Wanita itu sampai tak sadar kalau sedari tadi dirinya yang berada di bawah sana bersama pria lain terus diperhatikan oleh Andreas. Dari atas sana, Clara dan Ken bisa melihat Andreas yang terus memperhatikan Reyna di bawa sana. “Kamu membawanya juga?” tanya Ken pada Andreas yang terdengsr menghela napas sebelum menganggukan kepalanya. Sedangkan Clara malah salah fokus pada cincin yang di kelilingi berlian saat Andreas mengangkat gelasnya sebelum meminum winenya. Modelnya memang tidak sama, tapi cincin Andreas dan Reyna terlihat seperti cincin pasangan jika di samdingkan pastinya. “Cincinmu bagus, apa itu baru?” tanya Clara yang dijawab santai Andreas dengan menganggukan kepalanya saja. Sepertinya saat kemarin ia bertemu Andreas di kantor, pria itu belum memakainya. Clara jadi semakin curiga dengan hubungan Andreas dan sekretarisnya. “Kalau mau ke bawah, bilang saja. Kamu terus memperhatikannya dari atas?” goda Ken pada Andreas yang menggelengkan kepala menolaknya. Sedangkan Reyna
Keesokan paginya, Reyna terbangun dipelukan Andreas yang masih setengah tidur. Wanita itu dengan perlahan bangkit dari sofa meninggalkan Andreas yang masih tidur. Setelah berhasil Reyna masuk ke dalam kamarnya untuk mandi dan siap-siap bekerja, tak sampai tiga puluh menit saat dirinya keluar dari kamar ia berpapasan dengan Andreas yang terlihat baru bangun. “Kenapa tidak membangunkan saya dari tadi?” tanya Andreas membuat Reyna tersenyum lebar. “Saya baru mau bangunkan Bapak, karena saya melihat Pak Andreas sangat kelelahan sedari malam,” ujar Reyna sebelum bergegas ke dapur untuk memasak sarapan. Hanya telur dan bakar roti serta beberapa slive daging yang kini menjadi sarapan keduanya, tak lupa Reyna juga menyiapkan segelas susu untuk bosnya. Seraya menunggu bosnya selesai bersiap sebentar lagi, Reyna memanfaatkan waktu dengan membaca berita tentang perusahaan Hilton House. “Semua masih terlihat stabil,” gumam Reyna dengan senyuman di wajahnya. “Apa yang membuatmu tersenyum sele
Reyna menahan tawanya melihat Andreas yang kini menggunakan celemek seraya memberikan makanan pada beberapa karyawan yang mengantri. Seumur ia bekerja dengan Andreas, ia tidak pernah melihat bosnya melakukan hal seperti ini. Karena biasanya Andreas hanya bergaul dengan perlengkapan yang biasa ia pakai untuk bekerja di dalam kantornya. Prang!Reyna segera menghampirinya ketika Andreas baru saja terlihat menjatuhkan piring besi yang akan diberikannya pada karyawan. “Pak Andreas, sepertinya sudah waktunya kita beristirahat,” ucap Reyna. Andreas menganggukan kepalanya sebelum berbalik badan seakan meminta Reyna membantunya untuk melepaskan celemek di lehernya. Reyna dengan senang hati membangu membukakan celemek yang dipakai Andreas. “Tolong berikan saya dua porsi,” ucap Reyna pada pelayan kantin disana yang mengangguk. Reyna membawa Andreas untuk ikut duduk di cafe karyawan. “Kenapa kamu menyuruh saya duduk disini?” tanya Andreas sebelum dua porsi makanan tiba di atas meja mereka.
“Saya hanya bercanda,” ucap Andreas sembari tertawa dihadapan Reyna yang hanya bisa menatap bosnya dengan pandangan aneh. “Pak Andreas, saya merasa Bapak harus melakukan pemeriksaan otak di rumah sakit,” ujar Reyna membuat Andreas menaikan satu alisnya. “Pak Andreas akhir-akhir ini sangat aneh, biasanya Bapak tidak pernah tertawa selebar ini lalu berbicara lebih dari tiga kata,” ucap Reyna pada Andreas kini mencubit hidungnya. “Setelah semua yang saya lakukan, kamu berfikir bahwa saya tidak normal dan menyuruh saya segera ke periksa ke rumah sakit. Menurutmu siapa disini yang tidak normal, meminta bosnya untuk melakukan pemeriksaan. Wah, hebat sekali,” kesal Andreas. Reyna mengelus hidungnya yang sempat dicubit bosnya. “Saya hanya memberikan solusi pencegahan sejak dini, kalau Bapak tidak mau yasudah,” ujar Reyna membuat Andreas merasa tak tertarik untuk membalas perkataannya. “Mendekat,” ucap Andreas pada Reyna yang menurut, wanita itu nampak mendekatkan wajah serta tubuhnya pad
Kini keduanya duduk bersebrangan, Reyna meminta Andreas untuk menjelaskan mengapa pria itu dengan berani membuka paket miliknya. "Di paket tersebuy bertuliskan nama saya Reyna," ujar Andreas membuat Reyna memastikannya kembali dan benar saja, karena memang ia baru mengingatnya. "Saya memang sengaja pakai nama Bapak, kan apartemen ini punya Pak Andreas. Ini hanya untuk memudahkan paket agar bisa masuk kemari, toh kalau memang Bapak tidak memesan paket kenapa harus merasa penasaran dan membukanya?!" kesal Reyna membuat Andreas menaikan satu alisnya. "Apa kamu baru saja mengomeli saya?" tanya Andreas pada Reyna yang langsung diam di tempat. "Saya hanya bercanda," ucap Reyna seraya tersenyum lebar sebelum mengambil kotak di atas meja dan pergi ke kamarnya, meninggalkan Andreas sendirian di ruang tamu. "Wah, apa akhir-akhir ini aku terlalu lembut kepadanya," pikir Andreas. Sedangkan di dalam kamarnya Reyna meruntuki dirinya sendiri yang dengan bodonya mencoba memerahi Andreas seperti
Reyna membuka matanya dan terkejut ketika melihat dirinya berada di atas sofa. “Apa aku tidur disini malam tadi?” pikir Reyna. Andreas keluar dari kamarnya yang hanya menggunakan handuk baju. “Bapak mau kemana?” tanya Reyna. “Ikut saya, saya mau ke rooftop, berenang,” ujar Andreas membuat Reyna mengangguk lalu izin untuk setidaknya hanya mencuci muka dan gosok gigi yang untungnya Andreas mengizinkannya. Selesai melakukan keduanya, Reyna tanpa berganti baju menghampiri bosnya. Keduanya keluar dari unit apartemennya menuju ke dalam lift. “Saya hanya menunggu Bapak saja nih, memangnya Pak Andreas tidak bisa berenang sendirian?” tanya Reyna membuat Andreas menoleh pada sekretarisnya yang nampak pemalas itu. “Kamu saja gaji untuk bekerja dengan saya juga, lalu hanya disuruh menemani saja kamu sudah mengeluh begini?” tanya balik Andreas membuat Reyna memanyunkan bibirnya. “Tapi inikan hari minggu, lalu kapan saya punya waktu istirahat,” ucap Reyna. Andreas membuang mukanya. “Anggap sa
“Sudah selesai?” tanya Reyna pada Andreas yang baru saja duduk di tepian kolam renang. Andreas mengangguk sebelum mengambil handuk yang sebelumya Reyna bawa sengaja untuknya. “Besok Bapak ada pemotretan majalah,” ujar Reyna membuat Andreas menoleh padanya. “Tentang apa, saya belum pernah dengar sebelumnya?” tanya Andreas pada Reyna yang nampak menggaruk leher bagian belakangnya. Wanita itu tersenyum kecil. “Saya memang mengubah jadwalnya secara mendadak, tapi itu semua saya lakukan karena saya percaya Pak Andreas bisa melakukannya,” ujar Reyna membuat Andreas menghela napas berat. “Itu semua karena ketampanan yang saya miliki,” ujar Andreas pada Reyna. Reyna tertawa kecil. “Ayo naik, saya mau tidur lagi nih Pak,” ujar Reyna yang lebih mirip seperti rengekan manja di telinga Andreas. Reyna dan Andreas akhirnya masuk kembali ke dalam lift setelah pria itu berhasil mengeringkan tubuhnya dahulu. Sesampainya di dalam apartemen, ternyata deringan telepon dari ponsel Reyna yang sengaj
Andreas menghela napas berat karena ingin segera mengakhiri sesi pemotretan ini. “Saya Nadia,” ucap seorang wanita di hadapan Andreas. “Andreas, saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik agar proses pemotretan ini bisa berjalan cepat,” ujar Andreas pada Nadia yang nampaknya sama sekali tidak tersedot oleh pesona wanita itu. Sedangkan Reyna sudah sejak tadi memperhatikan keduanya yang berbicang. “Oke kita mulai saja, ya!” ucap fotografer tersebut pada semua disana. “Temanya adalah dua orang rekan kerja yang sudah lama bekerja bersama, kalian harus membangun chemistery secepat mungkin ya?” ujar fotografer tersebut pada Andreas dan Nadia. Nadia dan Andreas dengan luwes tersenyum seraya berhadapan. “Aku pikir Pak Andreas tidak bisa tersenyum di hadapan siapapun, ternyata dengan Bu Clara dan Mba Nadia bisa,” gumam Reyna yang ingin sekali pergi dari sini hanya saja ia tidak bisa melakukannya. Melihat dirinya disini juga ikut bertanggung jawab atas hasil dari pemotretan ini. Kuncir
Satu tahun kemudian, reyna yang sedang menggelear fashion show dibutiknya sendiri terkihat sangat sibuk. Ia sampai tidak menyadari akan kehadiran seseorang di kursi bagian depan tempat duduk para tamu saat itu. Reyna yang baru kembali ke backstage merasa kebingugan dengan kiriman satu rangkaian Bunga besar yang katanya sengaja dikirimkan seseorang untuknya. Reyna mulai bertanya tanya dari siapa karangan sebesar ini, papa dan mama andreas sudah mengirimnya sebelum hari h, lalu rekan bisnis mana yang mengirimkannya tanpa nama. Tidak mungki juga ini dari robin, hingga nama reyna sudah dipanggil untuk segera ke atas panggung berikan sambutan. Lampu panggung mulai sengaja di matikan lalu lampu sorot pun mulai menyoroti reyna yang terlihat sangat cantik hari itu. Reyna mulai berbicara di depan kepada beberapa tamu yang datang ke acaranya tersebut. “terimakasih untuk semua yang telah menyempatkan datang ke acara pertama saya, saya benar benar tidak menyangka bisa menyelanggarakan acara se
Part dalam cerita ini hanyalah fiktifsatu tahun kemudian. “robin,” lenguh seorang pria dengan suara paraunya. Robin yang sempat ketiduran mulai membuka matanya ketika mendengar suara bosnya, robin berdiri dan berlari ke arah tempat tidur andreas. “ini bukan mimpi kan?” tanya robin pada dirinya sendiri saat melihat andreas akhirnya bangun dari komanya.Robin memencet tombol emergency untuk memanggil dokter agar menuju ke ruangan ini. “kepalaku pusing sekali,” ujar andreas yang terus memegangi kepalanya.Dokter akhirnya masuk ke dalam ruangan dan mulai memeriksa keadaan andreas, dokter mulai mengecek satu persatu organ serta indra andreas yang ternyata kedua kakinya merasa tidak bisa digerakan alias lumpuh. Robin yang melihat itu merasa sangat panik dan meminta dokter untuk segera memeriksa lebih lanjut apakah kaki bosnya cacat permanen atau hanya lumpuh sementara.Andreas hanya bisa menatap nanar kakinya yang tidak tahu apakah bisa berfungsi lagi atau tidak, dan lagi ia takut jika re
Reyna terbangun dari tidurnya, melihat kecelakaan suaminya secara langsung membuat reyna terbangun saat itu juga. “hah!hah!hah!” lenguh reyna yang di basahi oleh keringat. Reyna memegangi jantungnya, robin yang kini sedang berada di ruangan reyna langsung melaporkan pada dokter tentang reyna yang sudah sadar. Robin menatap sedih wajah reyna yang seakan menatap dirinya untuk memastikan bagaimana keadaan andreas saat ini. robin tidak bisa mengatakan kalimat apapun selain menggelengkan kepalanya pada reyna yang seakan mengatakan bahwa andreas tak dapat selamat. Reyna seketika lemas dengan wajah yang pucat pasi, reyna memegangi dadanya yang terasa amat sangat sakit. Jantungnya seakan berhenti dalam beberapa detik, air matanya tak dapat ia bending lagi dan akhir terjatuh begitu deras. “suamiku, suamiku,” gumam reyna yang mulai menjerit. Dokter yang baru datang mau tidak mau menyuntikan obat penenang untuk reyna. Robin yang kini berada di luar nampak masih acak-acakan, karena sudah dua
Part ini mengandung cerita fiktifandreas menjentikan jarinya di atas meja berkali kali, ia benar benar tidak menyangka selain melenyapkan perusahaan fernandes ayahnya juga berhasil melenyapkan pemiliknya yakni ibu dan ayah Raymond.Dikabarkan kedua orang tua Raymond melakukan bunuh diri karena korupsinya sudah terendus kepolisian, polisi yang hendak menyergap kedua orang itu di keidamnnya malah menemukan mayat keduanya yang di analisis keduanya sengaja bunuh diri karena tak mau menanggung malu jika harus masuk ke dalam penjara.Hartanya telah habis karena ditipu habis habisan, perusahaannya juga kini telah sepenuhnya bergantu kepemilikan atas nama Hilton. Kabarnya lagi cara bunuh diri mereka yang dianggap sadis dengan menembakan pistol api di kepalanya. Dilakukan secara bergantian sang istri lebih dulu lalu diikuti suaminya, Raymond yang masih cukup kecil melihat hal tersebut dan membuat dirinya memiliki trauma. Raymond dikabarkan juga sempat tinggal di panti asuhan hingga umurn ya
Reyna hari ini ada jawal yoga alhasil ia harus mandi dan bersiap lebih lagi dari hari biasanya ia berolahraga. Reyna pergi dengan taksi ke tempat yoga, sampai ke tempat reyna langsung menuju ke ruangan latihannya yang sudah di sambut oleh sang pelatih. Selesai yoga reyna mandi lagi seperti biasa lalu berniat untuk pulang, namun baru saja keluar dari tempat yoga dan menunggu taksi tubuh reyna di bekap lalu di seret ke dalam sebuah mobil hitam tanpa plat. Hal itu membuat body guard yang memang sudah andreas sewa sebanyak dua orang langsung menyusul mobil tersebut.Andreas yang tengah meeting mendaapatkan kabar dari suruhannya jika reyna baru saja terlihat di culik seseorang dan di masukan ke dalam mobil tak berplat sehingga mereka kesusahan untuk mencari informasi juga sulit untuk melapor ke pihak berwajib.Andreas mencoba menetralkan perasaan serta logikanya dahulu, ia memutuskan untuk menghentikan rapat kali ini dan meminta robin untuk segera ke ruangannya. “reyna, istriku baru saja
Keesokan harinya andreas bekerja lagi seperti biasanya, baru tadi malam dirinya merasa sangat bahagia karena bisa bersama lama dengan reyna namun kini ia harus kembaali kerutinitasnya yang sangat monoton setiap harinya.Melihat laporan, bertemu dengan klien dan sebagainya begitu pula dengan reyna yang nampaknya kini baru terlihat bangun dari tempat tidurnya. Seperti biasa reyna masuk ke dalam kamar mandi untuk bebersih selanjutnya mengganti bajunya untuk berjalan pagi. Tak lupa ia sudah meminum susu terlebih dahulu.Pagi ini reyna tak hanya jalan jalan melainkan melakukan beberapa pemanasan dahulu sebelum akhirnya berjalan kembali, di putaran ketiga saat dirinya sudah akan menyelesaikan olahraga reyna memutuskan untuk ke mini market sebentar untuk membeli air berion tinggi, saat hendak mengambil minuman gelang couplenya bersama andreas nampak jelas berada di tangannya. “cantik sekali,”gumam reyna sendirian.Setelah itu ia membayar dan baru saja hendak keluar dari mini market ia berpa
Part ini hanya fiktif⚠️Pagi harinya andreas dan reyna bersiap untuk pergi ke rumah sakit. “Sudah siap check up?” tanya andreas yang diangguki reyna penuh semangat.Andreas tersenyum lebar kala reyna terus memperhatikannya sedari malam seakan ia tak mau meninggalkan pandangannya pada suaminya barang sedetikpun. Sesampainya di ruang dokter, mereka sudah bisa dengan jelas melihat anak mereka yang masih sangat amat kecil di dalam perut. “Wah, sangat kecil,” guman reyna. “Apa mau test jenis kelaminnya hari ini?” tanya dang dokter yang dibalas gelengan oleh reyna. “Aku ingin menjadi kejutan saja saat hari h, bagaimana menurutmu?” tanya reyna pada andreas yang mengangguk setuju. Apapun yang diinginkan reyna selama itu baik baik saja andreas akan mendukung wanitanya. “Semuanya sehat ya, hanya saja kurang protein. Mungkin ibunya harus banyak banyak mengonsumsi telur rebus atau bisa meminum vitamin agar kandungan lebih kuat lagi,” ujar sang dokter pada reyna dan andreas yang menganggukinya
Andreas kebingungan dibuat reyna yang porsi makannya sudah lebih banyak dari sebelumnya, namun andreas segera memakluminya karena tahu jika istrinya itu tengah mengandung anaknya. Itu adalah alasan yang tepat untuk membiarkannya makan sebanyak itu.“kamu tidak makan dan sedari tadi aku melihatmu kamu hanya memperhatikanku saja?” tanya reyna membuat andreas mengangguk dan segera memakan makanannya.Andreas menatap wajah reyna yang begitu bahagia bisa memakan makanan yang diinginkannya. “aku seperti tidak pernah memberimu makanan enak, makanlah secara perlahan reyna,” ujar andreas yang diangguki reyna.Selesai makan andreas dan reyna kembali ke apartemen sedangkan andreas bersiap siap untuk gym di lantai atas karena sudah empat hari nampaknya ia belum gym lagi. “aku akan olahraga sebentar di atas sebelum berangkat kerja ya, jangan lupa kamu langsung mandi dan istirahat oke?” ujar andreas yang diangguki reyna.Andreas berolahraga seperti biasanya selama satu jam, lalu pria itu kembali la
“kamu tidak bekerja disinag hari?” tanya reyna pada Raymond yang langsung duudk di hadapannya sembari tersenyum lebar.Raymond menganggukan kepalanya. “aku bekerja di pagi hari, baru selesai dan mampir kesini untuk membeli minuman,” ujar Raymond membuat reyna menganggukan kepalanya.Raymond memberikan ponselnya seakan diirnya ingin menagih janji mereka sebelumnya yang mana reyna akan memberikan nomor ponselnya jika mereka bertemu kembali. Reyna menghela napas dan sedikit meragu ketika hendak mengetik nomornya, namun reyna tak melihat Raymond sebagai orang jahat selama ini jadi pada akhirnya ia menulsikan juga nomornya di kontak pria itu.Hingga ada seorang bibi yang paruh baya baru keluar dari mini market dengan tiga kantung plastic penuh, Raymond yang melihatnya saat itu juga langsung menawarkan bantuan yang sebelumnya di tolak nenek paruh bayah itu akhirnya sampai mau menerima bantuannya karena bujuk rayu Raymond yang ramah.Reyna tersenyum melihat kebaikan pria itu, sedangkan Raymo