah mandi berwarna putih. "Aku sudah menyuruh pelayan hotel untuk mencarikan kamu pakai yang ganti. Tetapi sekarang belum datang dan mungkin sebentar lagi," ucap Adrian. "Tidak apa-apa. Aku memakai pakaian yang ini saja untuk sementara," ucap Greesel. Adrian menganggukkan kepala. Addrian yang melihat rambut Greesel basah yang langsung membuat Adrian berjalan menuju meja rias dan ada hair dryer di sana. Adrian yang langsung menghampiri Greesel yang membuat Greesel bingung. "Biar aku keringkan rambut kamu!" ucap Adrian. "Tidak usah aku bisa sendiri!" cegah Greesel. "Jangan menolak!" tegas Adrian yang tidak ingin mendengarkan pen
'Sebaiknya aku lihat saja sendiri. Apa aku harus pastikan apa benar Adrian sudah tidur!' batin Gracia yang menekan pintu lift kembali yang ingin kembali keluar dari dalam lift dan hal itu tidak jadi ketika tiba-tiba Elang memasuki lift. "Mau kemana kau?" tanya Elang. "Apa urusannya denganmu?" Gracia balik bertanya. "Aku hanya menduga-duga saja yang kemungkinan kamu sedang ingin pergi ke kamar Adrian," ucap Elang yang membuat Gracia terdiam. "Benarkah dugaanku?" tanya Elang lagi. 'Aku tidak bisa pergi untuk melihat Adrian. Elang mencurigai dan aku tidak boleh mencari masalah. Adrian juga yang akan kenak,' batin Gracia. "Jika mau keluar maka keluarlah, soalnya pintu ini akan tertutup," ucap Elang. Gracia yang sepertinya tidak punya pilihan lain dan mau tidak mau yang akhirnya tidak jadi pergi. Greesel yang akhirnya memasuki lift dan berdiri di samping Elang dengan raut wajah Gracia yang tampak begitu sangat kesal dan Elang hanya berdiri santai di samping Gracia. "Aku tidak men
Akhirnya Greesel selesai juga ganti baju dan ternyata sarapan mereka berdua sudah sampai yang sudah tertata di meja makan dengan Adrian yang sudah duduk di lantai yang di beri karpet bulu tebal. "Kenapa masih berdiri di sana? ayo ke mari!" ajak Adrian dengan lembut yang melihat Greesel yang masih berdiri di depan pintu. Greesel menganggukkan kepala dan langsung menghampiri Adrian, lalu duduk di samping Adrian. "Kita sarapan dulu, sebelum keluar dari Hotel ini," ucap Adrian. Greesel hanya menganggukkan kepala yang pasti mengikut saja apa kata Adrian. Adrian bahkan begitu sangat manis sampai mengambilkan makanan untuk Greesel. Greesel benar-benar di layani dengan baik dan mungkin saja Adrian melakukan hal itu. Karena mereka yang menghabiskan malam bersama dan Adrian yang merasa bahagia. Jadi bawaannya hari ini benar-benar penuh kebahagiaan dan maka dari itu melayani Greesel tidak masalah bagi Adrian. "Kamu makanlah!" titah Adrian.Alisha menganggukkan kepala dan sedikit gugu
"Kamu tidak apa-apa Gracia?" tanya Elang yang terus memperhatikan Gracia yang tampak masih sangat schok dengan kejadian yang ada."Gracia!" Elang yang memegang tangan Gracia dan Gracia langsung melepaskan. Gracia yang tidak mengatakan apa-apa yang langsung pergi. "Kamu tidak perlu menyembunyikan apapun lagi dariku. Aku sudah tahu semuanya," ucap Elang yang membuat langkah Gracia terhenti dan melihat ke arah Elang."Aku tahu semua hubungan kamu dengan Adrian. Apa yang aku duga selama ini ternyata benar, kalian berdua memiliki hubungan spesial dan pernikahan Adrian dengan Greesel karena suatu tujuan," ucap Elang."Lalu jika kamu tahu mau bagaimana?" tanya Gracia. Dengan apa yang terjadi Gracia memang tidak mengharapkan apa-apa. Jika tiba-tiba saja Elang sudah ada di sana dan pasti Elang sudah tahu bagaimana hubungan dia, Adrian dan Greesel."Aku tidak peduli dengan apapun. Aku sudah kehilangan segalanya. Mau kamu tahu tentang hubunganku dengan Adrian dan kamu ingin melakukan sesuatu
"Apa saya salah Greesel?" "Apa saya salah mengatakan bahwa kamu telah mengingkari semua janji kamu?" tanya Gracia yang membuat Greesel geleng-geleng kepala."Kamu terlalu nyaman dengan status kamu yang baru. Kamu terlalu nyaman dengan semua yang kamu alami. Kamu begitu nyaman dengan posisi kamu yang seperti sekarang ini hah! kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu bersama Adrian dan melupakan bahwa kamu dan Adrian hanya menikah secara kontrak," ucap Gracia."Tidak, Bu Gracia. Ibu salah! apa yang Ibu pikirkan tidak benar. Saya juga tidak tahu permasalahan yang Ibu hadapi dengan Adrian. Tapi Saya benar-benar tidak mengingkari janji dan tidak lupa kodrat saya seperti apa!" tegas Greesel."Apa saya bisa memegang kata-kata kamu?" tanya Gracia."Ibu bisa pegang kata-kata saya. Saya tidak bohong sama sekali dan saya mohon jangan berpikiran kalau saya menjadi penyebab berakhirnya hubungan ibu dan juga Adrian!" tegas Greesel dengan air matanya yang sudah keluar."Kalau begitu kamu akhiri pern
Gracia yang begitu galau berada di kamarnya yang baru saja putus dari kekasihnya, dengan duduk di atas ranjang yang memeluk tubuhnya, air matanya tidak henti-henti keluar yang masih meratapi kesedihannya."Ini akhirnya terjadi. Gracia berakhirnya hubungan kamu dengan Adrian tidak sepenuhnya adalah kesalahan Adrian. Kamu harus mengingat Gracia, bahwa semua yang terjadi bermula dari kesalahan kamu. Kamu yang menimbulkan semua ini. Kamu yang memulai dan seharusnya kamu sudah tahu resiko apa yang akan kamu dapatkan," "Mungkin ini menjadi alasan bagi Adrian tentang mengakhiri hubungan kami tentang apa yang terjadi antara aku dan Elang. Gracia kamu harus menerima segalanya. Ini sudah menjadi takdir," batinnya yang berusaha untuk kuat. Tetapi tetap saja semua itu tidak mudah. Mengingat hubungan Gracia dan Adrian yang tidak sebentar dan mana mungkin bisa semudah itu menerima semuanya. ***Greesel, Adrian, Eyang, Sherly, Gracia dan Eyang yang sedang sarapan. Karena di luar sedang hujan yang
"Mengkhianati?" tanya Greesel memastikan."Benar! dia telah mengkhianati ku," ucap Adrian."Maksud kamu bagaimana? aku tidak mengerti. Mengkhianati Bu Gracia. Apa itu mungkin?" tanya Greesel."Aku tidak mungkin asal berbicara Greesel. Aku memiliki bukti bahwa selama ini Gracia memiliki hubungan dengan Elang," ucap Adrian yang semakin membuat Greesel kaget dengan matanya yang melotot."Elang! jadi benar! mereka memiliki hubungan?" celetuk Greesel yang keceplosan dan menyadari dia terlalu lancang berbicara membuat tangannya menutup mulutnya. "Kamu mengetahui sesuatu?" tanya Adrian dengah alis bertautan."Hmmmm, maksud ku bukan seperti itu," Greesel yang mendadak gugup."Greesel apa yang kamu ketahui? apa sebenarnya kamu juga mengetahui bahwa mereka memiliki hubungan?" tanya Adrian memastikan. "Maafkan aku Adrian! sebenarnya aku juga kurang mengerti dan tidak paham. Aku tidak tahu jelas jika mereka memiliki hubungan atau tidak. Tetapi....." Greesel yang terlihat begitu gugup yang tidak
Adrian, Greesel, Eyang, Elang dan Sherly yang sudah menduduki kursi untuk menikmati makan malam. Pelayan juga seperti biasa yang juga ikut melayani. Saat itu juga yang akhirnya Gracia muncul, Gracia sepertinya ingin menghindari makan malam yang ingin langsung memasuki bus. "Gracia!" hal itu tidak jadi ketika Eyang menegurnya. "I-iya eyang," jawab Gracia dengan menelan salivanya. Adrian tampak santai bahkan tidak peduli sama sekali yang mulai mengambil makanannya dan justru Elang yang memperhatikan ekspresi wajah Gracia yang masih terlihat sangat sendu dengan mata yang masih sembab. "Kamu dari mana?" tanya Eyang. "Oh. Itu tadi, aku dari..." Gracia yang tampak gugup dengan terbata-bata yang tidak tahu harus menjawab apa. Greesel yang memperhatikan ke arah suaminya yang melihat ekspresi Adrian yang memang sejak tadi tidak melihat Gracia. "Aku habis mencari keperluan mandi di supermarket yang terdekat," ucap Gracia yang Mencari Alasan. "Begitukah! ya sudah kalau begitu ayo ka
Gracia yang diputuskan oleh Adrian yang pasti sangat sulit untuk menerima kenyataan itu. Gracia sekarang hanya bisa menangis sesenggukan yang benar-benar terluka. Dengan tangisan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. "Akhirnya apa yang aku takutkan terjadi juga?""Hubunganku dengan Elang akan menjadikan alasan buat Adrian mengakhiri hubungan kami,""Tapi kenapa Adrian sama sekali tidak memberiku kesempatan. Apa orang seperti itu tidak pantas mendapatkan kesempatan. Kenapa hubungan kami harus berakhir seperti ini. Akhirnya semua benar-benar berakhir seperti ini, sudah tidak ada hubungan lagi Antara Aku dan Adrian dan aku yang dikorbankan untuk semua ini," ucapnya yang terus menangis.Tanpa Gracia sadari yang ternyata Elang berada di balik pohon. Entah sejak kapan dia berada di sana. Apakah dia mendengar pembicaraan Gracia dan Adrian atau hanya mendengar keluhan dari Gracia saja. "Jadi selama ini dugaanku benar. Mereka berdua memang memiliki hubungan dan justru pernikahan Ad
Gracia yang terlihat malam-malam keluar dari Bus. Dia tampak melihat di sekitarnya yang mana orang-orang sibuk melakukan aktivitas masing-masing yang mana memang pelayan sedang menyiapkan acara barbeque. "Aneh sekali! tumben sekalian mengajakku untuk bertemu. Ada apa sebenarnya?" batin Gracia.Setelah mendapatkan kesempatan yang akhirnya Gracia yang sama sekali tidak membuang-buang waktu yang langsung saja pergi tanpa ada yang mengetahui apa yang telah dia lakukan.Akhirnya Gracia dan Adrian yang bertemu juga dan sangat jauh dari bus dan juga orang-orang yang ada di sana.Gracia yang melihat Adrian yang duduk sendirian salah satu kursi berwarna putih. "Adrian!" ucapnya yang membuat Adrian menoleh ke belakang. "Duduklah," sahut Adrian dengan suara datar yang membuat Gracia menganggukkan kepala dan akhirnya duduk di samping Adrian."Tumben sekali kamu tiba-tiba mengajakku untuk bertemu. Kamu tidak takut, jika Nenek atau yang lainnya akan melihat kita?" tanya Gracia."Aku sudah memiki
Greesel sudah bangun di pagi hari yang ternyata pagi ini kurang begitu cerah. Di lagi hari yang sudah disebut dengan hujan rintik-rintik. Greesel yang melihat ke arah ranjang yang mana Adrian masih tertidur. Mungkin saja Adrian tadi malam tidak nyaman tidur. Greesel membuang nafas perlahan kedepan dan menghampiri suaminya itu.Greesel yang duduk di pinggir ranjang dengan mengusap rambut Adrian dan juga mencium lembut kening suaminya itu.Ternyata hal itu mampu membuat Adrian terbangun."Maaf! aku sudah menggangu tidur kamu," ucap Greesel.Adrian membuang nafasnya perlahan kedepan dan meraih tangan Greesel, " tidak apa-apa! ini sudah jam berapa?" tanya Adrian."Jam 7 pagi," jawab Greesel."Enak sekali tidur! apa mungkin karena pagi hari yang didampingi dengan hujan. Jadi terasa sangat berbeda sekali?" tanya Adrian."Mungkin saja," jawab Gresek."Apa tidur kamu nyenyak?" tanya Greesel."Aku sudah tidur sampai bangun kesiangan seperti ini dan kamu masih bertanya. Aku nyenyak apa tidak?"
Adrian dan Greesel yang sama-sama berada di atas ranjang yang sekarang sudah tertidur. Tetapi tampak Adrian gelisah dengan keringat yang membasahi wajahnya dan kepalanya geleng-geleng ke samping. "Tidak!" "Tidak!" Adrian yang mengigau. "Tuan! saya benar-benar sama sekali tidak melakukan hal itu. Saya berani bersumpah, Saya tidak melakukan kecurangan dalam bisnis!" ucap Danu dengan kedua tangan yang disatukan yang berlutut di depan Adrian yang memperlihatkan wajah yang sangat datar. "Saya hanya di fitnah tuan. Semua bukti ini sama sekali tidak benar!" Danu tidak henti-hentinya meyakinkan Adrian. "Aku sama sekali tidak bisa mempercayaimu. Hotel sudah begitu mempercayaimu dan bekerja selama ini sangat baik dan kau telah melakukan tindakan tercela!" tugas Adria."Masalah ini akan dibawa ke jalur hukum dan kamu akan terancam hukuman yang sangat berat!" tegas Adrian."Tidak tuan!" Danu yang terus saja meminta permohonan dan sama sekali tidak dipedulikan oleh Adrian. Adrian yang bahk